Anda di halaman 1dari 8

NASKAH PENERAPAN PRINSIP DAN ETIKA KOMUNIKASI DENGAN

TIM KESEHATAN LAINNYA (FARMASI) DALAM KONTEKS


KEPERAWATAN INTENSIF

Naskah Ini Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan Lanjutan

Dosen Pembimbing :
Bisepta Prayogi, M.Kep., Ns

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Diah Oktaviani P07120217051
2. Eka Herlinda Oktavianti P07120217053
3. Karin Vera Maritha P07120217061
4. Muhammad Amin Kutbi P07120217067
5. Muhammad Andriannoor P07120217068
6. Patmah P07120217075
7. Solihin P07120217082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV
BANJARBARU
2020
NASKAH ROLE PLAY
KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN AHLI FARMASI
DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Peran :
1. Dokter : Eka Herlinda Oktavianti
2. Perawat 1 : Diah Oktaviani
3. Perawat 2 : Patmah
4. Ahli farmasi : Karin Vera Maritha
5. Keluarga pasien : Muhammad Amin Kutbi
6. Asisten apoteker : Muhammad Andriannoor
7. Narator : Solihin

Disebuah rumah sakit tepatnya di ruang ICU tampak seorang dokter


sedang melakukan visite terhadap beberapa pasien yang dirawat di ruang ICU
dengan didampingi oleh seorang perawat. Sembari dokter memeriksa dan
kemudian melihat perkembangan pasien, dokter menuliskan beberapa resep obat
yang harus segera ditebus, kemudian menyerahkannya kepada perawat. Setelah
selesai visite, dokter pun meninggalkan ruang ICU.
Perawat memanggil keluarga pasien Tn. K untuk meminta mengantarkan
resep yang sudah diberikan oleh dokter ke depo farmasi. Keluarga pasien Tn. K
segera mengantarkan resep ke depo farmasi. Kemudian ahli farmasi menerima
resep tersebut dan memberitahukan bahwa obatnya nanti akan diantarkan
langsung ke ruangan.
Tidak lama kemudian asisten apoteker datang ke ruang ICU membawakan
obat yang sebelumnya sudah diresepkan. Perawat ICU dan asisten apoteker
saling bertemu untuk serah terima obat. Perawat mengecek satu per satu obat-
obatan yang telah tertulis di resep.
Setelah dicek ternyata ada salah satu obat yang tidak ada. Perawat
mengkonfirmasi lagi kepada ahli farmasi lewat telepon dan ahli farmasi
menjelaskan kepada perawat bahwa obat yang diminta dokter tidak dibiayai oleh
BPJS, ahli farmasi mengatakan bahwa ada obat lain yang jenis, fungsi, isi, dan
cara pemberiannya sama yang merupakan obat generik, sehingga dapat di biayai
oleh BPJS.
Perawat memahami penjelasan ahli farmasi, perawat dan ahli farmasi
berdiskusi untuk memberitahukan hal ini kepada dokter tentang obat dapat
dibiayai oleh BPJS.

Di suatu rumah sakit tepatnya di ruang ICU seorang dokter


memberikan resep obat kepada perawat setelah dilakukan visite terhadap
pasien.
Dokter : Ini resepnya, untuk Tn.K yang di bed 1 ya.
Perawat 2 : Oh iya terima kasih dok, nanti saya berikan kepada keluarga
pasien untuk mengantar resepnya ke depo farmasi.
Dokter : Ya sudah, saya permisi dulu mau visite ke ruangan lain ya.
Assalamualaikum.
Perawat 2 : Waalaikumsalam.

Perawat memanggil keluarga pasien Tn.K untuk mengantarkan


resep ke depo farmasi.
Perawat 2 : Keluarga Tn. K
Keluarga : Iya sus, ada apa ?
Perawat 2 : Mohon maaf pak, ini ada resep baru dari dokter. Jadi pak,
tolong diantar resepnya ya ke depo farmasi.
Keluarga : Oh iya. Sekarang ya ?
Perawat 2 : Iya kalo bisa sekarang ya pak. Soalnya obatnya akan diberikan
siang ini.
Keluarga : Baik sus, terima kasih.

Keluarga pasien Tn.K ke tempat depo farmasi untuk mengantar resep


obat.
Keluarga : Permisi bu, ini mau mangantar resep obat dari ruang ICU atas
nama Tn.K.
Farmasi : Oh iya saya terima ya, nanti asisten apoteker yang akan
mengantarkan ke ruangan.
Keluarga : Baik, terima kasih bu.
Farmasi : Iya, sama-sama.

Beberapa lama kemudian asisten apoteker datang ke ruang ICU


mengantarkan obat. Disana terdapat perawat 1 yang sudah diberitahukan
oleh perawat 2 tentang resep obat untuk Tn.K
Asisten : Permisi, ini obat untuk Tn.K ya.
Perawat 1 : Sebentar, saya cek dulu ya (perawat mengecek obat-obatan).
Mohon maaf ini kenapa ada obat yang tidak ada?
Asisten : Oh yang mana ya kak ?
Perawat 1 : Ini dek, ini kan seharusnya diresep obatnya sohonem.
Tetapi tidak ada obatnya?
Asisten : Jadi begini kak, kata apoteker tadi kebetulan obat yang
diminta dari dokter itu tidak dibiayai oleh BPJS.
Mungkin kakak bisa konfirmasi lagi ke apotekernya.
Perawat : Oh iya, terima kasih.

Perawat 1 menelpon apotekker untuk mengkonfirmasi kembali obat


Tn.K tadi.
Perawat 1 : Assalamualaikum
Farmasi : Waalaikumsalam
Perawat 1 : Saya perawat A dari ruang ICU. Saya ingin mengkonfirmasi obat
pasien yang baru saja diantar oleh asisten apoteker atas nama
Tn.K dari ruang ICU.
Farmasi : Oh iya, ada apa?
Perawat 1 : Begini tadi kan obat Tn.K sesuai resep ada obat sohonem. Tapi
tidak ada obatnya.
Farmasi : Jadi begini sus, obat yang diminta dokter tidak dibiayai oleh
BPJS, sehingga pasien harus membayarnya. Namun, sebenarnya
ada obat yang sama isi, fungsi dan jenisnya yang generik atau
telah dibiayai oleh BPJS yaitu meropenem. Apakah mau diganti
dengan itu? Atau kita konsulkan lagi dengan dokter
Perawat 1 : Oh begitu ya, baiklah, nanti saya konfirmasikan lagi sama
dokternya ya. Terimakasih.

Beberapa saat kemudian, perawat mengkonfirmasi dengan dokter


lewat telepon untuk memberitahukan obat yang tidak sesuai dengan resep.
Perawat 1 :Hallo dok, saya perawat A dari ruang ICU mau menkonfirmasi
dok untuk obat Tn. K dengan diagnosa medis Meningitis. Tadi
kan dokter memberikan resep obat Sohonem namun
dari pihak farmasi bilang obatnya tidak dibiayai oleh BPJS, farmasi
menyarankan untuk mengganti obat yang dibiayai oleh BPJS yaitu
meropenem. Lalu bagaimana dok, apakah tetap diberikan dok ?
Dokter :Oo, meropenem ya. Berarti satu ampulnya 1 gr ya ? Yaudah
berikan saja tapi jangan lupa tes alergi dulu ya kalau hasilnya
negatif berikan sesuai jadwal terapi 500 mg berarti 1/2 ampul ya.
Perawat 1 :Baik dok nanti saya tes alergi dulu. Kalau negatif diberikan 1/2
ampul ya dok. Terima kasih dok
Dokter : Iya, sama-sama sus.

Beberapa saat sebelum waktu pemberian obat, perawat 2 memanggil


keluarga pasien dan perawat 1 menjelaskan tentang obat yang diganti.

Perawat 2 : Permisi, ada keluarga Tn. K?


Keluarga : Iya, sus? Saya keluarga Tn. K.
Perawat 2 : Bisa ikut saya sebentar?
Keluarga : Iya sus, bisa.
Perawat 1 : Nah jadi saya memanggil bapak kesini ingin memberitahukan
bahwa obat yang akan diberikan kepada Tn. K sebenarnya obat
yang tidak dibiayai oleh BPJS setelah dikonsulkan dengan dokter
beliau menyarankan diganti menjadi obat yang telah dibiayai oleh
BPJS namun dengan kandungan yang sama dengan obat yang
diresepkan sebelumnya.
Keluarga : Oh, begitu.
Perawat 1 : jadi bagaimana pak, apa bapak setuju?
Keluarga : yasudah, berikan saja sus, saya nurut yang baiknya aja, asalkan
bapak cepat sembuh.
Perawat 1 : Baik, pak. Nanti obat ini akan kami berikan pada jam 12 siang
ya pak.
Keluarga : iya, sus. Terima kasih.
Perawat 1 : sama-sama pak.
SIMPULAN
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter,
ahli gizi, apoteker dsb. Setiap tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab
terhadap kesehatan pasien. Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai,
maka hubungan kerja sama akan dapat terjalin dengan baik. Selain itu perawat
juga mempunyai tanggung jawab dan tugas :
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.
3. Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang
tidak bisa dipisah – pisahkan dan disendirikan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry.(1993) Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik


(Volume I): EGC

http://kampusfarmasi.blogspot.co.id/2015/07/peran-farmasis-di-icu-intensive-
care.html diakses pada tanggal 18 Juli 2020

https://evilprincekyu.wordpress.com/2013/03/18/komunikasi-perawat-dengan-
tenaga-kesehatan/ diakses pada tanggal 18 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai