Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Isolasi Sosial


Kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh
keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam
(NANDA, 2012). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa terapi generalis
dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi klien (Jumaini, Keliat, Hastono,
2010; Surtiningrum, Hamid,Waluyo, 2011; Nyumirah, Hamid, Mustikasari,
2012).

B. Definisi TAK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Isolasi Sosial adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan dengan masalah
hubungan sosial.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.

C. Jenis-jenis TAK
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai
padatahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara
fisik).
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).

4
5

3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol


halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita
dan sehat secara fisik).
4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR).
6. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara
fisik).

D. Persiapan Lingkungan
1. Ventilasi baik
2. Penerangan cukup
3. Suasana tenang
4. Pengaturan posisi tempat duduk (setting).

E. Aktivitas dan Indikasi


Aktivitas TAK dilakukan 2 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAK adalah klien dengan gangguan
hubungan sosial berikut:
1. Klien harga diri rendah yang cukup kooperatif.
2. Klien yang yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi
verbal.
3. Klien dengan gangguan harga diri rendah yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid, dan lain-lain).

F. Setting
1. Klien duduk setengah lingkaran dan terapis duduk bersama pada bagian
setengah lingkaran lainnya, dan fasilitator duduk di antara klien.
6

2. Ruangan yang nyaman dan tenang.


O P

P P
3. CL

P L F

F P

P P

P F

OP

Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator

G. Peran dan Fungsi Terapis


1. Leader
Tugas :
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Menyampaikan Tata tertib TAK.
e. Memimpin diskusi kelompok.
f. Menutup acara diskusi.
7

2. Co Leader
Tugas :
a. Membuka acara.
b. Mendampingi leader.
c. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking.
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
3. Fasilitator
Tugas :
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi.
4. Observer
Tugas :
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
5. Operator
Tugas :
a. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan musik).
b. Timer (Mengatur waktu).

H. Metode TAK
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab.
3. Bermain peran atau stimulasi.

I. Tindakan keperawatan generalis pada klien Isolasi sosial


Tujuan : Klien mampu
1. Mengenal masalah isolasi sosial
2. Berkenalan dengan perawat atau klien lain
8

3. Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.


4. Berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
Tindakan
1. Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
b. Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki
teman.
2. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan
a. Menjelaskan cara berkenalan
b. Mendemostrasikan cara berkenalan
c. Melatih klien berkenalan 2 - 3 orang atau lebih
3. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
4. Menjelaskan dan melatih berbicara sosial : meminta Sesutu,
berbelanja dan sebagainya.

J. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien isolasi sosial


Tujuan : Keluarga mampu
1. Mengenal masalah klien Isolasi sosial
2. Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
3. Merawat klien Isolasi sosial
4. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien
Isolasi sosial dan mencegah kekambuhan.
Tindakan
1. Menjelaskan masalah klien Isolasi sosial pada keluarga
a. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien Isolasi sosial
b. Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya Isolasi
sosial.
2. Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
Isolasi sosial
9

a. Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien


Isolasi sosial
b. Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien Isolasi
sosial
3. Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien Isolasi sosial
a. Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
b. Menjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
c. Menjelaskan cara melatih klien berbicara sosial : meinta sesuatu,
berbelanja dan sebagainya.
d. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan berkenalan
e. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan bercakapcakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.
f. Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan berbicara sosial.
4. Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang
terapeutik bagi klien isolasi sosial.
a. Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan klien
b. Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung perawatan
klien
c. Mengajurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya merawat
klien
5. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk follow up , cara rujukan kesehatan klien dan mencegah
kekambuhan.
a. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
b. Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
c. Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
d. Menjelaskan dan menganjurkan follw up dan merujuk klien ke
pelayanan kesehatan.
10

K. Tindakan Keperawatan Kelompok Isolasi Sosial


1. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Sesi 1 : kemampuan memperkanalkan diri
Sesi 2 : kemampuan berkenalan
Sesi 3 : kemampuan bercakap – cakap
Sesi 4 : kemampuan bercakap – cakap topik tertentu
Sesi 5 : kemampuan bercakap – cakap masalah pribadi
Sesi 6 : kemampuan bekerjasama
Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
2. Pendidikan kesehatan pada kelompok Keluarga tentang Isolasi social

L. Terapi Keperawatan Spesialis Jiwa Isolasi Sosial


1. Terapi Individu : Sosial Skill Training (SST), Cognitive Behavior Sosial
Skill Training (CBSST), Behaviour Therapy (BT)
a. Hasil penelitian Renidayati, Keliat dan Sabri (2009) menyatakan SST
dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial pada klien
b. Hasil penelitian Jumaini, Keliat dan Hastono (2010) menyatakan
CBSST dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi klien dengan
isolasi sosial
c. Hasil penelitian Nyumirah (2012) menyatakan Terapi perilaku dapat
meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada klien isolasi sosial
d. Hasil penelitian Sukma, Keliat dan Mustikasari (2015) menyatakan
perpaduan CBT dan CBSST dapat menurunkan tanda dan gejala
halusinasi dan isolasi sosial
2. Terapi keluarga : Family Psychoeducation (FPE)
a. Hasil penelitian Wiyati, Hamid dan Gayatri (2009) menyatakan
psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan kemampuan keluarga
dalam merawat klien isolasi sosial
b. Terapi Kelompok : Supportif Therapy, Self Help Group Therapy
11

c. Hasil penelitian Surtiningrum, Hamid dan Waluyo (2011) menyatakan


terapi suportif dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi klien
isolasi sosial

Anda mungkin juga menyukai