JURNAL
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
NAMA : PRATIWI DWI ERNAWATI
NPM : 09210000052
PENDAHULUAN
Komunikasi hadir dalam kehidupan pada berbagai bidang, salah satunya dalam bidang kesehatan yang bertujuan
untuk membantu penyembuhan pasien yakni komunikasi terapeutik. Keberadaan komunikasi terapeutik ini
menunjukkan peranan dan seberapa pentingnya komunikasi dalam bidang kesehatan. Menurut Bensing dan
Verhaak (2040)
Komunikasi yang terjalin ini termasuk dalam komunikasi interpersonal. Lewat komunikasi ini, tenaga kesehatan
mampu membantu pasien meraih kesembuhan melalui terciptanya hubungan baik antara keduanya dengan
berlandaskan keterpercayaan. Dalam dunia kesehatan sendiri, komunikasi ini berlaku dalam segala bidang
perawatan kesehatan termasuk didalamnya dalam merawat pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Kehadiran pandemic Covid-19 membawa perubahan atau adaptasi dari banyak hal termasuk dalam perawatan
yang biasa dilakukan tenaga kesehatan. Hal ini dikuatkan dengan adanya urgensi penanganan pandemic yang
telah mampu mempengaruhi komunikasi keperawatan kesehatan di tingkat klinis, kelembangaan, dan
pemerintah (White, et al., 2020, p. 218). Pandemi Covid-19 ini telah memaksa semua orang untuk berdaptasi
dengan kebiasaan baru yang taat protokol kesehatan seperti dengan pemakaian Alat Pelindungi Diri (APD)
misalnya masker.
Menurut Anderson (2020, p. 1), pemakaian APD seperti masker oleh para tenaga kesehatan ini
mampu mempengaruhi interaksi dengan kolega dan juga pasien dan membuat komunikasi dengan
pasien ini semakin sulit karena suara yang keluar seperti teredam berada dibalik masker. peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana tenaga kesehatan menerapakan komunikasi terapeutik
dalam merawat ODGJ di masa pandemic Covid-19 yang mengharuskan adanya protocol
kesehatan dan apa saja hambatan yang didapatkan selama perawatan berlangsung beserta solusi
mengatasinya.
REVIEW JURNAL KEPERAWATAN
1. PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA DIMASA PANDEMI COVID19
Membantu proses pendekatan dengan menciptakan kenyamanan dari proses komunikasi yang dilakukan -
Komunikasi tanpa membedakan
B) Fase Orientasi, (Awal Interaksi) Pada tahapan ini, tenaga kesehatan mayoritas akan memulai
komunikasi dengan memperkenalkan diri. Cara ini ditempuh untuk membangun awal iklim
kepercayaan dari ODGJ kepada tenaga kesehatan yang menjadi poin penting keberhasilan
komunikasi. Dalam keberjalannya, tidak semua tenaga kesehatan akan memperkenalkan diri
pada ODGJ
C) Fase Kerja, Pada fase kerja, kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk membantu terjadinya
perubahan perilaku dari ODGJ yang maladaptif menuju adaptif. Proses kerja dari tenaga kesehatan
banyak terjadi ketika proses membagikan makan, pemberian obat, potong kuku, cukur rambut, olahraga
dan waktu senggang. Pada saat tersebut, tenaga kesehatan akan mulai meneruskan membangun atau
memperkuat komunikasi berlandaskan kepercayaan dengan para ODGJ sekaligus berusaha lebih dekat
dan menggali informasi yang lebih detail dibanding dengan informasi dari tahap orientasi
D) Fase Terminasi, Berdasarkan hasil observasi, dalam fase terminasi sementara para tenaga kesehatan
tidak melakukan penentuan waktu untuk kembali bertemu dengan ODGJ. Terminasi sementara yang
terjadi disini ketika tenaga kesehatan hendak mengakhiri komunikasi yang terjalin dan melanjutkan
komunikasi di lain waktu. Tenaga kesehatan disini bertemu hampir setiap hari dengan ODGJ sehingga
tidak perlu melakukan penentuan waktu bertemu kembali
KESIMPULAN & SARAN
Komunikasi terapeutik yang terjalin ini melibatkan empat fase atau tahapan yang seluruhnya
menerapkan protokol kesehatan yakni fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase
terminasi. Hambatan yang muncul selama proses komunikasi terapeutik dilakukan di masa
pandemic Covid-19 ini beragam antara satu tenaga kesehatan dengan tenaga kesehatan lainnya.
Beragam hambatan yang bermunculan ini adalah protokol jaga jarak, penggunaan masker,
hambatan psikologis dan hambatan fisik gangguan pendengaran.Untuk mengatasi hambatan yang
tersebut dan memastikan komunikasi berjalan lancar, terdapat teknik komunikasi yang diterapkan
oleh tenaga kesehatan. Teknik yang dipergunakan ini adalah menganggap pasien sebagai
keluarga atau teman, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, memperhatikan nada bicara,
menggunakan isyarat tindakan , memperhatikan kontak mata, dan memberikan humor.