Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KELOMPOK 1E

TUTORIAL KELUARGA
SKENARIO 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2021

PENYUSUN

1. Ainul Badriawati Mamu 04.18.4737 Anggota


2. Andi sukma 04.18.4739 Anggotq
3. Ayu putri darsono 04.18.4740 Anggota
4. Darina wati 04.18.4741 Sekertaris
5. Diyan nur hidayah 04.18.4743 Ketua
6. Eka marem tri asih 04.18.4744 Anggota
7. Elmi shih wardani 04.18.4745 Anggota
8. Saleha 04.18.4746 Anggota
BAB I
PENDAHULUAN

a. PenulisanKasus
KASUS 4
“Keluarga tempat kembali...”

Ners Susi melakukan home visite ke kediaman keluarga Bapak H (70 tahun), Keluarga
Bapak H tinggal di sebuah bilik berukuran 7x5 meter persegi. Di samping rumah
Bapak H terdapat kandang ayam yang jaraknya hanya 1 meter dengan rumah yang
dihuni keluarga Bapak H.
Dari hasil pengkajian, didapatkan data jika Bapak H hanya tinggal dengan istrinya
yaitu Ibu S (65 tahun). Ketiga anaknya bekerja di luar kota dan hanya pulang setahun
sekali ketika lebaran. Anak pertama bernama Bapak G (38 tahun) sudah menikah
dengan Ibu H (35 tahun) dan mempunyai 1 anak yaitu Anak D (5 tahun), anak kedua
Ibu K (33 tahun) sudah menikah dengan Bapak J (34 tahun) belum memiliki anak, dan
anak ketiga Nona L (25 tahun) belum menikah. Bapak H dan istri mengaku sering
merasa sedih dan kesepian, karena anak-anaknya jarang pulang dan jarang memberi
kabar sekalipun dengan telepon atau media komunikasi lainnya.
Ners Susi melakukan pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga, Stress dan koping
keluarga, peran dan struktur keluarga. Tidak lupa juga membuat genogram keluarga,
dengan pengkajian yang lengkap akan membantu Ners Susi dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga yang optimal.

b. Daftar katasulit
-

c. DaftarPertanyaan
 Pertanyaan darikasus

1. Bagaimana komunikasi yang baik antara orangtua dananak?

2. Apa permasalahan yang terjadi pada usialanjut?

3. Bagaimana cara perawat agar buapak H dan istri tidak merasakesepian?

4. Apa saja yang dapat mempengaruhi hubungan antara anak dan orangtua?

5. Peran perawat dalam kasus tersebut?


 Pertanyaan LO (LearningObjektif)
1. Irk
2. Pengertian perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
3. Peran dan fungsi perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
4. Stress dan koping perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
5. Pengkajian perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
6. Intervensi perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
7. Implementasi perkembangan keluarga pada tahap lanjutusia
HASIL

a. KlarifikasiIstilah

 Pertanyaan darikasus

1. Pengertian perkembangan pada tahap lansia?


Yaitu usia lanjut merupakan pada tahap periode terakhir pada tahap perkembangan
keluarga
Mmpu menerima penurunan dan keterbatasan

 Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak yaitu komunikasi dua arah,
anak harus mendengarkan omongan orang tua, dan orang tua juga perlu
mendengarkan pendapatanak.

 Eye contact. Hal ini agar anak merasa ia diperhatikan dan didengarkan ketika
berbicara.Seethingsfromyourchildren‟sviewpoint.Halinibertujuanagarlebih dapat
memahami keinginan anak dan anak pun dapat merasa lebih dipahami dan
dimengerti. Sehingga ia bisa lebih terbuka.Complete what they a

 Komunikasi yg baik antara orangtua dananak.

- Membiasakan dialog dengananak.

- Menunjukkan sikap atentif saatberkomunikasi.

- Letakkan dan tinggalkan sejenak aktivitas apapun ketika sedang


berkomunikasi.

- Mengelola emosi ketikaberinteraksi.

- Menghargai pesananak.

- Memberi kepercayaan padaanak.

- Memberikan apresiasi padaanak.

 Yaitu selalu memberi kabar kepada orang tua, contohnya selalu menghubungi
via elektronik(handphone).

 Temukan pola komunikasi anda dengan anak yang baik dan membuat anak
nyaman akan hal tersebut. Beberapa anak mungkin tidak terlalu nyaman jika
orangtua mengetahui setiap apa yang dilakukananak.

 Cara komunikasi baik dengan orangtua.

- Dengarkan dengan cara seperti kamu ingindidengarkan.

- Tidak berasumsi apa –apa.


- Selesaikan apa yang merekakatakan.
- Ketahui kapan harus bicara dan kapan tidakbicara.

- Lihat berbagai hal dari sudut pandanganak-anak.

 Pertama orang tua harus mengerti karakter anak, kemudian lakukan komunikasi
sesuai dengan usia nya. Dan bila perlu kita menjadi sahabat nya ketika dia sudah
dewasa. Untuk mendengarkan segala keluh kesah nya.

 Drop the expectations. Sebaliknya, berkomunikasilah secara terbuka dan sehat


tanpa memiliki harapan mengenai apa yang akan diutarakan oleh anak,
bagaimana ia mengkomunikasikannya, dansebagainya.

 Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak:

- Mendengarkan.

Dengarkan apa pun yang disampaikan oleh anak, tanpa menghentikan atau
menunjukkan ketidaksetujuan secara langsung.

- Menanggapi.

Hindari handphone dan mulailah berbicara dengan anak tentang hal-hal favorit
mereka.

- Janganberteriak

Bila orang tua berteriak, membentak, atau berbicara dengan kasar bisa merusak
hubungan kedekatan orang tua dengan anak.

- Haruspeka.

Kepekaan orang tua terhadap informasi terkini akan membuat anak merasa cocok
saat berkomunikasi dengan orang tuanya.

- Tidak bolehmembandingkan.

Sebagai orang tua harus mengerti kondisi anak dengan sudut pandang saat ini.

 Komunikasi yang baik itu dimana kedua belah pihak saling mendengarkan dan
menghargai pendapat dan keinginanmasing-masing.

 Selalu utamakan komunikasi kepada orang tua, kemudian tanyakan apa kegiatan
orang tua, sehingga orang tua lebih merasa di perhatikan dan dipedulikan oleh
anak. sejatinyaa orang tua hanya meminta hal kecil seperti itu tidak leb

2. Apa permasalahan yang terjadi pada usialanjut?

 Kemampuan Berpikir Menurun : Saatusia bertambah, kemampuan kognitif atau


berpikir seseorang seringkali menurun, bahkan tidak sedikit lansia yang
mengalami demensia.

 Permasalahan Psikis : Kehilangan pasangan hidup, teman-teman yang mulai


berkurang dan anak-anak yang sudah tidak tinggalserumah.

 Biasanya permasalah yang sering terjadi pada usia lanjut adalah mudah sensitif
dan terlaluperasa.

 Permasalahan pada lansia seperti di kasus yaitu tidak bisa beraktifitas secara
maksimal, Tidak optimal dalam mengurus dirisendiri.

 Permasalahannya dari aspek biologis,psikologis.

 Tidak mudah untuk bergerak bebas, gangguanintelektual.

 Permasalahan yang terjadi pada lansia:

- Orangtua rentan mengalami kecelakaandirumah

- Masalah penyakit yang mungkin timbul biasanya berkaitan dengan penyakit


kronis

- Permasalahan yang terjadi pada lansia: Kekurangan Nutrisi, Penyakit Penyerta


Kemampuan Berpikirmenurun

 Finasial terbatas, masalah kesahatan dan mental, dan malnutrisi, kemudian lebih
rentan terjadikecelakaan.

 Gangguantidur

 Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut:

- Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik.

- Sumber-sumber financial yan tidakmemadai

- Isolasisosial.

- Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia menunjukan


adanya kerentanan psikofisiologi darilansia.

 Mudah marah dan sensitif terjadi pada masa adaptasi dari yang sebelumnya
memiliki jabatan menjadi tidak. Masa adaptasi ini sering kali membuat seseorang
menjadi sensitif karena ia kehilangan kekuasaan dan jabatan, dan kini sudah
menjadi tidakproduktif.

 Yangseringterjadiadalahorangtuamerasadikucilkanolehlingkungansekitar,
lebih rentan tersinggung., kemuudian sering terjadi kesalapahaman.

 Merasa kesepian ketika anak-anak mereka pindah ke tempat lain, teman atau
pasangan meninggal, dan pensiun dari pekerjaan dan segera mereka menjadi
rumah.

 Perubahan psikologis pada lansia frustasi, kesepian, takut kehilangan, kebebasan,


takut terhadap kematian, perubahan keinginan, depresi dankecemasan.

3. Tugas perkembangan keluarga


1. Mempersiapkan diri untuk pensiun
2. Memperbaiki hubungan dengan keluarga
3. Mempersiapkan kehidupan baru
4. Mempertahankan ikatan keluarga
5. Menyesuaikan pendapatan yang menurun

 Memberikan dukungan atau motivasi bisa menyarankan untuk berekreasi, jika


tidak menghubungianak-anaknya.

 Supaya tidak merasa kesepian perawat bisa mengajak misalnya bahaslah hal-hal
sederhana yang tak menimbulkan beban pikiran baru. Selain itu, Anda juga dapat
membawakan bacaan, atau menyetelkan musik atau film yangmenghibur.

 Dukungan keluarga (anak, cucu, dan anggota keluarga lain).Menjalin kontak


sosial dengan teman, tetangga. Misalnya aktif dalam berbagai kegiatan sosial,
senam, paduan suara, menyalurkan hobi, atau kegiatan keagamaan. Melakukan
suatu aktivitas seperti: membaca, mendengarkan musik, menonton TV, berjalan-
jalan, berbelanja, menyiram tanaman, memberi makan binatang peliharan,
menyapu, menyanyi, membersihkan kamar, dan kegiatanlain.

 Berikan hiburan contohnya sebagai rekreasi dan mengirim uang bulanan


sehingga apa yang menjadi kebutuhan sehari bapak H dan istri insya allah
terpenuhi.

 Bagaimana agar bapak H tidakkesepian

- Bapak H bisa melakukanhobi.

- Bapak H bisa menyibukkan diri dengan halpositif.

- Bapak H bisa menelfon anaknya terlebih dahulu untuk melepaskerinduan.

 Mencoba menghibur dan juga jika bisa kita usahakan untuk menawarkan bantuan
jika klienmembutuhkan.
 Memotivasi klien untuk tetap ceria melawatihari-harinya.

 Memberitahu anaknya untuk sering - seringmengabari.

 Meluangkan waktunya berlibur, makan bersama dengan keluarga, menambah


keharmonisan dengankeluarga.
 Perawat bisa berkomunikasi dengan keluarga dan juga anak klien untuk bisa
meluangkan waktu dalam memperhatikan keadaan atau hanya sekedar
menanyakan kabar mereka, jika ada waktu luang mungkin bisa untuk
mengunjungimereka.

 Agar tidak kesepian:

- Melakukan suatu aktivitas seperti: membaca, mendengarkan musik, menonton


TV, berjalan-jalan, berbelanja, menyiram tanaman, memberi makan binatang
peliharan, menyapu, menyanyi, membersihkan kamar, dan kegiatanlain.

- Berikandukungan.

 Berikan dukungan spritual, ajak klien untuk lebih mendekatkan diri kepada allah
swt, perbanyak untuk berdzikir, membaca Al -qur'an danberdoa.

4. Peran keluarga
1. merawat dan menjaga orang tua
2. Memberikan motivasi

 Yang mempengaruhi hubungan anak dan orang tua : Anak membangun


keakraban dalam keluarga, anak akan lebih terbuka, permasalahan dapat
dipecahkan bersama, dan munculnya kepercayaan antara orang tua dananak.

 Pekerjaan, adanya masalah dalam keluarga,finansial.

 Kepercayaan orangtua terhadap anak, kepercayaan anak dengan orangtua,


kesediaan anak untuk berkomunikasi dengan orangtua, kepuasan anak terhadap
kontrolorangtua.

 Yang memengaruhi hubungan antara anak dan orang tua.

- Tidak adaketerbukaan.

- Ekonomi.

- Kurangnya komunikasi.

 Pemikiran, pergaulan, pekerjaan kan, kurang komunikasi, jarangbertemu.

 Perbedaan karakter anak dan orang tua, faktor lingkungan dan pekerjaan, Karena
ada perbedaan pandangan dalam suatu haltertentu.

 Hal yang bisa memengaruhi hubungan ortu dan anak:

- Kurangnya komunikasi.

- Kesalahpahaman.
- Tidak saling mengerti keinginan satu samalain.
- Berbeda keinginan antara anak dan orangtua.

 Yaitu biasa terjadi kesalahpahaman antara anak dan orang tua, kemudian tidak
ada keterbukaan anatara anak dan orang tua sehingga menjadi pencetus dalam
hubungan orang tua dananak.

5. Peran perawat dalam kasus tersebut?

 Memotivasi klien dan mendampingipasien.

 Memberikan dukungan kepada klien dan keluarga, sebagaikonselor.

 Memberi asuhan keperawatan keluarga secara holistik, memfasilitasi klien dalam


menjalani komunikasi, edukator,konselor.

 Peran perawat dalam kasus : Memperhatikan peningkatan kesehatan seperti :


nutrisi, aktivitas, istirahat, pemeriksaan mata, gigi, dan pencegahan kecelakaan
dirumah.

 Yaitu dengan memberikan motivasi kepada klien, kemudian tanyakan apa yang
klien rasakan sehingga klien merasa puas atas masalah yang sedang dihadapi
klien dan berikansaran.

 Mendengarkan, mendampingi, serta membina hubungan salingpercaya.

 Menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental,


mengantisipasi perubahan status sosial ekternal serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhanspiritual.

 Peran perawat:

- Memberitahu keluarga akan pentingnya komunikasi antara keluarga dan lansia,


misalnya dengan cara memberikan penyuluhan yang lebih mendalam kepada
keluarga yang memilikilansia.

- Memahami atau mengetahui dengan pasti perasaan lansia pada situasitertentu.

- Mendorong lansia untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi pribadinya


misalnya dengan cara mengajak lansia bicara lebih jelas dan sesuaitujuan

6. Tugas-tugas kes keluarga


1. Merawat pasangan
2. Mempertahankan hubungan perkawinan
3 menyesuaikan hilangan pasangan
4. Mengenal masalah kesehatan
5. Ketidakmampuan keluarga megambil keputusan
 Pertanyaan LO (LearningObjective)

1. IRK

 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa sesungguhnya Rasûlullâh


Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Usia umatku (umat Islam) antara 60
hingga 70 tahun. Dan sedikit dari mereka yang melewatinya”. [HR. At-Tirmidzi
danIbnuMâjah.ShahîhulJâmi‟1073]

Kaitannya dengan kasus, Saat fase ini mulai datang, kekuataan fisik sedikit
demi sedikit menyusut, ketajaman mata mulai berkurang sehingga dibutuhkan
alat bantu untuk melihat, daya ingat menurun dan kulit mengendur serta guratan-
guratan tanda penuaan pun muncul. Rambut-rambut putih sedikit demi sedikit
menghiasai kepalanya. Penyakit-penyakit degeneratif pun banyak muncul pada
fase ini.

 “Sesungguhnya termasuk dalam pengagungan terhadap Allah Ta‟ala


adalahmemuliakan orang-orang lanjut usia yang muslim” (HR. Abu Dawud no.
4843. DinilaihasanolehSyaikhAl-AlbanidalamShahihAl-Jami‟no.2199).

Kaitannya dengan kasus, hendaknya menghormati dan memuliakan Bentuk-


bentuk “memuliakan” tersebut mencakup semua bentuk pemuliaan, misalnya
berbicara dengan baik dan sopan, berinteraksi dengan mereka secara penuh adab
atau menghibur, membuat senang, dan mengambil hati mereka.

 “Dan Kami perintahkan kepadamanusia (agar berbuat baik) kepada kedua


orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dankepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” Q.s
Al- Luqman ayat14.

Kaitannya dengan kasus, Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai anak
harus berbakti kepada kedua orangtua dengan memuliakannya sebaik mungkin.
 “ Bukan termasuk golongan kami mereka yang tidak menghormati orang-orang
lanjut usia di antara kami ” (HR.Ahmad)
Kaitannya dengan kasus, kita harus menghargai orang yang lebih tua daripada
kita.
 "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepadakeduanya
perkataanyangbaik."QSal-Isra‟:23.
kaitannya dengan kasus, adalah setiap anak itu seharusnya menjaga kedua
orang tuanya sehingga tidak merasa kesepian ataupun sendiri.
 “Siapa yang dipanjangkan umurnya sampai usia lanjut akan dikembalikan
menjadi lemah seperti keadaan semula”. Q.S Yasin ayat68.
Kaitannya dengan kasus, sebagimana dikatakan orang - orang bahwa sifat
lansia akan kembali lagi seperti anak kecil yang lemah, maka hendaknya kita
selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap orang tua kita yang sudah
masuk usia lanjut.
 “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.”(QSal-Isra‟:23)
Kaitannya dengan kasus, yaitu "bahwasanya kita sebagai seorang anak yang
sudah dilahirkan, di susui dan diurus oleh kedua orang tua kita maka hendaklah
kita selalu berbuat baik dan jangan durhaka kepada mereka".
2. Pengertian Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut
 Tahap perkembangan keluarga lanjut usia yaitu usia yang mendekati akhir siklus
kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir
kehidupan, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melalukan tugasnya
sehari-harilagi.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan
Keluarga Lanjut Usia Triska Putranto Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan
Stikes Kusuma Husada Surakarta)
 Tahap keluarga lanjut usia adalah keluarga usia lanjut, dimulai saat pensiun
sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas
perkembangan di tahap ini antara lain mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami/istri dan
saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,
melakukan life review, Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahapini.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii Keperawatan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta Tahun 2018)
 Berdasarkan beberapa rumusan lansia tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang disebut lansia apabila telah memasuki usia tahap lanjut dari proses
kehidupan ditandai dengan penuruan kondisi akal dan fisik, dimana kategori usia
tahap lanjut tersebut dimulai dari usia 60 tahun. (Sumber : DA putri(2019)
 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan. Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut
dan pensiun merupakan ralitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses
stresor dan kehilangan yang harus dialami keuarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.Usia lanjut umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal
dirumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya. (Departemen Kesehatan
RI,2014)
 Lansia didefinisikan berdasarkan karakteristik sosial masyarakat, dimana orang
yang sudah lanjut usia memiliki ciri-ciri rambut beruban, kerutan kulit, dan
hilangnya gigi.
(Sumber dari Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesehatan Lansia Di
Perumahan Bina Griya Indah Kota Pekalongan, 2018)
 Masa lanjut usia merupakan suatu proses alami dimana seseorang sudah
melewati tiga tahap sebelumnya, yaitu masa kanak-kanak, remaja, maupun
dewasa. Memasuki lansia, seseorang secara ilmiah mengalami penurunan secara
fisiologis, seperti kulit mengendur, pergerakan lambat, ataupun postur tubuh
yang tidak lagi proposional sehingga hal tersebut bisa berpengaruh terhadap
kondisipsikologisnya.
(Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya
Syarif Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol.
1 No. 2 2016)
 Keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam konsep keluarga usia
lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembanganya yaitu
menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa
pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir, menerimakehilangan dan
kematian dengan tentram. (Mubarak, 2006).
 Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia
perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar
selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan. (Mubarak,2006)
Lanjut usia (selanjutnya disebut Lansia) merupakan suatu tahap perkembangan
yang berada pada periode penutup dalam rentang hidup individu.
Hurlock(2004) menyatakan bahwa Lansia telah beranjak jauh dari periode
terdahulu yang menyenangkan dan produktif. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 13 Pasal 1 ayat (2), (3), (4) tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa “Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun”.
( Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 1-21Kontribusi Kecerdasan Spiritual dan
Dukungan KeluargaTerhadap Kepuasan Hidup LansiaSerta Implikasinya
Dalam Pelayanan Bimbingan danKonseling).
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh padaseluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar
selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak,2006).

3. Peran Dan Fungsi Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut


 Perkembangan pada masa lansia mengalami perubahan seiring dengan adanya
penyesuaian dengan peran baru baik secara pribadi maupun dalam masyarakat.
Perubahan- perubahan dalam kehidupan lansia umumnya berpotensi pada
munculnya tekanan hidup karena stigma menjadi tua dianggap sebagai usia yang
dikaitkan dengan kelemahan, ketidakberdayaan, dan rentan terhadap penyakit.
Selain itu perubahan pada lansia seringkali mengantarkan pada perasaan
ketidakberdayaan sehingga mereka cenderung emosional atau mudah marah.
(Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya
Syarif Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol.
1 No. 2 2016 E-Issn:2541450x)
 Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam
konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap
perkembannganya yaitu menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan,
menyesuaikan dengan masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir,
menerima kehilangan dan kematian dengan tentram. (Mubarak,2006).
 Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain:
- Fungsi Afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan oranglain.
- Fungsi Sosialisasi dan penempatan social (sosialisation and social placement
fungtion) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luarrumah.
- Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungankeluarga.
- Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
- Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function) adalah
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitastinggi.
(Sumber : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Dengan
Hipertensidi Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Jurusan Keperawatan2019)

 Pada tahap perkembangan usia lansia, fungsi serta peran bagi Keluarga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan),
budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai keluarga. (Sumber : DA putri(2019)
 Peran dan fungsi Mempertahankan hubungan perkawinan, Menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, Menyesuaikan terhadap
pendapatan yang menurun. (Duval dan Miller(1985)
 Tugas perkembangan pada tahap iniadalah:
- Mempertahankan suasana rumah yangmenyenangkan.
- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan.
- Mempertahankan keakraban suami istri dan salingmerawat.
- Mempertahankan hubungan anak dan sosialmasyarakat.
- Melakukan lifereview.
- Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
(Suprajitno, 2012).
Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan lansia sangatlah penting dalam kehidupan
lansia sehari-hari, terutama peran keluarga sebagai motivator, edukator dan fasilitator.
Lansia yang mendapatkan peran keluargayang cukup tersebut berarti masih kurang
dalam mendapatkan peranan keluarga dalam kehidupannya. Peran keluarga sebagai
edukator, keluarga diaharapkan dapat memberikan informasi tentang kesehatan pada
lansia sehingga lansia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.Maryam, dkk.
(2008)
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atauakibat daristruktur
keluarga. Walaupun beberapa penulis menggunakan“fungsi” untuk mengartikan
“akibat dari atau hasil dari,” akan lebihmudah untuk memik
4. Stress Dan Koping Perkembangan Keluarga Pada Tahap LanjutUsia
 Carver (dalam Hanoem, 2014) menjabarkan strategi coping bentuk emotion
focused coping antaralain:
- Mencari dukungan emosional, individu berbagi perasaan dengan seseorang
yang berarti baginya (keluarga, teman) melalui dukungan moral, simpati atau
pengertian
- Mencari makna positif, Individu berusaha mencari hikmah atau makna positif
dari setiap kejadian yangdialaminya
- Pengingkaran, individu menolak kenyataan sedang mengalami masalah dan
berpura-pura sedang tidak terjadi masalahapapun
- Penerimaan (acceptance) individu belajar menerima keadaan dan pasrah atas
apa yangmenimpanya
- Kembali ke agama (turning toregion).
(Sumber: Strategi Coping Terhadap Kesepian Pada Lansia Budi Prihatin
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta2019)
 Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun
merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga.(Harmoko,2012)
 Stres dan koping keluarga menurut Setiadi, (2008):
- Stresor jangka pendek, stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6bulan.
- Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6bulan.
- Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi /stresor, hal yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stresor.
- Strategi koping yang digunakan: strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan
mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan. (Setiadi,(2008))
 Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu pertama masalah
yang disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik yang dialami oleh
lansia, kedua lansia yang sering mengalami kesepian yang disebabkan oleh
putusnya hubungan dengan orang-orang yang paling dekat dan disayangi, ketiga
post powersyndrome.
(Sumber: Studi Kasus Strategi Koping Lansia Dengan Tempat Tinggal
Jurnal Ilmu Keperawatan, Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371,
Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala)
 Lansia seringkali mengalami masalah kesehatan diantaranya hipertensi, artitis,
stroke, PPOK, diabetes, hingga penyakit jantung koroner yang berpengaruh pada
perlambatan proses degeneratif baik fisik, kognitif, maupun emosional.
Bertambahnya jumlah lansia menurutnya mampu berefek positif apabila lansia
sehat dan produktif. Penuaan yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak
pada kemiskinan. Sebelum memasuki masa lansia, kualitas hidup, aspek
pendidikan, dan kesejahteraan sosial seseorang harus di tingkatkan, dan ini
menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah (Okezone.com,2016)
(Sumber: STUDI FENOMENOLOGI PADA LANSIA PENDIRI BANK
SAMPAH Tsuraya Syarif magister psikologi universitas gadjah mada
Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 e-ISSN :2541450X)
Stres yang dialami lansia, karena gangguan kesehatan fisik perlu dukungan keluarga
dalam bentuk komunikasi keluarga yang fungsional agar lansia merasa diperhatikan
secara emosional, hal ini dapat menjadi mekanisme pertahanan diri untuk mengelola
stres akibat gangguan kesehatan fisik yang disebut koping karena kehadirannya
dalam keluarga masih dibutuhkan sehingga lansia lebih tenang dalam menghadapi
gangguan masalah kesehatan (Maulana,2012).
Stress dan koping keluarga dengan lanjut usiaMekanisme Koping pada LansiaCara
lanjut usia mengatasi keluhan terhadap masalah kesehatannya bersifat individual.
Setiap lanjut usia memiliki caranya sendiri. Upaya mengatasi masalah yang dihadapi
dikenal dengan istilah koping. Koping didefinisikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan
seseorang untuk mengatasi stressor baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya
(Stuart,1998).

5. Pengkajian Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut


 Berdasarkan hasil studi dapat diketahui saat pengkajian awal sebelum dilakukan
tindakan tekanan darah klien dari hasil pengkajian didapatkan data subjektif
antara lain: Ny. S mengatakan menderita hipertensi kurang lebih 8 tahun, Ny. S
mengatakan menyukai makanan asin atau yang mengandung garam tinggi.
170/110 mmH, Nadi 86x/menit, Respirasi20x/menit.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan
Keluarga Lanjut Usia Triska Putranto, Rufaida Nur F, S.Kep.,Ns.,M.Kep,
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta,
Dosen Keperawatan Stikes Kusuma HusadaSurakarta)
 Menurut Komang (2012) hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan
keuarga adalah:
- Data umum: Nama KK, umur KK, Pekerjaan KK, pendidikan KK, Alamat dan
nomor telepon, komposisi angota keluarga (nama, umur, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, pendidikan, pekerjaan,keterangan)
- Genogram, menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi
kesehatan tiap keterangangambar
- Tipekeluarga
- Suku bangsa: asal suku bangsa, bahasa yang dipakai keluarga, kebiasaan
keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhikesehatan
- Agama: agama yang dianut keluarga, kepercayaan yang mempengaruhi
kesehatan
- Status sosial ekonomi keluarga: rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga,
jenis pengeluaran keluarga tiap bulan, tabungan khusus kesehatan, barang (harta
benda) yang dimiliki keluarga (perabot,transportasi)
- Aktifitas rekreasikeluarga
- Riwayat dan tahap perkembangan keluarga: tahap perkembangan keluarga saat
ini (ditentukan dengan anak tertua) tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, riwayat keluarga inti, riwayat terbentukya keluarga inti, penyakit yang
diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau penyakit menular di
keluarga), riwayat keluarga sebelumnya, riwayat penyakit keturunan dan
penyakit menular dikeluarga.
(Sumber : Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii Keperawatan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta Tahun 2018)
 Data yang dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu:
- Berkaitan dengan keluarga: data demografi dan sosiokultural, data lingkungan,
struktur dan fungsi keluarga, stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga,
perkembangankeluarga.
- Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga: fisik, mental, emosi,
sosial, spritual. (Suprajitno(2012)
 Pengkajian keluarga dengan usia lanjut:
- Pertimbangan Khusus pada pengkajian penurunan seluruh fungsi tubuh
(penglihatan, pendengaran, kondisi ekstremitas atas dan bawah, fungsi sistem
perkemihan,dan status nutrisi klien serta psikososial danlingkungannya).
- Mulut dan Gigi gigi rusak,gusi atrophy, mulut kering sehingga air liur mudah
mengental. Mukosa mulut mudah pecahstomatitis
- Kulit gatal-gatal, kulit kering dan mudahterluka
- Ekstremitas atas dan bawah kulit kaki dan tangan kering, terjadi penebalan
pada daerah yang tertekan, beberapa bagian kulit bahkan menipis, kulit
terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores. Selain itu terjadi berbagai kelainan
kuku seperti lapisan tanduk, yang semakin mengeras.
- Mobilitas kemampuanberaktifitas
- Eliminasi Konstipasi, inkontinensia urin dan fekal,diare.
- Hal-hal yang dikaji frekuensi dan pola defekasi, penggunaan laxative,pola diet,
masukan dan keluaran cairan, aktiftas klien, integritas kulit sekitaranus
- Penglihatan Kehilanganketajaman
- Penglihatan, glaukoma dan katarak. (Biren dan schroots1984)
5. Intervensi Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut
 Menurut Suprajitno (2012) tindakan keperawatan keluarga mencakup beberapa
hal dibawah ini:
- Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat
terhadapmasalah.
- Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatanyang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan.
(Sumber: Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada
Keluarga Tn.M Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah
Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta)
 Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko kesepian yang
dialami lansia adalah dengan menggunakan Terapi Okupasi, terapi okupasi
merupakan sebuah cara atau terapi untuk membuat dan mengoptimalkan fungsi
kognitif dari lansia. (Sumber : R'Mualif(2019)
 Perencanaan keperawatan pada klien ketidakefektifankoping
- Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan lansia diharapkan dapat
menunjukkan kopingefektif
- Kriteria hasil NOC : menunjukkan ketertarikan dalam aktvitas yang beragam,
memulai percakapan berpartisipasi dalam aks, menggunakan ekspresi verbal dan
nonverbal yang dapat diterapkan dalamsituasi
(Sumber Dari Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M Dan Tn.K
Dengan Depresi Yang Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Koping Di Upt Pelayananan Sosial Tresna Werdha Jember
Tahun 2019)
 Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(NANDA 2012-2014). Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain
untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah - masalah yang
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai setelah
menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
Menurut Nursalam(2008)
 Intervensi keluarga dengan usialanjut
- Continuum of Care Kerjasama tim perawatan, dokter dan ahligizi
- Rehabilitasi Dischargeplanning
- Kemandirian memberikan fasiltas pada klien untuk menolong diri, danmotivasi
- Long-TermCare
- Home Based Care perawatandi rumah terutama kesiapan keluarga, perawat
perlu mengidentifikasi masalah kesehatan klien
- Dimulai dengan melakukan prioritas masalah kesehatanberdasarkan sifat
masalah, kemungkinan masalah diatasi,potensi masalah untuk dicegah,
menonjolnyamasalah
- Rencana Tindakan disesuaikan dengan masalah keperawatan. (Biren dan
Schroots(1984)
 Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapaiserta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk
mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga
tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan
fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder
dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten. Tujuan
terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan
jangka panjang (tujuan umum) megacu pada bagaimana mengatasi problem /
masalah (P) dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan
khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek
harus SMART (S= spesifik, M=measurable / dapat diukur, A= achievable / dapat
dicapai, R= reality, T=Time limited / punya limit waktu). (Anderson & Mc
Farlane,2000).
6. Implementasi Perkembangan Keluarga Pada Tahap UsiaLanjut
 Saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain:
- Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi
konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.
- Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk
menerapkan cara-cara hidupsehat.
- Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi
anggota keluarga yang mempunyai masalahkesehatan.
- Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara
keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhankeperawatan.
- Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui
langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan
advokasi)
- Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan
merencanakan perawatan yang berpusat padakeluarga.
- Konsultasi, merupakan kegiatan untukmemberikan pendidikan kesehatan.
(Setyowati dan Murwani (2008)
 Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana
terdapat dalam standar praktik keperawatan, yaitu:
- Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesilain.
- Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan
yang memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi,
fisioterapi, atau dokter.
- Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan
pelaksanaan secara tindakan medis. Cara tersebut menandakansuatu
cara dimana tindakan medisdilakukan.
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluargatn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jetis Kota Yogyakarta)
 Implementasi keluarga dengan usialanjut
- Tindak Lanjut operasional dari rencana tindakan yang telah dirancang
sebelumnya.
- Tindakan bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pemberian oksigen,
perawatan kebersihan diri, melakukan mobilisasi, mengorientasi klien terhadap
tempat,waktu danorang
- Bertujuan mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab ketidaksanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugaskesehatan
- Membangkitkan minat keluarga dalam mengadakanperbaiakan
- Memberikan perhatian terhadap kesulitan, ketidaktahuan dan ketidakmampuan
keluarga dengan teknik motivasi tertentu (Murwani,2007)
Intervensi keluarga pd tahap perkembangan keluarga dengan lanjutusia
Intervensi Keperawatan Menurut Wilkinson (2016) antara lain:
a. Defisit perawatan diri: Mandi
Kaji kemampuan untuk menggunakan alatbantu
Kaji membrane mukosa oral dan kebersihan tubuh setiaphari
Kaji kondisi kulit saatmandi
Pantau adanya perubahan kemampuanfungsi
Bantu perawatan diri: mandi/hygiene
Menurut Nursalam (2008) perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-masalah yang diidentifikasikan pada
diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan
dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Kualitasrencana keperawatan dapat
menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu:
Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentangmasalah.
Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yangdiharapkan.
Sesuai dengan tujuan dan falsafahkeperawatan.
Rencana keperawatan dibuat bersama keluargadalam:
Menentukan masalah dan kebutuhan perawatankeluarga.
Menentukan prioritasmasalah.
Memilih tindakan yangtepat.
Pelaksanaantindakan.
Penilaian hasiltindakan.

Implementasi keluarga pd tahap perkembangan keluarga dengan lanjutusia


Implementasi Keperawatan Menurut Wilkinson (2016) antara lain:
Defisit perawatan diri:Mandi
Mengkaji kemampuan untuk melakukan aktivitas secaramandiri
Mengkaji perubahan fisik atau kognitif yang dapat menyebabkan defisit
perawatandiri
Mendorong berjalan dan latihan fisik untuk membentukkekuatan
Menggunakan pembersih tanpa detergen, bukan sabun, gunakan air hangat-
hangat kuku
Mempertahankan lingkungan mandi hangat, dan pajanan hanya area tubuh
yang sedangdimandikan
Defisit perawatan diri:Eliminasi
Mempertahankan arahan verbal yang singkat dansederhana
Memberikan cukup waktu untuk eliminasi guna menghindari keletihan dan
frustasi
Membantu melakukan latihan pembangunankekuatan
Defisit perawatan diri: Berpakaian
Mengkaji kemampuan untuk melakukan aktivitas secaramandiri
Mengkaji perubahan fisik atau kognitif yang dapat menyebabkan deficit
perawatandiri
Mendorong berjalan dan latihan pembangunkekuatan
-

KESIMPULAN

Tahap keluarga lanjut usia adalah keluarga usia lanjut, dimulai saat pensiun
sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan
di tahap ini antara lain mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan
keakraban suami/istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat, melakukan life review, Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini.
Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam konsep
keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembannganya yaitu
menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa pensiun,
mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima kehilangan dan kematian dengan tentram.
Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu pertama masalah yang
disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik yang dialami oleh lansia, kedua lansia
yang sering mengalami kesepian yang disebabkan oleh putusnya hubungan dengan orang-orang
yang paling dekat dan disayangi, ketiga post power syndrome.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Keluarga Lanjut Usia
Triska Putranto Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii
Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
Tahun 2018.
Departemen Kesehatan RI, 2014.
Sumber dari Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesehatan Lansia Di Perumahan Bina Griya
Indah Kota Pekalongan, 2018
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif Magister
Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016.
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif Magister
Psikologi Universitas Gadjah Mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 E-Issn :2541450x.
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Dengan Hipertensidi Wilayah Kerja Puskesmas
Juanda Samarinda Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur Jurusan Keperawatan2019.
Strategi Coping Terhadap Kesepian Pada Lansia Budi Prihatin Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta2019.
Sumber: Studi Kasus Strategi Koping Lansia Dengan Tempat Tinggal Jurnal Ilmu Keperawatan,
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371, Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan
Universitas SyiahKuala.
Sumber: Studi Fenomenologi Pada Lansia Pendiri Bank Sampah Tsuraya Syarif magister
psikologi universitas gadjah mada Jurnal Indigenous Vol. 1 No. 2 2016 e-ISSN :2541450X)
(Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Keluarga Lanjut Usia
Triska Putranto, Rufaida Nur F, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes
Kusuma Husada Surakarta, Dosen Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Sumber : Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta Prodi D-Iii
Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
Tahun2018.
Sumber: Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn.M
Dengan Masalah Utama Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota
Yogyakarta.
Sumber Dari Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M Dan Tn.K Dengan Depresi
Yang Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Koping Di Upt Pelayananan Sosial
Tresna Werdha Jember Tahun 2019.
Sumber: Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluargatn.M Dengan Masalah Utama
Obesitas Pada Ny. K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.

http://repository.ump.ac.id/3902/3/ESTI%20MUHARUMSIH%20BAB%20II.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/105493-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat.pdf

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/view/7372

http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/305/pdf

http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/
FORM PENILAIAN LAPORAN/ PAPER

Nama kelompok / kelas : 1E/ C/KP/VI


Hari/Tanggal : 29 Maret2021
MataKuliah : Keperawatan KomunitasII
Instuktur : yeni isnaeni, S. Kep, Ns., M.Kep.
NamaMahasiswa :
1. Ainul Badriawati Mamu
2. Andi sukma 04184737 Sekretaris
3. Ayu putri darsono 04184739 Ketua
4. Darina wati 04184740 Anggota
5. Diyan nur hidayah 04184741 Anggota
6. Eka marem tri asih 04184744 Anggota
7. Elmi shih wardani 04184743 Anggota
8. Saleha 04184746 Anggota
N0 ITEM PENILAIAN 5 4 3 2 1

1 Penulisan laporan sesuai format yang di berikan

2 Menjelaskan kelengkapan data terkait topic

3 Kesesuaian topic dengan data penunjang

4 Menjelaskan isi topic secara jelas dan rinci

5 Menampilkan data terbaru


6 Menapilkan critical analisis terhadap topic

7 Memberikan literature / referensi yang adekuat


berdasarkanevidence

8 Menyimpulkan topic secara jelas dan rinci

9 Menggunakan penulisan yang benar ( EYD ) dan


kesalahan penulisan

10 Menampilkan konsistensi penulisan ( topic, tujuan


dan evaluasi )

Total skor

Nilai akhir

Keterangan angka :
5 : Eexcellent
4 : Good
3 : Average
2 : Below average
1 : Unstatified
Comments:
Instruktur
Form Penilaian Evaluasi Akhir

1 Slide persentasi berisi point materi yang di sertai dengan citarasi referensi

2 Di persentasikan dengan percaya diri dan antusias

3 Referensi yang digunakan dari sumber yang relevan

4 Mampu menyampaikan materi dengan jelas dan terorganisir

5 Mampu mempertahankan pendapat / menjawab pertanyaan dari audience

6 Bekerja sama dengan tim

7 Menjadi pendengar yang baik

8 Memberikan feedback kepada presenter

9 Komunikasi dengan santun

10 Manajement waktu persentasi dengan baik

Total

Nilai

1. Tidak di lakukan

2. Dilakukan tidak sempurna

3. Dilakukan sempurna

Anda mungkin juga menyukai