TUTORIAL KELUARGA
SKENARIO 4
PENYUSUN
a. PenulisanKasus
KASUS 4
“Keluarga tempat kembali...”
Ners Susi melakukan home visite ke kediaman keluarga Bapak H (70 tahun), Keluarga
Bapak H tinggal di sebuah bilik berukuran 7x5 meter persegi. Di samping rumah
Bapak H terdapat kandang ayam yang jaraknya hanya 1 meter dengan rumah yang
dihuni keluarga Bapak H.
Dari hasil pengkajian, didapatkan data jika Bapak H hanya tinggal dengan istrinya
yaitu Ibu S (65 tahun). Ketiga anaknya bekerja di luar kota dan hanya pulang setahun
sekali ketika lebaran. Anak pertama bernama Bapak G (38 tahun) sudah menikah
dengan Ibu H (35 tahun) dan mempunyai 1 anak yaitu Anak D (5 tahun), anak kedua
Ibu K (33 tahun) sudah menikah dengan Bapak J (34 tahun) belum memiliki anak, dan
anak ketiga Nona L (25 tahun) belum menikah. Bapak H dan istri mengaku sering
merasa sedih dan kesepian, karena anak-anaknya jarang pulang dan jarang memberi
kabar sekalipun dengan telepon atau media komunikasi lainnya.
Ners Susi melakukan pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga, Stress dan koping
keluarga, peran dan struktur keluarga. Tidak lupa juga membuat genogram keluarga,
dengan pengkajian yang lengkap akan membantu Ners Susi dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga yang optimal.
b. Daftar katasulit
-
c. DaftarPertanyaan
Pertanyaan darikasus
4. Apa saja yang dapat mempengaruhi hubungan antara anak dan orangtua?
a. KlarifikasiIstilah
Pertanyaan darikasus
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak yaitu komunikasi dua arah,
anak harus mendengarkan omongan orang tua, dan orang tua juga perlu
mendengarkan pendapatanak.
Eye contact. Hal ini agar anak merasa ia diperhatikan dan didengarkan ketika
berbicara.Seethingsfromyourchildren‟sviewpoint.Halinibertujuanagarlebih dapat
memahami keinginan anak dan anak pun dapat merasa lebih dipahami dan
dimengerti. Sehingga ia bisa lebih terbuka.Complete what they a
- Menghargai pesananak.
Yaitu selalu memberi kabar kepada orang tua, contohnya selalu menghubungi
via elektronik(handphone).
Temukan pola komunikasi anda dengan anak yang baik dan membuat anak
nyaman akan hal tersebut. Beberapa anak mungkin tidak terlalu nyaman jika
orangtua mengetahui setiap apa yang dilakukananak.
Pertama orang tua harus mengerti karakter anak, kemudian lakukan komunikasi
sesuai dengan usia nya. Dan bila perlu kita menjadi sahabat nya ketika dia sudah
dewasa. Untuk mendengarkan segala keluh kesah nya.
- Mendengarkan.
Dengarkan apa pun yang disampaikan oleh anak, tanpa menghentikan atau
menunjukkan ketidaksetujuan secara langsung.
- Menanggapi.
Hindari handphone dan mulailah berbicara dengan anak tentang hal-hal favorit
mereka.
- Janganberteriak
Bila orang tua berteriak, membentak, atau berbicara dengan kasar bisa merusak
hubungan kedekatan orang tua dengan anak.
- Haruspeka.
Kepekaan orang tua terhadap informasi terkini akan membuat anak merasa cocok
saat berkomunikasi dengan orang tuanya.
- Tidak bolehmembandingkan.
Sebagai orang tua harus mengerti kondisi anak dengan sudut pandang saat ini.
Komunikasi yang baik itu dimana kedua belah pihak saling mendengarkan dan
menghargai pendapat dan keinginanmasing-masing.
Selalu utamakan komunikasi kepada orang tua, kemudian tanyakan apa kegiatan
orang tua, sehingga orang tua lebih merasa di perhatikan dan dipedulikan oleh
anak. sejatinyaa orang tua hanya meminta hal kecil seperti itu tidak leb
Biasanya permasalah yang sering terjadi pada usia lanjut adalah mudah sensitif
dan terlaluperasa.
Permasalahan pada lansia seperti di kasus yaitu tidak bisa beraktifitas secara
maksimal, Tidak optimal dalam mengurus dirisendiri.
Finasial terbatas, masalah kesahatan dan mental, dan malnutrisi, kemudian lebih
rentan terjadikecelakaan.
Gangguantidur
- Isolasisosial.
Mudah marah dan sensitif terjadi pada masa adaptasi dari yang sebelumnya
memiliki jabatan menjadi tidak. Masa adaptasi ini sering kali membuat seseorang
menjadi sensitif karena ia kehilangan kekuasaan dan jabatan, dan kini sudah
menjadi tidakproduktif.
Yangseringterjadiadalahorangtuamerasadikucilkanolehlingkungansekitar,
lebih rentan tersinggung., kemuudian sering terjadi kesalapahaman.
Merasa kesepian ketika anak-anak mereka pindah ke tempat lain, teman atau
pasangan meninggal, dan pensiun dari pekerjaan dan segera mereka menjadi
rumah.
Supaya tidak merasa kesepian perawat bisa mengajak misalnya bahaslah hal-hal
sederhana yang tak menimbulkan beban pikiran baru. Selain itu, Anda juga dapat
membawakan bacaan, atau menyetelkan musik atau film yangmenghibur.
Mencoba menghibur dan juga jika bisa kita usahakan untuk menawarkan bantuan
jika klienmembutuhkan.
Memotivasi klien untuk tetap ceria melawatihari-harinya.
- Berikandukungan.
Berikan dukungan spritual, ajak klien untuk lebih mendekatkan diri kepada allah
swt, perbanyak untuk berdzikir, membaca Al -qur'an danberdoa.
4. Peran keluarga
1. merawat dan menjaga orang tua
2. Memberikan motivasi
- Tidak adaketerbukaan.
- Ekonomi.
- Kurangnya komunikasi.
Perbedaan karakter anak dan orang tua, faktor lingkungan dan pekerjaan, Karena
ada perbedaan pandangan dalam suatu haltertentu.
- Kurangnya komunikasi.
- Kesalahpahaman.
- Tidak saling mengerti keinginan satu samalain.
- Berbeda keinginan antara anak dan orangtua.
Yaitu biasa terjadi kesalahpahaman antara anak dan orang tua, kemudian tidak
ada keterbukaan anatara anak dan orang tua sehingga menjadi pencetus dalam
hubungan orang tua dananak.
Yaitu dengan memberikan motivasi kepada klien, kemudian tanyakan apa yang
klien rasakan sehingga klien merasa puas atas masalah yang sedang dihadapi
klien dan berikansaran.
Peran perawat:
1. IRK
Kaitannya dengan kasus, Saat fase ini mulai datang, kekuataan fisik sedikit
demi sedikit menyusut, ketajaman mata mulai berkurang sehingga dibutuhkan
alat bantu untuk melihat, daya ingat menurun dan kulit mengendur serta guratan-
guratan tanda penuaan pun muncul. Rambut-rambut putih sedikit demi sedikit
menghiasai kepalanya. Penyakit-penyakit degeneratif pun banyak muncul pada
fase ini.
Kaitannya dengan kasus, Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai anak
harus berbakti kepada kedua orangtua dengan memuliakannya sebaik mungkin.
“ Bukan termasuk golongan kami mereka yang tidak menghormati orang-orang
lanjut usia di antara kami ” (HR.Ahmad)
Kaitannya dengan kasus, kita harus menghargai orang yang lebih tua daripada
kita.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepadakeduanya
perkataanyangbaik."QSal-Isra‟:23.
kaitannya dengan kasus, adalah setiap anak itu seharusnya menjaga kedua
orang tuanya sehingga tidak merasa kesepian ataupun sendiri.
“Siapa yang dipanjangkan umurnya sampai usia lanjut akan dikembalikan
menjadi lemah seperti keadaan semula”. Q.S Yasin ayat68.
Kaitannya dengan kasus, sebagimana dikatakan orang - orang bahwa sifat
lansia akan kembali lagi seperti anak kecil yang lemah, maka hendaknya kita
selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap orang tua kita yang sudah
masuk usia lanjut.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.”(QSal-Isra‟:23)
Kaitannya dengan kasus, yaitu "bahwasanya kita sebagai seorang anak yang
sudah dilahirkan, di susui dan diurus oleh kedua orang tua kita maka hendaklah
kita selalu berbuat baik dan jangan durhaka kepada mereka".
2. Pengertian Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut
Tahap perkembangan keluarga lanjut usia yaitu usia yang mendekati akhir siklus
kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir
kehidupan, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melalukan tugasnya
sehari-harilagi.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan
Keluarga Lanjut Usia Triska Putranto Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan
Stikes Kusuma Husada Surakarta)
Tahap keluarga lanjut usia adalah keluarga usia lanjut, dimulai saat pensiun
sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas
perkembangan di tahap ini antara lain mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami/istri dan
saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,
melakukan life review, Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahapini.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii Keperawatan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta Tahun 2018)
Berdasarkan beberapa rumusan lansia tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang disebut lansia apabila telah memasuki usia tahap lanjut dari proses
kehidupan ditandai dengan penuruan kondisi akal dan fisik, dimana kategori usia
tahap lanjut tersebut dimulai dari usia 60 tahun. (Sumber : DA putri(2019)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan. Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut
dan pensiun merupakan ralitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses
stresor dan kehilangan yang harus dialami keuarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal
dirumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya. (Departemen Kesehatan
RI,2014)
Lansia didefinisikan berdasarkan karakteristik sosial masyarakat, dimana orang
yang sudah lanjut usia memiliki ciri-ciri rambut beruban, kerutan kulit, dan
hilangnya gigi.
(Sumber dari Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesehatan Lansia Di
Perumahan Bina Griya Indah Kota Pekalongan, 2018)
Masa lanjut usia merupakan suatu proses alami dimana seseorang sudah
melewati tiga tahap sebelumnya, yaitu masa kanak-kanak, remaja, maupun
dewasa. Memasuki lansia, seseorang secara ilmiah mengalami penurunan secara
fisiologis, seperti kulit mengendur, pergerakan lambat, ataupun postur tubuh
yang tidak lagi proposional sehingga hal tersebut bisa berpengaruh terhadap
kondisipsikologisnya.
(Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya
Syarif Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol.
1 No. 2 2016)
Keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam konsep keluarga usia
lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembanganya yaitu
menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa
pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir, menerimakehilangan dan
kematian dengan tentram. (Mubarak, 2006).
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia
perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar
selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan. (Mubarak,2006)
Lanjut usia (selanjutnya disebut Lansia) merupakan suatu tahap perkembangan
yang berada pada periode penutup dalam rentang hidup individu.
Hurlock(2004) menyatakan bahwa Lansia telah beranjak jauh dari periode
terdahulu yang menyenangkan dan produktif. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 13 Pasal 1 ayat (2), (3), (4) tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa “Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun”.
( Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 1-21Kontribusi Kecerdasan Spiritual dan
Dukungan KeluargaTerhadap Kepuasan Hidup LansiaSerta Implikasinya
Dalam Pelayanan Bimbingan danKonseling).
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh padaseluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar
selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak,2006).
Pada tahap perkembangan usia lansia, fungsi serta peran bagi Keluarga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan),
budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai keluarga. (Sumber : DA putri(2019)
Peran dan fungsi Mempertahankan hubungan perkawinan, Menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, Menyesuaikan terhadap
pendapatan yang menurun. (Duval dan Miller(1985)
Tugas perkembangan pada tahap iniadalah:
- Mempertahankan suasana rumah yangmenyenangkan.
- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan.
- Mempertahankan keakraban suami istri dan salingmerawat.
- Mempertahankan hubungan anak dan sosialmasyarakat.
- Melakukan lifereview.
- Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
(Suprajitno, 2012).
Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan lansia sangatlah penting dalam kehidupan
lansia sehari-hari, terutama peran keluarga sebagai motivator, edukator dan fasilitator.
Lansia yang mendapatkan peran keluargayang cukup tersebut berarti masih kurang
dalam mendapatkan peranan keluarga dalam kehidupannya. Peran keluarga sebagai
edukator, keluarga diaharapkan dapat memberikan informasi tentang kesehatan pada
lansia sehingga lansia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.Maryam, dkk.
(2008)
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atauakibat daristruktur
keluarga. Walaupun beberapa penulis menggunakan“fungsi” untuk mengartikan
“akibat dari atau hasil dari,” akan lebihmudah untuk memik
4. Stress Dan Koping Perkembangan Keluarga Pada Tahap LanjutUsia
Carver (dalam Hanoem, 2014) menjabarkan strategi coping bentuk emotion
focused coping antaralain:
- Mencari dukungan emosional, individu berbagi perasaan dengan seseorang
yang berarti baginya (keluarga, teman) melalui dukungan moral, simpati atau
pengertian
- Mencari makna positif, Individu berusaha mencari hikmah atau makna positif
dari setiap kejadian yangdialaminya
- Pengingkaran, individu menolak kenyataan sedang mengalami masalah dan
berpura-pura sedang tidak terjadi masalahapapun
- Penerimaan (acceptance) individu belajar menerima keadaan dan pasrah atas
apa yangmenimpanya
- Kembali ke agama (turning toregion).
(Sumber: Strategi Coping Terhadap Kesepian Pada Lansia Budi Prihatin
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta2019)
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun
merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga.(Harmoko,2012)
Stres dan koping keluarga menurut Setiadi, (2008):
- Stresor jangka pendek, stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6bulan.
- Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6bulan.
- Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi /stresor, hal yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stresor.
- Strategi koping yang digunakan: strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan
mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan. (Setiadi,(2008))
Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu pertama masalah
yang disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik yang dialami oleh
lansia, kedua lansia yang sering mengalami kesepian yang disebabkan oleh
putusnya hubungan dengan orang-orang yang paling dekat dan disayangi, ketiga
post powersyndrome.
(Sumber: Studi Kasus Strategi Koping Lansia Dengan Tempat Tinggal
Jurnal Ilmu Keperawatan, Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371,
Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala)
Lansia seringkali mengalami masalah kesehatan diantaranya hipertensi, artitis,
stroke, PPOK, diabetes, hingga penyakit jantung koroner yang berpengaruh pada
perlambatan proses degeneratif baik fisik, kognitif, maupun emosional.
Bertambahnya jumlah lansia menurutnya mampu berefek positif apabila lansia
sehat dan produktif. Penuaan yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak
pada kemiskinan. Sebelum memasuki masa lansia, kualitas hidup, aspek
pendidikan, dan kesejahteraan sosial seseorang harus di tingkatkan, dan ini
menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah (Okezone.com,2016)
(Sumber: STUDI FENOMENOLOGI PADA LANSIA PENDIRI BANK
SAMPAH Tsuraya Syarif magister psikologi universitas gadjah mada
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 e-ISSN :2541450X)
Stres yang dialami lansia, karena gangguan kesehatan fisik perlu dukungan keluarga
dalam bentuk komunikasi keluarga yang fungsional agar lansia merasa diperhatikan
secara emosional, hal ini dapat menjadi mekanisme pertahanan diri untuk mengelola
stres akibat gangguan kesehatan fisik yang disebut koping karena kehadirannya
dalam keluarga masih dibutuhkan sehingga lansia lebih tenang dalam menghadapi
gangguan masalah kesehatan (Maulana,2012).
Stress dan koping keluarga dengan lanjut usiaMekanisme Koping pada LansiaCara
lanjut usia mengatasi keluhan terhadap masalah kesehatannya bersifat individual.
Setiap lanjut usia memiliki caranya sendiri. Upaya mengatasi masalah yang dihadapi
dikenal dengan istilah koping. Koping didefinisikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan
seseorang untuk mengatasi stressor baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya
(Stuart,1998).
KESIMPULAN
Tahap keluarga lanjut usia adalah keluarga usia lanjut, dimulai saat pensiun
sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan
di tahap ini antara lain mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan
keakraban suami/istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat, melakukan life review, Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini.
Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam konsep
keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembannganya yaitu
menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa pensiun,
mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima kehilangan dan kematian dengan tentram.
Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu pertama masalah yang
disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik yang dialami oleh lansia, kedua lansia
yang sering mengalami kesepian yang disebabkan oleh putusnya hubungan dengan orang-orang
yang paling dekat dan disayangi, ketiga post power syndrome.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Keluarga Lanjut Usia
Triska Putranto Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii
Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
Tahun 2018.
Departemen Kesehatan RI, 2014.
Sumber dari Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesehatan Lansia Di Perumahan Bina Griya
Indah Kota Pekalongan, 2018
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif Magister
Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016.
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif Magister
Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 E-Issn :2541450x.
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Dengan Hipertensidi Wilayah Kerja Puskesmas
Juanda Samarinda Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur Jurusan Keperawatan2019.
Strategi Coping Terhadap Kesepian Pada Lansia Budi Prihatin Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta2019.
Sumber: Studi Kasus Strategi Koping Lansia Dengan Tempat Tinggal Jurnal Ilmu Keperawatan,
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371, Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan
Universitas SyiahKuala.
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif magister
psikologi universitas gadjah mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 e-ISSN :2541450X)
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Keluarga Lanjut Usia
Triska Putranto, Rufaida Nur F, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes
Kusuma Husada Surakarta, Dosen Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Sumber : Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii
Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
Tahun2018.
Sumber: Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota
Yogyakarta.
Sumber Dari Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M Dan Tn.K Dengan Depresi
Yang Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Koping Di Upt Pelayananan Sosial
Tresna Werdha Jember Tahun 2019.
Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluargatn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.
http://repository.ump.ac.id/3902/3/ESTI%20MUHARUMSIH%20BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/105493-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat.pdf
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/view/7372
http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/305/pdf
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/
FORM PENILAIAN LAPORAN/ PAPER
Total skor
Nilai akhir
Keterangan angka :
5 : Eexcellent
4 : Good
3 : Average
2 : Below average
1 : Unstatified
Comments:
Instruktur
Form Penilaian Evaluasi Akhir
1 Slide persentasi berisi point materi yang di sertai dengan citarasi referensi
Total
Nilai
1. Tidak di lakukan
3. Dilakukan sempurna