S
DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG
PERINATOLOGI
RSUD KI AGENG SELO
Disusun Oleh :
a. Pengkajian
1. Identitas pasien
suku bangsa.
Identitas orang tua berupa: nama ayah dan ibu, usia ayah dan ibu,
2. Keluhan utama
keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
2
emosional, kelelahan, kehamilan, lingkungan, toksin/allergen,
infeksi).
b. Karakteristik
a. Prenatal
b. Natal
c. Post natal
3
Penyakit yang diderita, respon emosional
obat.
g. Allergi
h. Imunisasi
5. Riwayat keluarga
dan 3 generasi).
6. Riwayat sosial
4
Diagnosis medis, tindakan operasi, obat-obatan, tindakan
b. Nutrisi metabolik
dikulit:rash, lesi,dll.
c. Pola eliminasi
bau, warna).
5
Balance cairan menunjukkan keseimbangan antara intake serta
terlebih dahulu bahwa balance cairan (BC) ialah intake cairan atau
cairan masuk (CM) yang dikurangi dengan output atau cairan keluar
(CK).
Cairan Masuk
yang bisa dilihat dan juga cairan masuk yang tidak bisa dilihat. Jenis
cairan masuk yang bisa dilihat diantaranya yaitu oral (minuman dan
6
makanan), enteral (NGT, obat oral), parenteral (IV line atau infus 20
tetes per menit, sebanyak 500 cc habis dalam 8 jam 10 menit), dan
Lain halnya untuk cairan masuk yang tidak bisa dilihat, dimana
penjumlahan dari cairan masuk yang bisa dilihat dan yang tidak bisa
dilihat.
Cairan Keluar
100 ml/hari, muntah, drain, NGT (residu, gastric cooling), urin ( > 0,5-
7
ml/kgBB/hari, remaja sebanyak 40 ml/kgBB/hari, dan dewasa
sebanyak 30 ml/kgBB/hari.
meliputi kehilangan cairan normal IWL (paru ± 400 ml/hari dan kulit
water loss) adalah jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit
8
BAB + urin + NGT + muntah + drain + IWL (Insensible Water Loss).
tubuh anak.
f. Pola kognitif-persepsi
9
Status mood bayi / anak (irritabilitas), pemahaman anak
i. Sexualitas
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
c. Ukuran anthropometric
10
d. Mata
e. Hidung
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
g. Telinga
h. Dada
i. Abdomen
j. Punggung
Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
l. Ekstremitas
m. Kulit
11
kejadian-kejadian penting; usia anak saat pertama kali
perilaku.
e. Kecepatan tumbuh
3) Pelaksanaan DDST
lain seperti:
1. Menatap muka
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
12
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
b. Motorik halus
13
Kemampuan anak untuk menggunakan bagian tubuh tertentu
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
15. Mencoret-coret
14
21. Menara dari kubus
23. Mencontoh O
29. Mencontoh O
seperti:
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
8. Satu silabel
15
10. Papa/mama tidak spesifik
12. Mengoceh
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
29. Mengetahui
16
33. Mengartikan 6 kata
36. Berlawanan 2
d. Motorik kasar
tenaga seperti:
1. Gerakan seimbang.
2. Mengangkat kepala.
7. Membalik.
17
15. Membungkuk kemudian berdiri.
18. Lari.
21. Melompat.
23. Loncat.
Jika usia > 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umur sebagai
berikut:
18
c. Usia saat mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata
pertama
4) Reaksi Hospitalisasi
i. Diagnosa Keperawatan
kelemahan menyusui.
otak.
19
ii. Intervensi Keperawatan
20
radiasi.
4. Lakukan perawatan bayi dalam inkubator
bukan radian warmer karena radian
warmer terjadi kehilangan panas karena
radiasi, konveksi, peningkatan IWL pada
bayi serta menimbulkan dehidrasi.
5. Tingkatkan pemberian cairan.
6. Tingkatkan pemberian ASI.
2. Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x Konservasi integritas struktural
volume cairan tubuh 24 jam, menunjukkan keseimbangan cairan 1. Monitor berat badan
berhubungan dengan dan elektrolit dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake dan output
peningkatan IWL (insensible 1. Turgor kulit elastis 3. Monitor pemberian ASI.
water loss) akibat fototerapi 2. Membran mukosa lembab 4. Monitor serum elektrolit
dan kelemahan menyusui. 3. Intake cairan normal 5. Monitor serum albumin dan protein total.
4. Perfusi jaringan baik 6. Monitor tekanan darah, frekuensi nadi,
5. Urien tidak pekat dan status respirasi.
6. Tekana darah dalam batas normal 7. Monitor membran mukosa, turgor kulit.
(80/45 mmHg) 8. Catat dan hitung balance cairan.
7. Nadi dalam batas normal (120- 9. Monitor warna dan jumlah urin
160x/menit) 10. Monitor ketat cairan dan elektrolit jika
8. Suhu dalam batas normal (36,5- bayi menjalani terapi yang meningkatkan
21
37,5ºC) IWL seperti fototerapi, pemakaian radiant
9. Mata tidak cekung. warmer.
Konservasi Energi
1. Lakukan upaya untuk meminimalkan IWL
seperti penutup plastik atau meningkatkan
kelembaban.
2. Monitor dan hitung kebutuhan cairan.
3. Kolaborasi dengan dokter pemberian
cairan parenteral.
3. Resiko injury berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konservasi integritas struktural
dengan masuknya bilirubin selama 3 x 24 jam bayi tidak memperlihatkan 1. Kaji kulit akan adanya tanda-tanda ikterik
dalam jaringan otak. tanda peningkatan tekanan intrakranial atau yang menandai peningkatan bilirubin
perdarahan intraventrikuler dengan kriteia 2. Pantau kadar bilirubin total, direk dan
hasil: indirek
1. Suhu aksila 36,5-37,5 C 3. Lakukan penutupan mata pada bayi
2. Tidak kejang 4. Kaji status umum bayi: hipoksia,
3. Bilirubin normal < 8 mg/dl hipotermi, hipoglikemia dan asidosis
4. Tidak ikterus, kulit merah normal metabolik untuk meningkatkan resiko
5. Toleransi minum baik kerusakan otak karena hiperbilirubinemia
5. Tempatkan bayi dibawah sinar dengan
jarak antara lampu dengan bayi 35-40 cm
22
6. Pantau suhu tubuh
7. Ubah posisi bayi dengan sering terutama
selama beberapa jam pertama pengobatan
untuk meningkatkan pemajanan
permukaan tubuh.
Konservasi Energi
1. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi
sinar blue green
2. Pastikan masukan cairan adekuat untuk
mencegah dehidrasi
3. Monitor pemberian ASI.
4. Berikan makanan awal untuk meningkatkan
eksresi bilirubin dalam feses
Konservasi integritas sosial dan personal
Jelaskan kepada orang tua untuk pemberian
terapi sinar kepada bayinya.
23
4. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pressure Management
berhubungan dengan jaundice selama 3 x 24 jam diharapkan integritas kulit 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
atau radiasi kembali baik/normal dengan kriteia hasil: pakaian yang longgar
1. Integritas kulit yang baik bisa 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
dipertahankan 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit kering
3. Perfusi jaringan baik 4. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
4. Menunjukkan pemahaman dalam 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
proses perbaikan kulit dan mencegah 6. Monitor pemberian ASI secara adekuat
terjadinya cedera berulang 7. Oleskan lotion/ minyak/ baby oil pada
5. Mampu melindungi kulit dan daerah yang tertekan
mempertahankan kelembaban kulit 8. Mandikan pasien dengan sabun dan air
dan perawatan alami. hangat.
Sumber:
24 Oktiawati, A.
dan Julianti,
E. (2019).
iii. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
sebagai berikut:
Implementasinya adalah:
25
f. Menutup kepala bayi dengan topi untuk menghindari
26
d. Melakukan penutupan mata pada bayi
hiperbilirubinemia
dokter
dehidrasi.
27
e. Memonitor kulit akan adanya kemerahan
tertekan
1. Evaluasi formatif
perencanaan.
2. Evaluasi sumatif
28
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
telah ditetapkan.
dan tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.
29
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Wirosari
1. Ayah
a. Nama : Devan
b. Usia : 29 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : PNS
e. Agama : Islam
2. Ibu
30
a. Nama : Sintia
b. Usia : 27 Tahun
c. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat : Wirosari
1. Keluhan Utama :
demam
d. Imunisasi TT : 1 kali
Natal
31
b. Jenis persalinan : Spontan ( persalinan pervaginam )
Post Natal
epilepsy
b. Genogram
32
III. Riwayat Imunisasi ( Imunisasi Lengkap) :
A. Pertumbuhan Fisik
V. Riwayat Nutrisi
33
A. Pemberian ASI
Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini:
di daerah pedesaan
3. Rumah dekat dengan prasarana umum apa : rumah dekat dengan Tk,
SD dan SMP
34
5. Hubungan antar anggota keluarga : harmonis
agar By.Ny.S cepat sembuh dan diberikan umur panjang oleh Allah
bayinya kuning
3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini : cemas, takut, dan khawatir
35
Klien masih bayi maka pengkajian penulis lakukan dengan metode Allo
Anamnesa
A. Nutrisi :
B. Cairan :
36
mengatakan
frekuensi minum
bayinya tidak
menentu
3. cara pemenuhan Tidak dapat dikaji Langsung menyusu dari
ibu dan dari botol susu
C. Eliminasi ( Bab/Bak ) :
C. Istirahat tidur :
37
bayinya teratur
setiap harinya
3. kesulitan Tidak ada Tidak ada
D. Olahraga :
38
E. Personal hygine
X. Pemeriksaan Fisik
1. Suhu : 38,3 ºC
3. Respirasi : 49 x / menit
4. Tekanan darah : -
C. Antropometri :
1. Panjang badan : 46 cm
4. Lingkar kepala : 33 cm
5. Lingkar dada : 30 cm
6. Lingkar perut : 31 cm
39
D. Sistem pernafasan :
1. Hidung : normal
2. Leher : normal
3. Dada : normal
E. Sistem kardiovaskuler :
1. Conjungtiva : normal
F. Sistem pencernaan
1. Bibir : pecah-pecah
2. Mulut : normal
4. Gaster : normal
5. Abdomen : normal
6. Anus : normal
F. Sistem indera
1. Mata : reflek terhadap cahaya ada, pupil normal, kelopak mata normal,
40
2. Hidung : normal dan tidak ada lesi dan sumbatan
G. Sistem syaraf
1. Motorik kasar
By.Ny.S baru bisa menggerakkan kaki dan tangannya
2. Motorik halus
By.Ny.S baru bisa mengikuti ke garis tengah
3. Bahasa
By.Ny.S baru bisa menangis saja
4. Personal sosial
By.Ny.S baru bisa menatap muka orang didepannya
1. Laboratorium
( hasil labor tanggal 15 Juli 2018 )
Hasil pemeriksaan Nilai normal
Hemoglobin : 12 mg/dL (12,0-16,0 mg/dL)
Bilirubin total : 14,70 mg/dL (< 1,00 mg/dL)
Bilirubin direk : 0,41 mg/dL (< 0,25 mg/dL)
41
XIII. Terapi saat ini
1. Fototherapy 2 x sehari
2. Inj. Neo 1 mg
3. Gentamycin 1 tetes
4. Tetes mata
42
rewel dan sering menangis
Do :
a. Ketika di palpasi akral terasa panas
b. By.Ny.S tampak rewel dan sering
menangis
c. Suhu 38,3 ºC
d. Nadi 148 x/menit
e. Respirasi 49 x/menit
f. Hb 12,0 mg/dL
3. Ds : Peningkatan iwl Resiko
a. Ibu By.Ny.S mengatakan bayinya (insensible water loss) ketidakseimbangan
tidak mau menyusu akibat fototherapi dan volume cairan
b. Ibu By.Ny.S mengatakan setelah kelemahan menyusui
fototherapi bayinya sedikit Bak
Do :
c. By.Ny.S tampak tidak mau
menyusu
d. Bak : 36 cc / 24 jam
e. Intake : 323,4
f. Output : 462
g. Balance cairan : - 138,6
h. BB : 2800 gram
i. Suhu 38,3 ºC
j. Nadi 148 x/menit
k. Respirasi 49 x/menit
l. Hb 12,0 mg/dL
2. Diagnosa Keperawatan
43
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi.
kelemahan menyusui.
3. Intervensi Keperawatan
44
hangat.
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Konservasi integritas
termoregulasi keperawatan selama 3 x 24 jam struktural
berhubungan dengan bayi tidak mengalami instabilitas 1. Letakkan bayi dalam
peningkatan suhu suhu dengan kriteria hasil: inkubator untuk
lingkungan dan tubuh 1. Suhu aksila 36,5 C – 37,5 C mempertahankan
akibat fototerapi. 2. Frekuensi nafas 40-60 kali kestabilan suhu tubuh.
per menit 2. Ukur suhu aksila bayi
3. Denyut jantung 120-180 kali secara teratur.
per menit 3. Pantau tanda dan
4. Warna kulit bayi coklat gejala terjadinya
kemerahan hipotermia seperti
5. Akral hangat akral dingin,
Pengisian kapiler < 3 detik peningkatan denyut
jantung, penurunan
saturasi oksigen, pucat,
dan pengisian kapiler >
3 detik.
4. Pantau adanya
hipertemi.
Konservasi Energi
5. Minimalkan
kehilangan kalor
melalui proses
konduksi, konveksi,
evaporasi, dan radiasi.
6. Pantau suhu inkubator
dan lampu fototerapi.
7. Tutup kepala bayi
dengan topi untuk
45
menghindari
kehilangan panas
akibat radiasi.
8. Lakukan perawatan
bayi dalam inkubator
bukan radian warmer
karena radian warmer
terjadi kehilangan
panas karena radiasi,
konveksi, peningkatan
IWL pada bayi serta
menimbulkan
dehidrasi.
9. Tingkatkan pemberian
cairan.
10. Tingkatkan pemberian
ASI.
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan Konservasi integritas
ketidakseimbangan keperawatan 3 x 24 jam, struktural
volume cairan tubuh menunjukkan keseimbangan 1. Monitor berat badan
berhubungan dengan cairan dan elektrolit dengan 2. Monitor intake dan
peningkatan IWL kriteria hasil : output
(insensible water loss) 1. Turgor kulit elastis 3. Monitor pemberian
akibat fototerapi dan 2. Membran mukosa lembab ASI.
kelemahan menyusui. 3. Intake cairan normal 4. Monitor serum
4. Perfusi jaringan baik elektrolit
5. Urien tidak pekat 5. Monitor serum albumin
6. Tekana darah dalam batas dan protein total.
normal (80/45 mmHg) 6. Monitor tekanan darah,
7. Nadi dalam batas normal frekuensi nadi, dan
46
(120-160x/menit) status respirasi.
8. Suhu dalam batas normal 7. Monitor membran
(36,5-37,5ºC) mukosa, turgor kulit.
9. Mata tidak cekung. 8. Catat dan hitung
balance cairan.
9. Monitor warna dan
jumlah urin
10. Monitor ketat cairan
dan elektrolit jika bayi
menjalani terapi yang
meningkatkan IWL
seperti fototerapi,
pemakaian radiant
warmer.
Konservasi Energi
11. Lakukan upaya untuk
meminimalkan IWL
seperti penutup
plastik atau
meningkatkan
kelembaban.
12. Monitor dan hitung
kebutuhan cairan.
13. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
cairan parenteral.
4. Implementasi Keperawatan
47
1. 13 Juli 2018 1 1. Menganjurkan menggunakan pakaian yang RJ
setiap 3 jam
setiap 3 jam
48
mempertahankan kestabilan suhu tubuh
3 1. Memonitor intake dan output cairan RJ
5. Evaluasi Keperawatan
/ Jam Keperawatan
Sabtu, 14 Juli Kerusakan integritas S : RJ
49
Jam 08.00 dengan jaundice atau bayinya kering
O:
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Ketidakefektifan S: RJ
akibat fototerapi. O:
2. suhu 38,3ºC
4. respirasi 49 x/menit
belum teratasi
50
P : intervensi dilanjutkan
Resiko S: RJ
4. Respirasi 49 x/menit
7. Intake 323,4
8. Output 462
P : intervensi dilanjutkan
Minggu , 15 Kerusakan integritas S : RJ
Jam 09.00 dengan jaundice atau bayinya sudah tidak terlalu kering
51
radiasi. 2. ibu By.Ny.S mengatakan ia rajin
bayinya
sedikit
O:
yang mengelupas
teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Ketidakefektifan S: RJ
akibat fototerapi. O:
2. suhu 37,7ºC
52
4. respirasi 42 x/menit
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Resiko S: RJ
2. Suhu 37,1 ºC
4. Respirasi 42 x/menit
7. Intake 382,4
8. Output 148
53
P : intervensi dilanjutkan
Senin, 16 Juli Kerusakan integritas S : RJ
Jam 15.00 dengan jaundice atau bayinya tidak ada yang mengelupas
O:
mengelupas lagi
teratasi sebagian
ruangan
Ketidakefektifan S: RJ
O:
2. suhu 37,9ºC
54
3. nadi 138 x/menit
4. respirasi 51 x/menit
belum teratasi
ruangan
Resiko S: RJ
2. Suhu 37,9 ºC
4. Respirasi 51 x/menit
6. Intake 502,4
7. Output 408,4
8. Balance cairan + 96
55
volume cairan tubuh teratasi sebagian
ruangan.
56
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan Anak
pada Bayi Ny.S dengan Hiperbilirubin di ruang Perinatologi RSUD Ki Ageng Selo”.
Pada bab ini penulis mencoba menganalisa setiap masalah yang terdapat pada
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
kesehatan yang dialami klien. Pada saat pengumpulan data, penulis mengalami
sedikit hambatan dalam pengambilan data dari klien karena klien adalah bayi, tetapi
keluarga klien sangat kooperatif pada perawat dan penulis. Selain itu, data-data dari
perawat ruangan juga telah membantu penulis dan memfasilitasi pengumpulan data
data subjektif dan data objektif. Data subjektif penulis dapatkan dari ibu klien,
dikarenakan klien masih bayi. Ibu klien mengatakan kulit anaknya kuning, kering dan
mengelupas, ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya tidak stabil, kadang rendah
dan kadang tinggi. Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau menyusu dan bak nya
hanya sedikit dan warnanya pekat. Sedangkan data objektifnya yaitu kulit klien
tampak kuning dari kepala sampai paha, tampak kering, dan tampak mengelupas,
klien tampak tidak mau menyusu, dan rewel. Kadar bilirubin total 14,70 mg/dL,
kadar bilirubin direk 0,41 mg/dL, Hb 12,0 mg/dL, suhu 38,3ºC, nadi 148 x/menit,
respirasi 49 x/menit, intake 323,4, output 462, balance cairan – 138,6, BB 2800 gram
dan PB 46 cm.
menunjukkan bahwa tidak semua teori sesuai dengan kenyataan dilapangan. Pada
manifestasi klinis data yang ada pada teori tetapi tidak terdapat pada kasus adalah
muntah, anoksia, perut membuncit, pembesaran pada lien dan kejang. Pada pasien
ditemukan tanda dan gejala seperti badan tampak kuning, urin sedikit dan pekat,
letargik, tidak mau menghisap, dan nafsu makan berkurang. Selain itu pasien juga
mendapatkan therapy fototherapy, inj. Neo 1 mg, gentamicyn 1 tetes dan tetes mata.
Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa By.Ny.L mengalami masalah
hiperbilirubin fisiologi grade 3 yang sesuai dengan teori yang di dapatkan dan juga
2. Diagnosa Keperawatan
(menurut Oktiawati, A. dan Julianti, E. 2019 ), diagnosa yang mungkin muncul pada
IWL (insensible water loss) akibat fototerapi dan kelemahan menyusui. Resiko injury
tubuh berhubungan dengan peningkatan IWL (insensible water loss) akibat fototerapi
dan kelemahan menyusui. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien hanya 3
diagnosa, sedangkan pada teori ada 4 diagnosa. Hal ini menunjukkan bahwa ada
3. Intervensi Keperawatan
keperawatan yang ada, kemudian menentukan tindakan yang tepat. Rencana telah
dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus. Dimana semua rencana yang tertera dalam teori juga direncanakan
pada kasus. Dari ketiga perencanaan keperawatan untuk 3 diagnosa yang ditegakkan
diagnosa.
4. Implementasi Keperawatan
dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim
kesehatan lain. Dalam proses pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis tidak dapat
keperawatan yang dilakukan penulis secara umum merupakan tindakan dari rencana
tindakan yang telah dilakukan dengan lengkap pada klien selama 24 jam sehingga
penulis tidak dapat mengetahui secara penuh perkembangan klien. Namun hal
tersebut dapat ditangani dengan mendelegasikan kepada keluarga klien dan perawat
ruangan. Selain itu buku status klien dan buku jadwal injeksi membantu dalam
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk
menilai asuhan yang telah diberikan. Tahap ini dilakukan mulai tanggal 14 Juli – 16
Juli 2018. Evaluasi keperawatan menggunakan sistem SOAP yaitu Subjektif, objektif,
penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu masalah kerusakan integritas
kulit teratasi sebagian karena kulit klien tidak ada yang mengelupas lagi tetapi masih
kering, dan kadar bilirubin total dan bilirubin direk telah menurun meski masih diatas
evaluasi keperawatan yang diperoleh penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan
yaitu masalah ketidakefektifan termoregulasi belum teratasi karena suhu tubuh klien
belum stabil atau dibatas normal terkadang suhu tubuhnya tingg, terkadang rendah,
tubuh berhubungan dengan peningkatan IWL (insensible water loss) akibat fototerapi
dan kelemahan menyusui, evaluasi keperawatan yang diperoleh penulis dari asuhan
tubuh teratasi sebagian karena klien telah mau menyusu tetapi nilai balance cairannya