PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Eklampsia ?
2. Bagaimana Patofisiolog dari Eklampsia ?
3. Apa saja Manifestasi Klinis Eklampsia ?
4. Bagaimana Penatalaksanaan Eklampsia?
5. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Eklampsia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Eklampsia.
2. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Eklampsia.
3. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Eklampsia.
4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Eklampsia.
5. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Eklampsia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EKLAMPSIA
Istilah eklampsia berasal dari bahasa yunani dan berarti “halilintar”. Kata
tersebut di pakai karena seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba.
Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil
dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (obtetri patologi,r.
Sulaeman sastrowinata, 1981) eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yg
ditandai dengan peningkatan td (s > 180 mmhg, d > 110
mmhg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau penurunan kesadaran.
B. PATOFISIOLOGI EKLAMPSIA
Patofifologi kejang pada eklampsia sampai sekarang belum diketahui pasti
penyebabnya. Pada eklampsia akan terjadi kontraksi otot-otot sehingga terjadi kejang
bahkan terjadi koma. Kejang dapat disebabkan oleh hipoksia karena vasokontriksi
lokal otak, dan focus perdarahan di korteks otak. Kejang juga manifestasi tekanan
pada pusat motorik di lobus frontalis. Beberapa mekanisme yang diduga sebagai
etiologi kejang adalah sebagai berikut:
1. Edema serebral
2. Perdarahan serebral
3. Infark serebral
4. Vasospasme serebral
6. Koagulopati intravaskuler
7. Ensefalopati hipertensi
Sedangkan koma yang terjadi pada eklampsia dapat disebabkan oleh kerusakan
dua organ vital:
3
2. Kerusakan serebral: edema serebri, perdarahan dan nekrosis disekitar
perdarahan, hernia batang otak.
4
kadang terjadi aspirasi bahkan muntah. Penderita yang sadar kembali dari
koma, umumnya mengalami disorientasi dan sedikit gelisah.
Tanda-tanda eklampsia antara lain:
Tekanan darah naik dengan tajam
urin berkurang
Proteinuria meningkat
Sakit kepala berat
Mengantuk
Konfusi mental
Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya)
Nyeri epigastrum
Mual
Muntah
Kompliksi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia. Berikut ini adalah beberapa
komplikasi yang ditimbulkan pada dan eklampsia:
a. Solution plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi
pada preeklampsia.
b. Hipofibrinogemia
Kadar fibrin dalam darah yang menurun
c. Hemolysis
Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan plasma darah yang
tidak berwarna menjadi merah.
d. Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia
e. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama seminggu.
f. Edema paru
Pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung
5
g. Nekrosis hati
Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia tetapi ternyata juga ditemukan pada
penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan pada
hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
D. PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA
Prinsip penatalaksanaan eklampsia adalah menghindari tejadinya kejang
berulang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah
keadaan ibu mengizinkan.
Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan
penderita eklampsia, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Tujuan pertama
pengobatan eklampsia ialah menghentikan kejangan mengurangi vasospasmus,
dan meningkatkan dieresis.Dalam pada itu, pertolongan yang perlu diberikan jika
timbul kejangan ialah mempertahankan jalan pernapasan bebas, menghindarkan
tergigitnya lidah, pemberian oksigen, dan menjaga agar penderita tidak
mengalami trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan lagi yang
selanjutnya mempengaruhi gejala-gejala lain, dapat diberikan beberapa obat,
misalnya:
Sodium pentothal sangat berguna untuk menghentikan kejangan
dengan segera bila diberikan secara intravena. Akan tetapi, obat ini
mengandung bahaya yang tidak kecil. Mengingat hal ini, obat itu
hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan pengawasan yang
sempurna dan tersedianya kemungkinan untuk intubasi dan resusitasi.
Dosis inisial dapat diberikan sebanyak 0,2 – 0,3 g dan disuntikkan
perlahan-lahan.
Sulfat magnesicus yang mengurangi kepekaan saraf pusat pada
hubungan neuromuskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari
susunan saraf. Obat ini menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah, meningkatan diuresis, dan menambah aliran darah ke
uterus. Dosis inisial yang diberikan ialah 8 g dalam larutan 40% secara
intramuskulus; selanjutnya tiap 6 jam 4g, dengan syarat bahwa refleks
patella masih positif, pernapasan 16 atau lebih per menit, dieresis harus
secara intravena; dosis inisial yang diberikan adalah 4 g 40% Mg SO4
6
dalam larutan 10 ml intravena secara perlahan-lahan, diikuti 8 g IM
dan selalu disediakan kalsium glukonas 1 g dalam 10 ml sebagai
antidotum.
Lytic cocktail yang terdiri atas petidin 100 mg, klorpomazin 100 mg,
dan prometazin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml dan
diberikan secara infus intravena. Jumlah tetesan disesuaikan dengan
keadaan dan tensi penderita. Maka dari itu, tensi dan nadi diukur tiap 5
menit dalam waktu setengah jam pertama dan bila keadaan sudah
stabil, pengukuran dapat dijarangkan menurut keadaan penderita.
(Prawirohardjo, Sarwono, 1991)
Sedangkan menurut Adi (2015) penatalaksanaan eklampsia adalah:
1) Tujuan
Memerlukan tindakan yang segera dengan tujuan berikut ini:
Ketika eklampsia masih iminem, lakukanlah tindakan untuk
mencegahnya
Stabilisasi kondisi ibu
Pengendalian serangan kejang
Pengendalian hipertensi
Melahirkan bayi
Pencegahan serangan kejang berikutnya
2) Stabilisasi kondisi ibu:
Langkah yang harus dilakukan:
Memastikan patensi jalan napas
Pemasangan infuse
Pemindahan pasien
Pemeriksaan
3) Obat-obatan:
Sedasi
Monitoring MgSO4
Obat alternative
Obat untuk hipertensi
Antibiotic
Monitoring janin
7
4) Melahirkan Bayi
Pengkajian Sekunder
Data yang dikaji pada ibu dengan eklampsia adalah :
a. Data subyektif
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Riwayat kesehatan ibu sekarang: terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
8
Psiko sosial spiritual: Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
b. Data Obyektif
Inspeksi: edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi: untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika
refleks + ).
Pemeriksaan Penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
interval 6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid
biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan: peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Eklamsia Adalah Penyakit Akut Dengan Kejang Dan Coma Pada Wanita
Hamil Dan Dalam Nifas Dengan Hipertensi, Oedema Dan Proteinuria (Obtetri
Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981) Eklamsia Adalah Suatu Komplikasi
Kehamilan Yg Ditandai Dengan Peningkatan TD (S > 180 Mmhg, D > 110 Mmhg)
,Proteinuria,Oedema,Kejang Dan/Atau Penurunan Kesadaran.
Prinsip Penatalaksanaan Eklampsia Adalah Menghindari Tejadinya Kejang
Berulang Dan Mengakhiri Kehamilan Secepatnya Dengan Cara Yang Aman Setelah
Keadaan Ibu Mengizinkan.
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Terjadinya Pre Eklampsi Berat dan eklampsia Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga.
Keperawatan.
Safe Motherhood. 2001. Modul Eklampsia ̶ Materi Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hardi kusuma & amin huda, 2016, asuhan keperawatan praktis jilid 2,Jogjakarta: media
action
11