Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP

KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS


RAWAT INAP TANJUNG MAS MAKMUR
MESUJI TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :

BUDIYANTO
142012018240P

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2020

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP
KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS
RAWAT INAP TANJUNG MAS MAKMUR
MESUJI TAHUN 2020

SKRIPSI
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan pada
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh :

BUDIYANTO
NIM. 142012018240P

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2020

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP
KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS
RAWAT INAP TANJUNG MAS MAKMUR
MESUJI TAHUN 2020

Budiyanto
FKes Universitas Muhammadiyah Pringsewu
77 Halaman + 6 Tabel + 3 Bagan
ABSTRAK

Latar Belakang : Salah satu masalah yang sering dihadapai lansia adalah buruknya
kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk pada lansia akan berdampak atau berefek
negatif terhadap fisik, mental, dan sosial seseorang , dampak ini sering kali lebih jelas
pada orang-orang yang hidup dengan berbagai penyakit kronis. Terapi murottal Al
Qur’an surat Ar – Rahman dengan tempo yang lambat serta harmonis dapat
menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami (serotonin).
Mekanisme ini dapat meningkatkan perasaan rileks, mengurangi perasaan takut,
cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah, memperlambat pernafasan, dan detak jantung.Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an Surat Ar-Rahman
Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas
Makmur, Mesuji tahun 2020.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment dengan
menggunakan desain penelitian pre and post test without control. Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia yang di rawat Inap di Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Mas Makmur dan yang memiliki kualitas tidur yang buruk yang berjumlah 24
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total simple random
sampling. Teknik pengambilan datanya dengan cara wawancara dan observasi dengan
menggunakan instrument Questioner PSQI (Pirtzburg Sleep Quality Index). Analisa
datanya dengan menggunakan uji statistik non parametrik Wilcoxon match paire test.
Hasil : Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon match paire test menunjukkan
nilai significancy p=0,00 ≤ 0,05.
Kesimpulan : ada pengaruh terapi murottal Al –Qur’an surat Ar-Rahman terhadap
kualitas tidur lansia sesudah diberikan intervensi. Terapi murottal dapat
meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Oleh karena itu, disarankan untuk
menerapkan terapi murottal pada bidang keperawatan secara umum dan pada lansia
yang memiliki kualitas yang buruk.

Kata Kunci : Terapi Murotal, Kualitas Tidur, Lansia


Kepustakaan : 47 (2010-2020)

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
The Effect Of Therapy Murottal Al Qur'an Surah Ar - Rahman With Sleep
Quality In The Elderly In Health Center Tanjung Mas Makmur,
Mesuji In 2020

Budiyanto

FKes Muhammadiyah Pringsewu University

70 Pages + 6 Tables + 3 Schemes

ABSTRACT

Background : Problem is often the elderly is poor sleep quality. Poor sleep quality in
the elderly will have an impact or a negative effect on a person's physical, mental,
and social, this impact more pronounced in people living with various chronic
diseases. Murottal Al Qur'an Ar-Rahman with a slow and harmonious tempo can
reduce stress hormones, activate natural endorphins (serotonin). This mechanism can
increase feelings of relaxation, reduce feelings of fear, anxiety, and tension, and
improve the body's chemical system so that it can reduce blood pressure, slow down
breathing, and heart rate. Purpose : This study aims to determine the effect of
Therapy Murottal Al Qur'an Ar - Rahman with Sleep Quality in the Elderly in
Health Center Tanjung Mas Makmur, Mesuji in 2020.
Method: research is a Quasi Experiment research using pre and post test research
design without control. Sample study were the elderly who were hospitalized in
Health Center Tanjung Mas Makmur and those had poor sleep quality totaling 24
respondents. technique sampling total simple random sampling method. using the
PSQI Questionnaire (Pirtzburg Sleep Quality Index) instrument. Analyze the data
using the Wilcoxon non-parametric match paire test.
Results : analysis with Wilcoxon match paire test showed a significance value of p =
0.00 ≤ 0.05. Conclusion: Murottal therapy can improve sleep quality in the elderly.
Therefore, it is recommended to apply murottal therapy in the field of nursing in
general and in the elderly who have poor quality

Keywords : Murotal Therapy, Sleep Quality, Elderly


Referensi : 47 (2010-2020)

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN

PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP


KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS
RAWAT INAP TANJUNG MAS MAKMUR
MESUJI TAHUN 2020

OLEH :

BUDIYANTO
142012018 240P

Telah disetujui tanggal :

Oleh :

Pembimbing I

Ns. Rita Sari, M.Kep.


NBM. 927021

Pembimbing II

Manzahri, S.Kep, M.Kes


NBM 927027

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP
KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS
RAWAT INAP TANJUNG MAS MAKMUR
MESUJI TAHUN 2020

Skripsi oleh Budiyanto ini Telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal Juli 2020

MENGESAHKAN
Tim Penguji :

Ketua Moderator : Ns. Rita Sari, M.Kep (.....................................)


NBM. 927021

Penguji 1 : Manzahri, S.Kep. M.Kes (.....................................)


NBM. 927027

Penguji 2 : Cikwanto, M.Kep (.....................................)


NBM. 1295693

Ketua Program Studi

Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep, Sp.Kep. Mat


NBM : 1017462

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M. Epid


NBM. 927024

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampung, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Budiyanto
NIM : 142012018240P
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Pengaruh Terapi Murottal Surat Ar-Rahman terhadap kualitas tidur
pada Lansia di Puskesmas Rawat InapTanjung Mas Makmur,
Mesuji tahun 2020.

Guna pengembangan Ilmu Pengetahuan Kesehatan, menyetujui memberikan kepada


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAT AR-RAHMAN TERHADAP


KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNG MAS MAKMUR, MESUJI TAHUN 2020.

Dengan Pernyataan ini Fakultas kesehatan Universitas Muhammadiyah pringsewu


berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Pringsewu, Juli 2020


Yang menyatakan

BUDIYANTO
NIM.142012018240P

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

Waktu Bagaikan Pedang. Jika Kamu Tidak Dapat Memanfaatkannya Dengan


Baik, Maka Ia Akan Memanfaatkanmu
(HR. Muslim)

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya hingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini saya persem
bahkan kepada :
1. Kepada orang tua tercinta Bpk Harto Saiman (almarhum) dan Ibu Jumirah serta
istri tercinta Siti Zulaika yang tak pernah berhenti mendoakan, mencurahkan cinta,
kasih sayang dan selalu berusaha untuk memberi dukungan demi keberhasilan,
selalu memberikan semangat serta motivasi dan nasehat kepada saya sehingga
saya dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Ns. Rita Sari, M.Kep, selaku pembimbing I dan dosen yang selalu sabar dalam
memberikan bimbingan dan motivasi sampai dengan selesainya penulisan
penelitian ini
3. Manzahri K, S.Kep. M.Kes, selaku pembimbing II dan dosen yang selalu sabar
dalam memberikan bimbingan support motivasi sampai dengan selesainya
penulisan penelitian ini.
4. Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang
memberikan banyak ilmu serta pelajaran yang sangat berharga kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu.
5. Rekan - rekan mahasiswa seperjuangan, yang selalu membantu dan memberikan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Almamater Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang
sangat saya cintai.

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Budiyanto dilahirkan pada tanggal 15 Maret 1981 di Sendangagung, Penulis


merupakan putra kedelapan dari sembilan bersaudara pasangan Bp. HartoSaiman
(Alm) dan IbuJumirah. Pendidikan dasar di SDN 2 Sendangagung yang ditamatkan
pada tahun 1992, lalu melanjutkan kejenjang sekolah SMP Muhammadiyah
Sendangagung yang diselesaikan pada tahun 1995 dan SPK N Metro yang
diselesaikan pada tahun 1998. Lalu melanjutkan pendidikan ke jenjang DIII
Keperawatan di Poltekkes Yogyakarta yang diselesaikan pada tahun 2003 dan
Pendidikan selanjutnya di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Fakultas
Kesehatan Prodi S1 Ilmu Keperawatan sampai dengan sekarang.

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Thaerapi Murottal terhadap kualitas tidur pada lansia di Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Mas Makmur, Mesuji tahun 2020”. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti
mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Ketua Program Studi S1
Ilmu Keperawatan
4. Ns. Rita Sari, M.Kep, selaku Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi
5. Manzahri,S.Kep.M.Kes selaku Pembimbing II dalam penyusunan Skripsi
6. Orang tua dan keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan dan yang
selalu senantiasa mendoakan
7. Teman - teman seperjuangan S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang senantiasa memberikan
semangat dan masukan dalam menyelesaikan penelitian.
8. Almamater Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung yang sangat penulis cintai

Pringsewu, Juli 2020

Peneliti

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i


HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI .......................................... iii
ABTSRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN .............................................. vi
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL PENELITIAN .................. vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... viii
MOTTO ......................................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... x
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Murottal ...................................................................................... 9
B. Konsep Kualitas Tidur .............................................................................. 20
C. Konsep Lansia .......................................................................................... 33
D. Kerangka Teori ........................................................................................ 38
E. Kerangka Konsep ...................................................................................... 40
F. Hipotesis ................................................................................................... 40

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 42
B. Variabel Penelitian .................................................................................... 42
C. Definisi Operasional ................................................................................. 43
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 45
E. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 47
F. Etika Penelitian ......................................................................................... 47
G. Instrumen penelitian.................................................................................. 49
H. Metode Pengelohan Data dan Analisis Data ............................................ 50
I. Jalanya Penelitian...................................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ........................................................ 55
B. Hasil Penelitian ........................................................................................ 58
C. Pembahasan .............................................................................................. 62
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ....................................................................................................

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Kualitas Tidur ........................................................... 26


Gambar 2.1 KerangkaTeori .............................................................................. 39
Gambar 2.2 KerangkaKonsep .......................................................................... 40

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skema one group pre test dan post test ........................................... 42
Tabel 3.2 Definisi Operasional ....................................................................... 44
Tabel 4.1 Distribusi frekwensi Responden berdasarkan Usia ......................... 58
Tabel 4.2 Distribusi frekwensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin .......... 59
Tabel 4.3 Distribusi frekwensi Responden berdasarkan Status Perkawinan ... 59
Tabel 4.4 Distribusi frekwensi Responden berdasarkan Status Pekerjaan ...... 59
Tabel 4.5 Total Skor PSQI antara Pre test dan Post test ................................. 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon ......................................................................... 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik nilao p-value ...................................................... 66
Tabel 4.9 Nilai PSQI Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 67
..........................................................................................................................

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses penuaan adalah merupakan suatu proses biologis dan alamiah

yang tidak dapat dihindari, yang berjalan secara terus menerus, dan

berkesinambungan (Maryam, 2010). Proses menua tersebut akan menyebabkan

suatu perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga

akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh seseorang secara

keseluruhan salah satunya adalah perubahan pola tidur (Dewi, 2014)

Perubahan pola tidur pada lansia dapat disebabkan karena penurunan

kondisi fisik secara fisiologis, seperti penurunan massa otot, serta menurunnya

pergerakan sendi sehingga lansia sering merasa nyeri dan hal ini akan

mengganggu tidur lansia (Maryam, 2010)

Perubahan yang lainnya misalnya pada sistem integumen, dimana elastisitas

kulit menurun dan lemak subkutan menipis sehingga lansia akan mudah

merasa kedinginan di malam hari yang menyebabkan kualitas tidur

terganggu.

Pada sistem genitourinaria juga terjadi perubahan dimana menyebabkan tonus

otot menghilang dan terjadi gangguan pengosongan kandung kemih, serta

terjadi peningkatan frekuensi miksi yang membuat lansia menjadi lebih

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

sering pergi ke kamar mandi pada malam hari sehingga hal ini mengganggu

kualitas tidur lansia. (Dewi, 2014)

Gangguan tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering

dihadapi oleh lansia. Kondisi ini membutuhkan perhatian yang serius. Buruknya

kualitas tidur lansia disebabkan oleh meningkatnya latensi tidur,berkurangnya

efisiensi tidur dan terbangun lebih awal karena proses penuaan.

Proses penuaan tersebut menyebabkan penurunan fungsi neurontransmiter

yang ditandai dengan menurunnya distribusi norepinefrin. Hal itu menyebabkan

perubahan irama sirkadian, dimana terjadi perubahan tidur lansia pada fase

NREM 3 dan 4. Sehingga lansia hampir tidak memiliki fase 4 atau tidur

dalam(Stanle and 2006)

Kualitas tidur yang buruk pada lansia akan berdampak atau berefek negatif

terhadap fisik, mental, dan sosial seseorang , dampak ini sering kali lebih jelas

pada orang-orang yang hidup dengan berbagai penyakit kronis seperti kanker,

stroke, diabetes dan yang berkaitan dengan penuaan. (Ancoli 2015)

Lansia membutuhkan kualitas tidur yang baik untuk meningkatkan kesehatan dan

memulihkan kondisi dari sakit. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan

gangguan-gangguan antara lain, seperti: kecenderungan lebih rentan terhadap

penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta menurunnya kemampuan

berkonsentrasi dan membuat keputusan. Selain itu kemandirian lansia juga

berkurang yang ditandai dengan menurunnya partisipasi dalam aktivitas harian.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Hal ini tentu berdampak buruk terhadap kualitas hidup lansia. Oleh karena itu

masalah kualitas tidur pada lansia harus segera ditangani.(Potter and 2010)

Gangguan tidur pada lansia dapat mengakibatkan dampak lain yang cukup

berat, karena pada negara berkembang banyak lansia yang masih bekerja.

Dengan adanya gangguan tidur, para lansia tidak dapat mengembalikan kondisi

tubuhnya dengan baik sehingga mengakibatkan kondisi mudah marah,

kelelahan, pusing, cemas serta stress yang mengakibatkan bunuh diri. Gangguan

tidur juga sering ditemukan pada lansia yang tinggal di panti jompo, terutama

lansia yang biasa bekerja dan setelah di panti jompo tidak bekerja, suasana

berkabung, ataupun hidup sendiri tanpa keluarga (Surilena, 2014).

Sekitar 50% orang dewasa lanjut usia mengeluh sulit tidur, Gangguan Tidur

meningkatan risikomorbiditas dan mortalitas yang signifikan. Penurunan yang

terlihat dalam tidur orang dewasa yang lebih tuasering disebabkan oleh

penurunan kemampuan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas (steffen 2015)

Pada orang-orang dengan usia lanjut, kondisi kualitas tidur di malam hari akan

terjadi pengurangan dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang yang

berusia 70 tahun didapatkan 22% memiliki keluhan mengenai masalah tidur dan

30% dari usia tersebut juga mengalami terbangun pada malam hari (Amir 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Cureresearc tahun 2017 melaporkan bahwa

30% penduduk di dunia umumnya mengalami insomnia kronis yang kebanyakan

di tempati oleh lansia. (Colrain, 2017) Sedangkan untuk angka pravelensi

ganguan tidur di Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk atau sekitar 28

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

juta orang yang mengalami ganguan tidur, tingginya angka ganggaun tidur

tersebut dikaitkan dengan bertambahnya usia, gangguan kesehatan. (Zahra &

Sofianan, 2018)

Di Indonesia insomnia menyerang sekitar 50% orang berusia 65 tahun,

setiap tahun diperkirakan sekitar 20-50% lansia melaporkan adanya insomnia

dan sekitar 17% mengalami insomnia yang serius. Prevalensi insomnia pada

lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67% dari jumlah total lansia. (Sumirta, 2018)

tanpa disadari kualitas tidur pada lansia juga berpengaruh terhadap kesehatan

fungsional tubuh yaitu fungsi kognitif. (Sari, 2017)

8 dari 10 orang mengeluhkan bahwa mereka memiliki kualitas tidur yang buruk

sering terbangun di tengah malam atau dini hari dan sering merasa sering sakit

(Kemenkoskera, 2017)

Terapi murottal Al Qur’an Surat Ar-Rahman dengan tempo yang lambat

serta harmonis dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon

endorfin alami (serotonin). Mekanisme ini dapat meningkatkan perasaan rileks,

mengurangi perasaan takut, cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem kimia

tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat pernafasan, detak

jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.(Heru 2013).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Faisal Mahlufi juga membuktikan

bahwa pemberian terapi Murottal Al Qur’an yang diberikan selama 18 menit 23

detik.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Memberikan efek menenangkan otak dan mengatur sirkulasi darah, manfaat

lainnya adalah Murotal bisa meredakan rasa sakit, menurunkan tekanan darah,

memperbaiki mood, serta menyembuhkan insomnia.

Menurut hasil penelitian lain yang dilakukan Nawser Khan, juga

membuktikan bahwa kitab suci Al Qur’an memiliki pengaruh yang dapat

menurunkan rasa bosan, kelelahan, depresi, stres, dari tubuh manusia. Nawser

Khan juga menyebutkan bahwa pengaruh musik itu hanya untuk waktu yang

spesifik, sedangkan pengaruh bacaan ayat suci Al-Quran itu bersifat permanen .

Relaksasi permanen dapat dicapai dengan bantuan pembacaan Al-Quran setiap

hari dalam kehidupan sehari-hari. (Juliana, 2014)

Pemberian therapi murottal juga terbukti memperbaiki kualitas tidur

dimana terjadi peningkatan kerja syaraf parasimpatis yang mempunyai efek

berlawanan dengan syaraf simpatis , sehingga terjadi keseimbangan pada kedua

sistem syaraf otonom tersebut yang berakibat timbulnya respon relaksasi. (Dwi

O, 2016)

Berdasarkan Study pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Tanjung Mas Makmur yang dilakukan pada bulan November 2019

pada 10 orang Lansia yang di wawancarai di temukan fakta bahwa ada 7 orang

Lansia mengalami masalah dalam tidur seperti susah untuk memulai, terbangun

di tengah malam dan 3 orang lansia mengatakan tidak ada masalah dalam

tidurnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

Maka berdasarkan fakta – fakta yang terjadi di lapangan maka pertanyaan

penelitiannya adalah: “Adakah Pengaruh Terapi Murottal Surat Ar-Rahman

terhadap Kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur Mesuji tahun 2020 ?”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka Rumusan masalah penelitian ini

adalah “Apakah terdapat pengaruh Terapi murottal Surat Ar-Rahman terhadap

kualitas tidur pada lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

terapi murottal surat Ar-Rahman terhadap kualitas tidur pada lansia di

Puskesmas Rawat Inap Tanjung mas makmur. (Nirwana, 2014)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik usia dan jenis kelamin di

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kualitas tidur lansia di Puskesmas

Rawat Inap Tanjung Mas Makmur

c. Mengetahui distribusi frekuensi therapi murottal surat Ar-rahman

dengan kualitas tidur Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi

eksperimen dengan rancangan one group pre test – post test with design.

2. Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah Lansia yang di rawat inap di

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur..

3. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur

4. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni tahun 2020.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat menjadi refferensi untuk

Pengembangan penelitian tentang Pengaruh Murottal terhadap kualitas

tidur pada Lansia dalam ruang lingkup keperawatan gerontik.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pemberian

pelayanan tentang therapi Murottal untuk peningkatan kualitas tidur pada

Lansia.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat Murottal

terhadap kualitas tidur padda Lansia.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi awal, bagi peneliti

selanjutnya dengan variabel berbeda, pilihan terapi yang berbeda dan

jumlah responden yang berbeda.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Murottal Al - Qur’an

1. Definisi Al Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah kitab suci

yang diyakini kebenarannya, dan menjadi suatu ibadah jika membacanya.

Seni baca Al-Qur’an atau Tilawatil Qur’an ialah bacaan kitab suci Al-Qur’an

yang bertajwid diperindah oleh irama. Orang yang membacanya disebut

Qori’ /pembaca Al-Qur’an. (Nirwana, 2014)

Bacaan Al-Quran merupakan obat yang komplit untuk segala jenis penyakit,

baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia maupun

penyakit akhirat. Selain itu Al-Quran bermanfaat untuk menjadi obat,

penawar dan penyembuh dari berbagai persoalan hidup manusia (Indrajati,

2013)

2. Definisi Murottal

Murottal berasal dari kata Ratlu As-syaghiri (tumbuhan yang bagus

dengan masaknya dan merekah) Sedangkan menurut istilah adalah bacaan

yang tenang, keluarnya huruf dari makhroj sesuai dengan semestinya yang

disertai dengan renungan makna. (Nirwana, 2014).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

Al-Murottal adalah pengumpulan bacaan ayat - ayat Al-Qur’an yang

bertujuan untuk melestarikan Al-Qur’an dengan cara merekam baca’an Al-

Qur’an. Sudah diketahui bahwa terdapat hukum - hukum bacaan (tajwid)

yang harus diperhatikan dalam pembacaan Al - Qur’an. Oleh karena itu

untuk menguatkan (tahqiq) kelestarian Al-Qur’an maka di gunakanlah media

rekaman. (Awad, 2011)

Jadi Al - Murottal yaitu Pelestarian Al-Qur’an dengan cara merekam dalam

pita suara dengan memperhatikan hukum - hukum bacaan, menjaga

keluarnya huruf-huruf serta memperhatikan waqof - waqof (tandaberhenti)

(Rosihun, 2019).

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

murottal Al-Qur’an adalah merupakan rekaman suara ayat-ayat Al-Qur’an

oleh qori yang dapat memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang..

3. Manfaat murottal

Berikut ini adalah manfaat dari Murottal (mendengakan ayat – ayat suci Al

Qur’an) yaitu (Indrajati, 2013)

a. Mendengarkan bacaan ayat - ayat Al-Qur’an Seperti Surat Ar Rohman

dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A’raaf: 203 - 204

Terjemahan : “dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al-Qur’an

kepada mereka, mereka berkata : “Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

itu?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang

diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al-Qur’an ini adalah bukti - bukti

yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang

yang beriman. “dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah

baik - baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat

rahmat”.

Ayat tersebut di atas memerintahkan untuk mendengarkan dan

memperhatikan bacaan Al-Qur’an dan berdzikir mengingat Allah SWT

terus menerus, Selanjutnya Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad

SAW

b. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia,

Suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan

dan alat yang paling mudah dijangkau.

Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al-Qur’an dapat

menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin

alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari

rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darahserta memperlambat pernafasan, detak

jantung, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang

lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme

yang lebih baik.

c. Dengan terapi murottal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap

Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti al-Qur’an atau

tidak.

Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah

SWT, dalam keadaan ini otak pada gelombang alpha, merupakan

gelombang otak pada frekuensi 7-14 Hz. ini merupakan keadaan energi

otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan

kecemasan.

4. Mekanisme Terapi Murottal Al Qur’an Surat Ar-Rahman

Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong oleh rangsangan

dari terapi murottal maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut zat

neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkut ke dalam reseptor-reseptor dan

memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan. (Risnawati,

2017)

Fungsi pendengaran manusia yang merupakan penerimaan rangsang

auditori atau suara. Rangsangan auditori yang berupa suara diterima oleh

telinga sehingga membuatnya bergetar. Getaran ini akan diteruskan ke

tulang - tulang pendengaran yang bertautan antara satu dengan yang lain.

(Nadhia, 2015)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

Rangsang fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion

natrium menjadi aliran listrik yang melalui saraf nervusVIII (vestibule

cokhlearis) menuju ke otak, tepatnya di area pendengaran.

Setelah mengalami perubahan potensi alaksi yang dihasilkan oleh saraf

auditorius, perambatan potensi alaksi ke korteks auditorius (yang

bertanggung jawab untuk menganalisa suara yang kompleks, ingatan jangka

pendek, perbandingan nada, menghambat respon motorik yang tidak

diinginkan, pendengaran yang serius, dan sebagainya) diterima oleh lobus

temporal otak untuk mempresepikan suara. Talamus sebagai pemancar

impuls akan meneruskan rangsang ke amigdala (tempat penyimpanan

memori emosi) yang merupakan bagian penting dari system limbic (yang

mempengaruhi emosi dan perilaku). (Risnawati, 2017)

Dengan mendengarkan ayat-ayat suci al-Qur’an, seorang muslim, baik

mereka yang berbahasa arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan

fisiologis yang sangat besar. Secara umum mereka merasakan adanya

penurunan depresi, kesedihan, dan ketenangan jiwa. (Siswantinah, 2011)

Murottal al-Qur’an adalah rekaman al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang

qori (Pembaca al-Qur’an). Murottal juga dapat diartikan sebagai lantunan

ayat - ayat suci al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang Qori direkam dan di

perdengarkan dengan tempo yang lambat serta harmonis.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh Positif

bagi pendengarnya. Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an yang dibacakan

dengan tartil dan benar seperti Surat Arrhman akan mendatangkan

ketenangan jiwa. Lantunan Al - Qur’an secara fisik mengandung unsur suara

manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan

yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau.

Suara dapat menurunkan hormon - hormon stress, mengaktifkan hormon

endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian

dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki system kimia tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak

jantung, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Ini menunjukkan bahwa

bacaan Al-Qur’an dapat digunakan sebagai perawatan komplementer karena

dapat meningkatkan perasaan rileks. (Eskandari, 2012)

Stimulant Murottal Al-Qur’an dapat dijadikan alternatif terapi baru

Sebagai terapi relaksasi bahkan lebih baik dibandingkan dengan terapi audio

lainnya karena stimulant Al-Qur’an dapat memunculkan gelombang delta

sebesar 63,11%. Terapi audio ini juga merupakan terapi yang murah dan

tidak menimbulkan efek samping. Intensitas suara yang rendah merupakan

intensitas suara kurang dari 60 desibel sehingga menimbulkan kenyamanan.

Murottal merupakan intensitas 50 desibel yang membawa pengaruh Positif

bagi pendengarnya. Manfaatnya lebih efektif yaitu terapi murottal diberikan

dengan durasi 15- 25 menit. (Risnawati, 2017)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

Therapi Murottal dengan Surat Ar Rohman merupakan pengobatan

non farmakologis yang bisa menjadi therapy alternatif untuk orang yang

mengalami gangguan tidur.

Surat Ar Rahman dikenal dengan nama Arus Al Quran, yang secara

harfiyah berarti pengantin Al Quran. Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa

Nabi Muhammad bersabda :

“Segala sesuatu memiliki pengantin, dan pengantinnya Al Quran adalah Ar

Rahman.” , penamaan itu karena indahnya surah ini dan karena didalamnya

terdapat sekian kali pengulangan ayat fabi ayyi aalaa’i Rabbikuma

Tukadziban, yang diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh

pengantin.

Ar Rahman sendiri adalah Nama Allah yang berarti “Maha Pemberi nikmat

dunia dan akhirat.”. begitu Rahmannya Allah sampai Allah mengkhususkan

Ar Rahman dalam satu surat yang indah. Pengingat untuk manusia akan

banyaknya nikmat Allah yang terlupa. Tema dalam surat ini adalah uraian

tentang nikmat Allah yang bermula dari Nikmat terbesar yaitu Al Quran.

Thabathaba’i berpendapat bahwa surah ini mengandung isyarat tentang

ciptaan Allah dengan sekian banyak bagian-bagiannya di langit dan di Bumi,

darat dan laut, manusia dan jin, di mana Allah mengatur semua itu dalam

satu pengaturan yang bermanfaat bagi manusia dan jin. Bermanfaat pula

untuk hidup mereka di dunia dan akhirat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

Keutamaan surat Ar Rahman pun sangat banyak. Berikut adalah rinciannya:

1. Ar Rahman dapat membantu kita untuk memperbanyak memuji Allah

Kata “Ar Rahman” sendiri telah membantu kita memuji Allah

dengan makna bahwa Allah Maha Pemurah. Apalagi jika membaca Ar

Rahman dengan sepenuh hati berserah diri kepada Allah. Betapa banyak

keutamaan yang akan kita dapat.

2. Mengingatkan bahwa Allah memiliki sifat Ar Rahman

Isi surat Ar Rahman adalah penjabaran segala nikmat Allah yang

sangat banyak. Pun menjelaskan bahwa Allah Ar Rahman. Sehingga

mengingatkan kita untuk bersifat kasih sayang pula terhadap Allah dan

terhadap sesama makhluk. (baca : sifat-sifat Allah dan asmaul husna)

3. Mengingatkan kita untuk tidak mengkufuri nikmat

Telah dijelaskan bahwa ayat Ar Rahman menjabarkan banyak

nikmat. Diantaranya ayat ke 3 “telah menciptakan manusia”. jika kita

membaca dengan sepenuh hati, kita tidak akan lagi mengkufuri nikmat

karena hidup kita adalah berkat Allah. Kita adalah ciptaan Allah yang

segala dalam hidup adalah diberi olehNya.

4. Mengingatkan bahwa ada makhluk lain selain manusia yang beribadah

pada Allah yaitu Jin

Ciptaan Allah tidak hanya terbatas pada sesuatu yang tampak.

Kerajaan Jin dan alam-alam yang tidak tampak pun Allah lah yang

menciptakan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

Jabir berkata: Nabi Muhammad keluar menemui para sahabatnya, lalu

beliau membacakan kepada mereka surah Ar Rahman dari awal hingga

akhir surah, dan mereka semua terdiam. Beliau berkata: “aku telah

membacakannya kepada Jin pada malam berkumpulnya mereka, dan

mereka meresponnya dengan jawaban yang lebih baik dibandingkan

kalian semua. Saat aku sampai pada ayat fabi ayyi aalaa’i Rabbikuma

Tukadziban(maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu

dustakan?) mereka berkata kami tidak mendustakan apapun dari

kenikmatan yang Engkau berikan, bagi Mu segala Puji.” (H.R. Tirmidzi)

Dalam hadits ini Nabi Muhammad mengajarkan kepada sahabatnya

bagaimana caranya memikirkan dan merenungkan Al Quran; ketika

mereka mendengar suatu ayat didalamnya mengandung pertanyaan. Al

Thibbi berkata diamnya sahabat yang mendengar bacaan Nabi sama

dengan jawaban yang baik. Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Ibnu

Al Malik yang berkata diamnya mereka kedudukannya sama dengan

pengakuan mereka bahwa dari bangsa jin dan manusia ada yang

mendustakan ayat-ayat Allah. Namun, dari bangsa jin menyangkal

adanya pendustaan mereka terhadap Allah.

5. Mengingatkan bahwa manusia adalah pelupa

Pengulangan ayat “fabiayyi aalaa’i Robbikuma tukadziban” adalah

untuk mengingatkan bahwa manusia adalah pelupa. Ayat tersebut adalah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

kalimat tanya yang menuntut jawaban manusia yang mengingat ketika

membaca ayat itu.

6. Diridhoi oleh Allah atas nikmat apa saja yang diberikan pada kita

Dalam tafsir Ats Tsaqolayn, Rasulullah SAW bersabda: “barang

siapa membaca surat Ar Rahman, Allah akan menyayangi

kelemahannya dan meridhoi nikmat yang dikaruniakan kepadanya.”

Hadits tersebut semakin menguatkan keutamaan surat Ar Rahman.

7. Matinya orang yang membaca Ar Rahman seperti Syahid

Dalam Tsawabul A’mal, dijelaskan bahwa Rasulullah pernah

bersabda: “barang siapa membaca Ar Rahman, dan ketika membaca

kalimat fabiayyi aala’i Robbikuma tukadzibaan kemudian jika dia

mengucapkan: tidak ada satupun nikmatMu dari Tuhanku yang aku

dustakan, maka jika membacanya di malam hari kemudian mati, maka

matinya seperti mati syahid, jika membacanya di siang hari kemudian ia

mati, maka matinya seperti mati syahid.” (diriwayatkan oleh Imam

Ja’far)

Hadits diatas sangat jelas sekali bahwa Ar Rahman membuat

pembacanya mati seolah syahid. Hasits tersebut juga mengingatkan kita

untuk membaca Ar Rahman dalam dua waktu, yaitu siang dan malam.

8. Mendapat Syafaat di hari kiamat

Rasulullah bersabda: “jangan tinggalkan membaca surat Ar

Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhan bersamanya(Ar

Rahman) pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang

paling indah dan baunya paling harum, pada hari kiamat tidak ada

seorangpun yang berdiri dihadapan Allah yang paling dekat denganNya

selainnya. Pada saat itu Allah berfirman: soapakah orang di dunia yang

sering bangun malam dan tekun membacamu? Dia menjawab: Ya

Robbi, Fulan bin Fulan, lalu wajah mereka menjdi putih. Dan ia berkata

kepada mereka: berilah syafaat bagi orang-orang yang mencintai kalian.

Kemudian ia memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada

seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima

syafaat mereka. Lalau ia berkata kepada mereka: masuklah kalian ke

surga, dan tinggallah didalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.”

(Risnawati, 2017)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

B. Konsep Kualitas Tidur

1. Definisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun atau menghilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Potter P. ,

2011)

Tidur juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sangat penting bagi

manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat

mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu,

tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses

pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa

bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah

dan mengalami penurunan konsentrasi (Dewi P. , 2013)

2. Fisiologi Tidur

Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam

mesensefalon dan bagian atas pons. Saat keadaan sadar, neuron dalam

Reticular Activating System (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti

norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat memberikan rangsangan visual,

pendengaran, nyeri, dan perabaan, juga dapat menerima stimulasi dari

korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir (Dewi S. , Buku

Ajar Keperawatan Gerontik, 2014)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

Saat tidur terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang

berada di pons dan batang otak bagian tengah, yaitu Bulbar Synchronizing

Regional (BSR). Sedangkan pada saat bangun tergantung dari keseimbangan

impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik, dengan demikian

sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur

adalah RAS dan BSR2

3. Manfaat Tidur

Tidur dapat memberikan manfaat bagi tubuh setiap individu. Tidur

merupakan proses yang diperlukan individu untuk memperbaiki dan

memperbarui sel epitel, mengembalikan keseimbangan fungsi – fungsi

normal tubuh, menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

Selain itu, tidur juga berfungsi untuk memberikan waktu organ tubuh dan

otak, terutama serebral korteks (bagian otak terpenting yang berfungsi untuk

mengingat, memvisualisasikan, serta membayangkan suatu keadaan) untuk

beristirahat (Potter P. , 2011)

4. Jenis – Jenis Tidur

Tidur dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu:

a. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.

Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun

fisiknya yaitu gerakan kedua bola mata bersifat sangat aktif. Tidur REM

ditandai dengan mimpi, otot rileks, tekanan darah bertambah, gerakan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

mata cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), dan sekresi lambung

meningkat.

b. Tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Gelombang otak

lebih lambat dibandingkan orang yang sadar. Tanda – tanda tidur NREM

antara lain mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,

kecepatan pernafasan turun, metabolism turun, dan gerakan bola mata

lambat. Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap. Tahap I merupakan tahap

transisi antara bangun tidur dengan ciri rileks, masih sadar dengan

lingkungan, merasa ngantuk, bola mata bergerak dari samping

kesamping, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, dan dapat bangun

segera.Tahap ini berlangsung selama 5 menit.

Memasuki tahap 2, merupakantahaptidurringan dan proses tubuhterus

menurun dengan ciri mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan

frekuensi napas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme

menurun. Tahapini berlangsung 10 –15 menit.

Tahap 3, yaitu tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas

serta proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi

system saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun.

Tahap 4, yaitu tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan

pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata

cepat, sekresi lambung turun, dan tonus otot menurun. Siklus tidur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

individu melalui tahap NREM dan REM. Siklus tidur komplit biasanya

berlangsung 1,5 jam. (Asmadi, 2011)

5. Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu

menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat bangun. Kualitas tidur

mencangkup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur,

serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur seseorang dikatakan baik

apabila tidak menunjukkan tanda – tanda kekurangan tidur seperti tidak

merasa segar saat bangun di pagi hari, mengantuk berlebihan di siang hari,

area gelap di sekitar mata, kepala terasa berat, rasa letih yang berlebihan dan

tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Asmadi, 2011)

Seorang Lansia dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik apabila tidur

sesuai kebutuhan yaitu 6 jam/hari, selain itu waktu yang diperlukan untuk

bias tertidur maksimal 30 menit, frekuensi terbangun pada malam hari tidak

terlalu sering, dan juga dapat diukur melalui aspek subjektif seperti

kedalaman dan kepulasan tidur lansia tersebut serta perasaan segar setelah

bangun dari tidur (Asmadi, 2011)

Selama ini untuk mengukur Kualitas tidur seseorang akan dilakukan dengan

menggunakan Lembar Penilaian atau questioner dan questioner kualitas

tidur yang selama ini sudah lazim digunakan oleh peneliti – peneliti

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

sebelumnya adalah lembar quesioner PSQI. Dalam lembar questioner

tersebut kita akan dapat mengukur kualitas tidur seseorang yang terdiri atas

19 pertanyaan yang mengukur 7 komponen penilaian, yakni kualitas tidur

subyektif (subjective sleep quality), latensi tidur (sleep latency), durasi tidur

(sleep duration), lama tidur efektif di ranjang (habitual sleep efficiency),

gangguan tidur (sleep disturbance), penggunaan obat tidur (sleep

medication), dan gangguan konsentrasi di waktu siang (daytime

dysfunction). (Moghaddam, 2012)

Aspek-aspek dari kualitas tidur diukur dengan skala Pittsburgh Sleep Quality

Indeks (PSQI) versi bahasa Indonesia. Instrumen ini telah baku dan banyak

digunakan dalam penelitian kualitas tidur. Skala Pittsburgh Sleep Quality

Index (PSQI) versi bahasa Indonesia ini terdiri dari 9 pertanyaan. Pada

variabel ini menggunakan skala ordinal dengan skor keseluruhan dari

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah 0 sampai dengan nilai 21 yang

diperoleh dari 7 komponen penilaian diantaranya kualitas tidur secara

subjektif (subjective sleep quality), waktu yang diperlukan untuk memulai

tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur (sleep duration), efisiensi tidur

(habitual sleep efficiency), gangguan tidur yang sering dialami pada malam

hari (sleep disturbance), penggunaan obat untuk membantu tidur (using

medication), dan gangguan tidur yang sering dialami pada siang hari

(daytime disfunction).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

Apabila semakin tinggi skor yang didapatkan, maka akan semakin buruk

kualitas tidur seseorang. Keuntungan dari PSQI ini adalah memiliki nilai

validitas dan reliabilitas tinggi. Namun ada juga kekurangan dari kuesioneir

PSQI ini yaitu dalam pengisian memerlukan pendampingan untuk

mengurangi kesulitan respoden saat mengisi kuesioneir. Masing- masing

komponen mempunyai rentang skor 0 – 3 dengan 0 = tidak pernah dalam

sebulan terakhir, 1 = 1 kali seminggu, 2 = 2 kali seminggu dan 3 = lebih dari

3 kali seminggu. Skor dari ketujuh komponen tersebut dijumlahkan

menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 0 – 21.

Ada dua interpretasi pada PSQI versi bahasa Indonesia ini adalah kualitas

tidur yang baik jika skor ≤ 5 dan kualitas tidur buruk jika skor > 5. (Asmadi,

2011)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

Gambar 2.1 Komponen kualitas tidur sesuai dengan pertanyaan pada

Quesioner PSQI

Komponen Kualitas Tidur Nomor Pertanyaan

Kualitas Tidur Subyektif 9

Latensi Tidur 2

5a

Durasi Tidur 4

Efisiensi Tidur 1

Gangguan Tidur 5b – 5 J

Penggunaan Obat Tidur 6

Disfungsi Siang Hari 7, 8

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi tidur Lansia

Sejumlah faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur Seringkali

factor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor fisiologis,

psikologis, dan lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur.

Faktor yang mempengaruhi tidur lansia adalah sebagai berikut (Hawari,

2013)

a. Penyakit Fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri atau distress fisik,

ketidaknyamanan fisik, seperti nyeri sendi dapat menyebabkan masalah

tidur. Selain itu, orang dengan nokturia atau berkemih pada malam hari

juga sering mengalami gangguan pada siklus tidurnya karena

menyebabkan kesulitan untuk tidur kembali.

b. Obat – obatan

Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping dari medikasi umum.

Lansia seringkali menggunakan variasi obat untuk mengontrol atau

mengatasi penyakit kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat

tersebut dapat mengganggu tidur secara serius.

c. Gaya Hidup

Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Kesulitan

mempertahankan kesadaran selama waktu kerja menyebabkan penurunan

penampilan yang berbahaya. Perubahan lain dalam rutinitas yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

mengganggu pola tidur meliputi kerja berat, terlihat dalam aktivitas sosial

pada malam hari, dan perubahan waktu makan malam.

d. Stres Emosional

Kondisi ansietas/ cemas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah

melalui stimulasi system saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan

berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya

terjaga saat tidur. Seringkali lansia mengalami kehilangan yang mengarah

pada stress emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang yang

dicintai, dan kehilangan keamanan ekonomi merupakan contoh situasi

yang mempredisposisi lansia untuk cemas dan depresi. Lansia dan

individu lain yang mengalami depresi, sering

juga mengalami perlambatan untuk jatuh tertidur, munculnya tidur REM

secara dini, sering terjaga, peningkatan total waktu tidur, perasaan tidur

yang kurang, dan terbangun cepat.

e. Lingkungan

Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada

kemampuan untuk tidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah

esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, keadaan, dan posisi tempat

tidur juga mempengaruhi kualitas tidur. Suara juga mempengaruhi tidur,

tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung

pada tahap tidur. Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

Sementara yang lain lebih menyukai suara sebagai latar belakang seperti

music lembut atau televisi.

Tingkat pencahayaan dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur.

Beberapa klien menyukai ruangan yang gelap, sementara yang lain anak –

anak atau lansia menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama

tidur. Klien juga dapat bermasalah tidurnya karena suhu ruangan yang

terlalu panas atau dingin sehingga membuat gelisah.

7. Gangguan Tidur

Klasifikasi gangguan tidur adalah sebagai berikut :

a. Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh seseorang dimana ia

mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan

atau tidur singkat. Insomnia dapatdibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) Insomnia inisial, yaitu ketidakmampuan untuk memulai tidur.

2) Insomnia intermiten, yaitu ketidakmampuan untuk tetap tertidur

karena terlalu sering terbangun.

3) Insomnia terminal, yaitu ketidakmampuan untuk tidur kembali

setelah terbangun pada malam hari.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

b. Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia.

Hipersomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur

berlebihan, terutama pada siang hari walaupun sudah mendapatkan tidur

yang cukup.

Gangguan ini dapat disebabkan oleh gangguan pada system saraf,

metabolisme dan masalah psikologis misalnya depresi dan cemas.

c. Apnea.

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran

udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada

saat tidur. Klien yang mengalami gangguan tidur seringkali tidak

memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu, banyak juga terjadi

keluhan mengantuk berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan,

sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksualitas.

d. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai oleh serangan

mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanya

hanya berlangsung 10-20 menit, setelah itu klien akan segar kembali dan

terulang kembali 2 – 3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya

menunjukkan penurunan fase REM 30-70%. Serangan tidur dimulai

dengan fase REM.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

e. Defrivasi Tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang banyak dihadapi oleh banyak

orang. Penyebabnya dapat mencangkuppenyakit (seperti demam, sulit

bernafas, atau nyeri) stress emosional, obat – obatan, gangguan

lingkungan dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu

kerja. Deprivasi tidur dapat mengakibatkan tidur terputus – putus

sehingga terjadi perubahan urutan siklus tidur normal. Apabila ini

berlangsung terus menerus, maka dapat mengakibatkan terjadinya

deprivasi tidur komulatif.

f. Parasomnia

Parasomnia adalah gangguan tidur seperti berjalan dalam tidur, mimpi

buruk, nokturia, dan menggetarkan gigi. Apabila orang dewasa

mengalami masalah ini maka hal tersebut dapat mengindikasikan

gangguan yang lebih serius, namun dalam semua kasus yang terpenting

adalah mempertahankan keamanannya. (Potter P. , 2011)

8. Dampak Kualitas Tidur yang tidak baik

Kualitas tidur yang buruk dapat memberikan 2 dampak, yaitu fisik dan

psikologis seperti : (Khasanah K. , 2012)

a. Dampak Fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata,

konjungtiva kemerahan, dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebih,

tidak mampu berkonsentrasi, tampak tanda keletihan seperti penglihatan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

kabur, mual, muntah, serta tanda – tanda peningkatan tekanan darah,

pusing dan kaku pada tengkuk.

b. Dampak Psikologis

Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas

berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi pendengaran

atau penglihatan, serta kemampuan memberikan pertimbangan dan

keputusan menurun.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

C. Konsep Lansia

1. Definisi Lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses yang alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupanya, yaitu anak, dewasa dan tua.

Tiga tahap ini berbeda baik secara fisiologis maupun psikologis. (Nugroho H.

, 2014)

Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan

memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatanya.

Oleh karena itu, kesehatan usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus

dengan tetap dipelihara dan diingatkan agar selama mungkin dapat hidup

secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta

berperan dalam pembangunan (Fatimah, 2010)

2. Batasan – Batasan Lansia

Batasan umur Lansia Menurut WHO di bagi menjadi ada empat

tahap. (Kusharyadi 2010)

a. Usia pertengahan ( middle age ) 45-59 tahun.

b. Usia Lanjut( elderly) antara 60-70 tahun.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

c. Usia Lanjut Tua ( old ) antara 75 - 90 tahun.

d. Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun.

Sedangkan pada Pasal 1 ayat 2, 3, 4, UU No.13 Tahun 1998

tentang kesehatan, dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam 2010 )

Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)

pengelompokan Lansia sebagai berikut :

a. Viralitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan

kematangan jiwa (usia 55 – 59 tahun)

b. Usia Lanjut Dini (Snescen) yaitu kelompok yang memulai memasuki usia

lanjut dini (usia 60 – 64 tahun)

c. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

(usia > 65 tahun)

3. Perubahan pada Lansia

Menua merupakan suatu proses alami yang terjadi dalam

kehidupan manusia. Penuaan akan terjadi hampir pada semua system

tubuh, namun tidak semua system tubuh mengalami kemunduran fungsi

pada waktu yang sama. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat proses

penuaan adalah sebagai berikut (Nugroho H. , 2014)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik yang di alami oleh Lansia adalah sebagai berikut

(Fatimah, 2010) :

1) Perubahan sel

Perubahan sel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan dan

fungsi fisik. Lansia manjadi lebih pendek akibat adanya

pengurangan lebar bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan

diameter pelvis, kulit menjadi tipis dan keriput, masa tubuh

berkurang dan masa lemak bertambah.

2) Perubahan kardiovaskuler

Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler pada lansia

mengakibatkan penurunan kemampuan berfungsi untuk secara

efesien.

3) Perubahan sistem pernafasan

Perubahan sistem pernafasan pada lansia mempengaruhi kapasitas

dan fungsi paru meliputi peningkatan diameter antrioposterior dada.

4) Perubahan integumen

Bertambahnya usia pada lansia akan mempengaruhi fungsi dan

penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis,

jumlah serat elastis berkurang dan kolagen menjadi kaku.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

5) Perubahan sistem reproduksi

Saat menopause produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium

menurun. Pada wanita terjadi penipisan dinding vagina dengan

ukuran dan hilang nya elastisitas, penurunan sekresi pada wanita

mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunya keasaman vagina.

6) Perubahan genitourinaria

Sistem geniotourinaria pada lansia tetap berfungsi secara adekuat

secara individu. meskipun terjadi terjadi penurunan massa ginjal

akibat kehilangan beberapa nefron.

7) Perubahan gastrointensial

Saluran gastrointensial masih tetap adekuat pada lansia, akan tetapi

pada beberapa lansia dapat terjadi ketidaknyamanan akibat

melambatnya motilitas.

8) Perubahan musculoskelental

Pada wanita pasca menoupause mengalami kehilangan densitas

tulang yang massif akan mengakibatkan osteoporosis berhubungan

dengan kurangnya aktivitas, masuknya kalsium yang tidak adekuat

dan kehilangan estrogen.

9) Perubahan pada sistem persarafan

Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi dan sistem saraf.

Masa otak berkurang secara progesif akibat berkurangnya sel saraf

yang rusak dan tidak dapat diganti.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

10) Perubahan sensorik

Kehilangan sensorik pada lansia akibat menyebabkan penurunan

mengenai organ sensorik penglihatan, pendengaran, pengecap,

peraba dan penghirup serta dapat mengancam interaksi dan

komunikasi dengan lingkungan. (Fatimah, 2010)

b. Perubahan mental

Perubahan dalam bidang mental atau psikis pada lanjut usia

dapat berupasikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, serta

bertambah pelit atau tamak jika memiliki sesuatu. Hampir setiap Lansia

memiliki keinginan berumur panjang dengan menghemat tenaga yang

dimiliknya, mengharapkan tetap diberikan peranan dalam masyarakat,

ingin tetap berwibawa dengan mempertahankan hak dan hartanya, serta

ingin meninggal secara terhormat. (Nugroho H. , 2014)

c. Perubahan psikososial

Perubahan psikososial yaitu nilai pada seseorang yang sering

diukur melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang

tersebut dalam pekerjaan. Ketika seseorang sudah pensiun, maka yang

dirasakan adalah pendapatan berkurang, kehilangan status jabatan,

kehilangan relasi dan kehilangan kegiatan, sehingga dapat timbul rasa

kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social serta perubahan cara

hidup (Nugroho H. , 2014)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

d. Perubahan Kognitif

Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif terdiri dari kecerdasan

ingatan, bahasa yang membuat keputusan. Kemampuan lansia

mengingat jangka pendek mengalami penurunana dan kemampuan

untuk menyimpan informasi baru kedalam ingatan jangka panjang juga

mengalami penurunan, karena bagi lansia yang ingin mempelajari

informasi atau keterampilan yang baru membutuhkan waktu yang lama.

(Fatimah, 2010)

D. Kerangka Teori

Kerangka teori ini adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti yang berkaitan dengan

konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menggambungkan kerangka

konsep (Notoatmodjo 2012).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

Bagan/ gambar 2.2 KerangkaTeori

Perubahan perubahan pd Lansia


1. Perubahan Fisik : Perubahan Sel,
Kardiovaskuler, Sistem Pernafasan,
Integumen, Reproduksi,
Genitourinaria, Gastro Intestinal,
Muskuloskeletal, Persyarafan dan
Sensorik
2. Perubahan Mental
3. Perubahan Kognitif
4. Perubahan Psiko Sosial Kualitas Tidur
1. Kualitas tidur subyektif
2. Latensi Tidur
3. Durasi Tidur
4. Efisiensi Tidur
5. Gangguan tidur
Therapi Murottal Surat Ar-Rahman 6. Penggunaan obat tidur
7. Gangguan konsentrasi
 Meningkatkan perasaan rileks dan saat siang hari
ketenangan jiwa
 Merupakan instrumen penyembuhan
 Peningkatan Kesadaran terhadap
Tuhan
 Menurunkan hormon-hormon stress
 Mengaktifkan hormone endorphin
alami
 Menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, denyut
nadi, dan aktifitas gelombang otak.

Sumber : (Hawari, 2013) & (Indrajati, 2013)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep

atau variabel-variabel yang akan diamati melalui penelitian yang dimaksud

(Notoatmodjo 2012).

Gambar 2.3.
Kerangka konsep

Pre test Terapi Terapi Murottal Post test Terapi


Murottal Surat Ar- Surat Ar-Rahman Murottal Surat Ar-
Rahman Rahman

F. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal penelitian mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban penelitian tentang kemungkinan atau jawaban

sementara penelitin (Dharma, 2013)

Ho :

1. Tidak ada Pengaruh sebelum pemberian Therapi Murottal surat Ar-Rahman

terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur tahun 2020.

2. Tidak Ada Pengaruh setelah pemberian Therapi Murottal surat Ar-Rahman

terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur tahun 2020

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

Ha :

1. Ada Pengaruh sebelum pemberian Therapi Murottal surat Ar-Rahman


Terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung

Mas makmur tahun 2020.

2. Ada Pengaruh setelah pemberian Therapi Murottal surat Ar-Rahman


Terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung

Mas makmur tahun 2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan

one group pre test – post test with design yang bertujuan untuk mengetahui

adakah pengaruh therapy murottal al qur’an surat Ar Rohman terhadap kualitas

tidur pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Tanjung Makmur.

(Sopiyudin, 2016)

Pengambilan data penelitian therapy murottal al qur’an terhadap kualitas

tidur ini dilaksanakan selama 3 hari secara berturut turut pada kelompok

intervensi dengan diperdengarkan rekaman murottal Al Qur’an surat Ar Rohman

dengan durasi waktu +16 menit.

Tabel 3.1
Skema Penelitian Eksperimen Semu dengan Rancangan
One Grup Pretest Posttest

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02

Keterangan:
01 : Skor Kualitas Tidur Lansia sebelum dilakukan intervensi
02 : Skor Kualitas Tidur Lansia sesudah dilakukan intervensi
X : Perlakuan dengan menggunakan intervensi Terapi Murottal Surat
Ar-Rahman

42

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2012).

1. Variabel independen (bebas).

Variabel independen Adalah variabel yang menjadi sebab perubahan dan

timbulnya variabel lain (Dharma, 2013) Variabel independen pada penelitian

ini adalah Therapi murottal

2. Variabel dependen

Variabel dependen (terikat) variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena variabel independen atau bebas (Dharma, 2013) Variabel dependen

pada penelitian ini adalah Kualitas Tidur.

C. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau

diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberikan batasan atau “definisi

oprasional”. Definisi oprasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan tersebut variabel-variabel bersangkutan serta

pembagian instrumen (Notoatmodjo, 2012)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Definisi Cara Skala


No. Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
VARIABEL INDEPENDEN
1. Therapi Rekaman suara ayat- Gadget/ Melakukan - Rasio
Murottal ayat Al-Qur’an oleh speaker terapi
qori yang dapat Hand phone Murottal
memberikan dampak dan SOP
positif bagi tubuh terapi Muro
seseorang. (anwar, ttal
2012)

VARIABEL DEPENDEN
2. Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah Lembar Wawancara Baik (1) = Ordinal
keadaan tidur yang Questioner bila skor ≤ 5
dijalani seorang PSQI
individu mengha (Pirtzburg Buruk (2) =
Sleep Quality
silkan kesegaran dan Index) Bila Skor > 5
kebugaran saat
bangun yang menca
kup aspek kuantitatif
dari tidur, seperti
durasi tidur,latensi
tidur, serta aspek
subjektif dari tidur
(Asmadi, 2011)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang di

rawat di ruang Rawat Inap di Puskesmas rawat inap Tanjung Mas Makmur.

berdasarkan pemantauan didapatkan jumlah populasi sebanyak 30 lansia.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik total simple random sampling pada lansia

diatas 60 tahun yang berada di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur, penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan besar

sampel menurut (Sastroasmoro & Ismail, 2015)

α
σ2 1−2 1−β 2
𝑛
μ1 − μ ⬚2

Keterangan

n=Perkiraan jumlah sampel

Zα= kesalahan tipe 1 (5%) =1,96

Zβ =kesalahan tipe II (20%) =0,84

Sd = Simpang baku dari rerata selisih (0,9) (Kaur,Et al,2015)

d = Selisih rerrata kedua kelompok bermakan (0,52) (Kaur,Et al,2015)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

2
1
2

n = 23,51

n = 24

berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 24

responden. (Sastroasmoro & Ismail, 2015)

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subejek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Lansia yang bersedia menjadi Responden

2) Lansia yang di rawat inap.

3) Responden dengan usia > 60 tahun

4) Lansia yang Beragama Islam

5) Lansia yang tidak mengalami gangguan pendengaran.

b. Kriteria ekslusi

Kriteria adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2013)

1) Lansia yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Tanjung Mas Makmur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

2) Lansia yang tidak mengalami gangguan tidur.

3) Lansia yang sudah pikun.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur.

2. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei - Juni 2020.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian ada prinsip prinsip yang harus dipegang

teguh oleh peneliti yaitu

1. Hak untuk ikut / tidak menjadi responden (right to self determination).

Memberikan kesempatan kepada responden untuk memilih ikut atau tidak

untuk mengikuti penelitian.

2. Persetujuan tindakan (informend consent)

Subjek berhak mendapatan informasi tentang kualitas tidur lansia pada

subjek. Setelah subjek mendapat informasi tentang penelitian kemudian

responden menentukan pilihan bersedia atau tidak mengisi lembar informed

consent.

3. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

dislose).

Peneliti menjelaskan secara rinci kepada responden bahwa segala sesuatu

yang berhubungan dengan penelitian ini seperti identitas ataupun status

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

responden ini tidak akan di sebarluaskan ke publik, penelitian ini juga

bersifat aman dan tidak ada perlakuan yang membahayakan bagi responden,

dan peneliti bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada

responden (Nursalam, 2013)

4. Privasi (privacy)

Peneliti menjaga informasi responden, tentang jawaban yang telah diberikan

kepada responden, responden berhak untuk tidak mencantumkan nama

lengkap atau dengan inisial.

5. Keadilan (justice)

Peneliti memberikan perlakuan dan perhatian yang sama kepada semua

responden sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari responden tanpa

membeda-bedakan umur, status ekonomi maupun kondisi pasien

6. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits)

Penelitian yang dilakukan peneliti tidak menimbulkan kerugian bagi

responden, peneliti ini tidak dilakukan perlakuan yang membahayakan

responden karena lansia hanya mengisi kuesioner tentang kualitas hidup

yang dibagikan responden dan pengisian didampingi peneliti (Notoatmodjo,

2012)

7. Perlindungan dari ketidak nyamanan (Proctection from discomfrot).

Peneliti berusaha selalu menjaga kenyamanan responden selama proses

penelitian seperti mengkondisikan ruangan yang nyaman¸ tidak ramai atau

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


49

gaduh dari pengunjung, mulai dari tahap awal penelitian meminta

persetujuan penelitian (inform consent) pengumpulan data, pengisian

kuesioner dan pemberian intervensi.

8. Menghormati harkat dan martabat manusia (respech humordignity)dalam

penelitian.

Memberikan informasi penelitian kepada responden untuk mendapatkan

persetujuan menjadi responden tanpa merugikan responden (Dharma, 2013)

G. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Lembar penilaian/ questioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Lembar Questioner PSQI mengukur kualitas tidur yang terdiri atas 19

pertanyaan yang mengukur 7 komponen penilaian, yakni kualitas tidur

subyektif (subjective sleep quality), latensi tidur (sleep latency), durasi tidur

(sleep duration), lama tidur efektif di ranjang (habitual sleep efficiency),

gangguan tidur (sleep disturbance), penggunaan obat tidur (sleep

medication), dan gangguan konsentrasi di waktu siang (daytime

dysfunction). (Moghaddam, 2012)

2. Lembar penjelasan penelitian, untuk menjadi responden.

3. Lembar persetujuan menjadi responden, untuk mendapatkan persetujuan dari

responden.

4. Lembar Observasi dan SOP Terapi Murottal

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

Uji validitas

Lembar Questioner PSQI Kualitas Tidur yang telah di lakukan oleh peneliti

sebelumnya. Menurut Hair, et al., (2010) sebuah instrumen penelitian dapat

diterima jika nilai loading dari setiap itemnya adalah ≥ 0.4. Penelitan oleh

Conteras ,et al., (2014) tentang lembar questioner PSQI didapatkan loading

dari setiap itemnya ≥ 0.4 sehingga lembar penilain ini dikatakan valid.

Uji Reabilitas

Penelitian yang dilakukan Hair, et al., (2010) bahwa sebuah instrumen

penelitian dapat dikatakan reliable jika memiliki nilai Cronbach Alpha ≥0.60,

semakin mendekati angka 1 nilai cronbach alpha, maka semakin baik

instrumen pengukuran. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas

menggunakan metode analisis Cronbach alpha dengan bantuan SPSS, dan

didapatkan Cronbach alpha sebesar 0,810 sehingga kuesioner PSQI dapat

dikatakan reliable. Hasil uji validitas dan reliabilitas skala PSQI versi

Indonesia yang dilakukan oleh peneliti Cronbach’s Alpha 0.810 Cronbach’s

Alpha Based on Standardized Items 0.42 (Jumiarni, 2018)

H. Metode Pengelohan data dan Analisis Data

1. Pengelolahan data

Data yang telah dikumpulkan melalui Lembar Penilaian kemudian dilakukan

tahap pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, entry data, dan

cleaning (Notoatmodjo, 2012)

a. Editing

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


51

Pada penelitian ini peneliti mengecek kembali lembar Penilaian yang

telah diisi oleh responden, dikwatirkan ada pertanyan yang belum terisi

atau ada pertanyaan yang memiliki jawaban yang ganda.

b. Coding

Coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf kebentuk angka atau

bilangan. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

tabulasi dan analisa data. Penelitian ini, data diperiksa dan dikolerasi

secara lengkap maka diberi simbol atau sesuai kode definisi.

c. Processing dan Entry Data

Setelah semua data selesai sampai pengkodingan, selanjutnya peneliti

melakukan entry data untuk dianalisis. Mengecek daftar pertanyaan

yang telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban selanjutnya

dimasukan kedalam progam software komputer berapa kode-kode.

Melalui memasukan data semua variabel yang telah dilakukan coding

terutama diperhatikan value (nilai coding) berdasarkan hasil ukur pada

definisi oprasional.

d. Cleaning

Setalah itu peneliti melakukan pengecekan kembali pada data yang

sudah diinput kedalam komputer mencegah kesalahan dalam pemasukan

data, serta melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan data yang sudah dientry, tentang ketidak lengkapan dan yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

lainya, kemudian dilakukan pembetulan atau kolerasi, pada penelitian

mendeteksi adanya missng pada data pada data yang telah dimasukan.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel (Notoatmodjo, 2012) bentuk analisa

univariat tergantung jenis datanya. Data univariat dianalisis untuk

menyajikan masing-masing variabel dan karakteristik responden melalui

distribusi frekuensi, dan tendensi sentral

b. Analisis bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang telah dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau kolerasi (Notoatmodjo, 2012)

Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Adakah pengaruh therapi murrotal terhadap kualitas tidur pada lansia di

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur. Penelitian ini

menggunakan uji statistik dapat dilihat kemaknaan hubungan dua

variabel yaitu: variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji t

berpasangan dan t tidak berpasangan yang dibuktikan dengan p value.

Bila nilai p < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan, namun bila

nilai p > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara dua

variabel tersebut.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

I. Jalannya penelitian

Jalannya penelitian ini yang dialakukan penelitian ini pada dasarnya adalah :

1. Tahap persiapan

a. Mengajukan masalah penelitian kepada pembimbing satu, mengajukan

judul ke prodi S1 Keperawatan dengan judul “Pengaruh Therapi

Murrotal terhadap Kualitas tidur Lansia di Puskesmas Rawat Inap

Tanjung Mas Makmur tahun 2020”

b. Mengurus perizinan kepada pembimbing institusi dan tempat penelitian

c. Melakukan survey pendahuluan dilokasi penelitian

d. Pemilihan masalah dan membuat rumusan masalah

e. Penyusunan dan pengusulan proposal penelitian

f. Proses bimbingan BAB I, BAB II, BAB III.

g. Penyusunan skala penilaian dengan observasi dan ceklist

h. Melakukan perbaikan dari seminar proposal

2. Tahap pelaksanaan

a. Meminta izin dari institusi untuk melakukan penelitian. Setelah

mendapatkan izin untuk melakukan penelitian. Peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

dan membagikan informed consent kepada responden.

b. Selanjutnya peneliti wawancara dengan responden menggunakan

lembar Penilaian/ Questioner PSQI dengan dibantu enumerator.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

c. Setelah data terkumpul peneliti mengecek kembali lembar penilaian

PSQI yang telah diisi responden.

d. Setelah peneliti mengecek jawaban lembar penilaian PSQI responden,

selanjutnya peneliti memasukan data atau huruf kekomputer.

e. Selanjutnya peneliti menyusun laporan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan dikonsulkan ke pembimbing.

f. Mempreentasikan hasil penelitian.

3. Peneliti membuat laporan penelitian yaitu melakukan penyusunan hasil dari

penelitian ke dalam bentuk yang lebih tersusun dengan rapih dan dapat

dimengerti oleh orang yang membacanya. Laporan penelitian berisi tentang

seluruh kegiatan penelitian yang dilaksanakan beserta hasil penelitian

tersebut (Arikunto 2010).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur terletak di desa Tanjung

Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji yang mempunyai

wilayah kerja sebanyak 9 desa,

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur berdiri tahun 1998,

merupakan perluasan dari Puskesmas Margojadi, terletak di Wilayah

Kecamatan Mesuji Timur.Adapun letak daerahnya berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tirtalaga dan desa Tanjung

Serayan Kec. Mesuji Lampung yang merupakan wilayah Puskesmas

Sumber Makmur

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Mesuji dan wilayah

Sumatera Selatan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Wonosari Kec. Mesuji Timur

wilayah Puskesmas Margojadi

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Buaya Kec. Rawajitu Utara

Wilayah Puskesmas Panggung Jaya

Pada awal berdirinya, Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur diberi

nama Puskesmas Induk Mesuji Atas, yang mempunyai 13 desa binaan dan
55

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

saat ini terdiri dari 9 desa binaan dengan luas wilayah 6482 Ha. Berdasarkan

SK Bupati Tulang Bawang Tahun 2008 status Puskesmas ditingkatkan

menjadi Puskesmas Perawatan.

2. Visi Dan Misi

a. Visi

Terwujudnya lanjut usia bahagia, sejahtera dihari tua

b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan fisik lanjut usia melalui pemenuhan

pelayanan sandang, pangan dan papan

2) Meningkatkan jaminan sosial dan perlindungan kepada lanjut usia

3) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sesama lansia , lansia

dengan pegawai dan lansia dengan masyarakat

3. Sarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan kualitas

dan pemerataan jangkauan/akses pelayanan kesehatan. Dalam upaya

mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana kesehatan merupakan hal yang

penting.

Pada tahun 2019, jumlah sarana pelayanan kesehatan di wilayah

Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur meliputi 1 buah puskesmas

perawatan dengan 10 tempat tidur, 1 unit puskesmas keliling, 1 unit

ambulans, 6 puskesmas pembantu, 2 Bidan Praktek swasta, 3 praktek dokter

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

mandiri. Selain itu terdapat juga 1 fasilitas pelayanan milik swasta yaitu

Klinik Bukit Duri yang bertempat di Desa Tanjung Mas Mulya.

4. Sumber Daya Kesehatan Masyarakat

Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas

Makmur pada tahun 2019 antara lain : Tenaga dokter 2 orang, 16 orang

perawat, 25 bidan, 1 orang tenaga gizi, 1 orang tenaga sanitasi, 3 orang

tenaga kesehatan masyarakat, 1 orang Analis Kesehatan, 1 orang perawat

gigi serta 8 orang non kesehatan yang terdiri dari 4 staf penunjang

administrasi, 2 orang tenaga kebersihan, 1 orang driver ambulance, 1 orang

petugas keamanan.

Secara kuantitas jumlah tenaga di puskesmas cukup banyak tetapi secara

kualitas puskesmas belum memiliki Tenaga dokter gigi, promkes, serta

kurangnya tenaga PNS pada profesi perawat dan dokter.

5. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di puskesmas Rawat Inap tanjung Mas Makmur terdiri

dari :

a. Pelayanan Rawat jalan

b. Pelayanan Rawat Inap

c. Pelayanan kesehatan Keluarga meliputi :

1) Kesehatan Ibu

2) Kesehatan Anak

3) Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


58

d. Pengendalian Penyakit

1) Pengendalian Penyakit Menular

2) Pengendalian Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

3) Pengendalian Penyakit yang tertular vektor

4) Pengendalian Penyakit yang tidak menular.

e. Kesehatan Lingkungan

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua lansia yang di Rawat di

puskesmas Rawat inap tanjung mas makmur yang memenuhi kriteria

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan usia
di Puskesmas Tanjung Mas Makmur tahun 2020.

Usia Frekuensi Persentase (%)


Usia lanjut dini 60-
10 41,7%
64
Lansia (usia >65 14 58.3%
tahun).
Total 24 100 %

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia diketahui bahwa dari 24 responden, didapatkan 10

(41,7%) responden Usia lanjut dini, dan 14 (58.3%) Lansia, total adalah

24 (100%)

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Mas Makmur tahun 2020

Jenis Kelamin Frekwensi Prosentase


Laki – laki 7 29,2%
Perempuan 17 70,8 %
Total 24 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa distribusi Jenis kelamin dari 24

responden didapatkan sebanyak 7 (33,3%) lansia berjenis kelamin laki

– laki dan sebanyak 17 (66,7% lansia berjenis kelamin perempuan

sehingga totalnya adalah 24 atau 100%

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Status Perkawinan di Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Mas Makmur tahun 2020

Status Perkawinan Frekwensi Prosentase


Kawin 18 75%
Belum kawin 0 -
Janda 4 17%
Duda 2 8%
Total 100%

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa Status perkawinan dari 24

responden didapatakan data status lansia kawin 18 orang (75 %), janda

4 orang (16,7%) duda 2 orang (8,3%).

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan di Puskesmas
Rawat Inap Tanjung Mas Makmur tahun 2020

Jenis Pekerjaan Frekwensi Prosentase


Petani 7 29,2 %
Ibu Rumah Tangga 13 54,2 %
Tidak Bekerja 4 16,6 %
Total 100%

Selanjutnya untuk Karakteristik responden dari status pekerjaan dalam

tabel 4.4 dari 24 responden di dapatkan data sebagai petani ada 7 orang

(29,2%) Tidak Bekerja 4 orang (16,7%) ibu rumah tangga 13 orang

(54,1%) sehingga totalnya adalah 24 orang atau 100%

b. Tingkat kualitas tidur

Tabel 4.5
Total Skor PSQI Pre Test dan Post Test Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Frekwensi Skor Pre Total Skor Prosentase


Kelamin Test PSQI Post Test
PSQI
Perempuan 17 186 75 70,8 %

Laki – Laki 7 74 26 29,2%

Total 24 260 101 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang berjumlah 24

bahwa responden memiliki kualitas tidur yang buruk hal ini dibuktikan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

nilai Skor Pretest PSQI yaitu skor 186 untuk responden Perempuan yang

berjumlah 17 orang dan untuk responden laki – laki jumlah skornya

adalah 74 dari 7 responden laki – laki yang artinya semua responden

memiliki kualitas tidur yang buruk karena rata – rata tiap responden

memiliki skor PSQI masih di atas skor 5. Dimana batas normal dari skor

PSQI adalah 5.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dan varibel independen. Variabel

analisis bivariat yaitu, variabel dependennya kualitas tidur dan variabel

independennya adalah terapi murottal Al-Quran. Penelitian ini menggunakan

uji paired t-test, karena variabel kualitas dikelompokan menjadi rasio

dengan skala numerik sedangkan pada variabel independennya yaitu terapi

musik dikelompokan menjadi ordinal dengan skala kategorik. Sedangkan

syarat pada uji pairet t-test adalah variabel dependen rasio dan variabel

independennya 0rdinal (Sabri, 2018). Berdasarkan syarat uji pairet t-test

adalah data berdistibusi normal, apabila data tidak berdistribusi nornmal

maka dapat menggunakan uji alternatife Wilcoxon.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


62

Tabel 4.6
Hasil uji normalitas data

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre test .182 24 .039 .940 24 .161


post test .262 24 .000 .793 24 .000

Berdasarkan tabel output “tests of normality” pada bagian uji Kolmogorov-

smirnov, diketahui nila Sig. untuk nilai pre test sebesasar 0,39 pada post test

.000. Karena nilai post test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa nilai data pre test dan post test tidak berdistribusi normal. Dengan

demikian maka persyaratan atau asumsi normalitas dalam penggunan uji

paired sampel test tidak terpenuhi. Maka dilakukan uji alternative

menggunakan uji Wilcoxon.

Berdasarkan penelitian dan uji SPSS yang telah dilakukan di puskesmas

rawat inap tanjung mas makmur terhadap responden yang diberikan terapi

murrotal selama 16 menit dalam waktu 3 hari berturut-turut, maka

didapatkan hasil.

Tabel 4.7
Hasil Uji statistik Wilcoxon

a
Test Statistics
postest – pretest
b
Z -4.298
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


63

Berdasarkan tabel diatas hasil uji statistik dengan uji wilcoxon

didapatkan hasi p-value sebesar 0,000.

Penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Apabila nilai p

hitung lebih kecil dari taraf signifikan (p<0,05) maka Ha diterima dan Ho

ditolak, artinya ada pengaruh pemberian terapi murottal terhadap kualitas

tidur lansia. Sebaliknya apabila (p>0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima

artinya tidak ada pengaruh terapi murrotal quran terhadap kualitas tidur

lansia.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi murottal Al-

Quran surat Ar-Rahman dengan kualitas tidur lansia di Puskesmas rawat

inap tanjung mas makmur.

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Usia

Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan di

puskesmas rawat inap tanjung mas makmur lansia dengan Usia lanjut

dini 60-64 berjumlah 10 orang dan lansia yang berusia > 64 tahun

berjumlah 14 orang.

Jumlah tidur tidak berubah sesuai pertambahan usia.Akan tetapi,

kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan usia lanjut,

dalam buku tidur yang berkualitas. Episode tidur REM cenderung

memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur Non

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

Rapid Eye Movement (NREM) 3 dan 4: beberapa usia lanjut usia

hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam. Perubahan pola

tidur pada usia lanjut disebabkan perubahan susunan saraf pusat (SSP)

yang mempengaruhi pengaturan tidur. Kerusakan sensorik, umum

dengan penuaan, dapat mengurangi sensitivitas terhadap terhadap waktu

yang mempertahankan irama sirkardian. (Erfandy, 2012)

Pada penelitian yang dilakukan pengaruh terapi murrotal al quran

memberikan pengaruh yang signifikan pada kualitas tidur lansia sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Oktavia, 2014) pengaruh

terapi musik menggunakan murotal Al Quran terhadap kualitas tidur

pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Unit Abiyoso.

Metode: Quasi Experiment dengan modified time-series dengan total

sampling pada lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta. Responden

(n=18) diberikan intervensi seminggu sekali selama 4 minggu. Setiap

kali intervensi diperdengarkan murotal Al Quran selama 30-45 menit

sebelum tidur. Pengukuran kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI). Hasil: Hasil menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah

diberikan intervensi terapi murotal Al Quran dengan nilai P=0.001

(p<0.05). Pada post-test diketahui bahwa kualitas tidur semua responden

berada pada kategori baik (PSQI) dimana pada saat pre-test hanya

16.7% responden yang kualitas tidurnya tergolong baik. Kesimpulan:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


65

Ada pengaruh positif terapi murotal Al Quran terhadap kualitas tidur

lansia yang tinggal di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta.

b. Jenis kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian jenis kelamin

perempuan memiliki skor kualitas tidur yang tinggi yang dapat diartikan

memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingakn dengan Laki – laki

Sebagaimana Penelitian lain juga yang dilakukan oleh (Myers,

2018)) yang mengatakan bahwa wanita lebih beresiko mengalami

penurunan kualitas yang disebabkan karena adanya peranan dari

hormone endogen.

c. Status perkawinan

Berdasarkan tabel 4.3 jumalh responden yang janda adalah 4 duda 2

dan jumlah responden yang masih memiliki pasangan 18. Dari data yang

diperoleh selama penelitian status perkawinan tidak ada pengaruh

signifikan terhadap kualitas tidur. Sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh (Jen-Hao & Waite, 2015) Tidur adalah perilaku restoratif

yang penting bagi kesehatan. Kualitas Tidur buruk tidak dikaitkan

dengan status perkawinan. dampak memberikan aspek positif dari bagi

jiwa sesorang baik yang menjalani pernikahan atau tidak.

Status perkawinan tidak memberikan pengaruh signifikan pada

kualita tidur lansia karena pada umunya factor factor yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


66

mempengaruhi kualitas tidur lansia bukan berfokus pada status

perkawinan.

2. Analisis Bivariat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di puskesmas rawat inap

tanjung mas makmur terhadap responden yang diberikan terapi murottal

selama 16 Menit dalam tempo 3 hari berturut-turut, maka di dapat kan hasil

Tabel 4.8

a
Test Statistics

postest – pretest
b
Z -4.298
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasaarkan tabel diatas Hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon didapatkan

hasil p-value sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

terapi murrotal Al-quran surat Ar-Rahman dalam meningkatkan kualitas

tidur pada lansia di puskesmas rawat inap tanjung mas makmur.

a. Berdasarkan distribusi jenis kelamin

Tabel 4.9
Nilai Skor Pre test dan Post Test berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Skor PSQI pretest Skor PSQI Posttest

Perempuan 186 74

Laki laki 74 26

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


67

Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin perempuan memiliki skor

kualitas tidur yang tinggi yang dapat diartikan memiliki kualitas tidur

yang buruk. Perempuan cenderung memiliki kualitas tidur buruk

karena terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron yang

mempunyai reseptor di hipotalamus. Hal ini mempunyai pengaruh

langsung terhadap irama sirkadian dan pola tidur. Kondisi psikologis

seperti meningkatnya kecemasan, gelisah, dan emosi sering tidak

terkontrol pada perempuan akibat penurunan estrogen yang

menyebabkan gangguan tidur (Khasanah & Hidayah, 2012)

Tingginya angka prevalensi kualitas tidur yang buruk sesuai

dengan kajian pustaka yaitu akibat terjadi perubahan sex hormone

pada lansia terutama pada lansia yang berjenis kelamin perempuan

akibat berlangsungnya proses menopause. Disebutkan pula pada fase

transisi menuju menopause dan fase post menopausal cenderung

terkait dengan perubahan fisik dan psikologis yang dapat

meningkatkan insiden munculnya gangguan seperti nocturnal hot

flashes, gangguan mood dan gangguan pernapasan saat tidur yang

dapat mengurangi kualitas tidur (Tranah, 2012)

Berdasarkan Stages of Reproductive Aging Workshop 2011,

status menopause dibagi menjadi empat fase yaitu early Menopausal

Transition (early MT), late Menopausal Transition (late MT), early

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


68

Post Menopausal (early PM) dan late Post Menopausal (late PM).

Diantara keempat fase menopause tersebut, wanita yang berada pada

fase early PM ditemukan mengalami gejala menopause yang paling

tinggi, kemudian diikuti oleh wanita pada fase late PM, late MT dan

early MT. Hal tersebut berdampak terhadap perbandingan skor PSQI

yang signifikan pada masing-masing fase menopause. Wanita yang

berada pada fase early MT ditemukan memiliki skor PSQI yang paling

rendah, yang mana hal tersebut mengindikasikan kualitas tidur yang

baik. Kemudian diikuti oleh fase late MT yang masih terkait dengan

kualitas tidur yang baik. Skor PSQI tertinggi ditemukan pada wanita

yang berada pada fase early PM dan late PM, yang menunjukkan

pada fase tersebut kebanyakan wanita memiliki kualitas tidur yang

buruk (Zhang & Wang, 2016).

Stimulan murottal Al Qur’an sebagai terapi audio dapat

memunculkan gelombang delta di daerah frontal dan sentral sebelah

kanan dan kiri otak. Daerah frontal sebagai pusat intelektual umum

dan pengontrol emosi, sedangkan daerah sentral sebagai pusat

pengontrol gerakan yang dilakukan (Abdurrachman & Andhika, 2008

dikutip dari (Mayrani & Hartati, 2013). Sehingga perempuan dapat

mengontrol emosi lebih baik dengan adanya pengaruh gelombang

delta di frontal yang dapat memberikan ketenangan, dan kenyamanan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


69

b. Berdasarakan distribusi usia

Diketahui bahwa dari 24 responden, didapatkan 10 responden Usia

lanjut dini, dan 14 Lansia. Skor nilai Psqi untuk rata rata lansia lebih

tinggi dibandingkan dengan lanjut dini

Peningkatan usia yang dialami seseorang dan proses penuaan yang

terjadi berdampak terhadap terjadinya perubahan pada pola tidur.

Perubahan yang terjadi diantaranya terjadi kemajuan pada fase

sirkadian, penurunan tidur gelombang lambat, pengurangan secara

absolut tidur REM, peningkatan pada stadium 1, dan pengurangan pada

durasi tidur NREM tahap 3 dan 4, yang mana merupakan fase tidur yang

paling dalam (Wolkove, Elkholy, Baltzan, & Palayew, 2012)

Murottal merupakan rekaman suara Al-Qur‟an yang dilagukan oleh

seorang Qori‟. Lantunan Al Qur‟an secara fisik mengandung unsur

suara manusia, yang dapat dijadikan instrument penyembuhan yang

mudah dilakukan oleh individu. Lantunan Al-Qur‟an dapat menurunkan

hormon-hormon stres,mengaktifkan hormon endorfin alami,

meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa

takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak

jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan

yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


70

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan

metabolisme yang lebih baik (Sodikin, 2012)

Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti pada 24 jumlah

responden sebelum dilakukan intervensi yang memiliki kualitas tidur

buruk dengan nilai skor PSQI adalah 186 untuk 17 responden

perempuan dan skor 74 untuk 7 orang responden laki – laki dan setelah

dilakukan intervensi terapi murrotal Al quran dengan surat Ar Rahman

selama 16 menit selama 3 hari berturut – turut pada 24 responden terjadi

perubahan skor nilai PSQI menjadi sebesar 75 dari 17 orang rsponden

perempuan dan skor 26 untuk 7 orang responden laki – laki yang artinya

responden mengalami perbaikan kualitas tidur yang baik dimana tiap

responden memiliki skor PSQI 5 atau di bawah 5.

Seseorang akan mengalami penurunan fungsi organ ketika

memasuki usia tua. Hal ini mengakibatkan lansia lebih rentan terhadap

penyakit seperti nyeri sendi, osteoporosis, Parkinson dan lainnya.

Padahal kualitas tidur berkaitan dengan penyakit dan kesehatan yang

buruk. Sehingga usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur

seseorang. Hal ini didukung penelitian Khasanah dan Hidayati (2012)

yang meyatakan bahwa usia 70 – 74 tahun cenderung memiliki kualitas

tidur yang buruk berkaitan dengan penurunan fungsi – fungsi fisiologis.

(Olievera, 2012)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


71

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi murottal Al

Qur’an terhadap kualitas tidur. Berdasarkan prisip kerjanya terapi

murottal Al Qur’an merupakan salah satu jenis terapi suara. Efek yang

ditimbulkan dari terapi suara yaitu berupa efek psikologis dan efek

neurologis. Lantunan irama tersebut memperbaiki fisiologis saraf – saraf

sehingga perbaikan mekanisme tubuh lansia terjadi. (Asrin, Mardiyono,

& Saryono, 2017)

Perbaikan kualitas tidur ini juga disebabkan karena adanya

peningkatan kerja saraf parasimpatis. Hal ini sejalan dengan penelitian

oleh (Faradisi, 2012) menunjukkan bahwa murottal Al Qur’an mampu

memacu sistem saraf parasimpatis yang mempunyai efek berlawanan

dengan sistem saraf simpatis. Sehingga terjadi keseimbangan pada

kedua sistem saraf autonom tersebut. Hal inilah yang menjadi prinsip

dasar dari timbulnya respon relaksasi, yakni terjadi keseimbangan antara

sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Kelebihan terapi murottal Al Qur’an dengan tempo yang lambat

serta harmonis dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan

hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia

tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat

pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


72

Hal inilah yang akan memperbaiki irama sirkadian lansia sehingga

memperbaiki kualitas tidurnya (Faradisi, 2012)

Penelitian oleh Sasongko Priyo Dwi Oktora, Iwan Purnawan dan

Deny Achiriyat yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an

Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata

Cilacap” yang dilakukan di unit rehabilitasi sosial dengan desain quasi

experiment with control group. Tekhnik sampling yang digunakan

adalah simple random sampling dengan 40 responden. Jumlah

responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur sebelum dan sesudah

pemberian terapi murottal Al Qur’an (p value 0,000; α = 5%).

Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna

antara kualitas tidur sebelum dan sesudah pengamatan (p value 0,083 ; α

= 5). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh terapi murottal

Al Qur’an terhadap kualitas tidur lansia.

Penelitian (Mujamil, 2017) bahwa dengan mendengarkan murottal

10 hingga 60 menit selama 5 hari berturut-turut pada waktu menjelang

tidur malam dapat meningkatkan kualitas tidur dengan hasil sebelum

mendengar murottal kualitas tidur yang baik 0%, setelah mendengarkan

murottal menjadi 61,1% sedangkan yang kualitas masih buruk hanya

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


73

38,9%. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur`an

memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap saraf dalam

menurunkan ketegangan atau stres, dan Perubahan fisiologis yang

sangat besar seperti penurunan depresi dan kesedihan serta memperoleh

ketenangan jiwa. Pengaruh tersebut terlihat dalam bentuk perubahan

energi listrik pada otot-otot organ tubuh. Perubahan tersebut juga terjadi

pada daya tangkap kulit terhadap konduksi listrik, peredaran darah,

detak jantung, volume darah yang mengalir pada kulit, dan suhu tubuh.

Berdasarkan teori/ penelitian tersebut peneliti berpendapat bahwa

terapi murottal mempunyai dampak yang sangat bagus bagi seseorang

terutama pada lansia baik secara fisik maupun psikologis seperti efek

relaksasi, atau ketenangan, mengurangi kecemasan atau stres, gelisah,

tanda – tanda vital tubuh menjadi stabil sehingga hal ini akan

bermanfaat untuk membantu lansia yang mengalami kualitas tidur yang

buruk. Terapi Murottal ini diharapkan tidak hanya diberikan di saat

penelitian ini saja tapi Lansia bisa menerapkan secara mandiri saat di

rumah nanti.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan terapi Murottal

dapat meningkatkan kualitas tidur Lansia menjadi baik sehingga bisa

meningkatkan kualitas hidup Lansia itu sendiri.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


74

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun Keterbatasan peneliti adalah

1. Pada penelitian ini jumlah sampel sedikit dan hanya terdiri dari satu

kelompok tanpa adanya kelompok kontrol.

2. Saat penelitian pemberian intervensi dilakukan dalam satu ruangan yang

sama, tidak ada ruangan khusus, sehingga kemungkinan interupsi dan

gangguan pada saat sesi terapi murottal bisa terjadi. Hal ini bisa

mempengaruhi efek relaksasi yang ingin didapat.

3. Berkaitan dengan pandemic covid 19 peneliti kurang maksimal dalam

memberikan tertapi terutama berkaitan dengan durasi waktu.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi

Murottal terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung

Mas Makmur Tahun 2020, dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden berdasarkan usia kelompok umur >65 tahun

sebanyak 14 orang atau 58,3 % Kualitas Tidurnya lebih buruk dibandingkan

kelompok umur yang lebih muda 60 – 64 tahun sejumlah 10 orang atau

41,7%, Jenis kelamin Perempuan lebih tinggi sebanyak 17 orang atau 66, 7%

dibandingkan daripada laki – laki yaitu 7 orang atau 33,3%.

2. Sebelum dilakukan intervensi terapi Murottal pada pasien Lansia yang di

rawat inap, diketahui bahwa Skor untuk Kualitas tidur pasien sebelum

diberikan terapi murottal adalah 186 untuk perempuan (17 orang ) dan Skor

untuk laki – lak i(7 orang) adalah 74, di mana rata – rata skor adalah 10,83

masih di atas 5 atau masih di bawah standar normal dari skor kualitas tidur.

Setelah dilakukan intervensi terapi Murottal selama 15 menit dalam 3 hari,

diketahui bahwa Skor Kualitas Tidurnya adalah 75 untuk perempuan dan

Skor untuk laki – laki adalah 26 . Jadi rata-rata skor secara keseluruhan

adalah 4,20 masih di bawah 5 yang menunjukkan bahwa nilai skor adalah

Normal atau kualitas tidurnya sudah bagus.

75

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


76

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya efek/ pengaruh pemberian

terapi murottal terhadap Peningkatan kualitas tidur pasien Lansia yang di

opname dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah di berikan terapi

Murottal adalah 12.50 dengan p-value sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan

bahwa terapi murottal efektif meningkatkan kualitas tidur pada pasien Lansia

yang di rawat inap di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas Makmur 2020.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif terapi non

farmakologis yang bisa dilakukan mandiri oleh pasien dalam upaya

peningkatan kualitas tidur dengan menggunakan terapi Murottal

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian terapi murottal ini diharapkan menjadi salah satu bentuk

intervensi keperawatan mandiri untuk seorang perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien Lansia yang mengalami kualitas tidur yang

buruk. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan juga seorang perawat

tidak berorientasi pada tindakan kolaborasi saja dalam mengatasi

permasalahan Lansia yaitu kualitas tidur yang buruk

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


77

3. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam kebijakan,

serta masukan dalam penerapan Asuhan Keperawatan salah satunya dengan

terapi murottal sebagai upaya peningkatan kualitas tidur pada pasien Lansia.

4. Bagi Intitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi khususnya bagi

bidang keperawatan mengenai intervensi non farmakologis terapi Murottal

untuk Meningkatkan kualitas tidur.

5. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya

dalam menyusun hipotesis baru dalam merancang dan mengembangkan

penelitian kuantitatif dengan desain atau jenis terapi yang lain terkait

manajemen terhadap kualitas tidur pada pasien Lansia.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


78

DAFTAR PUSTAKA

Amir. (2010). Gangguan Tidur pada lansia diagnosi dan penatalaksananya. Cerminan Dunia
Kedokteran .

Ancoli, I. (2015). Prevalence and comorbidity of insomnia and effect on functioning in


elderly populations. PubMed.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Trans Info
Media .

Asmadi. (2011). Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar klien .
Jakarta : Salemba Medika .

Asrin, Mardiyono, & Saryono. (2017). Pemanfaatan Terapi Musik untuk meningkatkan
kesadaran pasien trauma kepal. The Soedirman Nursing.

Awad. (2011). The miracle of Qur'an. Jakarta .

Beersma. (2018). Circadian control of the sleep-wake cycle. US National Library of Medicine
National Institute of Health.

Colrain. (2017). Changes in sleep as a function of adonlesent development . neuropsyhology


review.

Dewi, P. (2013). Angka Kejadian serta faktor - faktor yang mempengaruhi gangguan tidur
(imsomnia) pada lansia di panti sosial Tresna Werdha Denpasar .

Dewi, S. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Depublish .

Dharma, K. (2013). Metode Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan


Menerapkan Hasil Penelitian . Jakarta : Trans Info Media.

Dwi O, S. P. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur'an terhadap Kualitas tidur Lansia di
Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman, halaman
3.

Erfandy. (2012). Konsep Dasar Istirahat Tidur. Jakarta: EGC.

Eskandari. (2012). Qur'an Recitation : short therm and related factors in preterm newborns.

Faradisi. (2012). Efektifitas Terapi Murrotal dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan . Jurnal Muhammadiyah .

Faradisi. (2012). Perbedaan Efektifitas terapi murotal dengan musik klasik terhadap pasien
pre operasi fraktur femur. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


79

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia . Jakarta : CV. Trans Info media .

Ghadaffi. (2015). Tatalaksana Insomnia dengan Farmakologi atau Non-Farmakologi. E


Journal Medika Udayana .

Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi . Jakarta : Balai Penerbit FK UI .

Heru. (2013). Ruqyah syarii berlandaskan kearifan Lokal .


http://trainermuslim.com/feed/rss.

Indrajati. (2013). Pengaruh Therapi Murottal terhadap denyut nadi dan frekwensi
pernafasan pada bayi prematur di RSUD Banyumas .

Islamic, B. (2016). Keutamaan Surat Al Mulk Yang Luar Biasa . Jakarta : Redaksi dalam Islam .

Jen-Hao, & Waite. (2015). Marriage, Relationship Quality, and Sleep among U.S. Older
Adults. Journal of health and social behavior.

Juliana. (2014). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur'an terhadap penurunan tingkat Insomnia
pada Lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia "Pucang Gading" Semarang.
Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, hal 7.

Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas Tidur Menggunakan Skala Pittsburgh Sleep Quality
Index (Psqi)Pada Pasien Gangguan Cemas Yang Mendapat Terapi Benzodiazepin
jangka Panjang Dan Jangka Pendek. Konsentrasi Pendidikan Dokter Speasialis.

Keisuke, S. (2017). Sleep disorders in the elderly: Diagnosis and management. Journal of
General And Family Medicine.

Kemenkoskera. (2017). Lansia Masa Kini datang .

Khasanah, & Hidayah. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitas SOaila Mandiri. J0urnal
Nursing Studies, 189-196.

Maryam, R. (2010). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Depublish.

Mayrani, & Hartati. (2013). Intervensi Terapi Audio dengan murrotal surat Ar Rahman
Terhadap Prilaku Anak. Jurnal Keperawatan Sudirman.

Moghaddam. (2012). Reliability and validity of the Persian version of the Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI-P).". Sleep and Breathing.

Mujamil. (2017). Pengaruh Mnedengar Murottal Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat
Akhir . Jurnal Sehat Husada.

Myers. (2018). Fajtor asoociated with changing cognitife iunction in elderly. implacation for
nursing rehabilitation.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


80

Nadhia. (2015). Pengaruh therapi mendengarkan murottal Al Qur'an terhadap tingkat


kecemasan pre sirkumsisi di Rumah Sunat Bintaro .

Nilam, & Sayekti, W. (2016). ANALISIS RISIKO DEPRESI, TINGKAT SLEEPHYGIENE DAN
PENYAKIT KRONIS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA. Departemen
Epidemiologi FKM UA.

Nirwana. (2014). Pengaruh Murottal Al-quran Terhadap perubahan Tingkat Kecemasan


Pasien Diabets Melitus di RSUD Labuan Aji Makasar.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta .

Nugroho. (2013). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.

Nugroho, H. (2014). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika .

Oktavia, F. A. (2014). PENGARUH MUROTAL AL QURAN TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA


LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA UNIT ABIYOSO YOGYAKARTA. Universita
Gajah Masa Jurnal.

Oktora, S. P., & Purnawan, I. (2016). PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL QUR’AN TERHADAP
KUALITAS TIDUR LANSIA. UNSOED JURNAL .

Olievera. (2012). Sleep Quality Of Elders Living in long term care instituition. Brazil: Journal
of Brazilian University.

Potter, P. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep proses dan Praktik. Jakarta :
EGC.

Risnawati. (2017). Efektiitas Murottal dan therapi musik terhadap tingkat kecemasan
mahasiswa keperawatan semester VII.

Rosihun, A. (2019). Ulum Al-Quran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sari, R. I. (2017). HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI
BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA. e-journal Keperawatan.

Sastroasmoro , S., & Ismail, S. (2015). Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis . Jakarta :
Sagung Seto .

Siswantinah. (2011). Pengaruh Therapi Murottal terhadap kecemasan Pasien gagal ginjal
kronik yang dilakukan tindakan hemodialisa di RSUD Kraton kabupaten Pekalongan .

Sodikin. (2012). Pengaruh Murrotal Alquran Terhadap penurunan kualitas nyeri pada pasien
post op di RS Cilacap. Buletin Jendela data dan Informasi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


81

Sopiyudin, D. (2016). statistik untuk kedokteran dan kesehatan. jakarta: salemba medika.

Stanle, & Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatn Gerontik. Jakarta: EGC.

Stastik), B. (. (2019). Stastistik Penduduk Lansia.

steffen. (2015). Sleep Disturbances in the Elderly. Pubmed Us National Library oe medicine
helath .

Sumirta. (2018). Faktor yang menyebabkan gangguan tidur (insomnia) lansia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama .

Surilena. (2014). Gangguan Tidur Pada Lansia dan Penanangananya. Yayasan Kesehatan
JIwa Dharmawangsa.

Tranah. (2012). Post menopausal hormones and sleep quality in the elderly a popu;ation
study based . BMC Women's Health.

Weerakom, T., & Howteerakul, N. (2018). Sleep quality and associated factors among the
elderly living in rural Chiang Rai. Epidemiology And Heallth.

Wolkove, Elkholy, B. M., & Palayew. (2012). Sleep and aging disoreder commonly found in
older people. Canadian Medical Association .

Zahra, R., & Sofianan, N. (2018). Gambaran Insomnia Pada Remaja. JOM FKp .

Zhang, & Wang, Y. (2016). Menopausal symptoms and sleep Quality During Menopausal
Transition and Postmenopause. Chin Med.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


82

LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


83

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN

KepadaYth
Calon Responden
Dengan Hormat

Saya yang bertandatangan di bawah ini


Nama : Budiyanto
NIM : 142012018 240

Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Therapi Murottal Surat Ar-
Rahman terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas
Makmur tahun 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Pengaruh therapi Murottal surat
Ar-Rahman terhadap kualitas tidur pada Lansia di Puskesmas Rawat Inap Tanjung
Mas Makmur tahun 2020. Adapun manfaat penelitian ini dapat di jadikan sumber
pengetahuan bagi masyarakat dan lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Tanjung Mas Makmur tahun 2020.
Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediannya untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Semua data maupun informasi yang di kumpulkan akan di jaga
kerahasiaanya dan hanya akan di gunakan untuk kepentingan penelitian.
Jika bersedia menjadi responden, mohon anda menandatangani pernyaatan kesediaan
menjadi responden. Atas perhatiannya dan kesediannya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Budiyanto

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


84

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
TempatTanggalLahir :
No. Hp :

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Jawaban yang saya berikan akan dijaga
kerahasiaannya, serta saya diberi kesempatan untuk bertanya yang belum saya
mengerti.
Apabila dalam pernyataan menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka
peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberi hak kepada saya
untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasikan, semua berkas
yang tercantum ,identitas, subjek penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian dan jika telah selesai digunakan akan dimusnahkan dan hanya peneliti yang
tahu kerahasian data. Jika saya tidak mau meneruskan penelitian ini saya dapat
menghentikannya. Dengan demikian saya menyatakan bersedia menjadi responden.

Tanjung Mas Makmur, ……2020


Responden

(…………………………)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


85

SKALA PENILAIAN PSQI (PIRTZBURG SLEEP QUALITY INDEX)

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Tekanan darah :

Selama sebulan ini :

1. Jam berapa anda tidur malam hari?


2. Berapa menit anda perlukan sampai anda tidur di malam hari?
3. Jam berapa anda bangun di pagi hari?
4. Berapa jam anda tidur pulas di malam hari?

5. Dalam sebulan ini Tidak pernah Kurang sekali Sekaliatau 2 3 atau lebih
berapa sering anda (0) seminggu kali dalam
mengalami masalah (1) seminggu seminggu
tidur (2) (3)
A. Tidak dapat tidur
dalam 30 menit
B. Bangun ditengah
malam atau dini hari

C. Sering bangun untuk


ke kamar kecil
D. Tidak dapat
bernafas dengan
baik
E. Batuk atau
mendengkur secara
nyaring
F. Merasa terlalu
dingin
G. Merasa terlalu
panas
H. Mengalami mimpi
buruk
I. Merasa sakit

J. Berapa sering kamu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


86

mengalami masalah
tidur
6. Selama sebulan ini
berapa sering kau
menggunakan obat
obatan untuk
membuat kamu
tidur
7. Dalam sebulan ini
berapa sering kamu
mengalami masalah
dalam mengemudi,
makan, ataupun
aktivitas sosial
8. Dalam sebulan ini
berapa banyak
masalah yang
membuat anda tidak
antusias untuk
menyelesaikannya
9. Dalam sebulan ini Sangatbaik Baik(1) Buruk(2) SangatBuruk
bagaimana kualitas (0) (3)
tidur mu secara
keseluruhan

7 Komponen penilaian =

1. Pertanyaan 9 = jumlah skor


2. Pertanyaan 2 skor ( <15 menit = 0), (16-30 menit =1) (31-60 menit =2) (>60
menit=3)
Ditambah pertanyaan 5 jika jumlahnya sama dengan 0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3
3. Pertanyaan 4 skor > 7=0, 6-7 =1, 5-6=2, <5=3
4. Jumlah jam tidur pulas/ jumlah jam di tempat tidur dikali 100, > 85% = 0, 75-84%
=1, 65-74% =2, < 65% =3
5. Jumlah skor 5b hingga 5j (0=0, 1-9 =1, 10-18 =2, 19-27 =3)
6. Pertanyaan 6 jumlah skor
7. Pertanyaan 7 ditambah pertanyaan 8 (0=0, 1-2 =1,3-4 =2, 5-6 =3)

Interpretasi =
1. Skor > 5 kualitas tidur buruk
2. Skor ≤ 5 kualitas tidur baik

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


87

SOP TERAPI MUROTTAL

1. Kompetensi: Pemberian Terapi Murottal


2. Pengertian : Penggunaan rekaman murottal untuk membantu dalam perubahan
yang spesifik perilaku, perasaan dan fisiologi.
3. Tujuan : Memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami
relaksasi yang sempurna.
4. Persiapan alat dan bahan :
a. Perangkat Gadget/Smartphone
b. Headphone/Headshet
No PROSEDUR
Pre Interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien
2 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3 Siapkan alat-alat
4 Cuci tangan
Fase Orientasi
1 Salam terapeutik
2 Evaluasi dan validasi
3 Kontrak (Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga)
Fase Kerja
1 Membawa peralatan terapi murottal
2 Jaga privasi klien
4 Identifikasi pilihan rekaman murottal yang sudah ditetapkan pada
klien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


88

5 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman


6 Pastikan gadget dan headphone dalam kondisi baik
9 Pasang headphone dan hidupkan rekaman Murottal

10 Pastikan bahwa volume musik adekuat tapi tidak terlalu keras


11 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan music
12 Berikan terapi Murottal selama ±16 menit
Terminasi
1 Evaluasi Subyektif : -
2 Evaluasi Obyektif (respon non verbal)
3 Membereskan alat dan Akhiri kegiatan
5
Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan :
 Nama, Umur, Jenis kelamin,
 Hari/Tanggal
 Keluhan utama
 Tindakan yang dilakukan (terapi murottal )
 Lama tindakan
 Jenis terapi murottal yang diberikan
 Respon pasien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


89

Lembar Observasi Pemberian Therapi Murottal

Nama Responden :

Hari Check List Keterangan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


90

Penjelasan kepada
Responden tentang tujuan
penelitian sekaligus penanda
tanganan informed consent
Penelitian

Intervensi pemberian terapi


Murottal surat Ar-Rahman
dalam tempo 16 menit di
Ruang Rawat Inap Puskesmas
Tanjung Mas Makmur Mesuji.

Penilaian Kualitas Tidur


dengan menggunakan
Questioner PSQI pasca
pemberian terapi Murottal
surat Ar-Rahman

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


91

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


92

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai