Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

“KASUS PEMICU 1 : GANGGUAN CITRA TUBUH”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Psikososial & Budaya
(Dosen Pengampuh: Ns. Yusrini, M. Kep, Sp, Kep.J)

Disusun Oleh :

ALDINA WAHYUNISYA (0432950421079)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala keagungan dan kebesaran-Nya hanya dengan petunjuk, rahmat,
dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Kasus
Pemicu 1 : Gangguan Citra Tubuh” ini dapat terselesaikan dan dapat
memenuhi sebagai tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya. Penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami sebagai penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Yusrini, M. Kep, Sp, Kep.J
selaku dosen Mata Kuliah Psikososial dan Budaya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai
acuan dalam menyempurnakan makalah ini.

Bogor, 1 Januari 2022

Penyusun,

Aldina Wahyunisya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definisi Ganguan Citra Tubuh.....................................................3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh .......................3
C. Negatif  Dan Positif Citra Tubuh.................................................5
D. Respon Klien Terhadap Perubahan Citra Tubuh ........................5
E. Rentang Respon...........................................................................6
F. Etiologi.........................................................................................7
G. WOC............................................................................................9
H. Tanda dan Gejala.........................................................................9
I. Asuhan Keperawatan Gangguan Citra Tubuh...........................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................16


A. Kesimpulan................................................................................16
B. Saran..........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa
merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak
dapat dilihat langsung seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan
gejala yang berbeda, dan muncul oleh berbagai  penyebab. Kejadian masa lalu
yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat
menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda
dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan
masalah juga bervariasi (Depkes RI. 1993).
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan
citra tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif,
yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. 
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan
mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk
mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan
bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang
terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting
lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya.
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar
utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal
ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah
membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai kemampuan yang
dimiliki. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan perawat
mungkin cenderung membiarkan, khususnya pada klien yang tidak
menimbulkan keributan dan yang tidak membahayakan (Depkes RI. 1993)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan semua teori gangguan citra tubuh?
2. Bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan citra tubuh?
3. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan
citra tubuh?
4. Bagaimana prosedur asuhan perawatan yang digunakan untuk pasien
dengan ganggua citra tubuh?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan mampu mengatasi klien dengan “Gangguan Citra Tubuh”,
dengan menggunakan standar asuhan keperawatan yang sesuai.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami tentang pengertian dan semua teori gangguan citra
tubuh.
b. Mampu memahami tentang proses keperawatan pada klien dengan
gangguan citra tubuh.
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan
citra tubuh.
d. Menguraikan prosedur asuhan perawatan yang digunakan untuk pasien
dengan ganggua citra tubuh.
e. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Psikososial dan Budaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Citra Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang
membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal maupus
eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry,
2005). Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan presepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna
dan obyek yang sering kontak dengan tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan
citra tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang
dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. 
Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif
tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti
visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan
perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain.
Pada akhirnya reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan
berkontribusi untuk meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh


Menurut Potter & Perry (2005), terdapat beberapa stressor yang
mempengaruhi citra tubuh seseorang. Stressor-stressor ini dapat berasal dari
dalam, yakni dari diri seseorang tersebut, yaitu adanya perubahan penampilan
tubuh, perubahan struktur tubuh, dan perubahan fungsi bagian tubuh. Selain itu,
terdapat juga stressor-stressor dari luar yakni, reaksi orang lain, perbandingan

3
dengan orang lain, dan identifikasi terhadap orang lain. Menurut penelitian
Perdani, 2009 (dalam Ratna 2011) yaitu kepuasan citra tubuh ditentukan oleh
faktor usia, karena seorang laki-laki maupun perempuan yang tumbuh menjadi
dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan pada tubuhnya,
meskipun penampilannya tidak sabagaimana yang diharapkan dan sekalipun
berusaha untuk memperbaiki penampilannya.
Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan terdapat faktor
yang mempengaruhinya. Menurut Melliana Citra tubuh seseorang muncul dengan
dipengaruhi oleh beberapa factor berikut ini :
1. Self esteem
Citra tubuh seseorang lebih mengacu pada pandangan seseorang tersebut
tentang tubuhnya yang dibentuk dalam pikirannya, lebih berpengaruh pikiran
orang itu sendiri dibanding pikiran orang lain terhadap dirinya. Selain itu juga
dipengaruhi oleh keyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana
gambaran ideal dalam masyarakat.
2. Perbandingan dengan orang lain.
Citra tubuh secara global terbentuk dari perbandingan yang dilakukan
seseorang terhadap fisiknya sendiri, hal tersebut sesuai dengan standar yang
dikenal oleh lingkungan sosial dan budayanya. Salah satu penyebab adanya
perbedaan antara citra tubuh ideal dengan kenyataan tubuh yang nyata sering
disebabkan oleh media massa yang seringkali menampilkan gambar dengan
tubuh yang dinilai sempurna, sehingga terdapat perbedaan dan menciptakan
persepsi akan pengha yatan tubuhnya yang tidak atau kurang ideal.
Konsekuensi yang didapat adalah individu menjadi sulit menerima bentuk
tubuhnya.
3. Bersifat dinamis.
Citra tubuh memiliki sifat yang mampu mengalami perubahan terus menerus,
bukan yang bersifat statis atau menetap seterusnya . Citra tubuh sangat sensitif
terhadap perubahan suasana hati (mood), lingkungan dan pengalaman fisik
inidvidual dalam merespon suatu peristiwa kehidupan.
4. Proses pembelajaran

4
Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari. Proses pembelajaran citra tubuh ini
sering kali dibentuk lebih banyak oleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu
keluarga dan masyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak - kanak
dalam lingkungan keluarga, khususnya cara orang tua mendidik anak dan di
antara kawan – kawan pergaulannya. Tetapi proses belajar dalam keluarga dan
pergaulan ini sesungguhnya hanyalah mencerminkan apa yang dipelajari dan
diharapkan secara budaya. Proses sosialisasi yang dimulai sejak usia dini,
bahwa bentuk tubuh yang langsing dan proporsional adalah yang diharapkan
lingkungan, akan membuat individu sejak dini mengalami ketidakpuasan
apabila tubuhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan,
terutama orang tua. (dalam Samura, 2011).

C. Negatif  Dan Positif Citra Tubuh


Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai
bentuk individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu
sebenarnya. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk
tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu
merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan  badannya. Individu
merasakan canggung dan gelisah terhadap badannya (Dewi, 2009). 
Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang
bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu
memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam
menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan
bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu
untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori. Individu merasakan
yakin dan nyaman dengan kondisi badannya (Dewi, 2009).

D. Respon Klien Terhadap Perubahan Citra Tubuh


Menurut Riyadi (2009), respon pasien terhadap perubahan bentuk atau
keterbatasan meliputi perubahan dalam kebebasan, pola ketergantungan dalam
komunikasi dan sosialisasi.

5
1. Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:
a. Respon penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock,
kesangsian, pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan).
b. Respon mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan
dengan kelainan bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri.
Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga
atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Respon terhadap pola kebebasan – ketergantungan dapat berupa:
a. Respon penyesuaian: merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian
(membuat keputusan) dalam mengembangkan perilaku kepedulian yang
baru terhadap diri sendiri, menggunakan sumber daya yang ada, interaksi
yang saling mendukung dengan keluarga.
b. Respon mal-adaptip: menunjukkan rasa tanggung jawab akan rasa
kepeduliannya terhadap yang lain yang terus-menerus bergantung atau
dengan keras menolak bantuan.
3. Respon terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa:
a. Respon penyesuaian: memelihara pola sosial umum, kebutuhan komunikasi
dan menerima tawaran bantuan, dan bertindak sebagai pendukung bagi
yang lain.
b. Respon mal-adaptip: mengisolasikan dirinya sendiri, memperlihatkan sifat
kedangkalan kepercayaan diri dan tidak mampu menyatakan rasa (menjadi
diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan).

E. Rentang Respon

Rentang respon terjadinya gangguan citra tubuh

6
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima

2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif


dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.

3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain. 

4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek


identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap


diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain

F. Etiologi
Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat
menimbulkan gangguan citra tubuh :
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
a. Enterostomi
b. Mastaktomi
c. Histerektomi
d. Pembedahan kardiovaskuler
e. Pembedahan leher radikal
f. Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatic
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan
a. Anoreksia nervosa
b. Bulimia
6. Obesitas

7
7. Gangguan muskuluskeletal
a. Atritis
8. Gangguan integumen
a. Psoriasis
b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Gangguan endokrin
a. Akromegali
b. Sindroma chusing
12. Penyalahgunaan bahan kimia
13. Prosedur diagnostic
14. Kehilangan atau pengurangan fungsi
a. Impotensi
b. Pergerakan/kendali
c. Sensori/persepsi
d. Memori
15. Terapi modalitas
a. Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi, dialisis)
b. Kemoterapi
16. Nyeri
17. Perubahan psikososial atau kehilangan
a. Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atau sosial
b. Dukungan orang terdekat
c. Perceraian
d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan)
e. Translokasi/relokasi

8
18. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)

G. WOC
Harga diri rendah

Ganguan citra tubuh

Penyakit fisik

H. Tanda dan Gejala


Beberapa gangguan pada gambaran diri (citra dri) tersebut dapat menunjukan
tanda dan gejala, seperti:
1. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan
dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis digunakan
sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri
seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.
2. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan
dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran
diri yang baru.

9
I. Asuhan Keperawatan Gangguan Citra Tubuh
Seorang remaja putri bernama “A” tampak selalu murung datang
kesekolah. Dia merasa malu dengan teman-temannya karena tubuhnya yang
pendek dan gemuk walaupun banyak ada temannya yang bilang kalau wajahnya
cantik dan menggemaskan. Masalah apakah yang dialami oleh remaja A ini?
Rencana dan tindakan keperawatan apa yang dapat dilakukan untuk kasus ini?
Pembahasan :
1. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Nn. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar

Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Nn. A tampak selalu murung, merasa malu karena
tubuhnya pendek dan gemuk.
Riwayat keluhan utama : Nn. A tampak selalu murung datang kesekolah. Dia
merasa malu dengan teman-temannya karena tubuhnya yang pendek dan
gemuk walaupun banyak ada temannya yang bilang kalau wajahnya cantik
dan menggemaskan

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Gangguan citra tubuh

10
11
3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Gangguan Citra Tubuh (D.0083) berhubungan dengan : (L.09067) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan tidak terjadi Tindakan (I.09305) :
1. Perubahan struktur/bentuk tubuh (gemuk & pendek) gangguan citra tubuh, dengan kriteria hasil : 1. Observasi
2. Ketidak sesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
1. Identifikasi harapan
3. Gangguan psikososial Memburuk
Cukup Cukup citra tubuh
Indikator Memburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
berdasarkan tahap
Gejala dan Tanda Minor : Melihat
Subjektif : bagian tubuh perkembangan
1. Nn. A mengatakan tubuhnya pendek dan gemuk Menyentuh 2. Identifikasi budaya,
Objektif : bagian tubuh
Respon non agama, jenis
1. Nn. A tampak selalu murung datang kesekolah
2. Nn. A merasa malu dengan teman-temannya verbal pada kelamin, dan umur
Kondisi Klinis Terkait perubahan
tubuh terkait citra tubuh
1. Gemuk
2. Pendek Hubungan 3. Identifikasi
sosial
perubahan citra
Keterangan : tubuh yang
1. Memburuk
2. Cukup memburuk mengakibatkan
3. Sedang isolasi social
4. Cukup membaik
5. Membaik 4. Monitor frekuensi
pernyataan kritik
terhadap diri sendiri
5. Monitor apakah
pasien bisa melihat
bagian tubuh yang

11
Meningkat berubah
Cukup Cukup
Indikator Meningkat Sedang Menurun 2. Terapeutik
meningkat menurun
Verbalisasi perasaan 1. Diskusikan
negatif tentang perubahan tubuh
perubahan tubuh
dan fungsinya
Fokus pada bagian
tubuh 2. Diskusikan
Keterangan : perbedaan
1. Menigkat
2. Cukup meningkat penampilan fisik
3. Sedang terhadap harga diri
4. Cukup menurun 3. Diskusikan
5. Menurun
perubahan akibat
pubertas, kehamilan
dan penuaan
4. Diskusikan kondisi
stress yang
mempengaruhi citra
tubuh (mis. Luka,
penyakit,
pembedahan)
5. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh

12
secara realistis
6. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
3. Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terdahap citra tubuh
3. Anjurkan
menggunakan alat
bantu Min. pakaian,
wig, kosmetik)
4. Anjurkan mengikuti
kelompok
pendukung (mis.

13
Kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
6. Latih peningkatan
penampilan diri
( mis. Berdandan)
7. Latih pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok

14
4. Implementasi Keperawatan
1. Observasi
a. Mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b. Mengidentifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait
citra tubuh
c. Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi
social
d. Memonitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e. Memonitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
2. Terapeutik
a. Mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b. Mendiskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c. Mendiskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
d. Mendiskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis.
Luka, penyakit, pembedahan)
e. Mendiskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara
realistis
f. Mendiskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
tubuh
3. Edukasi
a. Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra
tubuh
b. Menganjurkan mengungkapkan gambaran diri terdahap citra tubuh
c. Menganjurkan menggunakan alat bantu Min. pakaian, wig,
kosmetik)
d. Menganjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok
sebaya)
e. Melatih fungsi tubuh yang dimiliki
f. Melatih peningkatan penampilan diri ( mis. Berdandan)
g. Melatih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun
kelompok

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi,
penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain,
citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak
yang ditujukan terhadap dirinya.

B. Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga
jika ada  ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu
merubah dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk
menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada
akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap
citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Veno dkk. 2011. Makalah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan
Citra Tubuh. Yogyakarta.

Nuryadi, Asep. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Citra Tubuh. Kediri:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri.

BKUL PENPROFIL. Gangguan Citra Tubuh. (online).


http://bkulpenprofil.blogspot.com/2014/11/gangguan-citra-tubuh.html
(diakses tanggal 31 maret 2020).

Depkes RI. 1993, Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di


Indonesia. III Depkes RI.

Jurnalis Perawat Indonesia. Makalah Askep Ganguan Citra Tubuh. (online)


https://jurnalis-perawat.blogspot.com/2019/07/makalah-askep-
gangguan-citra-tubuh-pdf.html (diakses tanggal 31 maret 2020)

Keliat, B. A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta : EGC.

Kimberly, Riinha. 2013. Makalah Citra Tubuh. (online)


http://haeraniasrina.blogspot.com/2013/06/makalah-citra-tubuh.html
(diakses tanggal 31 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai