Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN NYAMAN NYERI

OLEH :

NISA AULIA AZIZ

2001026

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES AN NUR PURWODADI
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI

I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN


NYERI
A. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul
H, 2012).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
actual atau potensial (Judith M. Wilkinson 2007). 
Nyeri diartikan berbeda-beda antarindividu, bergantung pada
persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi
nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang
tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain,
sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan
mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain (Asmadi, 2008)
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskandan
mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996). Secara umum, nyeri dapat
didefenisikan sebagai keadaan dimana individu mengalami dan mengeluh
adanya ketidaknyamanan berat atau sensasi ketidak nyamanan
(Tucker,1998)
B. Fungsi Fisiologis
1. Anatomi

2. Fisiologi
a. Serabut perifer : Serabut yang mengirimkan implus nyeri ke
medula spinalis.
b. Medula sepinalis : Saraf yang menyalurkan implus nyeri dari
serabut saraf lainnya.
c. Masa abu– abu : Tempat terakhir stimulus nyeri disalurkan.
d. Sel saraf inhibitor : Sel syaraf yang mencegah stimulus nyeri
sehingga tidak mencapai cerebral.
e. Cerebral : Saraf pusat yang memiliki fungsi
mengintervensikan.
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Menurut smeltzer (2010), bentuk nyeri dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Nyeri akut
a. Terjadi secara singkat
b. Serangan mendadak
c. Penyembuhan dapat terjadi lama jika tidak dikontrol
2. Nyeri kronik
a. Serangan tidak diketahui
b. Serangan mendadak dan berkembang
c. Dapat menyebabkan insomnia, berat badan menurun, depresi dan
marah-marah
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kultur
d. Perhatian
e. Ansietas

D. Etiologi
1. Faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Taylor (2011) diantaranya :
a. Nyeri akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
2) Menunjukan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Muka dengan ekspresi nyeri
5) Gangguan tidur
6) Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
7) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
(Kozier, 2009)
b. Nyeri kronik
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan non verbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus,
pada diri sendiri
4) Kelelahan
5) Perubahan pola tidur
6) Takut cedera
7) Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
(Syamsuhidayat, 2008)
E. Manifestasi klinik
1. Tanda dan gejala nyeri
a. Gangguam tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan meng hindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Pernafasan meningkat
h. Depresi
(Mohamad, 2012)
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Distraksi dan relaksasi
2. Penatalaksanaan medis pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri (Ewin H
Wiratma,2012)

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab. Berisi
nama, umur, alamat, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada
saat dilakukan pengkajian secara subjektif.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang: keluhan yang dirasakan oleh pasien
sesuai dengan gejala-gejala yang ada sampai pasien dirawat di
ruangan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu: riwayat yang pernah dialami pasien
dahulu.
d. Riwayat kesehatan Keluarga: Informasi tentang kesehatan
keluarga, termasuk penyakit kronik (menahun/terus-menerus),
seperti diabetes millitus dan jatung, infeksi seperti tuberkulosis
dan hepatitis.
3. Pengkajian Pola Fungsional: menggunakan Virginia Henderson.
4. Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan dilakukan dari kepala sampai kaki.
5. Data Penunjang : meliputi pemeriksaan laboratorium, terapi dan
pengobatan dan pemeriksaan diagnostik.
6. Pengkajian PQRST
a. P (pemicu) : faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri, berkaitan dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri.
b. Q (quality) dari nyeri seperti diperkuat rasa tajam, tumpul atau
tersayat. Contoh sensasi yang tajam yaitu jarum suntik.
c. R (Region) daerah perjalanan nyeri untuk mengetahui lokasi
nyeri, perawat meminta untuk menunjukkan semua daerah yang
dirasa tidak nyaman.
d. S (Safety) : keperawatan atau intensitas nyeri. Karakteristik paling
subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau imtensitas
nyeri tersebut.
e. T (Time) : waktu atau lama serangan/frekuensi nyeri. Nyeri dapat
diupayakan menjadi terukur dengan skala. Ada skala nimerik,
visuale analog scale yang berupa garis lurus dan skala wajah.
Skala numerik
Keterangan : O : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : berat, tetapi masih bisa dikontrol
10 : sangat berat, tidak bisa dikontrol
(Tamsuri A, 2009)
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut : (D.0077)
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi,
iskemia, neoplasma)
c. Ditandai dengan :
1) Gejala dan tanda mayor : Mengeluh nyeri, Tampak
meringis, bersikap protektif (mis. Waspada, posisi,
menghindari nyeri), gelisah, sulit tidur
2) Gejala dan tanda minor : Nafsu makan berubah

2. Gangguan Pola Tidur : (D.0055)


a. Definsi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat fakor
eksternal.
b. Berhubungan dengan hambatan lingkungan (mis. Kelembapan
lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan,
bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan).
c. Ditandai dengan :
1. Gejala dan tanda mayor : Mengeluh sulit tidur, mengeluh
pola tidur berubah.
2. Gejala dan tanda minor : Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun.

C. Perencanaan / Intervensi
 Nyeri Akut (D.0077)
1. SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintesintas ringan hingga berat dan
konstan.
b. Ekspetasi : Menurun
c. Kriteria hasil
1) Keluhan nyeri : Menurun
2) Meringis : Menurun
3) Sikap protektif : Menurun
4) Gelisah : Menurun
5) Nafsu makan : Membaik
6) Pola tidur : Membaik

2. SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)


a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
8) Monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, te knik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, perloda, dan pemicu stres
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik (Jika perlu)

 D.x.Gangguan pola tidur (D.0055)


1. SLKI : Pola Tidur (L.05045)
a. Definisi : Keadekuatan kualitas dan kuantitas pola tidur.
b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria hasil :
1) Keluhan sulit tidur : Meningkat
2) Keluhan pola tidur berubah : Meningkat
3) Keluhan istirahat tidak cukup : Meningkat

2. SIKI : Dukungan Tidur (I.05174)


a. Observasi
1) Identifikasi pola dan aktivitas tidur.
2) Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis).
b. Terapeutik
1) Memodifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur).
2) Batasi waktu tidur siang jka perlu.

c. Edukasi
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
2) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur.
3) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja).

D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan implementasi sesuai
dengan batas waktu dan kriteria pasien menurut Aziz Allimul H. Tahun
2009 yaitu :
1. Nyeri akut (D.0077)
a. Pasien sudah tidak mengeluh nyeri
b. Pasien sudah tidak meringis kesakitan
c. Pasien tidak bersikap protektif
d. Pasien sudah tidak gelisah
e. Nafsu makan pasien membaik
f. Pola tidur pasien membaik

2. Gangguan Pola Tidur (D.0055)


a. Pasien sudah tidak mengeluh sulit tidur.
b. Pasien sudah tidak mengeluh pola tidur yang berubah.
c. Kemampuan aktivitas pasien membaik.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz H.2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Health
Books Publishing.
A, Tamsuri. 2009. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. 2017. Nursing Diagnosis
Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis:
Elsevier.
Berman, A., Synder, S. & Fradsen, G., (2016). Kozier & Erbs’s Fundamental of
Nursing (10th ed.). USA: Pearson Education.
Carperito, Lynda Juall.2009. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Dougherty, L. & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.).
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Linquist, R., Synder, M. & Tracy, M.F.(2014). Complementary/Alternative
Therapies in Nursing (7th ed.). New York: Springer Publishing Company, Inc
Mubarok, W. Iqbal. 2009. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC..

Anda mungkin juga menyukai