Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Kaki Terhadap Kadar Gula

Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas


Cianjur Kota Kota

Egi Permana1, Siti Kamillah2, Khrisna Wisnusakti3


Departemen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
1,2,3

Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung, Jakarta Selatan 12610, Indonesia
Telp : (021) 78894045, Email : permanaegi07@gmail.com1, sitikamillah0402@gmail.com2,
khrisnaws@gmail.com3

Abstrak
Pendahuluan : Diabetes Mellitus (DM) Abstract
adalah penyakit kronik yang berlaku kerana Introduction : Diabetes mellitus (DM) is a
pankreas tidak dapat menghasilkan insulin chronic disease that occurs because the
yang mencukupi atau tubuh tidak dapat pancreas cannot produce enough insulin or
menggunakan insulin yang dihasilkan oleh the body cannot effectively use the insulin
pankreas dengan berkesan. Ada 4 cara untuk that produced by the pancreas. There are 4
mengawal kadar glukosa darah, yaitu: terapi ways to maintain blood glucose levels,
farmakologi, terapi pemakanan, pendidikan namely; pharmacological therapy,
mengenai pengurusan diabetes bebas, dan nutritional therapy, diabetes self-
aktiviti fizikal. management education, and physical
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk activity. Walking exercise is the most often
mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan described as the modalities of physical
kaki terhadap kadar gula darah pada pasien activity to improve health.
diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Objective : The research objective was to
cianjur kota tahun 2021. determine the effect of walking physical
Metode : Penelitian ini menggunakan desain activity on blood sugar levels in diabetes
quasi eksperimental dengan pendekatan one mellitus patients in the work area of the
grup pretest-posttest design. Populasi Cianjur City Health Center in 2021.
penelitian ini seluruh penderita diabetes Method : This study used adesign quasy
melitus berjumlah 620 yang diambil experimental with aapproach one-group
menggunakan Teknik Purposive Sampling pretest-posttest design. The population of
yang didapatkan berjumlah 17 responden. this study was all 620 people with diabetes
Hasil : Analisa data menggunakan uji mellitus who were taken using simple
paired sample t test. Hasil Uji statistik random sampling technique, which was 17
didapatkan hasil p value 0,000 <0,05 respondents
sehingga Ha diterima yang berarti ada Results : Analysis of data usingtest paired
pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap sample t test. Statistical test results obtained
kadar gula darah pada pasien diabetes p value 0.000 <0.05 so that Ha is accepted,
melitus di wilayah kerja puskesmas cianjur which means there is an effect of physical
kota tahun 2021. activity on foot on blood sugar levels in
Kesimpulan : Penelitian ini didapatkan diabetes mellitus patients in the work area
bahwa olahraga jalan kaki sejauh 2,5 km of the Cianjur City Health Center in 2021.
selama 30 menit dapat menurunkan kadar Conclution : This study found that
gula darah secara bermakna pada pasien walking exercise as far as 2,5 km for 30
diabetes melitus. minutes can lower blood sugar levels
significantly in patients with diabetes
Kata Kunci : aktivitas fisik jalan kaki,
mellitus.
diabetes melitus, kadar gula darah
Keywords: physical activity on foot,
diabetes mellitus , blood sugar levels
Pendahuluan Diabetes adalah penyakit yang disebabkan
Penyakit tidak menular telah menjadi oleh gangguan penyerapan gula darah oleh
masalah kesehatan masyarakat yang tidak tubuh, sehingga membuat kadarnya dalam
dapat dihindari.1 Salah satu penyakit tidak darah tinggi. Kadar gula darah yang tinggi
menular (PTM) yang banyak mendapat inilah yang menyebabkan diabetes dan pada
perhatian adalah penyakit diabetes melitus.1 gilirannya menyebabkan berbagai
Diabetes merupakan penyakit yang jumlah komplikasi kesehatan lainnya. Diabetes
penderitanya terus meningkat dari tahun ke adalah penyakit yang timbul akibat kadar
tahun dan di Indonesia merupakan ancaman gula darah yang tinggi (hiperglikemia).4
serius bagi pembangunan kesehatan Menurut Helmawati (2014) secara
nasional.1 umum pengendalian kadar gula darah tinggi
Tercatat dalam International Diabetes dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
Federation bahwa di seluruh dunia terdapat pengobatan dengan penggunaan agen
sekitar 425 juta orang atau sekitar 8,8% glikemik oral (Oral Hypoglycemic
orang diperkirakan menderita diabetes Agents/OHA) dan terapi penurunan gula
melitus.1 Jika hal ini terus berlanjut, darah melalui penerapan pola hidup sehat
diperkirakan pada tahun 2045 penderita dengan menerapkan pola hidup sehat. diet
diabetes melitus akan meningkat menjadi dan olahraga. pelatihan fisik yang tepat.2
629 juta orang di seluruh dunia. Jumlah Salah satu jenis olahraga yang
penderita diabetes melitus di Asia Tenggara dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus
pada tahun 2017 sebanyak 159 juta orang adalah jalan kaki.5 Menurut American
dan diproyeksikan meningkat sebesar 15% College of Sports Medicine (ACSM), jalan
atau sekitar 183 juta orang pada tahun 2045.1 kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas
Indonesia mencatatkan 10.3 juta fisik yang direkomendasikan untuk aktivitas
orang dengan diabetes mellitus pada tahun sehari-hari.6 Jika aktivitas jalan kaki
2017.2 Pada 2017 IDF Atlas, Indonesia dilakukan sesuai rekomendasi ACSM seperti
menduduki tempat ke-6 daripada 10 negara berjalan tanpa alas kaki atau hanya dengan
dengan jumlah penderita diabetes mellitus sol tipis, hal ini dapat membantu seseorang
tertinggi.2 Pada tahun 2045 orang dengan bertransisi dari gaya hidup tidak aktif ke
diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan gaya hidup aktif.6 Jalan kaki dengan
masih berada di 10 negara dengan diabetes frekuensi tertentu bahkan dapat menurunkan
mellitus tertinggi dan Indonesia berada di risiko penyakit metabolik seperti diabetes
tempat ketujuh dengan 16.7 juta orang melitus (kencing manis).4
dengan diabetes mellitus dalam lingkungan Berdasarkan uraian di atas maka
usia 20 hingga 79 tahun.2 peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Prevalensi diabetes mellitus di tentang Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Kaki
Indonesia hasil Riskesdas 2018 meningkat Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita
menjadi 2.0% untuk umur ≥ 15 tahun dari Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja
1,5% pada Riskesdas 2018 Jawa Barat masih Puskesmas Cianjur Kota.
tinggi pada posisi 3 di Indonesia dibawah Metode
Jawa Timur 113.045 orang diikuti Jawa Desain penelitian ini adalah quasi
Timur 96.794 orang dan Sumatera Barat eksperimental dalam bentuk one group pre-
36.410 orang berada pada posisi 4 setelah post test design.
Jawa Barat dengan 131.846 orang.3 Di Jawa Penelitian ini dilakukan dengan
Barat sendiri, penyebaran Diabetes Mellitus pemberian perlakuan aktivitas fisik jalan
masih tersebar di berbagai wilayah, salah kaki dengan perlakuan 3 kali dalam 1
satunya di Kabupaten Cianjur, ini dapat minggu. Dalam penelitian ini terdapat dua
dilihat dari data Kantor Kesehatan Cianjur variabel dependen aktivitas fisik jalan kaki
yang mempunyai prevalensi 3.495 orang dan dan variabel independen diabetes melitus.
Diabetes Mellitus yang meninggal memiliki Populasi target penelitian ini adalah
prevalensi 282 orang. Berdasarkan data seluruh pasien yang menderita penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun diabetes melitus yang berada di Wilayah
2019, penderita Diabetes Mellitus terbanyak Puskesmas Cianjur Kota, dan populasi
berada di Puskesmas Kota Cianjur.3 dalam penelitian ini sebanyak 620
responden.
Pengambilan sampel penelitian ini berusia 42-51 tahun yaitu sebanyak 5 orang
menggunakan Purposive Sampling. Peneliti (29,4%).
menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi Tabel 2. Distribusi jenis kelamin responden
untuk menentukan sampel yang akan di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
digunakan. 2021 (n=17)
Pengumpulkan data responden Jenis Frekuensi Persentase %
menggunakan alat pengukur Glukosa Test Kelamin
dan lembar observasi yang berisi Laki-laki 10 58,8
pengukuran kadar gula darah sebelum dan Perempuan 7 41,2
sesudah aktivitas fisik, lembar observasi Total 17 100,0
yang berisi aktivitas fisik, dan karakteristik Sumber : Data Primer (2021)
responden yang memuat umur, jenis Tabel 2 diatas menunjukkan karakteristik
kelamin, dan lama menderita Diabetes responden berdasarkan jenis kelamin
Mellitus. menunjukkan bahwa sebagian besar
Data yang dikumpulkan dari penelitian responden berjenis kelamin perempuan yaitu
ini akan disimpan dan diproses untuk sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan
pengujian statistik terkomputerisasi. Analisis paling sedikit adalah responden berjenis
univariat menyajikan data dalam bentuk kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 orang
tabel pada deskripsi deskriptif variabel (41,2%).
penelitian, yaitu deskripsi pengukuran kadar Tabel 3. Distribusi lama menderita DM
gula darah sebelum dilakukan aktivitas fisik, responden di Wilayah Kerja Puskesmas
dan deskripsi pengukuran kadar gula darah Cianjur Kota 2021 (n=17)
setelah aktivitas fisik. Analisis bivariat No Lama Frekuen Persentase
menggunakan uji t sampel berpasangan Menderita si %
untuk melihat pengaruh aktivitas fisik DM
terhadap kadar gula darah pada penderita 1 1 tahun 2 11,8
diabetes melitus. 2 2 tahun 4 23,5
Dalam penelitian ini, peneliti lolos 3 3 tahun 1 5,9
dalam menjalankan etical clearance sebelum 4 4 tahun 3 17,6
melakukan penelitian dengan nomer:
5 5 tahun 2 11,8
158/Sket/Ka-Dept/RE/STIKIM/XII/2021.
6 6 tahun 2 11,8
7 7 tahun 1 5,9
Hasil
Karakteristik responden berdasarkan 8 8 tahun 2 11,8
usia, jenis kelamin, dan lama menderita Total 17 100,0
DM. Sumber : Data Primer (2021)
Karakteristik responden berdasarkan usia, Tabel 3 diatas menunjukkan karakteristik
jenis kelamin, dan lama menderita diabetes responden berdasarkan lama menderita DM
melitus, dalam penelitian ini menggunakan diketahui sebagian besar responden menderita
analisis deskriptif yang dapat dilihat DM 2 tahun sebanyak 4 orang (23,5%),
dibawah ini. sedangkan paling sedikit 3 dan 7 tahun
Tabel 1. Distribusi data usia responden di sebanyak 1 orang (5,9%).
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota Analisa Univariat
2021 (n=17) Tabel 4. Gambaran pengukuran kadar
Usia Frekuensi Persentase % gula darah sebelum dilakukan aktivitas
fisik di Wilayah Kerja Puskesmas
42-51 tahun 5 29,4
Cianjur Kota 2021 (=17)
58-64 tahun 12 70,6
PengukuranMean Min- Std.
Total 17 100,0 Max Deviation
Sumber : Data Primer (2021) Pre Test 252,41 212-307 31,470
Tabel 1 diatas menunjukkan karakteristik Post Test 246,06 205-301 30,464
responden berdasarkan usia menunjukkan Sumber : Data Primer (2021)
bahwa sebagian besar responden berusia 58- Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa kadar
64 tahun yaitu sebanyak 12 orang (70,6%), gula darah sebelum diberikan aktivitas fisik
sedangkan paling sedikit adalah responden dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar gula darah
pasien diabetes melitus di Wilayah Kerja menunjukkan bahwa kadar gula darah setelah
Puskesmas Cianjur Kota pada saat sebelum aktivitas fisik berjumlah 17 pasien yaitu kadar
aktivitas fisik dengan nilai mean pre test 252 gula darah pasien diabetes mellitus di Wilayah
mg/dl, nilai standard deviation (SD) pre test Kerja Puskesmas Kota Cianjur setelah aktivitas
31,470, dan nilai min-max pre test 212-307 fisik dengan nilai mean post test 246 mg/dl,
mg/dl. Disamping itu pula tabel 4 diatas standar deviasi (SD) post tes 30.464, dan nilai
tes min-max post 205-301 mg/dl.
Analisa Bivariat
Tabel 6. Uji Paired Sample T Test Pre-Post Test dengan kadar gula darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Cianjur Kota
Pengukuran Mean Pre Mean Ranke Sig. (2-tailed)
Test Post Test Mean
Pre Test – Post Test 252,41 246,06 6,35 0,000
Sumber : Data Primer (2021)
Tabel 6 diatas menunjukkan nilai rerata derajat kepentingan = 0,05. Setelah
sebelum aktivitas fisik jalan kaki adalah dilakukan uji statistik dengan bantuan SPSS
252,41 dan nilai rerata setelah aktivitas fisik diperoleh nilai p = 0,000. Yang berarti nilai
jalan kaki adalah 246,06, oleh karena itu p < (0,000 < 0,05) yang berarti H0 ditolak
berdasarkan hasil nilai tersebut dapat dan H1 diterima. Sehingga dapat diartikan
disimpulkan bahwa pasien yang telah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
melakukan aktivitas fisik jalan kaki antara aktivitas fisik jalan kaki terhadap
mengalami penurunan kadar gula dalam kadar gula darah pada penderita diabetes
darah yaitu 6,35. Penelitian ini dianalisis melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
menggunakan uji t berpasangan dengan Cianjur.3
tidak menerima insulin, sedangkan fungsi
Pembahasan utama hormon insulin adalah menurunkan
Karakteristik responden berdasarkan kadar glukosa secara alami.8
usia, jenis kelamin, dan lama menderita Hal ini juga sejalan dengan penelitian
DM Damayanti (2015) usia diatas 30 tahun atau
Dari segi usia, tabel 1 menunjukkan bahwa lebih terjadi perubahan anatomis, fisiologis
mayoritas responden berusia 58-64 tahun dan biokimiawi. Setelah seseorang
sebanyak 12 orang (70,6%), sedangkan mencapai usia 30 tahun, maka kadar glukosa
yang paling sedikit adalah responden darah naik 1-2 mg% setiap tahun selama
berusia 42-51 tahun, yaitu sebanyak 5 orang puasa dan akan naik 6-13 mg% dalam 2 jam
(29,4%). setelah makan.9
Responden dalam penelitian ini didominasi Hasil penelitian Sari (2018), “Pengaruh
oleh lansia yang berusia di atas 45 tahun. jalan kaki terhadap kadar gula darah pada
Dimana hal ini dikarenakan semakin penderita diabetes mellitus” menunjukkan
bertambahnya usia seseorang maka akan bahwa sejumlah responden 8 orang (70%)
terjadi penurunan fungsi vital tubuh salah berusia 45-59 tahun menunjukkan
satunya adalah fungsi kelenjar prankea yang peningkatan risiko diabetes mellitus. dengan
berperan langsung dalam produksi insulin bertambahnya usia dikaitkan dengan
dan mempengaruhi kadar gula darah. terjadinya diabetes mellitus. penurunan
Hal ini sejalan dengan teori yang fungsi fisiologis tubuh.7
dikemukakan oleh Tandra (2008), bahwa Sehingga dalam penelitian ini sesuai dengan
faktor degeneratif yaitu penurunan fungsi teori yang ada karena responden didominasi
tubuh yang terjadi pada usia 45 tahun dapat oleh responden yang berusia diatas 45
meningkatkan risiko diabetes mellitus dan tahun.
intoleransi glukosa terutama kemampuan sel Ditinjau dari jenis kelamin, tabel 2
untuk melakukan metabolisme.7 glukosa menunjukkan bahwa sebagian besar
untuk produksi insulin. Hal ini dikarenakan responden berjenis kelamin perempuan
pasien kurang berolahraga yang yaitu sebanyak 10 orang (58,8%),
menyebabkan aktivitas sel beta pankreas sedangkan paling sedikit responden adalah
untuk memproduksi insulin menurun dan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7
sensitivitas sel jaringan menurun sehingga orang (41,2%).
Hal ini sejalan dengan teori yang kadar glukosa darah dengan fungsi kognitif
dikemukakan oleh Taylor (2010) bahwa penderita diabetes di Jawa Timur” sebanyak
penyebab utama banyak wanita dengan 72 orang (4,0%) dengan diabetes mellitus >
diabetes mellitus adalah karena penurunan 5 tahun, diabetes mellitus dapat
hormon estrogen terutama pada saat menimbulkan komplikasi, baik akut maupun
menopause.6 Hormon estrogen dan kronis.12
progesteron memiliki kemampuan untuk Menurut peneliti, menurunkan kadar
meningkatkan respon insulin dalam darah. glukosa darah pada penderita diabetes
Saat menopause terjadi, respon terhadap melitus sebelum aktivitas fisik berjalan
insulin menurun karena rendahnya hormon karena pasien masih tergolong pasien
estrogen dan progesteron. Faktor lain yang diabetes melitus baru, pasien merasa takut
berpengaruh adalah indeks massa tubuh dan sangat berhati-hati dalam mengontrol
wanita yang seringkali tidak ideal sehingga kadar gula darah agar tidak menimbulkan
dapat menurunkan sensitivitas respon komplikasi.
insulin. Hal inilah yang membuat Analisa Univariat
perempuan lebih berpeluang terkena Gambaran pengukuran kadar gula darah
diabetes melitus dibandingkan laki-laki.10 sebelum dilakukan aktivitas fisik di
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Yulia Pada tabel 5 menunjukkan bahwa
Patma Desita (2019), wanita memiliki risiko kadar gula darah sebelum diberikan aktivitas
tinggi terkena diabetes mellitus, hal ini fisik dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar
disebabkan karena kurangnya olahraga atau gula darah pasien diabetes melitus di
aktivitas fisik dan stres yang dapat Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
mengakibatkan kurangnya konsumsi energi pada saat sebelum aktivitas fisik dengan
yang dapat mengakibatkan kelebihan energi nilai mean pre test 252 mg/dl, nilai standard
dalam bentuk lemak, yang dapat deviation (SD) pre test 31,470, dan nilai
menyebabkan kelebihan energi dalam min-max pre test 212-307 mg/dl.
bentuk lemak. dalam jangka panjang akan Apabila dilihat dari hasil diatas
menyebabkan obesitas yang erat kaitannya tingginya kadar gula darah dikarenakan
dengan diabetes melitus. Selain itu, wanita kurang banyaknya melakukan aktivitas fisik
juga memiliki hormon estrogen dan (jalan kaki) yaitu sebanyak 10 responden
progesteron yang dapat mempengaruhi (58,8%) hanya melakukan aktivitas fisik 2
respon insulin sehingga kadar glukosa darah kali dalam satu minggu karena responden
pada wanita penderita diabetes mellitus kebanyakan melakukan kegiatan sehari-hari
tidak terkontrol.11 seperti menyapu dan mengepel lantai,
Hasil penelitian Uswatun (2017), setelah pekerjaan rumah selesai responden
“Hubungan Kesadaran Diri dengan Kadar hanya tiduran dan duduk tidak melakukan
Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes tindakan aktivitas lainnya.
Mellitus di RS Penyakit Dalam Dipoli Hal ini sesuai dengan teori yang
Jombang” menunjukkan bahwa sebagian dikemukakan oleh Damayanti (2015) pada
besar responden adalah wanita yaitu 93 saat melakukan latihan jasmani kerja isulin
responden (69,4%).8 menjadi lebih baik dan yang kurang optimal
Dalam penelitian ini peneliti setuju dengan menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi efek
teori yang ada karena jumlah responden di yang dihasilkan dari latihan jasmani setelah
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota, 2 x 24 jam hilang, oleh karena itu untuk
jumlah responden perempuan lebih banyak memperoleh efek tersebut latihan jasmani
daripada jumlah responden laki-laki. perlu dilakukan 2 hari sekali atau seminggu
Ditinjau dari segi umur panjang menderita 3 kali dengan rentang waktu minimal 15-30
diabetes mellitus, tabel 3 menunjukkan menit per hari.13
bahwa responden yang paling tua menderita Hal ini juga sesuai dengan teori yang
diabetes mellitus 2 tahun sebanyak 4 orang dikemukakan oleh Muhammad (2016)
(23,5%), sedangkan paling sedikit 3 dan 7 berjalan kaki dapat bermanfaat mengurangi
tahun sebanyak 1 orang (5,9%). risiko orang yang terkena DM atau yang
Hasil penelitian dari Tsalissavrina I (2018), sudah terkena penyakit DM untuk
“Hubungan antara terdiagnosis diabetes dan menurunkan kadar gula darah bisa
diimbangi dengan jalan kaki selama 30- 50 dilakukan oleh responden selain itu bisa
menit perhari, jalan kaki tidak hanya juga karena usia pasien, sehingga hasil yang
bermanfaat untuk penyembuhan penyakit didapat kurang optimal yaitu kadar gula
DM dan membantu penderita penyakit darah terus meningkat.13
gangguan pernafasan dan jantung, upaya Berdasarkan penelitian yang telah
dalam pengontrolan kadar gula darah pasien dilakukan oleh Yurida dan Zaqyyah
DM ini adalah rutinnya melakukan aktivitas Huzaifah (2019) dengan judul “pengaruh
fisik dalam kehidupan sehari-hari.13 jalan kaki terhadap kadar gula darah pada
Hal ini juga sesuai dengan teori yang pasien diabetes mellitus tipe II”.4 Hasil
dikemukakan oleh Widiya (2015) penelitian didapatkan rata-rata kadar gula
mengatakan bahwa jalan kaki dapat darah responden sebelum melakukan jalan
dikatakan olahraga apabila dilakukan secara kaki sebesar 238,2 mg/dl sedangkan rata-
berkelanjutan dan minimal dilakukan rata kadar gula darah responden sesudah
selama 30 menit.13 melakukan jalan kaki sebesar 203,4 mg/dl.
Peneliti juga berpendapat bahwa Hasil uji statistik menunjukkan ada
dengan berjalan kaki tidak hanya pengaruh jalan kaki terhadap kadar gula
menggerakan otot ekstermitas bawah tetapi darah pasien diabetes mellitus tipe II. Hasil
menggerakan otot ekstermitas atas. analisis uji statistik diperoleh nilai p = 0,000
Gambaran pengukuran kadar gula darah maka dibawah nilai α = 0,05 (p < 0,05)
sesudah dilakukan ativitas fisik di dengan demikian secara statistik pada
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota tingkat kepercayaan 95% ada pengaruh jalan
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa kaki terhadap kadar gula darah pasien
kadar gula darah sesudah diberikan aktivitas diabetes mellitus tipe II.4
fisik dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar Hasil penelitian ini sejalan dengan
gula darah pasien diabetes melitus di hasil penelitian yang dilakukan oleh Liwu
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota (2016) yang menunjukkan ada pengaruh
pada saat sesudah aktivitas fisik dengan antara terapi jalan kaki terhadap penurunan
nilai mean post test 246 mg/dl, nilai kadar gula darah pada panderita diabetes
standard deviation (SD) post test 30,464, mellitus tipe 2 di Desa Bajarbillah
dan nilai min-max post test 205-301 mg/dl. Tambelangan Kabupaten Sampang (p value
Menurut peneliti, seluruh 17 responden = 0,00). Hasil penelitian lainnya yaitu
mengalami penurunan kadar glukosa darah penelitian Isrofah (2015) menunjukkan ada
setelah dilakukan intervensi jalan kaki pada pengaruh jalan kaki 30 menit terhadap nilai
penderita diabetes melitus. Hal ini gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe
menunjukkan bahwa intervensi jalan kaki II di Desa Karangsari Kecamatan
memiliki peran penting dalam pengendalian Karanganyar Kabupaten Pekalongan (p
kadar glukosa darah pada pasien diabetes value = 0,018).5
melitus. Efek dari dilakukannya intervensi penurunan kadar gula darah dapat
jalan kaki adalah meningkatkan sensitivitas dikarenakan frekuensi melakukan aktivitas
insulin sehingga kadar glukosa darah pada fisik dalam satu minggu. Berdasarkan hasil
pasien dapat ditekan. penelitian responden yang memiliki kadar
Secara teoritis intervensi jalan kaki gula darah tertinggi 182 mg/dL melakukan
merupakan penatalaksanaan non aktivitas fisik 2 x dalam satu minggu.13
farmakologis pada pasien diabetes melitus, Sehingga efek kerja insulin yang dihasilkan
jika dilakukan secara menyeluruh maka dari latihan jasmani hilang atau terjadi
kadar glukosa darah dapat terkontrol.13 resistensi insulin. Sedangkan responden
Namun, pada kenyataannya jumlah glukosa yang setelah melakukan senam diabetes
meningkat selama interval pengobatan memiliki kadar gula darah rendah 96 mg/dL
karena peneliti tidak mengetahui apa yang melakukan aktivitas fisik setiap hari
dimakan atau dilakukan responden. sehingga insulin bekerja optimal dengan
Kemungkinan besar pasien pada saat mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor
dilakukan intervensi tidak memperhatikan insulin di membran plasma sehingga dapat
prosedur pada saat melakukannya dan menurunkan kadar glukosa darah.13
responden tidak memperhatikan saran dari Penelitian yang dilakukan dapat dilihat
peneliti tentang apa yang tidak boleh faktor yang mempengaruhi penuruan kadar
gula darah yaitu frekuensi melakukan aktivitas perubahan tahap glukosa darah pada pesakit
fisik (olahraga) dalam satu minggu. Selain itu dengan diabetes mellitus jenis 2.14
penurunan kadar gula darah juga di pengaruhi Ini juga dibuktikan dari kajian sebelumnya
beberapa faktor yang tidak diteliti, seperti yang dilakukan oleh Ari Widiarto (2018),
tercapainya intensitas senam diabetes yang "pengaruh senaman berjalan cepat pada tekanan
baik. darah penghidap hipertensi di desa Sengon,
Analisa Bivariat kawasan kerja pusat kesihatan Jabon"
pengaruh kadar gula darah pasien diabetes menyatakan bahawa melakukan senaman
melitus di Wilayah Kerja Puskesmas berjalan cepat dapat menurunkan tekanan darah
Cianjur Kota sebelum dan sesudah di orang yang mempunyai tekanan darah tinggi,
dilakukan aktivitas fisik. bersenam Ia juga dapat mengurangkan
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa nilai pembentukan plak yang disebabkan oleh lemak
mean sebelum dilakukan aktivitas fisik jalan dan glukosa dalam badan.15
kaki yaitu 252,41 dan nilai mean sesudah Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki yaitu 246,06, dilakukan oleh Isrofah, Hurhayati, dan PA
maka dilihat dari hasil nilai tersebut dapat (2015) “Efektivitas Jalan Kaki 30 Menit
disimpulkan bahwa pasien yang sudah Terhadap Nilai Gula Darah Pada Penderita
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki ada Diabetes Mellitus Tipe II di Desa Karangsari
penurunan nilai kadar gula darah yaitu 6,35. Kabupaten Karanganyar Kabupaten
Penelitian ini dianalisis menggunakan uji Pekalongan” yang menyatakan bahwa
paired t test dengan menggunakan derajat Wilcoxon Hasil pengujian didapatkan 0,80 >
kemaknaan α = 0.05. Setelah dilakukan uji 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh jalan kaki
stastitik dengan bantuan SPSS diperoleh nilai p selama 30 menit terhadap nilai gula darah pada
value = 0.000. Yang berarti p value < α (0.000 penderita diabetes melitus Tipe II di Desa
< 0.05), artinya H0 di tolak dan H1 diterima. Karangsari Kabupaten Karanganyar Kabupaten
Maka dapat diartikan ada pengaruh yang Pekalongan. Responden yang mengalami
signifikan antara aktivitas fisik jalan kaki penurunan kadar gula darah setelah berjalan
terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes kaki selama 30 menit sebanyak 7 orang (35%).5
melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Keteraturan dalam melakukan aktivitas
Kota. fisik paling besar pengaruhnya terhadap
Para peneliti berpendapat bahwa efek keberhasilan pengobatan diabetes melitus.
berjalan pada perubahan kadar glukosa darah Latihan fisik secara teratur merupakan bagian
yang dapat mengontrol kadar gula darah pada penting dari pengelolaan diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus terkait erat dengan dalam kehidupan sehari-hari yang telah terbukti
sistem pembakaran glukosa darah dalam sel dapat menjaga berat badan, menjaga tekanan
melalui kinerja insulin. Sensitivitas insulin erat darah normal, membantu meningkatkan fungsi
kaitannya dengan aktivitas olahraga, orang yang insulin dalam tubuh dan meningkatkan
berolahraga memiliki kadar glukosa darah yang kesehatan psikologis.16
seimbang karena efektivitas insulin dalam Jalan kaki memiliki peranan penting dalam
mengubah glukosa menjadi energi. pengaturan kadar glukosa darah, sedangkan
Ini dibuktikan dari kajian sebelumnya manfaat beraktivitas fisik seperti jalan kaki pada
yang dilakukan oleh Arkan Adi Widiya, 2015 penderita diabetes melitus mampu mengkontrol
"Kesan berjalan santai pada tahap glukosa kadar glukosa dalam darah, mencegah kegemukan
darah pada pesakit diabetes mellitus" ada kesan lipid darah dan peningkatan tekanan darah.11
berjalan kaki selama 30 minit dapat Kesimpulan
menurunkan kadar glukosa darah secara Berdasarkan hasil penelitian yang telah
signifikan.13 dilakukan oleh peneliti mendapatkan
Ini juga dibuktikan dari kajian kesimpulan bahwa nilai rata-rata kadar gula
sebelumnya yang dilakukan oleh Yusra, A. darah responden sebelum dilakukan intervensi
(2016) "Kesan Latihan Berjalan Terprogram 252,41 dan nilai rata-rata kadar gula darah
Terhadap Perubahan Tahap Glukosa Darah responden setelah dilakukan intervensi
pada Penderita Diabetes Mellitus Jenis 2 di didapatkan penurunan 246,06 sehingga dapat
Kawasan Kerja Pusat Kesehatan Laut, disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Aktivitas
Kabupaten Aceh Utara" ada pengaruh yang Fisik Jalan Kaki Terhadap Kadar Gula Darah
signifikan antara latihan berjalan perubahan
pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Majapahit. 2019;11(1):11–6.
Puskesmas Cianjur Kota. 9. Damayanti S. Diabetes mellitus dan
penatalaksanaan keperawatan.
Daftar Pustaka
Yogyakarta Nuha Med. 2015;
1. Atlas D. International diabetes 10. Hongdiyanto A. Evaluasi
federation. IDF Diabetes Atlas, 7th kerasionalan pengobatan diabetes
edn Brussels, Belgium Int Diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat
Fed. 2015; inap di rsup prof. Dr. RD Kandou
2. Helmawati T. Hidup Sehat Tanpa manado tahun 2013.
Diabetes. 2014; PHARMACON. 2014;3(2).
3. Maryati S, Jati SP, Wulan LRK. 11. Desita YP. Pengaruh Walking
ANALISIS PROGRAM AUDIT Exercise Terhadap Perubahan Kadar
MATERNAL-PERINATAL (AMP) Glukosa Darah Pada Penderita
DI KABUPATEN CIANJUR Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan
TAHUN 2012. J Kesehat Budi Pendekatan Theory Of Planned
Luhur J Ilmu-Ilmu Kesehat Behavior Di Desa Banjardowo
Masyarakat, Keperawatan, dan Kabupaten Jombang. STIKes Insan
Kebidanan. 2019;12(2):172–81. Cendekia Medika Jombang; 2019.
4. Yurida Y, Huzaifah Z. Pengaruh 12. Tsalissavrina I, Tritisari KP,
Jalan Kaki Terhadap Kadar Gula Handayani D, Kusumastuty I,
Darah Pada Pasien Diabetes Ariestiningsih AD, Armetristi F.
Mellitus Tipe II. Din Kesehat J Hubungan lama terdiagnosa
KEBIDANAN DAN diabetes dan kadar glukosa darah
KEPERAWATAN. dengan fungsi kognitif penderita
2019;10(2):911–5. diabetes tipe 2 di Jawa Timur.
5. Isrofah I, Nurhayati N, Angkasa P. AcTion Aceh Nutr J. 2018;3(1):28–
Efektifitas Jalan Kaki 30 Menit 33.
Terhadap Nilai Gula Darah Pada 13. Widiya AA. Pengaruh Olahraga
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Jalan Santai Terhadap Kadar
Desa Karangsari Kecamatan Glukosa Darah Pada Pasien
Karanganyar Kabupaten Diabetes Mellitus. Universitas
Pekalongan. J Holist Nurs Sci. Muhammadiyah Surakarta; 2015.
2017;4(1):16–24. 14. Yusra A. Pengaruh Walking
6. Colberg SR, Sigal RJ, Fernhall B, Exercise Terprogram Terhadap
Regensteiner JG, Blissmer BJ, Perubahan Kadar Glukosa Darah
Rubin RR, et al. Exercise and type 2 pada Penderita Diabetes Mellitus
diabetes: the American College of Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Sports Medicine and the American Samudera Kabupaten Aceh Utara.
Diabetes Association: joint position 2016;
statement. Diabetes Care. 15. Widiarto A. Pengaruh Brisk
2010;33(12):e147–67. Walking Excercise Terhadap
7. Sari DM. Pengaruh Senam Diabetes Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Mellitus Terhadap Kadar Gula di Desa Sengon, Wilayah Kerja
Darah Pada Penderita Diabetes Puskesmas Jabon. STIKes Insan
Mellitus Tipe 2 (Di Dusun Cendekia Medika Jombang; 2018.
Candimulyo Desa Candimulyo 16. Upton D. Introducing psychology
Kecamatan Jombang Kabupaten for nurses and healthcare
Jombang). STIKes Insan Cendekia professionals. Routledge; 2013.
Medika Jombang; 2018.
8. Kasana RU, Suhariati HI,
Siskaningrum A. Hubungan Antara
Self Awareness Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Pasien Dm
Tipe 2 (Studi Di Poli Penyakit
Dalam Rsud Jombang). Hosp

Anda mungkin juga menyukai