Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Manajemen Terapan Intensif


“Perhitungan Rasio Jumlah Perawat : Pasien HD dan Indikasi Pasien Masuk dan
Keluar HD”

Dosen Pembimbing :

Ns. Evy Marlinda, M.Kep, Sp.Kep.An

Oleh Kelompok 5 :

Aya Shofia P07120217047 Elisa Muasarah P07120217055

Laila Suci Ramadhan P07120217062 Muhammad Amin Kutbi P07120217067

Norma Laili P07120217073 Sari Dewi Agustina P07120217079

Solihin P07120217082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARABARU
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah berupa penulisan makalah yang penulis buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Terapan Intensif yang berjudul
“Perhitungan Rasio Jumlah Perawat : Pasien HD dan Indikasi Pasien Masuk
dan Keluar HD”.
Selesainya penulisan makalah ini, Kelompok menyampaikan ucapan
terimakasih yang tidak terhingga pada semua pihak yang telah memberikan
dukungan hingga terselesainya makalah ini, khususnya kepada Ns. Evy
Marlinda, M.Kep, Sp.Kep.An sebagai dosen pembimbing.
Penulis berharap makalah yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat dan
dapat dijadikan sebagai sarana informasi yang berguna bagi para pembaca
khususnya mahasiswa/i Keperawatan dalam mengembang kan daya kreatifitas dan
menambah pengetahuan dan wawasan.
Kelompok berusaha untuk menyelesaikan penulisan makalah ini
semaksimal mungkin, akan tetapi penulis juga tidak mengelak bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya kepada
semua para pembaca karya tulis yang berupa makalah ini, penulis mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan

Banjarbaru, Januari 2021

          

   Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3


A. Perhitungan Rasio Perawat dan Pasien Di Ruang Hemodialisa3
1. Cara rasio................................................................................3
2. Cara Need...............................................................................4
3. Cara Gillies.............................................................................7
B. Indikasi Pasien Masuk Diruang Hemodialisa...........................9
BAB III PENUTUP......................................................................................11
A. Kesimpulan ...............................................................................11
B. Saran ..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelnggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna. Dalam upaya
memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan cermat salah satunya
tersedianya sumber daya manusia yang handal dan kompeten. Dengan
adanya perhitungan rasio perawat dan pasien di Ruang Hemodialisa yaitu
Jumlah tenaga dokter pelaksana minimal adalah 1 dokter untuk setiap 4
mesin hemodialisis dan jumlah tenaga perawat minimal adalah 1 perawat
untuk setiap 2 mesin hemodialisis. Minimal terdapat 1 mesin cadangan
yang siap setiap saat di unit dialisis untuk setiap 6 mesin HD. Cara
menghitung tenaga perawat di rumah sakit :
- Cara Rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator
personal yang diperlukan.
- Cara Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang
diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi.
- Cara Gillies
Dengan adanya berbagai macam metode untuk perhitungan rasio perawat
dan pelayanan di ruang hemodialisa, makalah ini dibuat guna mempelajari
berbagai perhitungan rasio untuk meningkatkan mutu pelayanan diruang
hemodialisa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rasio perawat diruang Hemodialisa ?
2. Apa saja indikasi pasien masuk ruang Hemodialisa ?
3. Bagaimana Klasifikasi pelayanan diruang Hemodialisa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu rasio perawat di ruang Hemodialisa.
2. Untuk mengetahui apa saja indikasi pasien masuk ruang Hemodialisa.

1
3. Untuk memahami bagaimana klasifikasi pelayanan di ruang
Hemodialisa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perhitungan Rasio Perawat dan Pasien Di Ruang Hemodialisa


Jumlah tenaga dokter pelaksana minimal adalah 1 dokter untuk setiap
4 mesin hemodialisis dan jumlah tenaga perawat minimal adalah 1 perawat
untuk setiap 2 mesin hemodialisis. Minimal terdapat 1 mesin cadangan yang
siap setiap saat di unit dialisis untuk setiap 6 mesin HD. Cara menghitung
tenaga perawat di rumah sakit :
1. Cara Rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
denominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering
digunakan karena sederhana dan mudah. Metoda ini hanya mengetahui
jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas
SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap
unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Bisa digunakan bila:
kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas, jenis,
tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I.
Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar
sebagai berikut :

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/T TNM/TT


T
A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 ½ 1/6 2/3
Khusus Disesuaikan

Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur

3
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun


banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena
adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai
dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

2. Cara Need

Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban


kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar
profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan
kepada klien selama di rumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang
berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara
pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan,
pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian
dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan
dengan baik. Hundgins (1992) menggunakan standar waktu
pelayanan pasien sebagai berikut :

Lama waktu(menit) untuk pasien


Tugas
Baru Lama
Pendaftaran 3 4

Pemerikasaan dokter 15 11

Pemeriksaan asisten 18 11
dokter
51 0
Penyuluhan
5 7
Laboratorium

4
Contoh perhitungannya :

Rumah sakit A tipe B memberikan pekayanankepada pasien rata-


rata 500 orang perhari dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang
pimpinan keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga sebagai
berikut :

a. Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah


: (3+4)/2= 3,5 x 500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dati
jam 08.00 sampai jam 12.00 (240 menit).
b. Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah :
(15+1)/2=13x500/180=36,11 (36 orang dokter),jika ia bekerja dari
jam 09.00 sampai 12.00) (180 menit)Tenaga asisten dokter yang
diperlukan adalah (18+11)/2 = 14,5 x500/240=30,2 orang(30 oarang
asisten dokter),jika bekerja dari jam 08.00sampai 12.00(240 menit).
c. Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 =
53,13 (53 orang tenaga penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00
sampi12.00 (240 menit)
d. Tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah : (5+7)/2=6x500/240
=12,5 (13 oarang tenaga laboratorium jika ia bekerja dari jam 08.00
sampai jam12.00(240 menit)

Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar


waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b. Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori
tersebut di atas adalah sebagai berikut :

a. Kategori I : Self care/perawatan mandiri

Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan


secara umum baik,tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan

5
orientasi waktu,tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan
biasanya ringan dan simpel

b. Kategori II : intermediet care/perawatan sedang

Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi


waktu makan.meberi dorogan agar mau makan,eliminasi dan
kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada
pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi
fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-
10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek
obat atau reaksi alergi.

c. Kategori III : Intensive care/perawatan total

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua


dibantu oleh perawat penampian sakit berat.pasien memerlukan
observasi terus-menerus.
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga
pearawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang
dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Jumlah Klasifikasi pasien
pasien
Minimal Parsial Total
Pagi siang malam pagi siang malam pagi siang malam
1 0.17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0.20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0.20
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1.08 0.90 0,60
Dst

3. Cara Gillies

6
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga
keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:

AXBXC = F =H
(C – D) x E G
(C – D) X E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies yaitu, dalam memberikan
pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik,
psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
pada perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut
Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap
pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
1) Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
2) Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
3) Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
4) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat
rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan
anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan
kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989,
h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young

7
(Gillies, 1989, h. 245) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di
Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies,
1994)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi:
aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer
dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan
kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau
unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut Bed Occupancy Rate
(BOR) dengan rumus:
Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%
Jumlah tempat tertentu x 365
Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari
Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari
minggu= 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu
tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur
maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur
nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari
kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari
per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)
Contoh perhitungannya:
Tempat tidur : 4 tempat tidur
Jumlah pasien rata-rata per hari : 6 pasien
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari : 6 jam
Hari libur masing-masing perawat per tahun : 65 hari
Jumlah jam kerja tiap perawat tiap hari : 7 jam
Perhitungan :
TP = Jumlah jam Rata-rata Jumlah
keperawatan yang x klien per hari x hari per tahun

8
dibutuhkan klien

Jumlah hari per tahun - Hari libur x Jumlah jam


Masing- Masing kerja perawat
= 6 x 6 x 365
365 – 65) x 7
= 13.140
2100
= 6,3
= 6,3 x 20% = 1,26
= 6,3 + 1,26
= 7,56
Jadi tenaga keperawatan ruangan hemodialisa yang dibutuhkan yaitu 8
orang.

B. Indikasi Pasien Masuk Di Ruang Hemodialisa


1. Kerusakan ginjal setidaknya selama 3 bulan atau lebih, yang
didefinisikan sebagai abnormalitas struktural atau fungsional ginjal,
dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang
bernanifestasi sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal, termasuk
keseimbangan komposisi zat dalam darah dan urin serta ada atau tidak
adanya gangguan hasil pemeriksaan.
2. Gagal ginjal kronik yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan
LFG < 15 ml / menit. Pada keadaan ini fungsi genjal sudah sangat
menurun sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang disebut
dengan uremia.
3. Pasien dengan indikasi segera yaitu pasien GGK atau GGA yang terdapat
komplikasi akut berikut :

a. Hiperkalemia yaitu kadar kalium darah > 6mEq/L


b. Asidosis Metabolik Berat
c. Kegagalan terapi konservatif : gagal terapi medikamentosa
d. Kadar ureum/kreatinin yang tinggi dalam darah

9
e. Perikarditis: radang lapisan luar dan dalam jantung
f. Gangguan konfusi berat yaitu gangguan kognisi,perhatian, memori
dan orientasi dengan sumber yang tidak diketahui
g. Hipercalsemia
h. Hipertensi emergensi

BAB III

10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasio Perawat dan jumlah tenaga dokter pelaksana minimal adalah
1 dokter untuk setiap 4 mesin hemodialisis dan jumlah tenaga perawat
minimal adalah 1 perawat untuk setiap 2 mesin hemodialisis. Minimal
terdapat 1 mesin cadangan yang siap setiap saat di unit dialisis untuk
setiap 6 mesin Hemodialisis. Terdapat dua cara untuk menghitung jumlah
tenaga perawat dirumah sakit yaitu cara rasio dan cara need. Cara rasio
adalah dimana metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
denominator personal yang diperlukan. metode ini paling sering digunakan
karena sederhana dan mudah. Cara need adalah dimana cara ini dihitung
berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri
dan memenuhi standar profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan
tenaga,diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada klien selama di rumah sakit.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini pastilah masih terdapat banyak
kekurangan. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat
banyak memiliki kekurangan. Kritik dan saran diperlukan untuk
membangun pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Depkes RI. (2008). Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 8–9. https://www.pernefri.org/konsensus/PEDOMAN
Pelayanan HD.pdf

Hudak, C.M., Gallo, B.M., Fontaine, D.K., & Morton, P.G. 2006. Critical Care
Nursing: A Holistic Approach. (8th ed). Lippincott: Williams & Wilkins.

Indonesia Renal Registry (IRR). 2015. 8th Report Of Indonesia Renal Registry
2014. Perkumpulan Nefron Indonesia Pernefri. Tersedia:
http://Indonesiarenalregistry.org. (Diakses pada 17 Februari 2021)

Nugraha, T.Y. Perhitungan Tenaga Perawat di Rumah Sakit.


https://www.scribd.com/doc/30058712/Perhitungan-Tenaga-Perawat-di-
Rumah-Sakit-ICU (Diakses pada 17 Februari 2021)

Riset Kesehatan Dasar. 2018. Tersedia:


www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%2018.pdf. (Diakses pada 17 Februari 2021).

12

Anda mungkin juga menyukai