Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

1. Ahmad Asrullah P05120220046

2. Wike Meika F P05120220084

3. Sela Pratimi P05120220077

4. Cindy Puspita Sari P05120220052

5. Delti Melfita Sari P05120220053

6. Helfi Novriani P05120220060

7. Priska Sawlia G P05120220071

8. Rahayu Anindia P05120220072

Dosen Pembimbing :
Ns. Agung Riyadi, S.Kep.,M.kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKES KEMENKES BENGKULU
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KONSEP DASAR KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes RI, 2013).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktivitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa
dilakukan secara mandiri (Direja, 2011). Sedangkan menurut SDKI (2016) defisit
perawatan diri adalah tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun (Keliat dkk, 2014).

B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes RI (2013),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan Realitas Turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi


kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

b. Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena


pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh


dimandikan.

f. Kebiasaan Seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam


perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

g. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri


berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Patofisologi
Masalah defisit perawatan diri pada seseorang dapat disebabkan oleh

beberapa hal kecil yang mudah dikenali. Menurut Hastuti (2018), penyebab

perawatan diri terdiri berdasarkan data subjektif dan objektif.

1. Data Subjektif

Tanda dan gejala berdasarkan data subjektif biasanya dapat dilihat

dari tidak adanya produktivitas tubuh seperti :

a. Klien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya

2. Data Objektif

Tanda dan gejala berdasarkan data objekrif biasanya dapat dilihat dari

penampilan seseorang yang mungkin terlihat berantakan, kotor bahkan

mengeluarkan bau yang tidak sedap seperti :

a. Rambut kotor, acak-acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawat


D. Rentang Respon

Menurut (Dermawan, 2013), Adapun rentang respon defisit perawatan diri


sebagai berikut:
Adaptif Maladaptif

Tidak melakukan
Pola perawatan diri Kadang perawatan diri,
perawatan diri pada
seimbang kadang tidak
saat stres

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk
berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor
kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stressor (Dermawan, 2013)

E. Pohon Masalah
F. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut (Damaiyanti, 2012) sebagai
berikut:

1. Mandi/hygine : Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,


memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikantubuh,serta masuk dan keluar
kamar mandi
2. Berpakaian : Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
3. Makan : Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukan kemulut, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara
yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup
makanan dengan aman
4. Eliminasi : Klien memiliki kebatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian
toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.Menurut Depkes tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotordisertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendahdiri dan merasa hina.
c. Social
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Direja (2011) adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
4. Farmakologi

a. Obat anti psikosis : Penotizin.


b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital

5. Terapi

a. Terapi Keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah


klien dengan memberikan perhatian:

1) Jangan memancing emosi klien.


2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau


aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah
laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan:

1) Manfaat perawatan diri.


2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.

c. Terapi Musik

Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk


mengembalikan kesadaran pasien.

H. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan menurut (Dadang Hawari, 2012)

1. Hospitalisasi perawatan rumah sakit


2. Psikotrapi

I. Komplikasi

Komplikasi dari defisit perawatan diri menurut Damaiyanti (2012) sebagai


berikut:
1. Komplikasi Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Komplikasi Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan


kebutuhan aman nyaman, kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien meliputi : nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama : Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telahdilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi : Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga
dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan
social budaya.
4. Faktor Presipitasi :tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah mengalami masalah Body Image, Praktik
Sosial, Status Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Budaya, Kebiasaan Seseorang,
Kondisi fisik atau psikis
5. Aspek fisik/biologis : Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
6. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
7. Status mental : Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,aktivitas
motorikklien, afek klien, interaksiselamawawancara, persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
8. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
9. Mekanisme koping malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahanpersepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
10. Masalah psikososial dan lingkunganMasalah berkenaan dengan ekonomi,
dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan
pelayanan kesehatan.
11. Pengetahuan Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
12. Aspek medik Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
Analisa data

No Analisa data Masalah Keperawatan

1. DS :
1. Pasien mengatakan malas mandi.
2. pasien mengatakan jarang
mengganti baju.
3. Pasien mengatakan tidak pernah
mencuci tangan saat makan dan Defisit Perawatan Diri
ketika selesai makan.
4. Pasien mengatakan tidak tahu
cara eliminasi urin.

DO :

1. Badan tercium bau.


2. Penampilan tidak rapi.
3. makan berantakan.
4. BAK/BAB sembarang tempat.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri b.d psikilogis dan/atau psikotik


C. Intervensi Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL

(SLKI) (SIKI)

1. Defisisit perawatan diri b.d Gangguan Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: Dukungan perawatan diri Observasi
psikologis atau psikoltik selama ...x 24 am, diharapkan pasien: 1.mengetahui kebiasaan aktivitas
SLKI: Perawatan diri Aktivitas Keperawatan: perawatan diri sesuai usia
Tanda dan gejala mayor Ekspektasi : Meningkat Observasi 2. memantau tingkat kemandirian
 1: menurun 1.identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri 3. mengetahui identifikasi kebutuhan alat
Ds:  2: cukup menurun sesuai usia bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias,
1.menolak melakukan perawatan diri  3. Sedang 2.monitor tingkat kemandirian makan, dan BAB/BAK
 4. Cukup meningkat 3.identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
Do:  5. Meningkat diri, berpakaian, berhias, makan, dan BAB/BAK Teraupetik
1.tidak mampu mandi atau 1. menyediakan lingkungan yang
 Dengan Kriteria hasil:
mengenakan pakaian atau makan atau Teraupetik terapautik
1.kemampuan mandi
ke Toilet atau berhias secara mandiri 1. Sediakan lingkungan yang terapautik 2. menyediakan keperluan pribadi
2.kemampuan mengenankan pakaian
2. minat melakukan perawatan diri 2. sediakan keperluan pribadi 3. mendampingi dalam melakukan
3.kemampuan makan
kurang 3. dampingi dalam melakukan perawatan diri perawatan diri sampai mandiri
4.kemampuan ke toilet BAK dan
sampai mandiri 4. memfasilitasi fasilitasi untuk menerima
BAB ..........................................................
Tanda dan gejala minor 4. fasilitasi untuk menerima keadaan keadaan ketergantungan
...................................................................
ketergantungan 5. memfasilitasi fasilitasi kemandirian,
...................................................................
Ds: (tidak tersedia) 5. fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu bantu jika tidak mampu melakukan
...................................................................
melakukan perawatan diri perawatan diri
...................................................................
............................................
Do: (tidak 6.jadwalkan rutinitas perawatan diri 6. menjadwalkan rutinitas perawatan diri
tersedia) .............................................. Edukasi
............................................................. 1.anjurkan melakukan perawatan diri secara
............................................................. konsisten sesuai kemampuan Edukasi
............................................................. 1. menganjurkan melakukan perawatan
............................................................. SP I P diri secara konsisten sesuai kemampuan
............................................................. 1.pasien dapat memahami pentingnya kebersihan
............................................................. diri SP I P
............................................................. 2.pasien dapat memahami cara-cara merawat diri 1. memahami pentingnya kebersihan diri
............................................................. 3.melatih pasien tentang cara-cara perawatan 2. memahami cara-cara merawat diri
............................................................. kebersihan diri 3. melatih tentang cara-cara perawatan
............................................................. 4. Membantu pasien memasukkan kegiatan cara- kebersihan diri
.................................. cara perawatan kebersihan diri dalam sebagai 4. Membantu memasukkan kegiatan cara-
salah satu kegiatan harian cara perawatan kebersihan diri sebagai
salah satu kegiatan harian
SP II P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien SP II P
2. Melatih pasien berhias/berdandan secara baik, 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
(laki-laki berpakaian, menyisir rambut dan 2. Melatih berhias/berdandan secara baik,
bercukur), (perempuan berpakaian, menyisir 3. membantu memasukkan kegiatan
rambut dan berhias)
berhias/berdandan secara baik sebagai
3.membantu pasien memasukkan kegiatan
berhias/berdandan secara baik sebagai salah satu salah satu kegiatan harian
kegiatan harian
SP III P
SP III P 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih makan secara mandiri,
2. Melatih pasien makan secara mandiri menjelaskan persiapan makan, makan
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan yang tertib, merapikan peralatan makan,
b. Menjelaskan cara makan yang tertib praktek makan dengan baik
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan 3. Membantu memasukkan kegiatan
makan setelah makan makan secara baik sebagai salah satu
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan kegiatan harian
makan yang baik
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan SP IV P
makan secara baik sebagai salah satu kegiatan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
harian 2. Mengajar melakukan BAB/BAK secara
mandiri menjelaskan tempat BAB/BAK
SP IV P yang sesuai, menjelaskan cara
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien membersihkan diri setelah BAK/BAB,
2. Mengajar pasien melakukan BAB/BAK secara menjelaskan membersihkan tempat
mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang BAB/BAK
sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri SP I K
setelah BAB/BAK 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat keluarga dalam merawat
BAB/BAK 2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan
gejala halusinasi
3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan
3. Menjelaskan cara-cara merawat
melakukan BAB/BAK secara mandiri sebagai
halusinasi
salah satu kegiatan harian

SP I K SP II K
1. Melatih keluarga mempraktikan cara
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan merawat pasien
keluarga dalam merawat pasien 2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala
halusinasi yang dialami pasien beserta proses
SP III K
terjadinya
1. Membantu keluarga membuat jadwal
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien aktivitas dirumah termasuk minum obat
halusinasi pasien
2. Menjelaskan follow up pasien
halusinasi
SP II K

1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat


pasien dengan halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat


langsung pasien dengan halusinasi

SP III K

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas


dirumah termasuk minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien


D. Implementasi Keperawatan

implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan


dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang aktual dan
mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah rencana
tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini
(here and now). Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien merupakan
dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan
sudah dicapai atau belum, evaluasi membandingkan keadaan yang ada pada pasien
dengan kriteria hasil pada perencanaan. Evaluasi menggunakan system SOAP
(Subjektif, objektif, analisis, planning).
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti Mukhripah,dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika


Aditama

Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta :


NuhaMedica.

Damayanti, M. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Riyadiujono&purwanto Teguh. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :Graha


Ilmu

Keliat, Anna dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai