Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENGARUH TERAPI BUTTERFLY HUG TERHADAP TINGKAT STRES


AKADEMIK PADA REMAJA KELAS XII DI SMA NEGERI 3 TUBAN

Oleh :

ARI ANDINI

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan remaja,

melalui pendidikan remaja dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya serta

mengembangkan bakat dan kreativitasnya. Pendidikan formal tersedia di sekolah,

disekolah remaja dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang menentukan kualitas

hidup mereka di masa depan. Banyaknya tuntutan yang dihadapi remaja

disekolah, seperti mengerjakan tugas, mengikuti ujian, bersosialisasi dan mentaati

peraturan sekolah, membuat remaja harus mampu beradaptasi dalam proses

pembelajaran disekolah. Terdapat remaja yang mampu beradaptasi dengan baik

terhadap proses pembelajaran disekolah, namun tidak jarang sebagian remaja

tidak mampu beradaptasi dengan proses pembelajaran disekolah dan mengalami


(Handarini, 2019)
stres

Stres yang dihadapi remaja tidak hanya dengan perkembangan fisiknya

tetapi juga perkembangan kognitifnya. Penekanan pada perkembangan kognitif

lebih menekankan pada kemampuan akademik, khususnya keberhasilan akademik


(Purborini 2020).
Stres yang terjadi disekolah atau di lingkungan pendidikan

sering disebut dengan stres akademik. Stres akademik adalah stres yang dirasakan

remaja yang bersumber dari proses belajar atau dari permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan akademik seperti: tekanan untuk naik kelas, lama

belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, keputusan menentukan


jurusan atau karier serta kecemasan ujian dan manajemen stres
(Desmita 2017 dalam Nashrullah dan Fahmawati, 2023)
.

Survey awal yang dilakukan peneliti

Data penelitian yang dilakukan oleh Akande, Olowonirejuaro dan

Okwara−Kalu (2021) didapatkan data tingkat stres akademik pada siswa di salah

satu SMA di Abuja, Nigeria bahwa 10,8% memiliki tingkat stres yang baik,

37,3% memiliki tingkat stres yang rendah, 45,6% memiliki tingkat stres yang

sedang dan 6,3% memiliki tingkat stres yang tinggi. Selanjutnya peneliti P

Jayanthi, M Thirunavukarasu dan Raja Manickam Rajkumar (2019) menemukan

bahwa siswa yang mengalami stres akademik di sekolah menengah di Tamil

Nadu, India memiliki tingkat stres akademik sebesar 45,7% memiliki tingkat stres

sedang dari 612 siswa. Lebih lanjut, hasil penelitian Minani Gurung, Natkamol

Chansatitporn, Kanittha Chamroonsawasdi dan Punyarat Lapyongwatana (2020)

menunjukkan bahwa tingkat stres akademik di SMA Rolpa, Nepal masih

tergolong tinggi, Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 521 siswa,

terdapat 138 siswa yang mengalami stres dalam belajar sebanyak (26,5%).

Peneliti putri (2019) mengungkapkan bahwa stres akademik yang dialami

remaja di SMKN 5 Padang masuk kedalam kategori sedang yaitu 52,82%.

Kemudian, hasil penelitian Suseno dan Hartati (2019) pada variabel stres

akademik menunjukkan bahwa rata-rata sampel penelitian memiliki tingkat stres

akademik sedang yaitu 35,1% (20 dari 57 siswa) berada dalam kategori sedang

dengan rentang nilai antara 45,835 sampai dengan 54,165.


Faktor internal penyebab stres akademik yaitu faktor yang muncul dalam

diri sendiri seperti pola pikir, kepribadian, keyakinan dan berpikir positif,

sedangkan faktor eksternal penyebab stres akdemik diantaranya jam belajar yang

lama, tekanan penguasaan ilmu, dorongan status sosial, dan orang tua yang terlalu

optimis. Adapun penyebab stres akademik lainnya yaitu tuntutan akademik yang

tinggi, hasil ujian yang buruk, pekerjaan rumah yang menumpuk, dan lingkungan
(Rahmawati 2017 dalam Adawiyah 2020)
sosial . Gejala yang dialami remaja

akibat stres akademik antara lain: ekspresi ketakutan, pusing, keluhan, perasaan

tidak nyaman dan gelisah. Selain itu, hal ini terkait dengan apa yang dijelaskan

oleh Cannon bahwa reaksi tubuh terhadap situasi darurat dan persepsi negatif

menimbulkan kecemasan yang berlebihan sehingga memunculkan gejala


(Majrika, 2019).
emosional dan gejala biologis

Cooper menyatakan bahwa stres yang berlebihan tanpa kemampuan

memilih solusi yang efektif akan berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik
(Handarini, 2019).
dan psikologis remaja di masa depan Tingkat stres yang tinggi

akan mengakibatkan remaja mempunyai permasalahan yang lebih rumit. Hal ini

akan berdampak pada lemahnya daya tahan tubuh remaja, rentan terhadap

penyakit, kelelahan mental, depresi dan rusaknya rasa percaya diri


(Branon & Feist, 2023).

Tindakan penatalaksanaan untuk mengatasi stres akademik pada remaja dapat

dilakukan melalui terapi farmakologis dan non-farmakologis. Terapi farmakologis

diantaranya bupropion, maprotiline, mirtazapine dan vilazodone. Penanganan non

farmakologis yang dapat mencegah dan mengatasi stres pada remaja adalah terapi
psikodinamik, terapi kognitif beck, terapi perilaku, terapi humanistic eksistensial,

psikoterapi interpersonal dan terapi butterfly hug (Setyoadi, 2011 dalam Afifa

Thohiroh, 2021).

Terapi Butterfly Hug atau pelukan kupu-kupu merupakan terapi stimulasi diri

yang dapat mengurangi stres dan membuat seseorang merasa lebih rileks. Terapi

Butterfly Hug menggunakan teknik yang dapat digunakan seseorang untuk

memberikan apresiasi dan berterima kasih pada dirinya sendiri karena mampu
(Effendi 2023)
mengatasi berbagai hal dalam hidup . Terapi butterfly hug

dilakukan dengan cara menyilangkan tangan di depan dada seperti sayap kupu-

kupu lalu saling menepuk lembut mengikuti irama yang konsisten selama 8-15

menit. Terapi ini dilakukan sambil menarik napas perlahan dan menghembuskan

napas perlahan, pelukan kupu-kupu merupakan metode rangsangan bilateral

langsung untuk mengurangi stres dan membantu menenangkan diri


(Girianto 2021)
. Terapi Butterfly hug mempengaruhi kestabilan emosi dengan rangsangan

bilateral langsung yang berfokus pada sesuatu yang dilihat, didengar dan

dirasakan yang melintasi tubuh dalam pola berirama


(Amano & Toichi, 2016 dalam Kadri & Ridfah, 2023
).

Varghese (2020) mengemukakan efek rangsangan bilateral menunjukkan

peningkatan komunikasi antar belahan otak, sehingga dapat meningkatkan dan

memproses peristiwa yang kurang menyenangkan saat tidak terangsang secara

sensitive. Terapi butterfly hug merupakan salah satu jenis rangsangan bilateral

yang melewati garis tengah tubuh, yaitu garis tengah sistem saraf pusat. Penelitian

telah menunjukkan bahwa ketika salah satu anggota tubuh melintasi garis tengah
tubuh, sisi tubuh yang berlawanan menjadi aktif. Artinya, kedua belahan otak

bekerja secara bersamaan dan membantu menstabilkan emosi dan keadaan

(Gazzaniga, 2019). Selain itu, dalam teknik buttefly hug tidak hanya berfokus

pada rangsangan bilateral, tetapi juga menerapkan proses pernafasan diafragma

dan pengungkapan perasaan seperti afirmasi positif (Artigas & Jarero, 2021)

Pernafasan diafragma merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

meningkatkan perhatian individu, sehingga membantu menstabilkan emosi serta

mengurangi kecemasan, depresi, dan stres (Brown & Gerbarg, 2023). Sedangkan

afirmasi positif digunakan untuk memberikan afirmasi positif pada individu,

Afirmasi positif dapat mengurangi perasaan tertekan seperti stres, karena afirmasi

positif mengurangi respon neuroendokrin dan stres psikologis (Creswell, 2013

dalam Kadri 2023)

Berdasarkan hasil dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Butterfly Hug Terhadap Tingkat

Stres Akademik Pada Remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban”


1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Rumusan masalah

Apakah ada Pengaruh Terapi Butterfly Hug Terhadap Tingkat Stres

Akademik Pada Remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya Pengaruh Terapi Butterfly Hug Terhadap

Tingkat Stres Akademik Pada Remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat stres akademik sebelum diberikan terapi butterfly

hug pada remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban

2. Mengidentifikasi tingkat stres akademik setelah diberikan terapi butterfly

hug pada remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban

3. Menganalisis Pengaruh Terapi Butterfly Hug Terhadap Tingkat Stres

Akademik Pada Remaja Kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan

ilmu keperawatan dan penelitian selanjutnya tentang pengaruh terapi butterfly

hug terhadap stres akademik pada bidang ilmu keperawatan jiwa


1.5.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat Bagi Responden

Manfaat bagi responden diharapkan agar dapat menambah wawasan dan

pengetahuan responden mengenai terapi butterfly hug

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

informasi bagi institusi mengenai pengaruh terapi butterfly hug terhadap

stres akademik

3. Manfaat Bagi Sekolah SMA Negeri 3 Tuban

Di harapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi

serta sebagai bahan rujukan untuk dapat mengatasi masalah stres akademik

4. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan dalam menganalisa permasalahan stres

akademik pada remaja

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang keilmuan keperawatan

jiwa yang meneliti tentang Pengaruh terapi butterfly hug terhadap stres

akademik pada remaja kelas XII. Objek yang dijadikan unit analisis dalam

penelitian ini adalah remaja kelas XII di SMA Negeri 3 Tuban

1.7 Keaslian Penelitian

No Judul, Variabel Desain Sampling Instrumen Hasil


Penulis,
dan Tahun
1. Pengaruh Independe kuantitatif Siswa kuesioner Hasil analisis
Kombinasi n: pre- SMPN 2 HARS didapatkan
Metode Metode eksperimen indralaya (Hammilt nilai p value
Butterfly Butterfly sejumlah on Anxiety 0,002 (p
Hug Dan Hug dan 18 orang Rating ˂0,05) yang
Terapi Terapi remaja Scale) menyatakan
Musik Musik yang skala bahwa
Terhadap kecemasan hipotesis H1
Perubahan Dependen: nya tinggi diterima dan
Tingkat Tingkat H0 ditolak
Kecemasan kecemasan dengan
Pada demikian
Remaja terdapat
perubahan
Hafida, yang
Zulian signifikan
Effendi & antara
Sigit sebelum dan
Purwanto sesudah
pemberian
(2023) intervensi
kombinasi
metode
Butterfly Hug
dan Terapi
Musik
terhadap
perubahan
tingkat
kecemasan
pada remaja

2. Butterfly Independe pre- 18 orang Kuesioner Hasil pasca


Hug to n: experiment lansia GAI tes
Reduce Butterfly al yang skala menunjukkan
Anxiety on Hug (one-group kecemasan bahwa
Elderly pre and nya tinggi separuh
Dependen: post test) responden
Pria Wahyu kecemasan (50,0%)
Romadhon mengalami
Girianto, kecemasan
Dhina sedang dan
Widayati & separuh
Syahdila responden
Sabrina (50,0%)
Agusti mengalami
kecemasan
(2021) ringan. nilai p
0,003
dan = 0,05
(0,003 0,05)
artinya
terdapat
pengaruh
Butterfly Hug
tentang
tingkat
kecemasan
pada lansia.

3. Efektifitas Independ Kualitatif, perawat di Kuesioner Studi


Eye en: kuasi ruang Perceived menunjukkan
Movement Metode eksperimen Amarilis 1 Stres bahwa
Desensitizio EMDR (onegroup RSUD Scale EMDR
n and Butterfly pre-post Tugurejo butterflies
Reprocessin Hug test design Provinsi hugs secara
g Dependen without Jawa signifikan
Butterfly : control) tengah mengurangi
Hugs Stres kerja sejumlah gejala stres,
Sebagai Self 28 orang EMDR
Healing butterflies
Untuk Stres hugs dapat
Kerja digunakan
Perawat secara cepat
sebagai
Eviwindha bantuan
Suara & segera
Dwi sehingga
Retnaningsi mencegah
h terjadinya
stres kronis
(2023) dan sebagai
self healing
untuk
menurunkan
stres perawat
dalam
bekerja.

4. Butterfly Independe desain 11 orang Skala stres Hasil


Hug Untuk n: eksperimen mahasiwa akademik penelitian
Mengurangi Butterfly (the one jurusan menunjukkan
Stres Hug group psikologi bahwa
Akademik pretest- angakatan butterfly hug
Pada Dependen: posttest 2020 dan efektif
Mahasiswa Stres design 2021 dalam
Psikologi akademik using a mengurangi
double stres
Faizal pretest and akademik
Kadri, posttest) dengan nilai
Ahmad Asymp. Sig.
Ridfah & sebesar 0,000
Ismalandari < 0.05
Ismail Sehingga
dapat
(2023) disimpulkan
ada
efektivitas
butterfly hug
dalam
mengurangi
stres
akademik
pada
mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas
Negeri
Makassar

5. The Independe kuasi- 60 orang Skala Hasil uji


Effectivenes n: experimen mahasiswa Zung Self- Independent
s of Butterfly dengan di bagi Anxiety Sample T-test
Butterfly Hug (control menjadi 2 Rating antara
Hug in group dan kelompok, kelompok
Reducing Dependen: preposttest 30 orang kontrol dan
Anxiety kecemasan design) kelompok intervensi
(LDR) with LDR kontrol adalah
Parents in dengan dan 30 p=0,001
Nursing orang tua orang (p=<0,05)
Students kelompok Kesimpulan
intervensi nya Terapi
Nastiti pelukan
Dyah kupu-kupu
Safitri, merupakan
Endang terapi yang
Caturini & efektif untuk
Sugiyarto menurunkan
angka
(2023) kesakitan
kecemasan
dalam LDR
dengan orang
tua pada
mahasiswa
keperawatan.

6. Effectivenes Independe kuasi- Sample kuesioner Kesimpulann


s of the n: experimen terdiri dari patient ya kedua
Butterfly Butterfly dengan 10 orang Health - 9 intervensi
Hug Hug (control yang di (PHQ-9) tersebut
Method to group dan bagi dan mampu
the Level of Dependen: preposttest menjadi 2 Generaliz menurunkan
Mental Kesehatan design) kelompok ed Anxiety tingkat
Health mental control Disorder - kecemasan
Status of lansia dan 7 (GAD-7) dan depresi
Senior kelompok pada warga
Citizens intervensi lanjut usia.
Terlepas dari
Mariah itu tidak ada
Samanta, perbedaan
Antoinette yang
Celine, signifikan
Allyson antara
Claire & efektivitas
Michael standar
John pelayanan
pada
(2023) kelompok
kontrol dan
metode
pelukan
kupu-kupu
pada
kelompok
eksperimen
kelompok,
telah
ditetapkan
bahwa skor
dan tingkat
depresi dan
kecemasan
peserta dalam
kelompok
eksperimen
berkurang.
Dengan
demikian,
Metode
Pelukan
Kupu-Kupu
bermanfaat
bagi warga
lanjut usia
dalam
meningkatka
n kesehatan
tingkat status
kesehatan
mental
mereka

7. Independe
n:
Dependen:

8. Independe
n:
Dependen:

9. Independe
n:
Dependen:

10

Anda mungkin juga menyukai