Anda di halaman 1dari 15

PAPER BIOSAINS VETERINER I

BIOLISTRIK PADA PANCA INDERA

Oleh :
Yoga Pratama Mambela Sarungallo 1809511069
Tjokorda Istri Agung Pradnya Dewi P 1809511087
Muh. Muazdzamzam Lil Abrori 1809511089
Yulia Khalifatun Nissa 1809511092
Kadek Lia Pramita 1809511093
Windy Kartika Sari 1809511094

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa-Nya,
sehingga dapat diselesaikannya paper Biosains Veteriner I “Biolistrik pada Panca
Indera” ini dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas paper biosains
veteriner 1, di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Segala kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak lupa penulis
ucapkan banyak terimakasih.

Denpasar, 20 November 2018


Hormat kami,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biolistrik............................................................................................................ 3
B. Biolistrik Pada Mata........................................................................................... 5
C. Biolistrik Pada Telinga....................................................................................... 7
D. Biolistrik Pada Hidung...................................................................................... 8
E. Biolistrik Pada Lidah.......................................................................................... 9
F. Biolistrik Pada Kulit........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 11
B. Saran.................................................................................................................. 11
DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biolistrik merupakan energi yang dimiliki bersumber dari ATP (Adenosine
Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel.
Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis
muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membrane.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua
aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh,
serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh. Nah, listrik yang ada
pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk
hidup dan kata listrik.
Paper ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh,
khususnya pada panca indera. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi
mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik.
Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Informasi
disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan
fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal
ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada paper ini :
1. Apa itu biolistrik ?
2. Bagaimana biolistrik yang terjadi pada panca indera ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini :
1. Untuk mengetahui pengertian biolistrik
2. Untuk mengetahui biolistrik yang terjadi pada panca indera

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOLISTRIK
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran electron electron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi
untuk mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik.
Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh tarik-menarik antara
muatan listrik yang berbeda. Kerja otak pada dasarnya bersifat elektrik. Semua
sinyal saraf dari dan ke otak melibatkan aliran arus listrik.
Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang
pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal internal dan
eksternal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan
sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Sistem komunikasi yang efisien ini
dapat menangani jutaan informasi pada saat yang sama.
Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang
dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi sel-sel
tertentu. Dengan mengukur sinyal yang sesuai secara selektif, kita dapat
memperoleh informasi klinis yang bermanfaat mengenai fungsi tubuh tertentu.
misalnya dari retina, elektroretinogram (ERG) dan dari otot mata,
elektrookulogram (EOG).

POTENSIAL LISTRIK SYARAF


Di permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda potensial listrik
(voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan dalam membran dan muatan
positif neto di permukaan luar. Muatan neto adalah hasil dari interaksi rumit
antara ion-ion negatif dan positif. Neuron dikatakan mengalami polarisasi.
Bagian dalam sel biasanya lebih negatif 60 sampai 90 mV daripada bagian luar.

3
Beda potensial ini disebut potensial istirahat neuron. Memperlihatkan secara
skematis konsentrasi lazim berbagai ion di dalam dan di luar membran akson.
Saat neuron mengalami stimulasi, terjadi perubahan besar sesaat pada potensial
istirahat di titik stimulasi. Perubahan potensial ini, yang disebut potensial aksi,
menjalar di sepanjang akson. Penjalaran suatu potensial aksi merupakan metode
utama penyaluran sinyal di dalam tubuh. Stimulasi dapat disebabkan oleh
berbagai rangsangan fisik dan kimia, misalnya panas, dingin, sinar, suara, dan
bau. Apabila stimulasinya bersifat listrik, hanya diperlukan perubahan 20 mV di
membran untuk memicu potensial aksi.

Organ indera adalah sel – sel tertentu yg dapat menerima stimulus dari
lingkungan luar atau dari badan sendiri  menjadi impuls  serabut saraf 
SSP.

4
B. BIOLISTRIK PADA MATA
Sinyal Listrik dari Mata—Elektroretinogram dan Elektrookulogram
Perekaman perubahan potensial yang dihasilkan oleh mata saat retina terpajan
ke suatu berkas sinar disebut elektroretinogram (ERG). Satu elektrode diletakkan
di lensa kontak yang pas menutupi kornea, dan elektrode lain dilekatkan di
telinga atau dahi untuk memperkirakan potensial di belakang mata.

MEKANISME PENGLIHATAN
 Cahaya yang masuk ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian
difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehinggasel-
sel retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut
foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai
layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu
domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal.
Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk dan kemudian
mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni
rhodopsin.
Kini rhodopsin berubah menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya
berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah
ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak
sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain
yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1
molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru saja
dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk
mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam
sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu
mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel.
Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energy
listrik energy ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel
retina. Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti

5
foton cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal
ini berisi informasi visual objek di luar mata.Agar mata dapat melihat sinyal
listrik yang dihasilkan dalam retina harus diteruskan dalam pusat penglihatan di
otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung satu sama lain ada celah
kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu bagaimana sinyal listrik
ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit terjadi
energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi yang
sedang dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel
saraf berikutnya. Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik
sambungan sel-sel saraf berhasil membawa informasi yang datang dari mata dari
satu saraf ke saraf yang lain.
Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal
listrik dan melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya dengan
cara ini sinyal berhasil mencapai pusat penglihatan pada otak disini sinyal
tersebut dibandingkan informasi yang ada di pusat memori dan bayangan
tersebut ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang penuh buah-
buahan sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya system sempurna
yang terdiri atas ratusan kompenen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang
menakjubkan ini terjadi pada waktu kurang dari 1 detik.

6
C. BIOLISTRIK PADA TELINGA
Pada telinga bagian dalam terdapat koklea, membran basilaris membentuk
dasar duktus koklear. Membran basilaris ini Suara yang didengar telinga manusia
mengalami perubahan dari sinyal akustik yang bersifat mekanik menjadi sinyal
listrik yang diteruskan saraf pendengaran ke otak. Proses mendengar tentunya
tidak lepas dari organ pendengaran yakni telinga.
Telinga terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam. Setiap bagian telinga bekerja dengan tugas
khusus untuk mendeteksi dan menginterpretasikan bunyi.

Telinga bagian luar fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan


menghubungkan suara menuju meatus akustikus eksterna. Telinga bagian tengah
terdiri dari 3 buah tulang (ossicle) yang akan mengamplifikasikan sangat penting
karena di dalamnya terdapat organ korti yang merupakan organ perasa
pendengaran. Organ corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh
panjangnya, mengandung sel rambut yang merupakan reseptor suara. Sel rambut
menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya mengalami perubahan
bentuk secara mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam. Resonansi

7
frekuensi tinggi dari membran basilaris terjadi dekat basis, tempat gelombang
suara memasuki koklea melalui jendela oval dan resonansi frekuensi rendah
terjadi dekat apeks. Sel rambut dalam yang mengubah gaya mekanik suara
(getaran cairan koklea) menjadi impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang
menyampaikan pesan pendengaran ke korteks serebri).

D. BIOLISTRIK PADA HIDUNG


Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar
atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Di dalam hidung kita terdapat banyak
sel kemoreseptor untuk mengenali bau.

EPITEL OLFACTORIUS
◦ Reseptor epitel berlapis semu pada concha nasal dan septum
◦ Filaments from OE protrude through the Cribriform Plate
◦ N –I mulai dari bulbus olfactorius, ke korteks olfactorius cerebrum

8
E. BIOLISTRIK PADA LIDAH
Chemoreceptors pada taste buds :
Terutama pada papillae lidah
 Circumvalatte, fungi form
 Masing-masing punya dua sel gustatorius
Manis, asam, pahit, asin, bitter, umami
CN VII and IX to medulla oblongata

Ketika kita makan, bahan kimia dari makanan memasuki papilla dan
mencapai selera. Zat kimia ini menstimulasi sel sel khusus gustatory di dalam
indera pengecap, mengaktifkan reseptor syaraf. Reseptor mengirimkan sinyal
ke serat saraf wajah, glossopharyngeal, dan vagus. Saraf-saraf itu membawa
sinyal ke medulla oblongata, yang meneruskannya ke thalamus dan korteks
otak pada otak.

9
F. BIOLISTRIK PADA KULIT
Kebanyakan sensor dari Reseptor indera peraba (kulit) terdapat di dermis.
 Sel merkel di stratum germinativum, sebagai ujung saraf bebas (free
nerve endings).
 Sensasi cutaneus ex. Sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri
 Untuk tiap senasi ada tipe2 reseptor yang khusus yang dengan struktur
akan mndeteksi perubahan perbagian. free nerve endings.
 Untuk sensai rabaan dan tekanan  reseptornya disebut encapsulated
nerve endings,(ada selubung saraf pada ujung saraf bebas.

Sentuhan terdiri dari beberapa sensasi berbeda yang dikomunikasikan ke otak


melalui neuron khusus di kulit. Tekanan, suhu, sentuhan ringan, getaran, rasa
sakit dan sensasi lainnya adalah bagian dari indera sentuhan dan semuanya
dikaitkan dengan reseptor yang berbeda di kulit.
Ketika reseptor mendeteksi perubahan kirim impuls ke otak
Interpretasi impuls dengan sensasi tertentu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di paper dapat di simpulkan,biolistrik adalah listrik
yang terdapat pada makhluk hidup ,tegangan listrik pada tubuh berbeda
dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada
tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.Kelistrikan
dan kemagnetan dalam tubuh sangat berpengaruh pada system saraf. Sistem
saraf dalam tubuh mempunyai listrik.Pada system saraf pusat dan system saraf
otonom.Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada system sensorik
yang di akibatkan aliaran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh.

3.2. Saran
Diperlukan lebih banyak sumber materi untuk melengkapi data – data
yang masih kurang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 1996. Biology 4th ed. Singapore : Addison Wesley Longman.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta:Penerbit Erlangga.
https://www.visiblebody.com/learn/nervous/five-sen

12

Anda mungkin juga menyukai