5. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hospitalisasi perawatan rumah sakit
b. Psikotrapi (menurut Dadang Hawari,2001)
7. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan pada klien defisit
perawatan diri:
a. Isolasi sosial
b. Harga Diri Rendah
A. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Deficit Perawatan Diri
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan, terhadap pengkajian terdiri dari pengumpulan data,
pengelompokkan data dan analisa data.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual, dimana pengumpulan data dilakukan pada saat klien masuk dan
dilanjutkan secara terus menerus selama keperawatan berlangsung (Stuart
dan Sudden, 2005).
Cara pengkajian lain berfokus pada (5) lima dimensi: Fisik,
Emosional, Intelektual, Sosial dan Spiritual.
Isi pengkajian meliputi:
a. Identitas Klien
Biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan Utama
Klien dibawa kerumah sakit pada umumnya karena Defisit dalam
merawat diri, dari perawatan -perawatan diri yang biasa dilakukan, dan
sekarang jarang dilakukan dengan diawali masalah seperti senang
menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat
murung.
c. Faktor Predisposisi
1) Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa
lalu.
2) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
4) Harga diri rendah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat
diri
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya, dan saksi penganiyaan
6) Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
7) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu kegagalan
yang dapat menimbulkan frustasi.
d. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada system dan fungsi organ; yang
meliputi:
1) Ukur dan observasi tanda–tanda vital, tekanan darah, nadi, suhu,
dan pernapasan klien.
2) Ukur tinggi badan dan berat badan klien
3) Keluhan fisik: biasanya tidak ada keluhan fisik.
e. Aspek Psikososial
1) Gambaran diri: pada umumnya klien bisa menerima anggota tubuh
yang dimiliki.
2) Identitas diri: klien mengetahui status dan posisi klien sebelum
dirawat.
3) Peran: klien tidak mampu melaksanakan perannya sebagaimana
mestinya, baik peran dalam keluarga ataupun dalam kehidupan
masyarakat.
4) Ideal diri: klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari
penyakitnya, dan kembali hidup normal seperti sebelum klien sakit.
5) Harga diri: klien mengalami harga diri rendah berhubungan dengan
kegagalan yang terjadi dimasa lampau dan klien merasa tidak
dihargai oleh orang lain.
f. Status Mental
1) Penampilan: penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak–
acakan, kancing baju tidak tepat, dan baju tidak pernah diganti.
2) Pembicaraan: pembicaraan yang ditemukan pada klien yaitu
pembicaraan yang berbelit-belit.
3) Aktivitas motorik: klien mengalami tegang, gelisah dan agitasi.
4) Alam perasaan: putus asa atau sedih dan gembira yang berlebihan.
5) Afek: labil yaitu emosi yang cepat berubah – ubah.
6) Interaksi selama wawancara: Biasanya klien menunjukkan kurang
kontak mata dan kadang-kodang menolak bicara dengan orang lain.
7) Persepsi: Biasanya gangguan persepsi terutama halusinasi
pendengaran, klien biasanya mendengan suara-suara yang
mengancam, sehingga klien cenderung menyendiri, pandangan
kosong, kadang-kadang bicara sendiri, sering menyendiri dan
melamun,.
8) Proses pikir:
a. Arus pikiran
Sirkumtansial yaitu pembicaraan yang berbelit tetapi sampai
dengan tujuan pembicaraan dan perseverasi yaitu pembicaraan
yang diulang berkali – kali. Selain sirkumtansial dan perseverasi
klien dengan halusinasi visual biasanya juga mengalami
gangguan dalam bentuk Blocking, yaitu jalan pikiran tiba-tiba
berhenti atau berhenti di tengah sebuah kalimat. Pasien tidak
dapat menerangkan kenapa ia berhenti.
b. Bentuk pikiran
Klien lebih sering diam dan larut dengan menyendiri, bersikap
seperti malas-malasan
c. Isi pikiran
Klien merasa lebih senang menyendiri daripada berkumpul
dengan orang lain. Klien suka membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah, klien biasanya
waham curiga atau phobia.
d. Tingkat kesadaran dan orientasi tempat dan waktu baik.
e. Memori: memori klien biasanya baik.
f. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Klien tidak bisa mengambil makanan sendiri,
makanan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
2) Mandi
Klien biasanya jarang mandi, gangguan kebersihan
diri, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta
kuku panjang dan kotor
3) Berpakaian / berhias
Klien biasanya jarang mengganti pakaian, biasanya
pakaian tidak sesuai,rambut acak-acakan, pakain kotor dan
tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki
bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
4) Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur klien terganggu.
2. Diganosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000:32) diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien defisit perawatan diri yaitu :
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosis Perencanaan
Keperawatan Tujuan ( Tuk/Tum ) Kriteria evaluasi Intervensi
penurunan TUM : Pasien menunjukkan 1.1 bina hubungan saling percaya
kemampuan dan Klien dapat meningkatkan tanda-tanda percaya dengan mengemukakan prinsip
minat dan motivasinya
motivasi merawat kepada perawat komunikasi terapeutik :
untuk memperhatikan
diri. kebersihan diri. melalui: a. mengucapkan salam
a. Espresi terapeutik,sapa pasien dengan
TUK 1 : Klien
wajah ramah,baik verbal ataupun non verbal
dapat membina
cerah,tersenyum b. berjabat tangan dengan pasien.
hubungan saling
b. Mau c. Perkenalkan diri dengan sopan
percaya
berkenalan d. Tanyakan nama lengkap pasien
dengan perawat
c. Ada kontak dan nama panggilan yang disukai
mata pasien
d. Bersedia e. Jelaskan tujuan pertemuan
menceritakan f. Membuat kontrak
perasaannya topoik,waktu dan tempat setiap kali
e. Bersedia bertemu pasien
mengungkapkan g. Tunjukkan sikap empati dan
masalah menerima pasien dan adanya
h. Beri perhatian kepala pasien
dan perhatian kebutuhan dasar pasien