Anda di halaman 1dari 17

KONSEP BIOLISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

1. Dian Pebrianti
2. Yunita Fatmawati
3. Dedi Hendrayadi
4. Jui Satiawan

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN


(UNIQHBA)
LOMBOK TENGAH
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, Yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayahnya-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “Konsep Biolistrik Pada
Tubuh Manusia”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan
kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
Makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah tentang “Konsep Biolistrik


Pada Tubuh Manusia” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….... ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...... 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….... 2

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 3


2.1 Pengertian Biolistrik.. ……………………………………………………………….. 3

2.2 Perbedaan Atom dan Ion …………………...…………………………………............ 4

2.3 Muatan Listrik ……..………………………………………………………………… 5


2.4 Potensial Listrik………………………………………………………………….….... 5
2.5 Arus Listrik…………………………………………………………………………… 6
2.1 2.6 Penghantaran implus di dalam Tubuh………………………………………………… 7
2.2 2.7. Transmisi Sinapsis……………………………………………………………………. 8
2.3 2.7.1 Potensial End Plate……………………………………………………………... 9
2.7.2 Pembentukan (Excitarory Post Synaptic Potensial/ EPSP)…………………….. 11
2.7.3 Inhibitory Post synaptic Potensial (IPSP)………………………………………. 12
BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………………. 13
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………... 13

3.2 Saran………………………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron- elektron yang
keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanyarangsangan penginderaan.
Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam
otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh
anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini,
yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan
gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate),
dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses
respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial
listrik yang merupakanlapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan
negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat
menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang padapermukaan air.
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno.
Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batuamber digosok, batu tersebut akan
menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam
bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan
listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut
dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang
mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang
dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai
organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda.

1
Kerja Otot,otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting
pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral,
menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai.
Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-
fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses
elektrokimiawi tertentu.
Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyallistrik dalam
tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial
listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian biolistrik ?
2. Bagaimana perbedaan atom dan ion ?
3. Apa saja muatan listrik di dalam tubuh ?
4. Apa yang dimaksud dengan potensial listrik?
5. Sebutkan jenis-jenis arus listrik?
6. Apa saja penghantaran impuls di dalam tubuh ?
7. Bagaimana mekanisme transmisi sinapsis?

1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari biolistrik
2. Unduk dapat mengetahui perbedaan atom dan ion
3. Untuk dapat mengetahui muatan listrik yang terdapat di dalam tubuh
4. Untuk dapat mengetahui potensial listrik
5. Untuk dapat mengetahui jenis arus listrik
6. Untuk dapat mengetahui penghantaran impuls di dalam tubuh
7. Untuk dapat mengetahui mekanisme transmisi sinapsis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biolistrik


Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries
yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer
neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain.
Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa
elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung
(Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG,
aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu.
Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak
dan kelainan otak lainya.
Gaya tarik listrik sudah diamatai pada zaman yunani kuno. Kelistrikan memegang
peranan penting dalam hal kesehatan. Listrik yang ada di tubuh kita disebut biolistrik atau
sering diartikan sebagai listrik yang ada dalam tubuh makhluk hidup, yang mana berasal dari
kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik. Pada dasarnya semua fungsi dan aktivitas
tubuh banyak melibatkan listrik. Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi
tubuh. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
dalamtubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada
ekstrasel lebih banyak ion Na dan Cl2 sedangkan intra sel terdapat ion h dan anion protein.
Beberapa penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan biolistrik :
1. Pada tahun 1780, Luigi Galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.
2. Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya dan
asistennya.
3
3. Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada jaringan akibat
aliran frekuensi tinggi.

2.2 Atom Dan Ion


1. Atom
Tubuh, layaknya semua materi lain terdiri dari atom. Atom merupakan susunan
materi pembangun. Walaupun awalnya ketika atom berarti suatu partikel yang tidak
dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil. Dalam terminologi ilmu
pengetahuan modern, atom tersusun atas berbagai partikel sub-atom. Partikel-partikel
penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak
mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.
Dari kesemua partikel sub-atom ini, elektron adalah yang palin ringan dengan masa
elektron sebesar 9,11 × 10-31 kg dan mempunyai muatan negatif .1 Ukuran elektron
sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur ukurannya. Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat
daripada elektron (1,6726 × 10-27 kg).2 Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa
bebas 1.839 kali masa elektron atau (1,6929 × 10-27 kg).
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut
nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini
disebut sebagai isotop.

2. ION
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan
negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron disebut Anion. Disebut anion karena
ion tersebut tertarik menuju anoda.4 Ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau
lebih elektron, disebut kation , karena tertarik ke katoda.5 Proses pembemtukan ion
disebut ionisasi. Ion juga merupakan pembawa muatan sehingga mampu
menghantarkan listrik. Hal itulah yang menyebabkan tubuh kita tersengat listrik. Karena
arus listrik yang dihantarkan oleh tubuh kita jauh lebih besar daripada arus listrik yang
kita perlukan untuk menjalankan fungsi normal tubuh di jantung.

4
5

2.3 Muatan Listrik


Muatan Listrik (Q) adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb yang merupakan 6.24 × 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar
dimiliki oleh suatu materi, baik berupa proton (muatan positif) maupun elektron
(muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika
atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron, akan
bermuatan negatif. Besarnya muatan suatu atom/materi bergantung pada jumlah
proton dan atau elektron.7 Oleh karena itu, muatan materi/atom merupakan
kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama
dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral
atau tak bermuatan). Muatan listrik dalam tubuh dibagi menjadi 2:
1. Muatan listrik negatif terdapat di permukaan dalam membran.
2. Muatan listrik negatif terdapat di permukaan luar membran.

2.4 Potensial Listrik


Potensial listrik dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk
memindahkan muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat tak terhingga ke suatu
titik tertentu. Potensial listrik dapat pula diartikan sebagai energi potensial listrik
per satuan muatan penguji. Rumusnya yaitu:
Keterangan :
V : potensial listrik (Volt)
Q : muatan listrik (C)
W :usaha (J)
Potensial listrik dalam tubuh sering disebut sebagai potensial saraf. Di
permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda potensial listrik (voltase)
akibat muatan negatif neto di permukaan dalam membran dan muatan positif neto
di permukaan luar. Muatan neto adalah hasil dari interaksi rumit antara ion-ion
negatif dan positif.

5
2.5 Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik dari satu
titik ke titik lain dalam suatu rangkaian dalam setiap waktu . Arus listrik juga terjadi
akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik.
Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar
pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam
internasional yaitu A (ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik
ditulis dalam simbol I (current). Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (μ A) seperti di dalam
jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif,
atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial tinggi menuju
potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yakni :
a) Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik
berpotensial tinggi menuju titik berpotensial rendah.
b) Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara
berubah-ubah mengikuti garis waktu.
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya
muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik adalah suatu kecepatan aliran muatan
listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik ialah jumlah
muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu.
Hambatan Listrik
Hambatan listrik suatu objek tindakan oposisi terhadap bagian dari sebuah
arus listrik .Sebuah objek penampang seragam memiliki resistensi yang
proporsional kepada pertahanan dan berbanding terbalik dengan cross-sectional
daerahnya. Semua bahan menunjukkan perlawanan beberapa, kecuali
untuk superkonduktor , yang memiliki ketahanan dari nol.

6
2.6 Penghantaran implus di dalam Tubuh
Penghantaran impuls di dalam tubuh di bagi menjadi 2, yaitu
a) Penghantaran impuls melalui saraf
Saraf dapat dilalui impuls karena memiliki muatan listrik yaitu
bermuatan positif pada permukaan luarnya dan bermuatan negatif pada bagian
dalamnya (polarisasi). Keadaan depolarisasi terjadi apabila saraf mendapat
rangsangan sehingga terjadi perubahan muatan. Perbedaan muatan pada bagian
yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik
sehingga impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls
terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan mengalami fase istirahat
sehingga tidak dapat menghantarkan impuls.
b) Penghantaran impuls melalui sinapsis
Impuls yang tiba diujung akson setelah melewati akson akan diteruskan
ke sel saraf lain melalui sinapsis. Untuk mencapai neuron selanjutnya, vesikula
sinapsis akan melepaskan neurotransmitter yang digunakan untuk
menyeberangkan impuls dari neuron pre-sinapsis menuju neuron post-sinapsis.
Setelah impuls berpindah, maka neurotransmitter yang berada pada celah
sinapsis akan diserap kembali vesikula sinapsis untuk disimpan dan akan
digunakan kembali dalam proses penghantaran impuls selanjutnya.
Penerapan penghantaran impuls yang dapat dilakukan seorang perawat
adalah dengan pemberian terapi panas dan dingin (es) pada pasien nyeri. Terapi
es yang diberikan pada pasien nyeri dapat melemahkan sensitivitas reseptor
nyeri dengan cara menurunkan prostaglandin sehingga dapat menimbulkan
efek anestesi. Sedangkan penggunaan terapi panas dapat meningkatkan aliran
darah yang dapat menurunkan tingkat nyeri sehingga mempercepat proses
penyembuhan. Untuk mengalihkan rasa nyeri juga dapat dilakukan dengan
melatih ekstremitas alat gerak sehingga rasa nyeri dapat berangsur hilang.

2.7 Transmisi Sinapsis


Neuron berkomunikasi melalui sinapsis dan perantaranya adalah substansi
kimia yang dilepaskan oleh terminal button. Substansi kimia ini disebut dengan
substansi transmitter atau neurotransmitter yang berdifusi diantara celah terminal
button dengan membran dari neuron penerima. Macam substansi transmitter ini

7
akan menentukan efek pembangkitan (excitatory) atau efek penghambatan
(inhibitory).
Mekanisme Transmisi Sinapsis
Transmisi sinapsis berlangsung melalui dua macam proses transmisi
neurokimia yang berbeda satu sarna lain, yaitu small-molecule neurotransmitters
dan large-molecule neurotransmitters.
a) Small-Molecule Neurotransmitters. Proses ini dimulai dengan berkumpulnya
substansi kimia didalam cisterna yang akan disimpan didekat membran
presinapsis (membran presinapsis kaya akan kelenjar-kelenjar yang
mengandung kalsium. Bilamendapat stimulasi dari potensial aksi,saluran
kalsium tadi akan terbuka dan ion Ca++ akan masuk kedalam button.
MasuknyaCa++ akan mendorong pembuluh sinapsis untuk melakukan kontak
dengan membran presinapsis dan melepaskan isinya kedalam celah sinapsis
.Proses itu disebut denganexocytosi yang berlangsung pada setiap kalistimulasi
dari potensial aksi terjadi langsung menyampaikan pesan kepada reseptor
postsinapsis yang ada disekitarnya (lokal).
b) Large-molecule Neurotransmitters. Prosesexocytosis juga terjadi, namun untuk
largemolecule neurotransmitter, substansi kimia yang dibutuhkan akan
berkumpul dalam badan goigi dan dialirkan ke buttons melalui microtubules.
Proses exocytosisnya tetap sarna, namun bilasmall-molecule berlangsung pada
setiap kali terjadi stimulasi; proses exocytosis large-molecule akan
berlangsung secara bertahap. Large-molecule umumnya juga tidak dilepaskan
pada celah sinapsis, namun dilepaskan pada cairan ekstrasel dan pembuluh
darah.
Oleh karena itu proseslarge-molecule ini biasanya terjadi pada reseptor
yang letaknya jauh dari proses exocytosis dan pengaruh yang disebarkan juga
tidak terbatas pada neuron yang ada disekitarnya tetapi juga neuron-neuron
yang letaknya berjauhan. Olehkarena itu proseslarge-molecule
neurotansmitter umumnya lebih berfungsi sebagai neuromodulator.
Proseslarge-molecule diperlancar dengan bantuanproses-proses
smallmolecule sebagai second messenger/penyampai pesan sekunder).

8
Neuromodulator memiliki peranan yang besar dalam mengkontrol emosi dan
motivasi.
Kenyataan bahwa transmisi pada sebagian besar sinaps bersifat
kimiawi, merupakan hal yang penting di bidang fisiologi dan farmakologi.
Ujung-ujung saraf dinamakan transduser biologis yang mengubah energi listrik
menjadi energi kimiawi. Secara umum, proses pengubahan energi ini meliputi
proses sintesis zat-zat transmiter, penyimpanannya di vesikel-vesikel sinaptik
dan pelepasannya oleh implus saraf, ke dalam celah sinaptik. Transmiter yang
dilepaskan ini kemudian bekerja pada reseptor yang sesuai di membran sel
postsinaptik dan dengan cepat disingkirkan celah sinaptik melaui proses difusi,
metabolisme, dan pada bebrapa keadaan, dikembalikan ke neuron presinaptik.
Seluruh proses ini, proses-proses pasca reseptor di neuron
postsinaptik, dikendalikan oleh berbagai faktor fisiologis dan setidaknya
secara teori dapat dipengaruhi obat-obatan. Karena itu para ahli farmakologi
seyogyanya dapat membuat obat-obatan yang tidak hanya dapat mengatur
kegiatan motorik sematik maupun viseral, tetapi juga mengatur emosi,
perilaku, serta semua fungsi otak yang kompleks.

2.7.1 Potensial End Plate


Di dalam suatu sel saraf terdapat unit motor. Unit motor adalah
motoneuron bersama dengan akson dan seluruh serabut otot
dinervasinya. Pada saat sebuah motoneuron beraksi, seluruh serabut
otot yang dinervasinya berkontraksi.
Karena satu motoneuron mungkin menginervasi dari sangat
sedikit sampai seribu atau lebih serabut otot, maka ukuran unit motor
sangat bervariasi.
Unit motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang kecil,
misalnya otot ekstraokuar dan otot tangan. Demikian juga, unit motor
yang kecil terdapat pada otot-otot yang melakkan berbagai gerak yang
halus , misalnya terdapat pada m.tibialis anterior, m. Gastrocnemius.
Serabut saraf yang kecil umumnya juga berdiameter lebih kecil
dibandingkan unit yang besar. Satu serabut saraf dapat menginervasi

9
banyak serabut otot karena akson mempunyai banyak cabang. Serabut
otot yang berasal dari satu unit motor tersebar merata di otot.
Ujung cabang-cabang motoneuron bersama dengan membran
otot yang dinervasinya membentuk motor –end plate (junctio
neuromuscularis), terdiri atas dua bagian, yaitu saraf dan otot yang
saling dipisahkan oleh celah. Jadi motor end plate ini dalam beberapa
hal mirip sinapsis di sistem saraf sentral. Bagian ini mengandung
beberapa nuklei dan banyak mitokondria serta miofibril. Bagian otot
dilengkapi dengan sejumlah benjolan seperti buah anggur, sangat mirip
benik terminal. Setiap benjolan “melesak” ke dalam serabut otot dan
mengandung vesikel sinapsis dan mitokondria.
Telah diketahui bahwa substransi transmiter di end plate adalah
asetilkolin. Ia masuk ke dalam celah, berikatan dengan membran otot,
dan mengakibatkan perubahan permiabilitas membran tersebut. Satu
impuls saraf menghasilkan suatu potensial end plate, dan apabila
potensial ini mencapai ambang maka terjadilah potensial aksi yang
disebarkan ke sepanjang serabut otot dan menimbulkan kontraksi.
Asetilkolin yang dilepaskan pada saat datangnya aksi potensial saraf
akan segera dipecah oleh asetilkoliesterase. Transmisi impuls di junctio
neuromuscularis dapat dipengaruhi melalui berbagai cara. Curare,
misalnya, mengurangi potensial end plate, dengan demikian mencegah
timbulnya potensial aksi akibatnya terjadi paralisis otot.
Kerusakan yang terjadi pada miastenia gravis adalah kerusakn
pada transmisi di end plate. Potensial yang direkam pada EMG adalah
aksi potensial serabut otot tersebut diatas. Apabila serabut saraf
dipotong, maka motor endplate dan serabut saraf mengalami
degenerasi. Pada umumnya satu serabut otot diinervasi oleh satu akson
dan mempunyai satu motor end plate. Setelah lahir ukuran motor unit
mengecil, mungkin karena pada mulanya satu serabut otot diinervasi
oleh lebih dari satu motoneuron. Setelah tercapai bentuk dewasa yaitu
satu serabut otot diinervasi oleh satu motoneuron, maka ukuran unit
motor menjadi konstan.

10
2.7.2 Pembentukan (Excitarory Post Synaptic Potensial/ EPSP)
Suatu sinaps adalah persambungan diantara neuron. Neuron
yang mentransmisikan informasi adalah neuron prasinaps; neuron yang
berada di luar sinaps merupakan neuron pasca sinaps. Sinaps listrik
memungkinkan ion mengalir langsung dari satu neuron ke yang lain
Sinaps kimia adalah situs pelepasan dan pengikatan neurotransmiter.
Bila impuls mencapai ujung (terminal) aksonal prasinaps, saluran Ca2+
terbuka, dan Ca2+ memasuki sel dan memperantarai pelepasan
neurotransmiter.
Neurotransmitter kemudian berdifusi melintasi celah sinaps dan
berikatan dengan reseptor pascasinaps, yang akan menyebabkan
terbukanya saluran ion. Setelah berikatan, neurotransmiter dilepaskan
dari sinaps dengan pemecahan enzimatik atau pengambilan kembali
(reuptake) ke terminal prasinaps atau astrosit. Pengikatan
neurotransmiter pada sinaps kimia eksitasi menyebabkan depolarisasi
bertahap yang disebut EPSP, yang menyebabkan terbukanya saluran
ion dan memungkinkan lewatnya Na + dan K + secara simultan.
Neurotransmiter yang berikatan pada sinaps kimia inhibisi
menyebabkan hiperpolarisasi yang disebut IPSP, yang menyebabkan
terbukanya gerbang K + atau Cl - atau keduanya.

2.7.3 Inhibitory Post synaptic Potensial (IPSP)


EPSP dihasilkan oleh perangsangan jenis rangsangan, tetapi
perangsangan oleh beberapa rangsangan lain menghasilkan
hiperpolarisasi. Seperti, EPSP, hiperpolarisasi mencapai puncaknya 1-
1,5 mdet setelah perangsangan dan menurun secara eksponensial
dengan konstanta waktu (waktu untuk penurunan potensial sampai 1/e,
atau ½, 718 dari maksimum) sebesar sekitar 3 mdet. Selama
berlangsungnya potensial hiperpolarisasi ini, kepekaan neuron terhadap
rangsangan lain, menurun, sehingga dinamakan potensial inhibis
postinaptik (IPSP). Terjadi penjumlahan IPSP, yang tampak dari
bertambah besarnya respons saat kekuatan rangkaian rangsang inhibisi

11
aferen meningkat. Juga terjadi penjumlahan waktu. Jenis inhibisi ini
dinamakan inhibisi postsinaptik atau inhibisi langsung.
Inhibisi di SSP dapat berupa inhibisi postsinaptik atau
perisinaptik. Inhibisi postsinaptik selama berlangsungnya IPSP
dinamakan inhibisi langsung, karena bukan merupakan akibat dari lepas
muatan yang terjadi sebelumnya di neuron postsinaptik. Berbagai
bentuk inhibisi tidak langsung, yaitu inhibisi yang disebabkan oleh efek
lepas muatan yang terjadi sebelumnya di neuron postsinaptik, juga
terjadi. Misalnya post sinaptik dapat bersifat refrakter terhadap
perangsangan, karena baru saja mencetuskan potensial aksi dan sedang
dalam masa refrakternya. Selama berlangsungnya hiperpolarisasi
ikutan, sel juga kurang dapat dirangsang. Pada neuron spinal, terutama
setelah cetusan potensial aksi berulang, amplitudo hiperpolarisasi
ikutan ini dapat besar dan lama.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpula
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi
yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kelistrikan
pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam
tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada
ekstrasel lebih banyak ion Na dan Cl2 sedangkan intra sel terdapat ion h dan
anion protein.

3.2 Saran
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya
masih jauhdariharapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang
membangunserta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/CahayaZTC64/biolistrik
http://nurse-yusnil.blogspot.com/2014/12/biolistrik.html
http://hasmadewi11.blogspot.com/2013/03/kelistrikan-dan-kemagnetan-dalam-medis.html

14

Anda mungkin juga menyukai