DI SUSUN OLEH:
ADOLFINA RUMANTENAN,S.Kep
NPM. 194291517040
A.LATAR BELAKANG
Menurut Depkes RI,dikutip oleh Effendy,1998 : 32, Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Bailon dan Maglaya, keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga Tn.M.R adalah keluarga dengan tipe Nuclear family yang terdiri dari
Ayah ,ibu dan tiga orang anak dengan Tahapan perkembangan keluarga saat ini berada pada
Tahap keluarga dengan anak remaja dengan masalah kesehatan utama yaitu Hiperurisemia
yang di alami oleh Tn.M.R sejak 2 tahun yang lalu
Peningkatan kadar asam urat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien
gagal jantung akut dan kronik (Ruilope & Cerezo, 2012).
Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data yang
pasti. Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerja sama WHO
COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan prevalensi
hiperurisemia sebesar36% yang terdiri dari 24,3% laki-laki dan 11,7% wanita (Hensen &
Putra, 2007).
Ginjal merupakan organ yang berperan megendalikan kadar asam urat di dalam
darah agar selalu dalam batas normal. Organ ginjal mengatur pembuangan asam urat melalui
urin. Namun bila produksi asam urat menjadi sangat berlebihan atau pembuangannya
berkurang, kadar asam urat di dalam darah menjadi tinggi, keadaan ini disebut
Hiperurisemia (Misnadiarly, 2007).
Penumpukan asam urat akan membentuk kristal di sendi, yang dapat memicu nyeri
dan pembengkakan di berbagai sendi tubuh. Meskipun umumnya terbentuk di sendi, kristal
asam urat juga bisa terbentuk di ginjal dan saluran kemih. Kondisi tersebut dapat
mengganggu fungsi ginjal atau menyebabkan batu saluran kemih. Dan dapat juga mengenai
sendi lain seperti siku, lengan, jari-jari tangan, lutut dan pergelangan kaki. Penumpukan
kristal urat di sendi ini berbentuk benjolan yg disebut tophus, isi benjolan atau tophus ini
seperti cairan putih mirip pasta gigi.
Penyebab asam urat dapat di cegah dengan modifikasi gaya hidup seperti
mengkonsumsi bahan makanan purin tinggi jangan berlebihan, konsumsi buah sayuran yang
cukup, konsumsi air putih yang cukup, olahraga teratur, menghindari alkohol
Begitu pula dengan hasil penelitian Sulistyawati & Pratiwi (2016) mengatakan
esktrak daun kelor memiliki kandungan analgesik dan antiinflamasi. Didukung hasil
penelitian Anshory dkk (2018) mengatakan esktrak daun kelor memiliki kandungan
analgesik lebih baik dibandingkan meloksikam. Kandungan flavonoid pada daun kelor
berkhasiat sebagai analgetik yang mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim
siklooksigenase. Penghambatan enzim siklooksigenase akan mengurangi produksi
prostaglandin sehingga mengurangi rasa nyeri. Flavonoid juga menghambat degranulasi
neutrofil sehingga akan menghambat pengeluaran sitokin, radikal bebas, serta enzim yang
berperan dalam peradangan (Syamsul, dkk., 2016)
Prosedur therapy kompres hangat daun kelor yaitu siapkan air rebusan daun kelor
yang sudah direbus,biarkan sebentar sampai suhu air 37°C - 39 °C, lalu masukan handuk
kecil ke dalam air rebusan daun kelor, letakan handuk pada sendi yang terinfeksi, biarkan
kompres hangat daun kelor dengan suhu 37°C- 39°C,selama 20 menit kemudian diangkat ,
kompres dilakukan selama 3 hari berturut-turut dan dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari.
Berdarkan penelitian ini maka, saya selaku Mahasiswa Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Profesi Ners Universitas Nasional Jakarta mencoba untuk melakukan metode
therapy kompres hangat daun kelor pada studi kasus kelolaan keluarga Tn.M.R dengan
judul Asuhan Keperawatan keluarga dengan masalah utama Hiperurisemia pada Tn.M.R di
Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
B. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan : Manajemen kesehatan keluarga Tn.M.R tidak efektif
Rencana Intervensi : Kompres hangat daun kelor
2. Metode intervensi : Pelibatan Keluarga (Terapeutik )
- Judul : Kompres hangat daun kelor
- Waktu : ± 20 menit
- Tempat: Rumah
- Susunan kegiatan
No Kegiatan Waktu
Pembukaan
Penjelasan tentang intervensi :
1. Salam
2. Penjelasan tentang kompres hangat daun kelor
a. Pengertian Kompres hangat daun kelor yaitu :
Pemberian kompres hangat dengan rebusan daun kelor
yang sudah direbus
b. Tujuan :
Agar keluarga dapat memberikan tindakan Kompres
hangat daun kelor untuk menurunkan asam urat yang
di alami oleh Tn.M.R
c. Dengan prosedur :
- Siapkan air rebusan daun kelor yang
sudah direbus,biarkan sebentar sampai
1 5 menit
suhu air 37°C - 39 °C
- Masukan handuk kecil ke dalam air
rebusan daun kelor
- Letakan handuk pada sendi yang
terinfeksi
- Biarkan kompres hangat daun kelor
dengan suhu 37°C- 39°C,selama 20
menit kemudian diangkat
- Kompres dilakukan selama 3 hari
berturut-turut
- Dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari
Persiapan intervensi :
Alat dan bahan :
- Alat tes Asam Urat
- Air rebusan daun kelor
2 30 Menit
- Handuk
- Pengukur suhu
- Ember/Waskom
Melakukan intervensi :
- Masukan handuk kecil ke dalam air rebusan daun kelor
- Letakan handuk pada sendi yang terinfeksi
3 20 Menit
- Biarkan kompres hangat daun kelor dengan suhu
37°C- 39°C,selama 20 menit kemudian diangkat
Evaluasi :
- Apakah terjadi perubahan setelah di lakukan kompres hangat daun
4 kelor 10 Menit
- Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulangi
tindakan kompres hangat daun kelor dengan benar
Penutup :
5 - Salam dan ucapan terima kasih 3 Menit
- Kontrak untuk waktu esok hari
3. Evaluasi – ( ini adalah evaluasi yang diharapkan oleh mahasiswa sebelum melakukan intervensi)
- Struktur /Persiapan : apa saja yang sudah disiapkan?
o Pasien : Kooperatif bersama keluarga
o LP : Hiperurisemia
o Materi : Leaflet tentang Kompres hangat daun kelor dan masalah hiperurisemia
o Alat dan bahan :
- Alat tes Asam Urat
- Air rebusan daun kelor
- Handuk
- Pengukur suhu
- Ember/Waskom air
- Proses
o Tempat kegiatan : di rumah
o Kondisi pasien : K/U baik,Adanya edema pada kedua lutut dan tungkai
- Hasil
o Output yang akan diukur/dinilai :
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3