Anda di halaman 1dari 13

VISI

Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam


Asuhan Keperawatan lanjut usia dengan menerapkan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


DEFISIT PERAWATAN DIRI

Program Studi : Profesi Ners Tk. 2

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa I

Beban Studi : 3 sks (2 sks T, 1 sks P)

Pembimbing
Syafdewiyani, SKp, MKep.

Disusun oleh:

Achmad Tasrif Dwi K P3.73.20.2.18.001

Adella Winda Priana P3.73.20.2.18.001

Aisyatu Azkia P3.73.20.2.18.024

Anisa Bela Celena P3.73.20.2.18.033

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA
PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. TOPIK :
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Defisit Perawatan Diri

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya
kebersihan diri dan perawatan diri secara maksimal dan
Meningkatkan kemampuan pasien, memfasilitasi proses interaksi,
membangkitkan motivasi untuk melakukan sosialisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan
sendiri
c. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.
d. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
toileting sendiri.
C. Landasan Teori
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan
dan toileting. (Herdman, 2012).

Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki


manusia dalam melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya
sesuai kondisi kesehatannya. (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).

1. Pengertian

Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan


perawatan diri.

Contohnya: Kebersihan diri, Berdandan, Tata cara makan dan minum,


Tata cara BAB/BAK.
2. Rentang Respon

Adaptif maladaptif

Tidak melakukan
Pola perawatan diri Kadang perawatan
perawatan diri pada
seimbang diri, kadang tidak
saat stres

Keterangan :

a. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor


dan mampu untuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.

b. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien


mendapatan stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan
perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak
peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
3. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan
realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
4. Faktor presipitasi
Penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b)  Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c)  Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g)  Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
5. Tanda dan Gejala
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia PPNI (2017)

D. Klien
1. Karakteristik Klien
a. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya perawatan diri : defisit
perawatan diri.
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif).
2. Proses Seleksi
a. Mengumpulkan data klien
b. Menganalisis data klien
c. Obsevasi di ruangan klien
d. Menentukan klien
e. Data Klien

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:
Hari, tanggal   : Kamis, 2 April 2020
Waktu             : 13.00 – 13.30 (SESI 1)
Tempat            : Ruangan Naga
2. Setting Tempat

F F
P P P

P P

CL L O

KETERANGAN GAMBAR

L : Leader O : Observer

CL : Co-Leader K : Pasien

F : Fasilitator

1. Tim Terapis
a. Leader : Achmad Tasrif Dwi Kurniawan
Tugas :
1) Memimpin berlangsungnya TAK
2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya
TAK
3) Menyampaikan materi sesuai TAK
4) Memimpin diskusi kelompok
b. Co. Leader : Adella Winda Priana
Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
5) Menutup acara leader
c. Fasilitator : Aisyatu Azkia, dan Anisa Bela Celena.
Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota
kelompok untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK.
d. Observer : Audy
Tugas :
1) Mencatat serta mengamati respon klien  (dicatat pada
format yang tersedia).
2) Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan,
proses hingga penutupan.
2. Metode dan Media
a. Metode
1) Dinamika Kelompok
2) Diskusi Tanya Jawab
3) Bermain Peran dan Simulasi
b. Media / Alat :
1) Buku catatan dan pulpen
2) Bola/Topi
3) Sound system
4) Jadwal kegiatan klien
F. LANGKAH KEGIATAN

1. Topik
Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan
Diri, Berhias
2. Tujuan
a. Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
b. Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri
c. Klien mampu menyebutkan cara  menjaga kebersihan diri
d. Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan
perawatan diri
e. Klien mampu memperagakan cara berhias
3. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok ini adalah :
a. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya dengan gangguan
perawatan diri : defisit perawatan diri.
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak bekerjasama (Kooperatif).
4. Nama Klien
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 5 orang,
sedangkan sisanya sebagai klien cadangan jika klien yang ditunjuk
berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas
kelompok ini serta klien sebagai cadangan adalah :
a. Tn. Suprianto
b. Tn. Adrian
c. Tn. Adil
d. Tn. Hendri
e. Tn. Ansori
Klien peserta cadangan
f. Tn. M Darmawan
g. Tn. M Idris
5. Alat
a. Buku catatan dan pulpen
b. Bola/Topi
c. Sound sistem
d. Jadwal kegiatan klien
6. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Simulasi
7. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien gangguan jiwa terkhususnya dengan indikasi,
yaitu Defisit perawatan diri.
2) Membuat kontrak dengan klien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
1) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis.
2) Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan
manfaat perawatan diri dan cara menjaga kebersihan diri serta
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.
3) Menjelaskan aturan main berikut.
4) Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta izin kepada terapis.
5) Lama kegiatan 30 menit.
6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
d. Tahap Kerja
1) Jelaskan kegiatan, yaitu music akan diplay serta bola/Topi
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kea rah
kiri) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola/topi akan mendapat giliran untuk
menyebutkan : Salam, nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hoby, serta menyebutkan kelebihan merawat diri dan akibat
tidak merawat diri, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
2) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan
temple/pakai.
3) Ulangi point a sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
4) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
member pandu positif.
e. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana Tindak Lanjut
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari.
b) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan
cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri.
c) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat
perawatan diri pada jadwal kegiatan harian klien.
1) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu melakukan cara mandi
dan berkeramas dengan baik.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri
secara verbal dan nonverbal, kemampuan klien menyebutkan manfaat
pentingnya keperawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan akibat
apabila tidak melakukan perawatan diri dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut :

Kemampuan Verbal

Nama Klien
No: Aspek yang Dinilai

1. Memperkenalkan diri
2. Menyebutkan pentingnya
perawatan diri
3. Menyebutkan cara
menjaga kebersihan
4. Memperagakan berhias
diri
Jumlah

Kemampuan Nonverbal

Nama Klien
No: Aspek yang Dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal dan
akhir
Jumlah
Menyebutkan
Menyebutkan
manfaat Menyebutkan
akibat apabila Memperagakan
No Nama Klien pentingnya cara menjaga
tidak melakukan berhias diri
perawatan kebersihan diri
perawatan diri
diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk
tiap Peserta, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat 
pentingnya perawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan akibat apabila
tidak melakukan perawatan diri beri tanda () jika klien mampu dan tanda
(x) jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien.
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Ellya. 2014. Keperawatan Jiwa: Landasan Teori Defisit Perawatan Diri.
https://ellya70.wordpress.com/2014/04/21/keperawatan-jiwa.
Diakses pada tanggal 31 Maret 2020.
DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes
Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa.
Jakarta: EGC
Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC
Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.
Jakarta: TBK

Anda mungkin juga menyukai