DISUSUN OLEH
ADI FARIADI
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Paten Ductus Arteriosus (PDA)”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah “KEPERAWATAN
ANAK”.
Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dan tenaga
keperawatan pada umumnya.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
BAB I PEDAHULUAN
2.4 patofisiologi…………………………………….……………………………………7
2.5 pathway………………………………………………………………………………8
2.7 penatalaksanaan…………………………………………………………………….10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan …………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang paling sering dijumpai pada bayi
dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian. Di negara
berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak dilakukan oleh para orang tua. Salah satu
sebabnya adalah pengetahuan yang masih minim mengenai penyakit kanker tersebut.
Dalam penelitian menyebutkan bahwa 5-10% anak usia prasekolah dan 10% anak usia sekolah memiliki
masalah penglihatan. Namun seringkali anak-anak sulit menceritakan masalah penglihatan yang mereka
alami. Karena itu, skrining mata pada anak sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini
mungkin. Skrining dan pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6 bulan, usia 3-
4 tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas. Setidaknya anak diperiksakan ke dokter
mata setiap 2 tahun dan harus lebih sering apabila telah ditemukan masalah spesifik atau terdapat faktor
risiko.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang penyakit retina blastoma
ke masyarakat luas yang mana di negara Indonesia masih kurang di perhatikan. Dan kami sebagai perawat
perlu memahami dan mengetahui mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien dengan retino blastoma.
2. Rumusan Masalalah
A. Pengertian
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai saraf embrionik retina.
Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis
adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus kasus bilateral. Beberapa kasus bilateral
tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang lain terdeteksi pada saat
pemeriksaan evaluasi. ini menunjukkan pentingnya untuk memeriksa klien dengan dengan anestesi
pada anak anak dengan retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah 1 tahun. (Pudjo
Hagung Sutaryo, 2006 ).
B. Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun dapat juga diklasifikasikan menjadi dua
subkelompok yag berbeda, yaitu bilateral atau unilateral dan diturunkan atau tidak diturunkan. Kasus
yang tidak diturunkan selalu unilateral, sedangkan 90 % kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan
unilateral sebanyak 10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi dari kromosom, yang berperan sebagai
pengatur pertumbuhan sel pada sel normal. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor,
yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic
maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa
menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus).
C. Manifestasi klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat
terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala
leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila
sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan glaucoma atau tanda-
tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis
dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus
paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak
kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan
perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan
submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati. Kanker retina ini
pemicunya adalag faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan infeksi virus. Gejala yang ditimbulkan
retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian tengah mata atau retina, membuat mata seolah-
olah bersinar bila terkena cahaya. Kemudian kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan
terganggu atau mata kelihatan juling. Tapi apabila stadium berlanjut mata tampak menonjol. Jadi
apabila terihat tanda-tanda berupa mata merah, berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata
dan pada kondisi gelap terlihat seolah bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit
D. Patofisiologis
Retinoblastoma adalah tumor neuroblastik yang ganas pada lapisan nukleus retina.
Tumor tersebut muncul dalam lapisan internal nukleus retina dan tumbuh ke dalam kapasitas
vitreous (type endophytic).
Tipe endophytic muncul dalam lapisan eksternal nukleus dan tumbuh ke dalam rongga subretina,
dengan detachment retina.
Seringkali tumbuh secara kombinasi endophytic dan exophytic
Keberadaan tumor dapat terjadi dalam koroid, sklera dan syaraf optik.
Penyebaran tumor secara hematogen : bone marrow, skeletal, nodus limfe dan hati.
E. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan fisik : optalmoscopy bilateral
CT scan atau MRI
Aspirasi bone marrow
F. Penatalaksanaan
Tergantung stadium dan diagnosis
Stadium I, II, III biasanya external irradiasi
Tujuan pengobatan adalah untuk membasmi tumor dan mempertahankan pandangan
Radiasi biasanya diberikan di atas 3 – 4 minggu
Pembedahan (enukleasi) adalah pilihan karena pertumbuhan tumor
Kemoterapi pada kasus extraokuler regional atau sudah metatase
1. PATHWAY RETINOBLASTOMA
Herediter, Non-herediter
Retinoblastoma
Endofiti Eksofiti
k k
Tumor tumbuh ke
Tumor keluar lapisan
dalam
retina/sub- retina
Leukokoria Strabismus
Kerusakan
Gangguan berat Penurunan
penglihatan lapang pandang
Metastase Operasi
Gangguan pengangkatan bola Gangguan mobilitas fis
mobilitas fisik mata (enukleasi)
Masuk ke kelenjar
limfa pre aurikuler Perubahan Kerusakan
atau sub mandibula penampilan penglihata
n
Nyeri akut
Resiko
Resiko infeksi harga diri
rendah situasional
Gangguan
mobilitas
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas sehubungan dengan gangguan penglihatan
b. Makanan/cairan
Gejala : Gangguan penglihatan (menurun/hilang). Fotofobia
Tanda: Reflek bola mata boneka “Cat eye reflex”
Pupil keputihan strabismus
Radang orital
Hyphema
c. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan ringan / mata berair
Sakit kepala
d. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga
Terpajan pada radiasi, zat kimia
B. Diagnosa keperawatan dan intervensi
d. Evaluasi
Adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses keperawatan harus dievaluasi.
Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan
pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada klien. Adapun sasaran evaluasi pada
klien dengan tumor abdomen