Nim : 2001004
Kasus 2
Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman.
Hasil pengkajian: mual sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun, BB menurun ± 5 kg (dalam 1
bulan), frekuensi napas 21 x/menit, frekuensi nadi 89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien riwayat
minum alkohol sejak 20 tahun yang lalu.
Defisit nutrisi berhubungan dengan napsu makan menurun di buktikan dengan penurunan berat badan,
mual , perut membesar dan riwayat minum alkohol
Luaran Keperawatan Utama : Status Nutri Membaik Luaran Tambahan: Berat badan membaik, nafsu
makan meningkat, perilakumeningkatkan berat badan meningkat,tingkat mual menurun, eliminasi
fekal,fungsi gastrointestinal mambaik, status menelan baik, tingkat depresi menurun,tingkat nyeri
menurun
1.Manajemen Nutrisi
a. Observasi
b. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oraldapat ditoleransi
c. Edukasi
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenisnutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
a. Observasi
b. Terapeutik
Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien( mis. Makanan dengantekstur halus, makanan yang
diblander, makanan cair yang diberikanmelalui NGT atau Gastrostomi, total perenteral nutritition sesui
indikasi)
Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk peningkatan yang dicapai
c. Edukasi
3 Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan
memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak
efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubugan dengan produksi sputumdibuktikan dengan batuk tidak
efektif,sesak nafas, frekuensi nafas meningkat,nadi meningkat dan Tekanan Darah naik.
Luaran Tambahan : Batuk efektif meningkat, produksi sputum menurun, sesak menurun, ferkwensi
nafas membaik, Kontrol gejala, pertukaran gasmeningkat, respon alergi lokal, respon sistemik, respon
ventilasi mekanik,tingkat infeksi menurun, fungsi perifer meningkat, pola nafas membaik
Intervensi Utama : menejemen jalan nafas terpantau, Latihan batuk efektif, pantau repirasiIntervensi
pendukung : dukung kepatuhan program pengobatan.
a. Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napasMonitor input dan output cairan ( mis. jumlah dan
karakteristik)
b. Terapeutik
c. Edukasi
Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalamyang ke-3
d. Kolaborasi
a. Observasi
b. Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
Penghisapan endotrakeal
c. Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
3.Pemantauan Respirasi
a Observasi
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
b. Terapeutik
c. Edukasi