Di Susun Oleh :
Kelompok 9
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kami persembahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat dan salam
tak lupa kami junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya
yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini kami buat agar dapat membantu teman-teman dalam belajar. Harapan dari kami adalah
semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Kami sangat
mengharapkan tegur sapa dari pembaca sebagai bekal kami untuk memperbaiki isi makalah ini,
semoga kritik dan sarannya dapat membantu. Karena mungkin masih banyak kekurangan di
dalamnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Wassalammualaikum wr.wb.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................
A.Latar belakang............................................................................................................................................4
B.Etiologi COVID-19.....................................................................................................................................4
C. Klastifikasi.................................................................................................................................................4
D. MANIFESTASI KLINIS..........................................................................................................................5
E. Komplikasi.................................................................................................................................................5
F. Mekanisme penularan...............................................................................................................................6
G. Pencegahan................................................................................................................................................6
BAB II..............................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................................
A.Konsep Pneumonia.....................................................................................................................................8
B.Konsep COVID-19....................................................................................................................................21
C.Konsep Sesak Nafas..................................................................................................................................31
ANALISA DATA.......................................................................................................................................37
Hasil Pemeriksaan Laboratorium..............................................................................................................57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................84
ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19................................................................................................97
TBC..........................................................................................................................................................102
Klasifikasi penyakit tuberkulosis paru..................................................................................................105
Diagnosis penyakit Tuberkulosis............................................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................112
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian COVID-19 Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut / Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-
orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan
hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga
tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses,
tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan
risikonyadiperkirakan rendah (Doremalen et al, 2020)
Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit berjangkit yang berpuncak daripada virus
corona yang baru ditemui. Kasus pertama yang dilaporkan adalah pada Disember 2019
di Wuhan, China. Corona virus merupakan virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada
manusia biasa nya menyebabkan penyakit saluran pernafasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit serius.
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung
yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang namun akan
menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis
mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan
kanker (medscape, 2020: WHO, 2020)
B. Etiologi COVID-19
Etiologi COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah virus dengan nama spesies
severe acute respiratory syndrome virus corona 2, yang disingkat SARS-CoV-2.
Transmisi virus antar manusia melalui droplet yang disebarkan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari permukaan benda yang terkontaminasiSARS-CoV-2
merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang positif.
Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang
menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM
dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein
nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E)
selubung, dan protein aksesoris lainnya. Protein M berperan dalam mengenalkan virus
pada tubuh dan membentuk envelope. Protein E berperan dalam proliferasi,
pembentukan envelope, dan penyebaran virus. Protein N memiliki peran dalam
peningkatan transkripsi dan pembentukan virus. Protein S adalah bagian yang berperan
dalam pengikatan virus pada sel inang dan merupakan bagian terpenting dalam proses
infeksi. Oleh sebab itu, target terapi pada pasien COVID-19 adalah pada protein S.
SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens genom SARS-
CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai
merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2. Virus ini memiliki diameter sebesar 60‒
140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether (75%),
ethanol, desinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform.
SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan
solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi
stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton selama 24 jam
C. Klastifikasi
1. Dibagi menjadi OTG, PDP dan kasus Terkonfirmasi:
Orang Tanpa Gejala/OTG
4
a. Tidak ada gejala
b. Memiliki resiko tertular
c. Kontak erat dengan kasus positif
Orang dalam pemantauan/ ODP
a. Demam, Batuk, Pilek, Sakit Tenggorokan
b. Riwayat perjalanan dalam/luar negeri dengan transmisi lokal dan riwayat kontak
penderita
Pasien dalam Pengawasan/ PDP
a. Demam, Batuk, Pilek, sakit tenggorokan sesak nafas, pneumonia atau radang paru
paru
b. Riwayat perjalanan dalam/luar negeri dengan transmisi lokal dan riwayat kontak
penderita
2. Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung dalam radius 1 meter dengan kasus PDP atau konfirmasi
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.
3. Kasus terkonfirmasi adalah pasien terinfeksi COVID 19 dengan hasil tes positif
melalui pemeriksaan PCR
Berdasarkan beratnya kasus covid 19 terbagi menjadi 5
1. Tanpa gejala: kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala
2. Ringan: Infeksi saluran nafas tidak berkomplikasi
3. Sedang: Pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi oksigen
4. Berat: pneumonia disertai RR> 30x/menit ,distress nafas berat ,SpO2 <93 persen
atau PaO2/ FiO2<300
5. Kritis : Gagal nafas, acute respiratory distress syndrome/ ARDS, syok sepsis dan
atau multiple organ failure
D. MANIFESTASI KLINIS
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-
gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona (Lancet, 2020;
WHO, 2020). Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk kering
c. Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun
lebih jarang, yaitu:
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
e. Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
E. Komplikasi
Ada kasus yang parah, infeksi virus Corona bias menyebabkan beberapa komplikasi
berikut ini (medscape, 2020; WHO, 2020a)
1) Pneumonia (infeksi paru-paru)
2) Infeksi sekunder pada organ lain
3) Gagal ginjal
4) Acutecardiacinjury
5
5) Acuterespiratorydistresssyndrome
6) Kematian
F. Mekanisme penularan
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan melalui
kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika memiliki kontak
langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol
di ruang yang relatif tertutup akaan semakin tinggi sehingga penularan akan semakin
mudah (Safrizal dkk 2020).
G. Pencegahan
Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan COVID-19
meliputi :
a. Sering-Sering Mencuci Tangan
Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga
bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan
virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat
memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.
b. Hindari Menyentuh Area Wajah
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah,seperti mata, mulut,
dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari.
Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan
benda atau bersalaman dengan orang lain.
c. Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan
Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus
Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa
menjadi media penyebaran virus Corona.
d. Jangan Berbagi Barang Pribadi
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak
berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi
kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.
e. Etika ketika Bersin dan Batuk
Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika bersin dan batuk,
tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar
liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk.
Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus
yang tertinggal di tangan.
f. Bersihkan Perabotan di Rumah
Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan tempat tinggal juga
penting. Gunakan disinfektan untuk membersih perabotan yang ada di rumah.
Bersihkan permukaan perabotan rumah yang rentan tersentuh, seperti gagang pintu,
meja, furnitur, laptop, handphone, apa pun, secara teratur. Bisa membuat cairan
disinfektan buatan sendiri di rumah menggunakan cairan pemutih dan air. Bersihkan
perabotan rumah cukup dua kali sehari.
g. Jaga Jarak Sosial
Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah jaga jarak
sosial. Pemerintah telah melakukan kampanye jaga jarak fisik atau physical distancing.
Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan atau tempat
umum,sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak
dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik tidak hanya berlaku di tempat
umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.
h. Hindari Berkumpul dalam Jumlah banyak
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia telah
membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas keramaian selama pandemik virus
Corona. Tidak hanya tempat umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi
6
tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut. Tindakan tersebut adalah
upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona. Virus Corona dapat ditularkan melalui
makanan, peralatan, hingga udara. Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan
aktivitas di rumah agar pandemic virus Corona cepat berlalu.
i. Mencuci Bahan Makanan
Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam bahan
makanan, seperti buah-buah dan sayursayuran menggunakan larutan hidrogen peroksida
atau cuka putih yang aman untuk makanan. Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan
makanan tetap segar ketika ingin dikonsumsi. Selain untuk membersihkan, larutan yang
digunakan sebagai mencuci memiliki sifat antibakteri yang mampu mengatasi bakteri
yang ada di bahan makanan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pneumonia
Definisi
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh
disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau radiasi.
(Djojodibroto, 2014).
fisik dari paru-paru, dan bisa juga disebabkan pengaruh dari penyakit
Etiologi
a. Bakteri
8
b. Virus
c. Jamur
kompos.
d. Protozoa
Dan bisa terjadi karena kekebalan tubuh dan juga mempunyai riwayat
penyakit kronis.
mikroorganisme:
a. Bahan kimia.
c. Merokok.
14
Klasifikasi
e. Berdasarkan anatomi :
1) Pneumonia komunitas
kardiopulmonal.
2) Pneumonia aspirasi
15
Patofisologi
Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk kedalam
Alveoli penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin dan
berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun sehingga
darah merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat
16
Secara hematogen maupun lewat penyebaran sel, mikroorganisme
batuk.
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis beragam, tergantung pada organisme penyebab dan
l. Tanda lain : infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat
sianosis sentral.
17
o. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah
lelah.
Komplikasi
Pencegahan
Penatalaksanaan
s. Pemberian oksigen
18
sehingga penanganannya pun akan disesuaikan dengan penyebab
itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum tidak tampak adanya bakteri
antibiotics (Shaleh,2013).
19
b. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus
daya tahan tubuh. Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan
Pemeriksaan Penunjang
dilakukan adalah:
u. Sinar X
v. GDA
w. JDL leukositosis
Sel darah putih rendah karena terjadi infeksi virus, dan kondisi imun.
x. LED meningkat
meningkat.
20
B. Konsep COVID-19
Definisi
orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini
dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel
SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama
tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret
Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
19). COVID-19 termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan sering
berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60- 140 nm. Virus ini secara
kelelawar-SARS
21
yaitu dengan memiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro,
Huh- 7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ
inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II
d an δ. Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang
dan bahkan , serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus
Etiologi
22
2019 (yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19
hari untuk mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“,
2020). CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota
spesies
23
burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs dan gammaCoVs.
termasuk unta, sapi, kucing, dan kelelawar (Safrizal dkk, 2020). Sampai
saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) yang mampu menginfeksi manusia
HCoV baru, yang diisolasi dari pasien kluster dengan pneumonia atipikal.
SARS- CoV11. Untuk alasan ini, virus baru itu bernama SARS-CoV-2.
kelelawar dan manusia, belum diketahui. Karena mutasi pada strain asli
Karakteristik Epidemiologi
24
Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau memiliki
riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang
pemantauan.
25
Mekanisme Penularan
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita
Karakteristik Klinis
saat ini, masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan
terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya
terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk
akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi
sedang hingga rendah, atau tidak ada demam sama sekali. Kasus ringan
tanpa manifestasi pneumonia Dari kasus yang ditangani saat ini, sebagian
besar pasien memiliki prognosis yang baik. Orang tua dan orang-orang
buruk
26
sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi pada
malaise. Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea,
d. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada
e. Pneumonia Parah
karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau
27
memburuknya gambaran pernapasan yang sudah diidentifikasi.
Pencegahan
virus Corona.
28
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari.
bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di
sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu
ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci
jaga
29
jarak fisik atau physical distancing. Dengan menerapkan physical
Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik
diterapkan.
di
30
bahan makanan.
Definisi
nafas merupakan perasaan sesak dan pada saat bernafas. Sesak nafas
e. Saturasi Oksigen
Definisi
31
Deep breathing exercise merupakan latihan pernapasan dengan tehnik bernapas
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh (Smeltzer, et al. 2008). Nafas
dalam (deep breathing) adalah suatu teknik bernafas yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis yang bisa memberikan respon relaksasi. Nafas dalam adalah suatu
keterampilan, nafas dalam adalah tipe bernafas yang kita lakukan secara alami saat
masih bayi atau saat tidur dan bernyanyi. Nafas dalam adalah sebuah keterampilan
dimana membutuhkan waktu dan komitmen untuk dipraktekkan (Reyes & Wall 2004).
a. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan.
bernafas.
e. Mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas
32
Latihan pernapasan dengan tehnik deep breathing membantu
2005).
meliputi:
tidur/kursi.
33
3) Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai
dalam 4 detik.
sampai 3 detik.
melalui perut.
Definisi
34
bergumam atau bersenandung. Masyarakat di india menyebut
Manfaat
telinga
f. Tarik nafas dan ulangi gerakan sebanyak 3-4 kali selama 5- 1 meni
35
Pelaksanaan
Manfaat
tulang rawan
36
ANALISA DATA
Pengkajian dilakukan tanggal 11 februari 2021 pada pasien Pneumonia et causa post
COVID-19 yang dirawat diruang Instalasi Care Unit (ICU). Pengkajian penelitian
dilakukan pada 1 pasien yaitu Tn. R, dengan diagnosa Pneumonia et causa post
Evaluasi yang didapatkan dari klien yang akan dibahas, di bawah ini :
Pengkajian
a. Biodata Pasien
1) Identitas Klien
Nama : Tn.R
Jenis kelamin : Laki- Laki
Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
No Register : 08.11.90.XX
37
2) Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas dan lemas. Pasien mulai merasa tidak enak badan
sejak seminggu yang lalu sebelum masuk RS. Pasien merasa dadanya terasa sesak,
Pasien mengatakan biasanya sakit batuk pilek, dan sembuh setelah minum obat.
Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Kadang merasa mual. Makan 3x setengah
porsi dan minum 1 botol air (600 cc) dalam sehari . Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein.
54
(c) Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAK spontan 5-6 x/hari. Berwarna kuning. Bau khas
Pasien mengatakan sulit tidur karena sesak nafas dan pusing. Tidur
4) Pemeriksaan Fisik
e)Inspeksi
dada simetri, irama nafas terarur, pola nafas dipsnea, terdapat otot
55
f)Palpasi
g)Perkusi
Tidak ada pembesaran hepar, lien, dan ginjal. Batas Jantung
: Batas atas : ICS ke 3 linea parasternal kanan sampai ICS ke 3 linea
h)Auslkutasi
Suara nafas ronchi basah. BJ1 dan BJ2 normal (lup dup).
4)Pemeriksaan Penunjang
(a)Pemeriksaan laboratorium
56
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
HASIL PEMERIKSAAN
JENIS
NO PEMERIKSAAN TGL ... TGL … TGL … TGL .. TGL … NILAI NORMAL
08/01/21
8 pH 7.4 7.37-7.45
posterior.
57
2. Analisa Data
Tabel 4.2
Analisa Data
Masalah
Data Fokus Etiologi
Keperawatan
Data Subjektif : Virus Covid-19
Tn. R mengatakan sesak nafas Bersihan Jalan Nafas
Terpapar orang/benda Tidak Efektif
Data objektif : yang positif Covid-19
- Pasien tampak gelisah (D.0001)
Masuk melalui udara
- Pernafasan cepat dangkal
- Suara nafas ronchi basah ke saluran nafas
- Batuk tidak efektif
Masuk ke dalam paru-
- RR : 24 x/menit
paru
Bronkus/bronkeolud
dan alveolus
Menggangu kerja
makrofag
Infeksi
Peradangan
Produksi sekret
meningkat
Akumulasi sekret
Obstruksi saluran
nafas
58
- Pernafasan cuping hidung
- Irama nafas cepat dangkal Masuk ke dalam paru-
- Nadi : 96 x/menit, paru
- RR : 24 x/menit,
- PC02 : 43,5 mg/dl Bronkus/bronkeolud
- P02 : 125 m/dl dan alveolus
- SPO2 : 87%
Menggangu kerja
makrofag
Infeksi
Peradangan
Produksi sekret
meningkat
Kapasitas tranportasi
O2 menurun
Gangguan
Pertukaran Gas
59
Peningkatan
prostagladin
Peningkatan
penggunaan energi
Keletihan/kelelahan
Intoleransi Aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.3
Diagnosa Keperawatan
60
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.4
Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Objektif:
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi nafas menurun
- Saturasi Oksigen berubah
- Pola nafas berubah
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
IdentifikasiHasil
Observasi:
61
Dibuktikan dengan : Setelah dilakukan Monitor frekuensi, irama,
intervensi keperawatan kedalamam, dan upaya nafas
Gejala dan Tanda Mayor selama........................maka Monitor kemampuan baruk
gangguan pertukaran gas Efektif
Subjektif:
meningkat dengan kriteria Monitor pola nafas
Dipsnea hasil : Monitor adanya sputum
1. Dipsnea menurun Monitor adanya sumbatan jalan
2. Bunyi nafas nafas
Objektif :
tambahan menurun Auskultasi suara nafas
- Pco2 meningkat/menurun 3. Pusing menurun Monitor saturasi oksigen
- Po2 menurun 4. Pengelihatan kabur Monitor AGD
- Takikardi menurun
- bunyi nafas tambahan
Terapeutik:
Gejala dan Tanda Minor
Atur interval pemantauan dan
prosedur pemantauan
Subjektif:
Dokumentasi hasil pemantauan
- Pusing Edukasi
- Pengelihatan kabur Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Objektif : Informasikan hasil pemantauan
- sianosis
- gelisah
- nafas cuping hidung
- pola nafas abnormal
- kesadaran menurun
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
62
Objektif : - Sediakan lingkungan nyaman dan
- Tekanan darah berubah (>20%) rendah stimulus
darikondisi istirahat - Lakukan latihan rentang gerak pasif
- Gambaran EKG dan/atau aktif
- Sianosis - Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Kolaborasi
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
Gunakan nada suara yang lembut
dengan irama lambat dan berirama
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, dan jenis
relaksasi yg tersedia (nafas dalam
dan humming)
Jelaskan secara rinci intervensi yg
dipilih
Anjurkan mengambil posisi yg
nyaman
Anjurkan rileks
Anjurkan sering mengulangi teknik
Demontrasikan dan latih teknik
relaksasi
63
4. Implementasi dan Evaluasi
Tabel 4.5
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. 11-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan nafasnya masih
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 87%
diharapkan bersihan - RR: 40 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
64
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan masih agak
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, pusing
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 87%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 40 x/mnt
pertukaran gas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Dipsnea A : Masalah Gangguan Pertukaran Gas
menurun belum teratasi
2. Bunyi nafas P : Lanjutkan intervensi
tambahan - Melakukan monitoring
menurun frekuensi, irama, kedalamam,
3. Pusing menurun dan upaya nafas
65
4. Pengelihatan - Melakukan monitoring
kabur menurun saturasi oksigen
3. Intoleransi aktivitas Manajemen Energi (I.05178)
(D.0056) Setelah dilakukan Terapi Relaksasi (I.09326) S:
intervensi - Memberikan aktivitas distraksi yang - Pasien mengatakan sudah
keperawatan selama menenangkan (kombinasi deep breathing dan paham terapi kombinasi deep
5 x 15 menit humming) breathing dan humming.
diharapkan - Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang - Pasien mengatakan tubuhnya
Intoleransi aktivitas mengakibatkan kelelahan mudah lelah saat beraktivitas
meningkat dengan - Monitoring kelelahan fisik dan emosional dan mudah sesak nafas
kriteria hasil : - Menganjurkan tirah baring O:
1. Kemudahan - Menganjurkan melakukan aktivitas secara - Pasien tampak lemas
dalam melakukan bertahap - Irama nafas cepat dangkal
aktivitas sehari- - Menjelaskan tujuan, manfaat, terapi A : Masalah Intoleransi aktivitas belum
hari Meningkat kombinasi deep breathing dan humming teratasi
2. Kekuatan tubuh - Menjelaskan langkah-langkah terapi P : Lanjutkan intervensi
bagian atas dan kombinasi deep breathing dan humming - Monitoring kelelahan fisik
bawahMeningkat - Menganjurkan pasien mengambil posisi yg dan emosional
3. Keluhan lelah nyaman - Menganjurkan tirah baring
menurun - Menganjurkan klien rileks
66
4. Dispnea saat - Menganjurkan klien sering mengulangi - Menganjurkan melakukan
aktivitas menurun teknik aktivitas secara bertahap
- Mendemontrasikan dan latih teknik relaksasi - Menganjurkan klien rileks
- Menganjurkan klien sering
mengulangi teknik
1. 12-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan nafasnya masih
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau sesak
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 91%
diharapkan bersihan - RR: 37 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
67
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan masih agak
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, pusing
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 91%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 37 x/mnt
pertukaran gas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan A : Masalah Gangguan Pertukaran Gas
kriteria hasil : belum teratasi
1. Dipsnea P : Lanjutkan intervensi
menurun - Melakukan monitoring
2. Bunyi nafas frekuensi, irama,
tambahan - kedalamam, dan upaya nafas
menurun - Melakukan monitoring
3. Pusing menurun saturasi oksigen
68
4. Pengelihatan
kabur menurun
69
3. Keluhan lelah
menurun
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
1. 15-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak sesak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 93%
diharapkan bersihan - RR: 32 x/mnt
jalan nafas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Suara nafas ronchi basah
kriteria hasil : A : Masalah bersihan jalan nafas
1. Produksi sputum belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
2. Mengi menurun - Atur posisi pasien semifowler
3. Whezing atau fowler
menurun
4. Dipsnea menurun
70
5. Saturasi Oksigen
membaik
2. Gangguan 6. Pola nafas Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan pusingnya
Pertukaran Gas membaik Melakukan monitoring frekuensi, irama, berkurang
kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 93%
Setelah dilakukan Melakukan monitoring AGD - RR: 32 x/mnt
intervensi - Irama nafas cepat dangkal
keperawatan selama A : Masalah Gangguan Pertukaran Gas
5 x 15 menit belum teratasi
diharapkan gangguan P : Lanjutkan intervensi
pertukaran gas - Melakukan monitoring
meningkat dengan frekuensi, irama,
kriteria hasil : - kedalamam, dan upaya nafas
1. Dipsnea - Melakukan monitoring
menurun saturasi oksigen
2. Bunyi nafas
tambahan
menurun
3. Pusing menurun
71
4. Pengelihatan
kabur menurun
3. Intoleransi aktivitas Manajemen Energi (I.05178) S: Pasien mengatakan tubuhnya mudah
(D.0056) Setelah dilakukan Terapi Relaksasi (I.09326) lelah saat beraktivitas
intervensi - Monitoring kelelahan fisik dan emosional O:
keperawatan selama - Menganjurkan melakukan aktivitas secara - Pasien tampak lemas
5 x 15 menit bertahap - Irama nafas cepat dangkal
diharapkan - Menganjurkan tirah baring A : Masalah Intoleransi aktivitas belum
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan klien rileks teratasi
meningkat dengan - Menganjurkan klien sering mengulangi P : Lanjutkan intervensi
kriteria hasil : teknik - Monitoring kelelahan fisik
1. Kemudahan dan emosional
dalam melakukan - Menganjurkan melakukan
aktivitas sehari- aktivitas secara bertahap
hari Meningkat - Menganjurkan tirah baring
2. Kekuatan tubuh - Menganjurkan klien rileks
bagian atas dan - Menganjurkan klien sering
bawahMeningkat mengulangi teknik
3. Keluhan lelah
Menurun
72
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
73
1. 16-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak sesak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 95%
diharapkan bersihan - RR: 29 x/mnt
jalan nafas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Produksi sputum - Suara nafas ronchi basah
menurun A : Masalah bersihan jalan nafas
2. Mengi menurun belum teratasi
3. Whezing P : Lanjutkan intervensi
menurun - Atur posisi pasien semifowler
4. Dipsnea menurun atau fowler
5. Saturasi Oksigen
membaik
6. Pola nafas
membaik
74
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan pusingnya
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, berkurang
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 95%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 29 x/mnt
pertukaran gas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan A : Masalah Gangguan Pertukaran Gas
kriteria hasil : belum teratasi
1. Dipsnea P : Lanjutkan intervensi
menurun - Melakukan monitoring
2. Bunyi nafas frekuensi, irama,
tambahan - kedalamam, dan upaya nafas
menurun - Melakukan monitoring
3. Pusing menurun saturasi oksigen
4. Pengelihatan
kabur menurun
75
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178) S: Pasien mengatakan tubuhnya sudah
(D.0056) intervensi Terapi Relaksasi (I.09326) mulai membaik, perasaan mudah
keperawatan selama - Monitoring kelelahan fisik dan emosional lelah berkurang
5 x 15 menit - Menganjurkan melakukan aktivitas secara O:
diharapkan bertahap - Pasien dapat beraktivitas
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan tirah baring - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan - Menganjurkan klien rileks berkurang
kriteria hasil : - Menganjurkan klien sering mengulangi A : Masalah Intoleransi aktivitas belum
1. Kemudahan teknik teratasi
dalam melakukan P : Lanjutkan intervensi
aktivitas sehari- - Monitoring kelelahan fisik
hari Meningkat dan emosional
2. Kekuatan tubuh - Menganjurkan melakukan
bagian atas dan aktivitas secara bertahap
bawahMeningkat - Menganjurkan tirah baring
3. Keluhan lelah - Menganjurkan klien rileks
menurun - Menganjurkan klien sering
4. Dispnea saat mengulangi teknik
aktivitas menurun
76
1. 17-02-2021 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (I.01011) S: Pasien mengatakan masih agak sesak
Nafas Tidak Efektif intervensi - Mengatur posisi pasien semifowler atau nafas
keperawatan selama fowler O:
(D.0001) 5 x 15 menit - SPO2 : 96%
diharapkan bersihan - RR: 28 x/mnt
jalan nafas - PCO2 : 43,5 mg/dl
meningkat dengan - PO2 : 125 m/dl
kriteria hasil : - Irama nafas cepat dangkal
1. Produksi sputum berkurang
menurun - Suara nafas ronchi basah
2. Mengi menurun berkurang
3. Whezing A : Masalah bersihan jalan nafas
menurun teratasi sebagian
4. Dipsnea menurun P : Pertahankan intervensi
5. Saturasi Oksigen - Atur posisi pasien semifowler
membaik atau fowler
6. Pola nafas
membaik
77
2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.1014) S: Pasien mengatakan pusingnya sudah
Pertukaran Gas intervensi Melakukan monitoring frekuensi, irama, berkurang
keperawatan selama kedalamam, dan upaya nafas O:
(D.0003) 5 x 15 menit Melakukan monitoring saturasi oksigen - SPO2 : 96%
diharapkan gangguan Melakukan monitoring AGD - RR: 28 x/mnt
pertukaran gas - Irama nafas cepat dangkal
meningkat dengan berkurang
kriteria hasil : A : Masalah Gangguan Pertukaran Gas
1. Dipsnea teratasi sebagian
menurun P : Pertahankan intervensi
2. Bunyi nafas - Melakukan monitoring
tambahan frekuensi, irama,
menurun - kedalamam, dan upaya nafas
3. Pusing menurun - Melakukan monitoring
4. Pengelihatan saturasi oksigen
kabur menurun
78
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178) S: Pasien mengatakan perasaan mudah
(D.0056) intervensi Terapi Relaksasi (I.09326) lelah berkurang
keperawatan selama - Monitoring kelelahan fisik dan emosional O:
5 x 15 menit - Menganjurkan melakukan aktivitas secara - Pasien dapat beraktivitas
diharapkan bertahap - Irama nafas cepat dangkal
Intoleransi aktivitas - Menganjurkan tirah baring berkurang
meningkat dengan - Menganjurkan klien rileks A : Masalah Intoleransi aktivitas
kriteria hasil : - Menganjurkan klien sering mengulangi teratasi sebagian
1. Kemudahan teknik P : Pertahankan intervensi
dalam melakukan - Monitoring kelelahan fisik dan
aktivitas sehari- emosional
hari Meningkat - Menganjurkan melakukan
2. Kekuatan tubuh aktivitas secara bertahap
bagian atas dan - Menganjurkan tirah baring
bawahMeningkat - Menganjurkan klien rileks
3. Keluhan lelah - Menganjurkan klien sering
menurun mengulangi teknik
4. Dispnea saat
aktivitas menurun
79
80
data bahwa klien seluruhya berjenis kelamin laki laki. Hasil ini sesuai dengan
oleh beberapa faktor diantara nya dari paparannya apakah pernah kontak
dengan tetangga atau teman kerja yang terpapar COVID-19 atau pernah ke
zona merah atau daerah yang wilayah COVID-19. Selain itu dapat
dipengaruhi oleh pekerjaan dari lingkungan berdebu dan kondisi suhu yang
Tabel 4.6
Evaluasi Saturasi Oksigen Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi
Deep Breathing dan Humming
Pasien Saturasi Oksigen Saturasi Oksigen
dibawah normal yaitu 87% dan pasien mengeluh sesak. Setelah diberikan
terapi kombinasi Deep Breathing dan humming selama5 hari saturasi oksigen
80
81
bahwa nilai saturasi oksigen sebelum dilakukan intervensi deep breathing rata-
rata sebesar 89,80% dan setelah dilakukan intervensi deep breathing rata-rata
judul Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen dengan
hasil penelitian terdapat Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi
Oksigen dan Saturasi Oksigen dengan nilai P value 0,001 (Argi V, 2017).
meningkatkan nitric oxide, dan pH dalam tubuh. Selain itu dapat menurunkan
hormon kortisol yang hasilnya akan meningkatkan imun dalam tubuh. Terapi
masalah pernafasan.
81
82
Breath atau humming) adalah latihan pernapasan, itu juga dikenal sebagai
suara lebah bersenandung. Bhramari Pranayama adalah salah satu jenis terapi
yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Latihan yang dilakukan
tubuh dan pikiran, dengan membuat mereka bebas stres dan bahagia. Selain
(termasuk kalsium dan kalium) dan oksigen yang lebih banyak ke otot-otot
2007). Pernafasan diafragma yang dilakukan berulang kali secara teratur dan
maka ketika dia bernafas akan terjadi peningkatan volume tidal, penurunan
sendiri oleh peneliti tanpa enumerator, perhitungan waktu yang tepat dalam
adalah jumah pasien yang terdapat terkait kondisi Pandemi Covid 19 sehingga
82
83
Humming sangat baik di berikan pada pasien yang mengalami sesak nafas hal
ini disebabkan Deep Breathing dan Humming dapat mengurangi sesak nafas,
pH dalam tubuh. Selain itu dapat menurunkan hormon kortisol yang dapat
bila terjadi kolaborasi yang baik antara klien dan pemberi layanan kesehatan.
Klien memiliki peran penting untuk melakukan perawatan mandiri (self care)
(Barnason, Zimmerman & Young, 2011). Perilaku yang diharapkan dari self
83
BAB V
A. Kesimpulan
keperawatan.
pneumonia.
B. Saran
84
84
85
bagipara mahasiswa khususnya dibidang keperawatan tentang kombinasi
Sakit.
komperhensif.
85
DAFTAR PUSTAKA
Anita Y. (2019). Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen
dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan Raflesia :
Poltekkes Kemenkes Bengkulu. ISSN: 2656-6222.
Anwar, Athena, & Ika, Damayanti. (2014). Pneumonia pada anak balita di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(8), 359-365.
Bangun Virgona Argi & Nuraeni Susi. (2013). Pengaruh Aromaterapi Lavender
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit
Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan Soedirman.Volume 8 No2.
Bintang P. (2019). Urgency Praktik Pranayama di Era Milenial. Jurnal Yoga dan
Kesehatan : Brahma Widya IHDN. ISSN : 2621-0185.
Dinas Perhubungan. (2021). Pantauan Data dan Peta Sebaran Corona diWilayah
Kutai Kartanegara. Alamat : https://dishub.kukarkab.go.id/
Guyton A.C. and J.E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
86
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. (2019). Clinical features of
patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet.
2020;395(10223):497-506.
Mertha, I. M., Putri’, P. J. Y., & Suardana, I. (2018). Pengaruh Pemberian Deep
Breathing Exercise terhadap Saturasi Oksigen Pada PPOK. Journal of
Nursing, 1– 9
87
Paramita. (2011). Nursing, Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: PT
Indeks.
diego.org/ Riyadi, Sujono & Sukarmin, (2009), Asuhan Keperawatan Pada Anak,
Edisi
1,.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth/ editor, Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare; alih bahasa, Agung
Waluyo, dkk. Jakarta: EGC.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto,
R.,Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur
Terkini. Jurnal Penyakit.
88
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
89
Lampiran 1
Parikesit Tenggarong.
Studi Pendidikan Profesi Ners 2020 Poltekkes Kemenkes Kaltim, akan melakukan
Humming terhadap Penurunan Sesak Nafas Di Ruang ICU RSUD A.M Parikesit
Tenggarong. “
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak ada ancaman bagi
Peneliti
90
Lampiran 2
Nama : ...............................................................................…
Jenis Kelamin : L / P *
Umur : ..................................................................................
Alamat : ..................................................................................
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan tanpa paksaan dari
siapapun. Saya memahami bahwa penelitian ini akan bermanfaat dan tidak akan
merugikan ataupun berakibat buruk bagi saya.
Peneliti/Asisten
Peneliti** ........................................
91
Lampiran 3
Peneliti
92
Lampiran 4
Kontra Indikasi Klien mengalami perubahan kondisi nyeri , sesak nafas dan
emergency
a. Berikan salam, perkenalkan diri, dan identifikasi
responden dengan memeriksa identitas responden
93
b. Buat perencanaan tindakan
c. Kaji kebutuhan perawat, minta bantuan perawat lain jika
perlu
d. Siapkan alat
Persiapan alat : Bantal sesuai kebutuhan dan kenyamanan
Persiapan Alat klien, Tempat tidur dengan pengaturan sesuai, kenyamanan
klien, Tissue, Bengkok
a. Beri salam terapeutik kepada klien dan keluarga
b. Perkenalkan diri sebaik mungkin
c. Tanyakan keluhan dan perasaan klien saat ini
d. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
e. Jaga privasi klien
f. Lakukan pengukuran Saturasi Oksigen
g. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
h. Mengidentifikasi status pasien yang hemodinamik stabil,
i. Melakukan pemeriksaan terhadap status pernapasan.
j. Mengidentifikasi klien tidak dalam kondisi nyeri, sesak
94
bengkok). Bila perlu suction sesuai indikasi untuk
membantu mengeluarkan sekret dari jalan nafas bawah.
o. Pastikan mata tetap tertutup untuk beberapa saat. Dan
rasakan sensai tubuh menjadi lebih tenang
p. Letakkan jari telunjuk di telinga kanan dan kiri. Letakkan
jari di tulang rawan kecil (tragus cartilage) diantara
tulang pipi dan telinga
q. Mengajarkan klien menghirup nafas secara perlahan dan
dalam melalui mulut dan hidung, sampai perut terdorong
maksimal/mengembang. Menahan nafas 1-6 hitungan.
Saat menghembuskan nafas tekan tulang rawan dengan
lembut atau menekan kedalam keluar dengan jari.
Kemudian dengan bibir terkatup, keluarkan suara
senandung atau begumam seperrti lebah.
r. Keluarkan suara bersenandung dengan nada rendah atau
lebih baik membuat nada suara yang tinggi.
s. Meminta klien untuk melakukan latihan 3-4 kali secara
mandiri selama 5-10 menit
t. Setelah terapi diberikan dan selesai bersihkan alat dan
atur posisi nyaman untuk klien
u. Lakukan pengukuran saturasi oksigen nafas
v. Isi lembar observasi
a. Evaluasi hasil yang dicapai
b. Beri reinforcement positif pada pasien
95
CONTOH KASUS
Sampai pada tanggal 9 Agustus 2020, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah
lagi yang terdiri dari TERKOMFIRMASI (128,776 kasus) ,DIRAWAT (39,242 dari
30.473% terkonfirmasi),MENINGGAL (5,824 dari 4.523% yang terkonfirmasi) dan
yang SEMBUH (83,710 dari 65.004% yang terkonfirmasih)
Tujuh pasien dari pasar makanan laut local di wuhan telah didiagnosis menderita
penyakit mirip SARS dengan keluhan pasien terkena Demam, Gangguan Pernapasan,
Batuk, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk rawat jalan atau kembali ke rumah.
Namun, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh dan dikarantina di rumah sakit
dokter Li Wenliang
Li adalah seorang dokter berusia 34 tahun yang bekerja di Wuhan, kota yang menjadi
pusat penyebaran virus corona di China hari tanggal 31 Desember 2019. Tanggal 3
Januari 2020, Li dipanggil ke kantor polisi setempat dan ditegur karena menyebarkan
desas-desus yang sangat mengganggu ketertiban sosial atas pesan yang dia kirimkan.
Pada akhir Januari, keterlambatan penanganan wabah oleh pemerintah Wuhan mulai
dipahami di China. Banyak warga memikirkan peringatan dini yang disebarkan dari
dokter Li, Hingga Korban akibat virus tersebut sudah mencapai 493 orang meninggal
dunia dan terbanyak dari kota Hubei yakni 479 orang meninggal dunia di China yakni
24.338 orang.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan wabah virus
Corona sebagai pandemi global, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus
mengatakan, istilah itu digunakan sekarang karena kekhawatiran mendalam atas
Covid-19
istilah pandemi digunakan untuk penyakit menular yang menyebar dari orang ke orang
secara signifikan dan berkelanjutan di banyak negara.
• Pandemi terakhir kali terjadi pada 2009, yaitu flu babi.
• Kala itu, flu babi telah membunuh ratusan ribu orang.
• Pandemi lebih mungkin terjadi jika virus yang menjangkit adalah virus baru.
• Wabah dapat disebut pandemi jika virus dapat menulari orang dengan mudah.
• Selain itu, virus dapat menyebar dari orang ke orang dengan cara yang efisien dan
berkelanjutan.
• Virus Corona telah memenuhi semua kriteria itu.
• Tanpa vaksin atau perawatan yang dapat mencegahnya, penyebarannya akan menjadi
krusial.
Kini, ada 213 negara terkena wabah COVID-19. "Beberapa negara berjuang dengan
kekurangan kapasitas. Ada yang berjuang dengan kekurangan sumber daya. Beberapa
negara lainnya berjuang dengan kurangnya tekad," kata Tedros.
WHO meminta semua negara untuk melakukan tindakan penanganan sebagai berikut.
• Mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat
• Berkomunikasi dengan masyarakat tentang risiko dan bagaimana masyarakat dapat
melindungi diri mereka sendiri
• Menemukan, mengisolasi, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan
melacak setiap kontak
96
ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup:
1) Sejarah perjalanan. Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan riwayat
perjalanan yang terperinci untuk pasien yang dievaluasi dengan demam dan penyakit
pernapasan akut.
2) Pemeriksaan fisik. Pasien yang mengalami demam, batuk, dan sesak napas
dan yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan, Cina baru-baru ini harus ditempatkan
di bawah isolasi segera.
B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data penilaian, diagnosis keperawatan utama untuk pasien dengan
COVID-19 adalah:
1) Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen
akibat paparan COVID-19.
2) Pengetahuan yang kurang terkait dengan ketidaktahuan dengan informasi
penularan penyakit.
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
2. Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas.
3. Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui.
C. Perencanaan dan Tujuan Perawatan
Berikut ini adalah tujuan perencanaan perawatan utama untuk COVID-19:
1. Cegah penyebaran infeksi.
2. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3. Tingkatkan suhu tubuh adekuat
4. Kembalikan pola pernapasannya kembali normal.
5. Kurangi kecemasan.
D. Implementasi Keperawatan
Di bawah ini adalah intervensi keperawatan untuk pasien yang didiagnosis dengan
COVID-19:
1) Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai
dengan suhu tinggi; pantau juga laju pernapasan pasien karena sesak napas adalah
gejala umum lainnya.
2) Pantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan pernapasan
dapat menyebabkan hipoksia.
3) Pertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping tempat tidur pasien;
buang sekresi dengan benar; mengintruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk
atau bersin; menggunakan masker, dan menyarankan mereka yang memasuki ruangan
untuk memakai masker juga; letakkan stiker pernapasan pada bagan, linen, dan
sebagainya.
4) Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang-orang untuk
mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau mencegah penularan virus.
5) Kelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme.
6) Berikan penkes pada pasien dan keluarga. Berikan informasi tentang
penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi, dan
97
perlindungan dari virus.
E. Evaluasi
Tujuan keperawatan terpenuhi sebagaimana dibuktikan oleh:
1) Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan PHBS
dan isolasi pernafasan adekuat.
2) Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3) Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
4) Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal.
5) Pasien tidak terlihat cemas.
F. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi untuk pasien dengan COVID-19 meliputi:
1) Temuan individu, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi, interaksi, sifat
pertukaran sosial, spesifik perilaku individu.
2) Keyakinan budaya dan agama, dan harapan.
3) Paket perawatan.
4) Rencana pengajaran.
5) Tanggapan terhadap intervensi, pengajaran, dan tindakan yang dilakukan.
6) Pencapaian atau kemajuan menuju hasil yang diinginkan.
98
Pengertian tuberkulosis paru
produktif (15-50 tahun). Tahun 2019 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta
(Husnaniyah, 2017).
Cara penularan
saat mereka batuk sambil bersin, tertawa, dan berbicara. Orang-orang yang
masih sangat kecil (di bawah umur 5 tahun) dan orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko tertinggi untuk menderita TB aktif
setelah tertular.
99
TB tidak ditularkan dengan menyentuh benda, jadi pemakaian benda
rumah tangga secara terpisah (seperti sendok-garpu, gelas, atau lap makan)
minggu, biasanya pasien tidak dapat lagi menularkan TB. Saat itu kegiatan
pengobatan. Tim yang menangani akan selalu memberikan saran jika masa
Adapun Edukasi dan penerapan etika batuk yang dapat di lakukan oleh
untuk memalingkan kepala dan menutup mulut / hidung dengan tisu, kalau
tidak memiliki tisu maka mulut dan hidung di tutup dengan pangkal tangan.
Sesudah batuk, tangan dibersihkan, dan tisu dibuang pada tempat sampah yang
100
Tersangka Penderita TB
(Suspek TB)
Ada
Hasil Hasil Tidak Mendukung TB Tidak Ada Perbaikan
Mendukun g TB Perbaikan
Hasil Mendukung TB
Gambar 1
101
Bagan Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa (Depkes RI,
2019).
sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun
2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru
(Husnaniyah, 2017).
1. Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TBC yang BTA positif.
2. Terdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dala 3-7 hari) setelah imunisasi
dengan BCG.
3. Berat badan turun tanpa sebab jetas atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun
4. Sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas.
102
7. Skrofuloderma.
8. Konjungtivitis filiktenularis.
Bila ≥ 3 positif maka dianggap TBC lalu di berikan OAT Observasi 2 bulan.
2. Memburuk/Tetap Bukan TBC Rujuk Ke Rumas Sakit TBC Kebal Obat (MDR)
Rujuk Ke Rumas Sakit
A. Risiko Penularan
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3%. Pada
daerah dengan ARTI sebesar 1% berti setiap tahun di antara 1000 penduduk
terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya sekitar 10% dari yang
103
Klasifikasi penyakit tuberkulosis paru
2) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rotgen dada
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rotgen
penyakit, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto
proses ”fat advanced” atau millier), dan/atau keadaan umum penderita buruk
uji dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
104
a. S (sewaktu): dahak ditampung pada saat terduga pasien TB datang
membawa sebuah pot dahak untuk menampung dahak pagi pada hari kedua.
b. P (pagi): dahak ditampung di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawah dan diserahkan sendiri kepada petugas di fasyankes.
pengetahuan tentang TBC, sikap, perilaku, keadaan gizi dan keadaan rumah
105
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit dan tempat
unsur rumah yang perlu diperhatikan untuk menmenuhi syarat rumah sehat
adalah:
1. Bahan bangunan
kecelakaan, terang, dan batas tinggi langit - langit dari latai 2,75 meter.
Dinding rumah berfungsi untuk menahan angin dan debu, dibuat tidak tembus
pandang terbuat dari bahan batu bata, batako bambu, kayu , dinding dilengkapi
dengan ventilasi untuk pengaturan sikulasi udara. Lantai rumah harus kedap
2. Ventilasi
Jendela rumah berfungsi sebagai lubang angin , jalan udara segar dan sinar
matahari serta sirkulasi . Letak lubang angin yang baik adalah searah dengan
tiupan angin. Disamping itu fungsi ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran
udara di dalam rumah tersebut tetap segar dan untuk membebaskan udara
3. Cahaya
kurang
106
nyaman, juga merupakan media atau tempat baik untuk hidup dan
minimal 60 lux.
untuk tiap orang. Jika luas bangunan tidak sebanding dengan jumlah penghuni
maka menyebabkan kurangnya konsumsi O2, sehingga jika salah satu penghuni
keluarga lain.
Menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999 memenuhi syarat jika luas
lantai/orang.
angka menunjukkan nilai yang stabil. kelembaban pada suhu kamar Menurut
Rumah yang sehat harus memiliki fasilitas seperti penyediaan air bersih
fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga, gudang, dan kandang ternak. (Widia,
2013).
107
A. Asuhan keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a.bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan secret
2. Perencanaan keperawatan
3. Perencaan Keperawatan
109
f. Berikan instruksi dan informasi f. Informasi
tertulis khusus pada pasien untuk tertulismenurunkan
rujukan. Contohnya jadwal oba hambatan pasien untuk
mengingat sejumlah besar
informasi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan
pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada
pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana di gambarkan dalam rencana
yang sudah dibuat di atas.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan dalam kriteria hasil.
110
DAFTAR PUSTAKA
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic- Noc
Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: MediactionPublishing.
Anita Y. (2019). Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas
Pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan Raflesia : Poltekkes Kemenkes Bengkulu. ISSN: 2656-6222.
Anwar, Athena, & Ika, Damayanti. (2014). Pneumonia pada anak balita di Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(8), 359-365.
Barnason, S., Zimmerman, L., & Young, L. (2011). An integrative review of interventions promoting
self-care of patients with heart failure, 448–475. https://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2011.03907.x
Bangun Virgona Argi & Nuraeni Susi. (2013). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan
Soedirman.Volume 8 No2.
Bintang P. (2019). Urgency Praktik Pranayama di Era Milenial. Jurnal Yoga dan Kesehatan : Brahma
Widya IHDN. ISSN : 2621-0185.
Dian K. (2019). Latihan Napas Dalam terhadap Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (Ape) Pasien
Asma Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota Pekalongan. MOTORIK Journal Kesehatan :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klate. ISSN : 1907-218X.
Dinas Perhubungan. (2021). Pantauan Data dan Peta Sebaran Corona diWilayah Kutai Kartanegara.
Alamat : https://dishub.kukarkab.go.id/
Guyton A.C. and J.E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 74,76, 80-
81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
Brunner&Suddarth.(1996).Bukuajarkeperawatanmedikalbedah.Edisi6.
Jakarta:EGC.
Soedarsono(2000).TuberkulosisParu-AspekKlinis&DiagnosisdanTerapi&Lab
IlmuPenyakitParu(K)nai#asional.Surabaya:RSUDDr.Soetomo.Soemantri,I.
(2012).AsuhanKeperawatanPadaPasienDenganGangguanSistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Soeparman&Waspadji (1990).IlmuPenyakitDalam.Jakarta:BPFKUI
112