Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH LATIHAN SENAM KAKI TERHADAP KADAR GULA DARAH

DAN SIRKULASI DARAH PASIEN DIABETES MILITUS


DI PUSKESMAS ANTANG KOTA MAKASSAR

Safruddin

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas kesehatan Masyarakat,


Universitas Muslim Indonesia

e-mail: safarmarzuki@yahoo.co.id

ABSTRAK

Diabetes membutuhkan penanganan seumur hidup dalam pengendalian kadar gula darah.
Latihan fisik bertujuan untuk menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme
karbohidrat dan meningkatkan sensivitas insulin.. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Latihan Senam Kaki Terhadap Kadar Gula Darah dan Sirkulasi
Darah Pada Pasien Diabetes Militus Di Puskesmas Antang Kota Makassar. Desain
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan
menggunakan rancangan One Group Pretest Postest. Besar sampel dalam penelitian
adalah 20 responden. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah consecutive sampling. Hasil penelitian meunjukkan bahwa terdapat pengaruh
senam kaki diabetik terhadap sirkulasi darah pada pasien diabetes militus dengan nilai p
value 0.020 dan Terdapat pengaruh senam kaki diabetik terhadap kadar gula darah
sewaktu pada pasien diabetes militus dengan nilai p value 0.001
latihan senam kaki diharapkan dapat menjadi terapi non farmakologis dalam menangani
masalah pasien dengan diabetes militus, sehingga dapat dijadikan standar operasinal
prosedur di rumah sakit maupun Puskesmas

KATA KUNCI: Diabetes Militus, Sirklasi Darah, dan Kadar Gula darah

1
PENDAHULUAN hingga Februari 2016 sejumlah 136
orang dan rata-rata pasien per bulan
Diabetes mellitus (DM) adalah 68 pasien (Rekam Medik
merupakan penyakit kronik progresif Puskesmas Antang Kota Makassar,
yang ditandai dengan ketidakmampuan 2016).
tubuh untuk melakukan metabolisme Diabetes membutuhkan
karbohidrat, lemak, dan protein, penanganan seumur hidup dalam
mengarah ke hiperglikemia (kadar gula pengendalian kadar gula darah, salah
darah tinggi) (Black, 2014). American satu pilar dalam pengelolaan diabetes
diabetes association (ADA) 2010, olah olahraga atau aktivitas fisik.
mendefinisikan DM sebagai suatu Latihan fisik bagi penderita DM sangat
kelompok penyakit metabolik dengan di butuhkan, karena pada saat latihan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi fisik energi yang dipakai adalah glukosa
karena kelainan sekresi insulin, kerja dan asam lemak bebas. Latihan fisik
insulin atau kedua-duanya. bertujuan untuk menurunkan gula darah
Data untuk DM dari studi global dengan meningkatkan metabolisme
menunjukan bahwa jumlah penderita karbohidrat dan meningkatkan sensivitas
DM pada tahun 2011 telah mencapai insulin. Selain itu manfaat tambahan
366 juta orang. Jika tidak ada tindakan latihan jasmani yang dilakukan
yang dilakukan, jumlah ini diperkirakan penderita diabetes adalah memperbaiki
meningkat menjadi 552 juta pada tahun profil lemak darah, menurunkan tekanan
2030 dan akan menjadi penyebab dari darah, mengontrol berat badan, dan
4,6 juta kematian (International Diabetes meningkatkan kapasitas kerja fisik dan
Federation, 2011). Di Indonesia, jumlah memperbaiki kesiapan individu (Utama,
penderita DM sebanyak 292.715 jiwa, 2008)
atau sekitar 1.8% dari total peserta Neuropati ferifer (kerusakan saraf)
Askes Sosial (BPJS Kesehatan, 2015) merupakan komplikasi serius dari
Sedangkan di Provinsi Sulawesi Selatan diabetes. Data terbaru menujukkan
pada tahun 2014 terdapat 282 penderita bahwa, satu dari lima orang dengan
DM yang terbagi atas DM yang terlapor diabetes (20%) mengalami neuropati
207 penderita, DM tang tidak terlapor ferifer. Resiko neuropati ferifer dapat
160 penderita dan DM Bergantung terajadi sekitar dua kali lipat
Insulin 72 penderita (Dinkes Provinsi dibandingkan orang tanpa diabetes.
Sul-Sel, 2014). Komplikasi neuropati ferifer dengan
Peningkatan kasus DM juga masalah yang terkait dengan suplai
terjadi ditingkat kabupaten / kota, darah ke kaki dapat menyebabkan ulkus
khususnya di Kota Makassar. Pada kali dan penyembuhan luka lambat.
tahun 2012 kasus DM merupakan Infeksi ini dapat menyebabkan luka
peringkat kelima penyebab utama amputasi, 40-70% dari seluruh amputasi
kematian dengan jumlah kematian 191 ekstremitas bawah disebabkan oleh
nyawa (Dinkes Kota Makassar, 2012). diabetes melitus (Buchman, 2009).
Sedangkan pada tahun 2013 meningkat Kebiasaan maupun perilaku
menjadi peringkat keempat dengan masyarakat seperti kurang menjaga
jumlah kematian 217 kematian (Dinkes kebersihan kaki dan tidak menggunakan
Kota Makassar, 2013). Data penderita alas kaki saat beraktivitas akan beresiko
DM di Puskesmas Antang Kota terjadi luka pada daerah kaki. Keadaan
Makassar Januari hingga Desember kaki diabetik lanjut yang tidak ditangani
2015 sejumlah 725 pasien sehingga rata- secara tepat dapat berkembang menjadi
rata pasien DM tipe 2 per bulan adalah suatu tindakan pemotongan amputasi
61 orang, sedangkan pada Januari kaki. Adanya luka dan masalah lain pada

2
kaki merupakan penyebab utama rasa pegal, kesemutan, gringgingen di
kesakitan morbiditas, ketidakmampuan kaki (Soegondo, 2009).
disabilitas, dan kematian mortalitas pada Hasil penelitian yang dilakukan
seseorang yang menderita diabetes Astuti (2008) tentang tentang gambaran
melitus (Soegondo, 2009). Peran kadar gula darah diabetes militus yang
perawat komunitas dalam mengikuti senam kaki di RSUP. Dr.
memberdayakan individu, keluarga, dan Sardjidto yogyakarta, hasil penelitiannya
masyarakat sangat diperlukan dalam mengatakan bahwa, sebagian besar
mengelola permasalahan kesehatan yang peserta senam DM sebanyak 26 orang
terjadi (76,4%) sudah melakukan senam dengan
Pada diabetes, kemampuan baik sedangkan sisanya hanya 8 (23,5%)
tubuh untuk bereaksi terhadap insulin melakukan senam dengan kriteria cukup.
dapat menurun, atau pankreas dapat Penelitian yang dilakukan oleh
menghentikan produksi insulin.Keadaan Suminarti (2002), tentang perubahan
ini dapat menimbulkan hiperglikemia berat badang dan kadar gula darah pada
yang dapat mengakibatkan komplikasi kelompok senam diabetes, hasilnya
metabolik akut seperti diabetes adalah 32 orang (57,1%), penurunan
ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik kadar gula darah dan berat badan serta
hiperosmoler nonketotik 24 orang (42,9%) tidak mengalami
(HHNK).Hiperglikemia jangka panjang perubahan kadar gula darah dan berat
dapat ikut menyebabkan komplikasi badan. kemudian (Sarefa dan Sari, 2011)
mikrovaskuler yang kronis (penyakit tentang pengaruh senam kaki terhadap
ginjal dan mata) dan komplikasi pada sirkulasi darah kaki dengan nilai (p
neuropati (penyakit pada saraf). value=0,000).
Diabetes juga disertai dengan
peningkatan insidens penyakit METODE PENELITIAN
makrovaskuler yang mencakup infark
miokard, stroke dan penyakit vaskuler Penelitian ini dilaksanakan DI
perifer (Brunner & Sudarth, 2001). Puskesmas Antang. Desain penelitian
Penatalaksanaan diabetes melitus yang digunakan dalam penelitian ini
(DM) adalah mengontrol gula darah adalah Quasi eksperimen dengan
dalam rentang normal. Untuk menggunakan rancangan One Group
mengontrol gula darah ada lima pilar Pretest Postes
penting yang harus di perhatikan yaitu: Gambar 4.1 desain penelitian pre-post
asupan makan atau manajemen diet, test design
obat-obatan penurun gula darah,
pendidikan kesehatan, monitoring dan Pre Intervensi Post
latihan fisik atau exercise (Soegondo, Subjek 01 X 02
2009).
Senam kaki sangat dianjurkan Ket:
untuk penderita di=abetes yang 01: Pengukuran Gula Darah sewaktu dan
mengalami gangguan sirkulasi darah dan Sirkulasi Darah sebelum melakukan
neuropaty di kaki, tetapi harus senam kaki.
disesuikan dengan kondisi tubuh pasien. X: Melakukan senam kaki dengan
Gerakan dalam senam kaki diabet frekuensi 3 kali seminggu selama
seperti yang disampaikan dalam 3 rd sebulan
national diabetes educators training 02 : Pengukuran Gula Darah sewaktu
camp tahun 2005 dapat membantu dan Sirkulasi Darah setelah melakukan
sirkulasi darah di kaki. Mengurangi senam kaki
keluhan dari neuropaty sensory seperti

3
Tehnik Pengambilan sampel pada Sumber: data Primer
penelitian ini adalah non probability
Pada tabel 5.2 didapatkan 20 responden
sampling dengan consecutive sampling
dengan rata-rata usia responden adalah
yaitu suatu metode pemilihan sampel
57.15 tahun dengan standar deviasi
yang di lakukan dengan memilih semua
adalah 8.00. Usia termuda adalah 44
individu yang ditemui dan memenuhi
tahun dan usia tertua adalah 74 tahun.
kriteria pemilihan, sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi.
Pengambilan sampel dalam penelitian
ini harus memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria inklusi yaitu pasien diabetes
militus, pasien Diabetes militus yang
memiliki GDS kurang dari 600%mg,
Tabel 4.3
pasien diabetes militus yang menderita
Distribusi Sirkulasi Darah dan Kadar
kurang dari 5 tahun. Sedangkan kriteria
Gula Darah Sebelum dan Sesudah
eksklusi yakni Pasien yang mengalami
Senam Kaki Diabetik Pada pasien
penyakit persendian, pasien yang
Diabetes
mengalami komplikasi penyakit
Di Puskesmas
integument, tidak bersedia untuk diteliti.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah Variabel n Mean SD
20 responden.
Sirkulasi  

HASIL PENELITIAN Darah    


Sebelum 20 0.98 0.12
Hasil penelitian didasarkan pada analisa
univariat dan bivariat. Analisis hasil Sesudah 20 1.06 0.09
penelitian univariat, yaitu: data GDS
demografi; jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan pekerjaan, pre-test dan Sebelum 20 185.3 84.35
pasca-test skor kadar gula darah dan Sesudah 20 141.7 30.47
sirkulasi darah. Hasil analisis data
numerik disajikan dalam bentuk mean, Sumber: Data Primer
median, standart deviasi, dan 95% CI Pada tabel 5.3 Didapatkan rata-
serta pada data kategorik disajikan rata skor sirkulasi darah sebelum
dalam bentuk distribusi frekuensi perlakuan adalah 0.98 dengan standar
deviasi 0.12, nilai terendah adalah 0.79
Analisis bivariat untuk membuktikan dan yang tertinggi adalah 1.20. Nilai rata
hipotesis penelitian terhadap perubahan sirkulasi darah setelah perlakuan adalah
kualitas tidur pre-test dan pasca-test 1.06 dengan standar deviasi 0.09, nilai
latihan sebam kaki pada pasien diabetes terendah dalah 0.96 dan yang tertinggi
militus. adalah 1.20. Sedangkan rata-rata skor
kadar gula darah sewaktu (GDS)
Tabel 4.2 sebelum perlakuan adalah 185.30
Distribusi Frekuensi Responden dengan standar deviasi 84.35, nlai
berdasarkan usia terendah adalah 123 dan yang tertinggi
Variabel n Mean SD adalah 439. Nilai rata-rata kadar gula
darah sewaktu sesudah perlakukan
Usia 20 57.15 8.00 adalah adalah 141.47 dengan standar

4
deviasi 30.47, nilai terendah adalah 112 1.Pengaruh senam kaki diabetik
dan yang tertinggi adalah 250. terhadap sirkulasi darah.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Tabel 4.4 dilakukan di Puskesmas Antang kota
Analisis perbedaan sirkulasi darah dan Makassar, didapatkan adanya
Kadar Gula darah sewaktu Sebelum dan perbedaan yang signifikan sirkulasi
Sesudah senam Kaki pada Pasien darah sebelum dan sesudah senam
Diabetes Millitus di Puskesmas Antang kaki diabetic dengan nilai p value
Kota Makassar 0.020. hasil penelitian menunjukkan
p adanya peningkatan sirkulasi darah
Variabel Mean SD Value dengan nilai rata-rata sebelum
Sirkulasi dilakukan senam kaki diabetik 0.98
Darah       meningkat menjadi 1.06 setelah
Sebelum 0.98 0.12 dilakukan senam kaki diabetik.
0.020 Hasil penelitian lain yang
Sesudah 1.06 0.09
dilakukan oleh Castro, et al (2010)
GDS     yang mengatakan bahwa penderita
185.3 DM tipe II (peripheral arterial
Sebelum 0 84.35 0.001 disease) mengalami perbaikan nilai
Sesudah 141 30.47 tekanan darah arteri dan nilai sirkulasi
Sumber: data primer darah setelah diberikan terapai
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa gabungan antara latihan dan massase
nilai rata-rata sirkulasi darah sebelum penelitian tersebut memang tidak
senam kaki diabetik adalah 0.98 dengan menggunakan responden penderita
standar deviasi 0.12, sedangkan nilai DM tipe II dengan neuroterapi
rata-rata sirkulasi darah sesudah diabetikakum.
perlakuan adalah 1.06 dengan standar Pendapat Tara (2003) yang
deviasi 0.09. Hasil uji statistik Wilcoxon menyebutkan bahwa senam kaki dapat
didapatkan nilai ρ= 0,020 atau ρ < 0,05 mencegah luka kaki diabetic yaitu
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat memperlancar peredaran darah ke
pengaruh antara senam kaki diabetic perifer, menguatkan otot kaki,
terhadak sirkulasi darah pada pasien mencegah kekakuan, mencegah kebas-
Diabetes mellitus di Puskesmas Antang kebas dan Menghangatkan kaki. Dari
Kota Makassar 29 responden terdapat 2 responden
Sedangkan nilai rata-rata nilai yang tidak meningkat sirkulasi
gula dara sewaktu sebelum senam kaki darahnya, hal ini terlihat dan
diabetik adalah 185.30 dengan standar ketidakseriusan responden untuk
deviasi 84.35, sedangkan nilai rata-rata melakukan senam kaki.
gula darah sewaktu sesudah perlakuan Gangguan sirkulasi darah ke kaki
adalah 141 dengan standar deviasi akan menyebabkan berkurannya aliran
30.47. Hasil uji statistik Wilcoxon darah dan hantaran oksigen pada
didapatkan nilai ρ= 0,001 atau ρ < 0,05 serabut saraf yang kemudian
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat menyebabkan degenerasi dari serabut
pengaruh antara senam kaki diabetic saraf. Keadaan ini akan
terhadap kadar gula darah sewaktu pada mengakibatkan neuropati. Di samping
pasien Diabetes mellitus di Puskesmas itu, dari kasus ulkus/gengren diabetes
Antang Kota Makassar kaki militus 50% akan mengalami
infeksi akibat munculnya lingkungan
PEMBAHASAN gula darah yang subur untuk
berkembangnya bakteri pathogen .

5
oleh karena kurangnya suplay oksigen,
bakteri-bakteri yang akan tumbuh 2.Pengaruh senam kaki dibetik terhadap
subuh terutama bakteri aerob. Hal ini kadar gula darah pada pasien diabetes
karena plasma darah penderita militus
diabetes yang tidak terkontrol baik Hasil uji statistik dalam penelitian
mempunyai kekentalan (viskositas) ini menunjukkan bahwa terdapat
yang tinggi. Sehingga aliran darah perbedaan yang siginifikan rata-rata
menjadi terhambat. Akibatnya, nutrisi kadar gula darah sebelum dan sesudah
dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini senam kaki diabetik. Dari hasil uji
menyebabkan luka sukar sembuh dan statistik dengan menggunakan uji
kuman aerob berkembang baik wilcoxon didapatkan ρ value = 0,001
(Wibowo, 2004). atau ρ < 0,05 berarti terdapat pengaruh
Penderita diabetic memerlukan yang signifikan terhadap kadar gula
perhatian penuh untuk mencegah darah pada pasien diabetes militus.
kedua kaki agar tidak terkena cedera. Hasil penelitian ini menunjukkan
Karena adanya konsekuensi neuropati, terjadi penurunan kadar gula darah
observasi setiap hari terhadap kaki pada pasien diabetes militus dengan
merupakan masalah kritis. Menurut nilai rata-rata kadar gula darah
Amstrong & Lawrence (1998) jika sebelum perlakuan 185.3, sedangkan
penderita diabetes memberikan rata-rata sesudah perlakuan adalah
perhatian terhadap aktivitas dan 141.
perawatan kaki, maka akan Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengurangi risiko yang serius bagi penelitia yang dilakukan oleh
kondisi kakinya. Sedangkan (2005), Suminarti (2002), mengenai
mengemukakan sirkulasi darah yang perubahan berat badan dan kadar gula
kurang juga dapat menyebabkan darah pada kelompok senam diabetik.
pembengkakan dan kekeringan pada Hasil penelitiannya menunjukkan
kaki. Pencegahan komplikasi pada 57.1% penderita yang melakukan
kaki merupakan hal penting pada senam kaki diabetic menunjukkan
penderita diabetes militus karena terjadinya penurunan kadar gula
sensivitas yang kurang merusak proses adarah. Penelitian lain yang dilakukan
penyembuhan dan dapat menyebabkan oleh Astuti (2008), mengenai
ulkus, infeksi dan kondisi serius pada gambaran kadar gula darah pasien
kaki. dibetes militus yang mengikuti senam
kaki diabetic. Hasil penelitiannya
Menurut Setiawan (2010), menunjukkan adanya penurunan kadar
senam kaki diabet merupakan salah gula darah setelah dilakukan senam.
satu terapi yang diberikan oleh Berdasarkan beberapa hasil
seorang perawat. Senam ini bertujuan penelitian tersebut, menunjukkan
melancarkan peredaran darh yang kadar gula darah pada penderita
terganggu karena senam kaki diabetes diabetes mengalami kecenderungan
dapat membantu memperkuat otot-otot dapat dikontrol atau diturunkan
kaki. Senam kaki diabet ini dengan melakukan aktivitas. Aktivitas
memperlancar sirkulasi darah yang dilakukan harus dilakukan secara
sehingga nutrisi ke jaringan lebih teratur, terukur dan dilakukan secara
lancer, memperkuat otot-otot kecil, baik dan benar. Aktivitas atau senam
otott betis dan otot paha, serta yang dilakukan secara sungguh-
mengatasi keterbatsan sendi yang sungguh, ditunjukkan sampai
sering dialami oleh penderita dibetes keluarnya keringat akan mampu
militus (wibisono2009). menstimulasi pancreas dalam

6
memproduksi insulin dan menekan Tingginya angka atau kadar gula darah
kadar glukosa darah. menunjukkan tingkat kesakitan yang
Menurut Yuni (2006), dengan terjadi. Keadaan yang selanjutnya
kadar gula yang terkontrol maka akan yang berisiko terjadi gangguan pada
mencegah koplikasi kronik diabetes kaki berupa risiko terjadinya
militus. Olah raga rutin lebih dari tiga perlukaan akibat akibat tingginya
kali dalam seminggu selama 30 menit kadar gula darah.
akan memperbaiki metabolism Hasil analisis bivariat menujukkan
karbohidrat, berpengaruh positif adanya peneurunan setelah dilakukan
terhadap metabolisme lipid dan senam kaki. Oleh karena itu peneliti
sumbangan terhadap penurunan berat berasumsi bahwa dengan melakukan
badan. Pasien diabetes militus senam kaki sebanyak tiga kasi
memiliki alasan lebih tinggi resikonya seminggu selama empat minggu dapat
mengalami masalah kaki. Yaitu berpengaruh terhadap kadar gula darah
berkurannya sensasi rasa nyeri pasien diabetes militus
setempat (neuropati) membuat
penderita tidak menyadari bahkan
sering mengabaikan luka yang terjadi KESIMPULAN
karena tidak dirasakannya. Luka
timbul spontan sering disebabkan Adapun kesimpulan dari penelitian ini
karena trauma, misalnya tertusuk duri, adalah :
lecet akibat pemakaian sepatu, sandal 1. Terdapat pengaruh senam kaki
yang sempit dan bahan yang keras. diabetik terhadap sirkulasi darah pada
Luka awalnya kecil, kemudian meluas pasien diabetes militus dengan nilai p
dalam waktu tidak begitu lama. Luka value 0.020
akan menjadi borok dan menimbulkan 2. Terdapat pengaruh senam kaki
bau yang disebut gas gangren. Jika diabetik terhadap kadar gula darah
tidak dilakukan perawatan akan sewaktu pada pasien diabetes militus
sampai ketulang yang mengakibatkan dengan nilai p value 0.001
infeksi tulang (oteomilitis). Upaya
yang dilakukan untuk mencegah SARAN
perluasan infeksi terpaksa harus
dilakukan amputasi (pemotongan Saran yang dapat diberikan terkait
tulang). dengan hasil penelitian ini adalah
Penanganan atau pengelolaan orang 1. RumahPuskesmas
yang mengalami diabetes militus Senam kaki diabetik perlu dilakukan
memerlukan dukungan dan motivasi secara terprogram di setiap institusi
dari anggota keluarga karena terjadi pelayanan keperawatan baik oleh
dalam waktu yang lama. WHO (2008) perawat maupun bekerja sama
juga menyatakan bahwa diabetes dengan keluarga setelah terlebih
militus juga merupakan keadaan dahulu keluarga diajarkan tentang
hiperglikemia kronis yang disebabkan senam kaki.
oleh faktor lingkungan dan keturunan 2. Bagi Profesi Keperawatan
secara bersama-sama dan mempunyai Hasil penelitian ini dapat menjadi
karakteristik hiperglikemia kronis tambahan referensi bagi perawat
yang tidak dapat sembuh tetapi dapat terutama perawat komunitas yaitu
dikontrol. Factor utama yang harus sebagai pemberi asuhan keperawatan
dikendalikan adalah nilai kadar gula secara langsung (care giver) dan
darah diupayakan dalam batas normal sebagai educator sebagai upaya
atau mendekati rentang normal. untuk mecegas komplikasi penyaki
diabetes militus.

7
PERKENI (Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia).
(2012). Pengelolaan
Diabetes Melitus Tipe 2 di
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. CV. Aksara
Buana, Jakarta
Anneahira. (2011) . Senam Kaki
Diabetes. Diakses dari
Soegondo,S.& Soewondo,S.
http://www.anneahira.com/
Subekti,I. Panduan
senam-kaki-diabetes.htm.
Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Bagi Dokter dan
Astuti (2008). Gambaran kadar gula
Edukator Diabetes :
darah diabetes militus yang
Penatalaksanaan Diabetes
mengikuti senam diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta:
militus di rsup. Dr. Sardjidto
Balai Pustaka FKUI
yogyakarta,
Utama Hendra, (2007) Hidup sehat
dengan diabetes. Fakultas
Black & Hawks (2014).
Kedokteran Universitas
Keperawatan Medical
indonesia, Jakarta
Bedah. Manajemen klinis
untuk hasil yang di Rendy & Margareth, 2012. Asuhan
harapkan.Edisi 8, Buku 2, Keperawatan Medikal Bedah
Salemba Medika. Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Nuha Medika
Brunner & Suddarth, 2002. Buku
Soebagio, Imam. 2011. Senam Kaki
Ajar Keperawatan Medikal
Sembuhkan Diabetes
Bedah Edisi 8.Jakarta: EGC
Mellitus. Diakses dari
http://pakdebagio.blogspot.co
Bochman. (2009). Seri Bimbingan
m/2016/01/senam-kaki-
Kesehatan Dokter pada
sembuhkan-diabetes-
tekanan darah, alih bahasa.
melitus.html. Diperoleh
Oscar H. Simbolon. Jakarta:
tanggal 15 Mei 2016.
Dian Rakyat.
Sarefa dan Sari. 2011 Pengaruh
Hasdianah H.R, 2012. Mengenal senam kaki terhadap sirkulasi
Diabetes Melitus Pada Orang darah kaki di ruang penyakit
Dewasa dan Anak-anak dalam RSU Dr. Pirngadi
Dengan Solusi Herbal. medan
Yogyakarta: Nuha Medika
Setiawan. 2010.Ramuan Tradisional
Hayens. 2003. Nursing Theories The Untuk Pengobatan Diabetes
Base For Profesional Militus. Jakarta: penebar
Nursing Practice. Third swadayu
Edition. California. Apleton
and Lange Taniredja & Mustafidah 2012,
Penelitian Kuantitatif

8
(Sebuah Pengantar),
Alfabeta, Bandung.

Tara, M.D, (2003). The ART and


scienceof nursing . Lippocot
Philadelphia

WHO. 2008. Technical brief for


folicy maker geneva
switzerlan

Anda mungkin juga menyukai