Anda di halaman 1dari 3

JNPH

Volume X No. Y (Bulan Tahun terbt)


© The Author(s) Tahun terbit
Available online at : https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph
DOI: ......................................................................

KOMBINASI TERAPI BURGER ALLEN EXERCISE DAN SENAM KAKI DIABETES DAPAT
MENINGKATKAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PENDERITA DIABETES DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU
(CLICK TITLE)

Chronic Toxoplasmosis Infection in Members of Cat Breeding Organization in Surabaya


(CLICK TITLE)
Wina Marthalia1 , Lilis Sulistyorini2 (CLICK AUTHOR) Corresponding Author:
1,2
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan wina.marthalia@gmail.com (CLICK Email)
Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia (CLICK
AFFILIATION)

How to Cite :
Marthalia, W., Sulistyorini, L. (2020). Chronic Toxoplasmosis Infection in Members of Cat Breeding
Organization in Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(1). DOI:
110.20473/jkl.v12i1.2020.48-58 (CLICK CITE)

ABSTRAK
Pendahuluan: Gangguan sensitifitas perifer pada penderita DM yang tidak ditangani secara
ARTICLE HISTORY
tepat dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi sampai dilakukan amputasi
Received [xx Month xxxx]
Revised [xx Month xxxx]
kaki,pendeteksianya dengan mengukur sensitifitas kaki dengan Ankle Brachial Index (ABI).
Accepted [xx Month xxxx] Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi Buerger Allen Exercise
(BAE) dan senam kaki diabetes terhadap peningkatan nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada
pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi-experimental
menggunakan rancangan pre-test and post-test with 2 control group design dengan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 57 orang yang terdiri dari 19
orang sebagai kelompok intervensi BAE dan senam kaki, 19 orang sebagai kelompok kontrol
1 (BAE), dan 19 orang sebagai kelompok kontrol 2 (senam kaki Diabetes).hasil penelitian
diperoleh adanya perbedaan rata- rata nilai ABI pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol 2 (p value 0,000). Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya pengaruh
kombinasi terapi BAE dan senam kaki diabetes terhadap peningkatan nilai ABI pada
penderita DM diwilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. CLICK C_ABSTRACT)
Kata Kunci : Ankle Brachial Index (ABI), Buerger Allen Exercise (BAE),Diabetes Mellitus, Senam Kaki
Diabetes.
This is an open access article ABSTRACT
under the CC–BY-SA license Intoduction: Peripheral sensitivity disorders in DM patients that are not handled properly
can cause various complications until the leg is amputated, the detection is by measuring foot
sensitivity with the Ankle Brachial Index (ABI). The purpose of this study was to determine the
effect of a combination of Buerger Allen Exercise (BAE) and diabetic foot exercises on
increasing the value of the Ankle Brachial Index (ABI) in Diabetes Mellitus patients in the Work
Area of the Sawah Lebar Public Health Center, Bengkulu City. This type of research is a
quantitative study with a quasi-experimental approach using a pre-test and post-test design
with 2 control group designs with purposive sampling technique. The number of samples in
this study were 57 people consisting of 19 people as the intervention group of BAE and foot
exercise, 19 people as control group 1 (BAE), and 19 people as control group 2 (diabetic foot
exercise). The average ABI value in the intervention group and control group 2 (p value 0.000).
The conclusion of this study is that there is an effect of the combination of BAE therapy and
diabetic foot exercise on increasing the ABI value in DM patients in the work area of the
Sawah Lebar Health Center, Bengkulu City. (CLICK C_ABSTRACT)
Keywords : Ankle Brachial Index (ABI), Buerger Allen Exercise (BAE), Diabetes Mellitus, Diabetes Foot

JNPH: Journal of Nursing and Public Health, Vol. XX No. Y 2020 page: 1 – 3| 1
ISSN: XX12-XX34 e-ISSN : XX67-XX89
Gymnastics. (CLICK KEYWORDS)

PENDAHULUAN (CLICK HEADING_1)


Penyakit kencing manis (Diabetes mellitus) merupakan salah satu penyakit tidak

menular (PTM) yang mana ditandai dengan kadar gula darah meningkat (hiperglikemia). DM

merupakan penyakit kronis yang akan menetap seumur hidup. Semakin tingginya kadar

gula darah pada penderita DM dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan pembuluh

darah ke otak, jantung, perifer, sel saraf, mata, ginjal, dan bahkan berujung kematian. (Hati

& Muchsin, 2021) (1). ………………(CLICK ARTICLE)

METODE PENELITIAN(CLICK HEADING_1)


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang jika dilihat dari
segi waktunya merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk melihat
adanya hubungan antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu. Penelitian
dilakukan pada salah satu organisasi pembiak kucing di Surabaya Selatan pada
bulan Mei sampai Oktober (CLICK ARTICLE)

HASIL (CLICK HEADING_1)

Higiene Kucing dengan Infeksi Toksoplasmosis Kronis Dapat dilihat pada Tabel 1
bahwa dari 19 pembiak kucing, 8 diantaranya (42%) akan memandikan kucing ketika
terlihat kotor, mereka akan memandikan kucing dengan menggunakan sabun khusus
kucing sebanyak 17 orang (90%), dan kebanyakan dari mereka akan memotong kuku
kucing 2 minggu 1 kali sebanyak 10 orang (53%).

Tabel 1. Infeksi Toksoplasmosis Kronis (CLICK TABLE)


Variabel Infeksi Toksoplasmosis Kronis
Iya Tidak
n % n %
Higiene Kucing
Baik 6 55% 6 65%
Kurang 5 45% 2 25%
Sanitasi Kandang
Baik 3 38% 8 100%
Kurang 8 62% 0 0%
Higiene Perorangan
Baik 1 9% 5 63%
Buruk 10 91% 3 37%
Sumber: Data Diolah, 2014

PEMBAHASAN (CLICK HEADING_2)


Kejadian Toksoplasmosis Kronis Pemeriksaan yang dilakukan untuk
menunjang penegakan diagnosa toksoplasmosis salah satunya adalah
pemeriksaan secara serologis. Dimana metode pemeriksaanya adalah antigen
Toxoplasma gondii akan bereaksi dengan antibodi spesifik yang diambil dari serum
darah penderita (13,28). Pemeriksaan serologis akan mendeteksi adanya antibodi

2 | Authors; Short Title ...


spesifik yaitu IgG dan IgM toksoplasma dalam serum penderita (4) IgM anti
Toksoplasma akan diproduksi oleh tubuh pada minggu pertama setelah terjadinya
infeksi hingga terus meningkat nilai titernya hingga mencapai puncaknya pada 1-2
bulan. Kemudian kadar IgM akan menurun setelah 4 bulan pasca infeksi pertama,
namun ada sekitar 50% penderita yang kadar titer IgM nya masih terdeteksi
selama 6 bulan sampai 1 tahun. Kadar IgM tinggi menunjukkan bahwa seseorang
sedang terinfeksi toksoplasma sedangkan kadar IgG tinggi menunjukkan seseorang
tersebut pernah terinfeksi Toxoplasma gondii di masa lampau (1).

KESIMPULAN DAN SARAN (CLICK HEADING_1)


Berdasarkan hasil penelitian pembiak kucing perlu untuk selalu menjaga
sanitasi kandang, seperti sering membersihkan kandang, kotoran kucing
dan membersihkan lantai disekitar kandang agar ookista infektif tidak
berkembang biak di sekitar area kandang. Selain itu perlu juga
menerapkan higiene perorangan yang baik, dengan cara selalu
mengenakan APD dan mencuci tangan setelah kontak dengan kucing
dan lingkungan kucing sebagai upaya untuk pencegahan terhadap
infeksi toksoplasmosis kronis bagi organisasi Pembiak Kucing Di
Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA (CLICK HEADING_1)


1. Seran VJT, Kepel BJ, Fatimawali. Seroepidemiologi Toksoplasmosis Pada
Masyarakat Di Desa Kumu Kabupaten Minahasa tahun 2015. J e-Biomedik.
2016;4(1):1–5.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/10841 (CLICK
REFERENCES)
2. Rachmawati I. Personal Hygiene and Toxoplasmosis Occurences in “Bungkul Cat
Lovers” Cat Owners Community in Surabaya: An Association Study. J Kesehat
Lingkungan. 2019;11(2):116. https://ejournal.unair.ac.id/JKL/article/view/8904
(CLICK REFERENCES)
3. Nurcahyo W, Priyowidodo D. Toksoplasmosis Pada Hewan. Prastowo J, editor.
Yogyakarta: Samudra Biru; 2019. (CLICK REFERENCES)

JNPH: Journal of Nursing and Public Health, Vol. XX No. Y 2020 page: 1 – 3| 3

Anda mungkin juga menyukai