| di 9:07 PM
A. Pengertian
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian adalah
tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti priode
sakit yang panjang.Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang
tua.
Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito ,
1995 )
Pasien Terminal adalah : Pasien psien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka akan
meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk ,hal 282,
1999 )
Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan , karena
mati itu termasuk bagian dari kehidupan . Manusia dilahirkan , hidup beberapa tahun , dan
akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan
terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ).
B. Jenis Jenis Penyakit Terminal
1. Diabetes Militus
2. Penyakit Kanker
4. Stroke.
5. AIDS
C. Respon Kehilangan
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima
informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya.Reaksi pertama setelah
mendengar, bahwa penyakitnya diduga tidak dapat disembuhkan lagi adalah, "Tidak, ini tidak
mungkin terjadi dengan saya." Penyangkalan ini merupakan mekanisme pertahanan yang
biasa ditemukan pada hampir setiap pasien pada saat pertama mendengar berita mengejutkan
tentang keadaan dirinya. Hampir tak ada orang yang percaya, bahwa kematiannya sudah
dekat, dan mekanisme ini ternyata memang menolong mereka untuk dapat mengatasi shock
khususnya kalau peyangkalan ini periodik. Normalnya, pasien itu akan memasuki masa-masa
pergumulan antara menyangkal dan menerima kenyataan, sampai ia dapat benar-benar
menerima kenyataan, bahwa kematian memang harus ia hadapi.
2. Anger (Fase Kemarahan)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal.
Jarang sekali ada pasien yang melakukan penyangkalan terus menerus. Masanya tiba dimana
ia mengakui, bahwa kematian memang sudah dekat. Tetapi kesadaran ini seringkali disertai
dengan munculnya ketakutan dan kemarahan. "Mengapa ini terjadi dengan diriku?",
"Mengapa bukan mereka yang sudah tua, yang memang hidupnya sudah tidak berguna lagi?"
Kemarahan ini seringkali diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari-cari kesalahan pada
pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Bahkan kadang-kadang ditujukan pada orang-orang
yang dikasihinya, dokter, pendeta, maupun Tuhan. Seringkali anggota keluarga menjadi
bingung dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Umumnya mereka tidak menyadari,
bahwa tingkah laku pasien tidak masuk akal, meskipun normal, sebagai ekspresi dari frustasi
yang dialaminya. Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah pengertian, bukan argumentasi-
argumentasi dari orang-orang yang tersinggung oleh karena kemarahannya.
Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup sedikit lebih lama lagi
atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa menjanjikan macam-macam hal kepada Tuhan,
"Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasih-Mu, dan keajaiban kesembuhan-Mu, maka aku akan
mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu."
Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa putus asa
melihat masa depannya yang tanpa harapan. Sebagai orang percaya memang mungkin dia
mengerti adanya tempat dan keadaan yang jauh lebih baik yang telah Tuhan sediakan di
surga. Namun, meskipun demikian perasaan putus asa masih akan dialami.
Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak kenyataan yang ia alami. Pada
umumnya, setelah jangka waktu tertentu mereka akan dapat menerima kenyataan, bahwa
kematian sudah dekat, sehingga mereka mulai kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi
dan tidak tertarik lagi dengan berita dan persoalan-persoalan di sekitarnya. Pasien-pasien
seperti ini biasanya membosankan dan mereka seringkali dilupakan oleh teman-teman dan
keluarganya, padahal kebutuhan untuk selalu dekat dengan keluarga pada saat- saat terakhir
justru menjadi sangat besar
E. Rentang Respon
Rentang respon seseorang terhadap peyakit terminal dapat digambarkan dalam suatu rentang
yaitu harapan ketidakpastian dan keputusasaan .
Respon Adaptif
a. Keputusasaan
b. Pasrah
Respon Ketidakpastian
1. Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur angsur dari ujung kaki dan ujung jari
2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross mempelajari respon-respon
atas menerima kematian dan maut secara mendalam dan hasil penelitiannya yaitu :
a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara tertentu untuk mengatur
tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan kemudian mengendor
a) PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal, menggunakan pendekatan holistik yaitu
suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya pada penyakit dan aspek
pengobatan saja tetapi juga aspek psikososial lainnya. Salah satu metode untuk membantu
perawat dalam mengkaji psikososial pada klien terminal yaitu dengan metode PERSON
P : Personal Stranghai
E : Emotional Reaction
R : Respon to Stres.
S : Support Sistem.
N : Nexsus
Pengkajian yang perlu diperhatikan dengan klien penyakit terminal menggunakan pendekatan
:
a. Faktor predisposisi.
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada penyakit terminal, sistem
pendekatan bagi klien. Ras Kerud telah mengklasifikasikan pengkajian yang dilakukan yaitu:
1) Riwayat psikososial
3) Kemampuan koping
4) Tingkat perkembangan
Klien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan, pola kultur terhadap kesehatan, penyakit
dan kematian yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal
c. Faktor presipitasi
4) Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga klien menarik diri , cepat
tersinggung dan tidak ada semangat hidup
d. Faktor perilaku
3) Isolasi sosial
e. Mekanisme koping
1) Denial
Adalah mekanisme koping yang berhubungan dengan penyakit fisik yang berfungsi sebagai
pelindung klien untuk memahami penyakit secara bertahap adalah :
Tahap menghadapi ancaman terhadap kehilangan saya harus meninggal karena penyakit ini
Persetujuan dengan proses penyakit Aku menyadari dengan sakit akan meninggal tetapi
tidak sekarang terjadi secara mendadak dan timbul perlahan lahan
2) Regresi
3) Kompensasi
Suatu tindakan dimana klien tidak mampu mengatasi keterbatasan karena penyakit yang
dialami
Klien dan keluarga tidak menyadari kemungkinan akan kematian tidak mengerti mengapa
klien sakit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Depresi berhubungan dengan keadaan fisik yang bertambah parah dan kunjungan
keluarga yang tidak teratur
13. Potensial self care defisit berhubungan dengan meningkatnya ketergantungan pada orang
lain tentang perawtan
14. Gangguan self konsep berhubungan dengan kehilangan fungsi fisik / mental
PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Membantu klien untuk hidup lebih nyaman dan sepenuhnya sampai meninggal.
1. KOMUNIKASI
1) Listening
2) Sient
3) Broad opening
Listening: perawat berusaha dengan sabar mendengar apapun yang dikatakan klien
1) Bargaining
a) Focusing
c) Sharing perception
2) Acceptance
a) Informing
Membantu dalam memberikan penkes tentang aspek yang sesuai dengan kesejahteraan atau
kemandirian klien
b) Broad opening
Komunikasikan kepada klien tentang apa yang dipikirkannya dan harapan harapannya
c) Focusing
Membantu klien mendiskusikan hal yang mencapai topik utama dan menjaga agar tujuan
komunikasi tercapai
PERSIAPAN KLIEN
a. Fase Denial
1) Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana
tenang
2) Menganjurkan klien untuk tetap dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi
sesungguhnya
b. Fase Anger
c. Fase Berganing
1) Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna.
d. Fase Depresi
2) Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien jika ada asal pengertian harusnya
diklarifikasi.
e. Fase Acceptance
a. Bantu keluarga untuk mengenal koping klien dalam melewati fase ini.
b. Bantu keluarga dalam melewati proses kematian, resolusi yang dapat dilakukan
setelah kematian.
DAFTAR PUSTAKA
http://mausehatdong.blogspot.com/2009/10/askep-jiwa-dengan-penyakit-terminal.html
http://www.sabda.org/c3i/dabda_5_fase_dalam_menghadapi_kematian
http://indonesiannursing.com/2008/07/26/gagal-ginjal-kronik/
Kircher & Callanan (2003),Near Death Experiences and DeathAwareness in the Terminally