Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
A. Pendahuluan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), Indonesia menempati urutan ke-7 dengan 8,5
juta penderita diabetes mellitus setelah Mexic. Angka kejadian diabetes mellitus
mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013 dari
keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia
berdasarkan diagnosa dokter sebesar 1,5% dan berdasarkan diagnosa atau gejala sebesar
2,1%. Semakin lama seseorang menderita DM akan semakin besar kemungkinan untuk
menderita retinopati diabetik. Dua puluh lima hingga lima puluh persenpasien DM tipe 1
akan mengalami retinopati diabetik dalam jangka waktu 10-15tahun, meningkat menjadi
75-95% setelah 15 tahun dan mencapai 100% setelah30 tahun. Enam puluh persen pasien
DM tipe 2 akan menunjukkan tanda-tanda Non Proliferative Diabetic Retinopathy
(NPDR) setelah 16 tahun (Willard and Herman, 2012). Lama menderita DM dan
retinopati diabetik mempunyai hubungan linear. Semakin lama menderita DM maka
semakin tinggi kejadian danderajat keparahan retinopati diabetik (Harnita, 2013).
B. Tinjauan Teori
1. Konsep Diabetes Melitus
a. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin
adalah hormon yangmengatur keseimbangan gula darah. Akibatnya terjadi
peningkatan konsenterasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia)
(Infodatin Kemenkes RI,2014). DM dikenal sebagai silent killer karena
sering tidak disadari oleh penyandangnya dansaat diketahui sudah terjadi
komplikasi (Infodatin Kemenkes RI, 2014). World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa Indonesia beradadi urutan keempat negara
yang jumlah penyandang DM terbanyak. Jumlah ini akan mencapai 21,3
juta pada tahun 2030(Wild,et.al., 2004).
b. Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang
dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalansel beta melepas insulin.
2) Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara
lain agenyang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dangula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yangdisertai pembentukan sel sel antibodi
antipankreatik dan mengakibatkankerusakan sel - sel penyekresi
insulin, kemudian peningkatan kepekaan selbeta oleh virus.
4) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringanterhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang
terdapat padamembran sel yang responsir terhadap insulin.
2. Definisi Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetesmelitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno, 2008). Senam kaki adalah suatu
modulasi nyeri neuropati ( Ismail, 2010). Latihan kaki yang dianjurkan pada
penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan sirkulasi dan neuropati
adalah senam kaki (Soegondo, dkk, 2009). Senam kaki adalah kegiatan atau
latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya
luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Widianti &
Proverawati, 2010). Menurut S, Sumosardjono (2008) Senam kaki adalah kegiatan
atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya
luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki, dan Menurut Ismail,
2010 Senam kaki adalah suatu modulasi nyeri neuropati . Dengan pergerakan senam kaki
menstimulasi serabut Aferen (Beta), Mengaktifkan substansia gelatinosa di dalam
medula spinalis sehingga gerbang tertutup, akibatnya memperbaiki sirkulasi darah,
sehingga intensitas nyeri berkurang. Selain itu dengan senam kaki menstimulasi non
nosiseptor, menstimulasi sinyal tidak nyeri ke otak sehingga penurunan intensitas
nyeri(neuropati) terjadi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa senam kaki
dapat menurunkan intensitas nyeri, Senam kaki yang dilakukan oleh responden sesuai
prosedur tetapi kemampuan responden berbeda-beda tergantung motivasi, emosi ,
umur, dan lama menderita DM.
D. Pembahasan
1) Jenis Kelamin
E. Kesimpulan
Karakteristik responden penelitian ini yaitu jenis kelamin perempuan lebih
banyak menderita diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan jenis kelamin laki-laki.
Karakteristik lama menderita diabetes mellitus banyak dialami responden ≥ 5 tahun
daripada < 5 tahun. Intensitas nyeri pada pasien DM mengalami penurunan skala nyeri 9
responden (70%) intensitas nyeri ringan , 4 responden (27%) mengalami Intensitas nyeri
sedang dan 1 (10%) responden mengalami intensitas nyeri berat. Berdasarkan beberapa
penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa senam kaki tersebut sangat membantu
mengatasi nyeri diabetic yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses
penyembuhan dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien.
F. Daftar Pustaka
Yulita, Rita Fitri. dkk. (2019). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Skor
Neuropati Dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe 2. Journal of
Telenursing (JOTING) 1(1):. https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.498
Aghnia R. (2017). Hubungan Lamanya Menderita Diabetes Mellitus dengan Terjadinya
Diabetic Peripheral Neuropathy pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Grha
Diabetik Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/51812/. Diperoleh tanggal 15
November 2019.
Darmayanti. (2015). Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Priyanto. (2012) Pengaruh Senam Kaki terhadap Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah
pada Anggregat Lansia Diabetes Mellitus di Magelang.
jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/853/907 Diperoleh
pada tanggal 15 November 2019.