Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIO LISTRIK DAN MAGNET


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Adelia dinda
2. Adelia nur
3. Adinda namira
4. Adinda putri
5. Agni bilqis salsabila
6. Roshinta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat Nya
kepada kam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Bio Listrik dan Magnet” ini
dengan beberapa materi pembahasan sebagaimana yang telah ditentukan.Kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan ringkasan ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran IKD
1 (Fisika)Yang terhormat bapakSupiyanto, S.Pd.,MM.,,M.Pddimana atas bimbingan beliau
kami dapat menyelesaikan ringkasan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
ringkasan ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga ringkasan ini dapat memberikan manfaat serta
referensi pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.

  Cimahi, september 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................   1
A. Latar Belakang.............................................................................. ................................1
B. Rumusan  Masalah........................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................   2
A. .................................................................................................................................2
B. .................................................................................................................................2
a) ...........................................................................................................................2
b) ............................................................................................................................3
C. .................................................................................................................................3
D. .................................................................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................5
B. Saran..............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................6
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries
yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer
neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain.
Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda
pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG)
diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor
dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan
dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertan biolistrik
2. Apa hukum biolistrik
3. Apa saja macam macam gelombang arus listrik
4. Apa itu kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh
5. Bagaimana manfaat listrik dalam keperawatan

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang pengertian biolistrik
2. Mengetahui apa itu hokum ohm
3. Mengetahui apa saja macam gelombang arus listrik
4. Mengetahui apa itu kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh
5. Mengetahui apa saja manfaat listrik dalam tubuh
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan
air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti
untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk
mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.

2.2 Hukum biolistrik

Ada beberapa rumus atau hokum yang berkatan dengan biolistrik antara lain.

1. Hokum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati,, berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.
Hukum ini dapat dinyatakan dalam rumus
Keterangan : R = Dalam Ohm

I= Arus (Ampere)

V= Tegangan (Volt)

2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu
akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H (joule)=V.I.T
3
Keterangan : V = Tegangan dalam voltage
I = Arus dalam Ampere
T = Waktu dalam detik
J = Joule = 0,239 Kal

2.3 Macam-macam gelombang arus listrik

1. Arus bolak-balik/sinusoidal

2. Arus setengah gelombang ( telah diserahkan )

3. Arus searah penuh tapi masih mengandung ripple/desir

4. Arus searah murni

5. Faradik

6. Surged Faradic/Sentakan sinusoidal

7. Surged Sinusoidal/sentakan sinusoidal

8. Galvanik yang interruptus

9. Arus gigi gergaji

2.4 Kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh

1. System saraf dan neuron

System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu :

a. Sistem saraf pusat

Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat
saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf affren,
sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla sppinalis ke otot
serta kelenjar disebut saraf efferent.
b. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung usus, dan kelenjar-
kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah system saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh system saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motoric yang mengatur kegiatan organ-organ
dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos, system
pencernaan,otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, system saraf otonom
dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memilki
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang
belakang, sehingga memiliki serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang menuju ganglion
dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik
berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar diseluruh tubuh.

c.Kelistrikan saraf

Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam 3
bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop electron, serat
saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Saraf
bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin
menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang
yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter 1 mm)
mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10 um mempunyai
100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul ke
simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak adanya
proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pda di dalam
sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar sel. Apabila potensial
diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam
keadaan polarisasi, dengan potensial membrane istirahat -90 m Volt.
d. Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk
merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi kesegala jurusan sel
membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel membrane
disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase:
1. Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
2. Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter
absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus/rangsangan yang
kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru.

Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel membran tersebut
telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi setelah mencapai
ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan
berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya datang rangsangan.

e. Kelistrikan pada sinapsis dan neuron


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun neuromyal
junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat
dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane
otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan
tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi
repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi.

f. Isyarat Magnet Jantung dan Otak


Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar
jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami depolarisasi dan
repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram.

Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang
yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector
yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja
pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau
arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
g. Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh.
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi
rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan
frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”. Pada 1950
sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk
keperluan diathermi dan pemakain radar.

h. Harga efektif arus dan potensial listrik


Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika beda potensial antara
dua titik. Oleh karena itu pada tahun 1826 Georg Simon Ohm menyelidiki hubungan arus dan
potensial listrik, beda potensial sebanding dengan kuat arus dan berbanding balik dengan
hambatan penghantar .
Hukum Ohm :
V=RxI
V = beda potensial = Volt (v)
R = hambatan = Ohm (Ω)
I = kuat arus = ampere (A)

Hambatan listrik hasil bagi antara beda potensial antara ujung – ujung penghantar
dan kuat arus yang melaluinya hambatan listrik diberi satuan Ohm (Ω). Hambatan = beda
potensial : R = V/I V = I x R. Kuat arus Segitiga rumus tegangan atau hukum Ohm
1 kilo Ohm = 1000 Ohm
1 mega ohm = 1.000.000 Ohm

Hambatan listrik dapat diukur secara langsung dengan menggunakan Multi Meter /
Avometer.

1. Sistem saraf

Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke
Medulla spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi
dari otak atau medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut
saraf Efferen Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan
kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun neuromyal
junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat
dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane
otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan
tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi
repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami reaksi.
2. Isarat jantung ke otak

Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar
jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami depolarisasi dan
repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram.

Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang
yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector
yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja
pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau
arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:

a. Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG.

b. Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus
searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet berkisar 1
x 10 pangkat -13 T.

Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada
tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada
tegangan 80 Volt (R) sama.
1. Basah atau tidaknya kulit penderita
2. Basah tidaknya lantai
3. dari sudut parameter-paraameter lainya:
a. Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c. Duration
d. Berat Badan
e. Jalan yang ditempuh arus
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.
Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem
saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia dan merupakan fenomena sel.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.

 Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris. Dalam biolistrik terdapat beberapa hukum, yaitu Hukum Joule
dan Hukum Ohm. Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh tebagi menjadi 9,
yaitu:
1.      Sistem Syaraf dan Neuron 
2.      Kelistrikan Saraf 
3.      Perambata Potensial Aksi
4.      Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
5.      Kelistrikan Otot Jantung
6.      Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
7.      Elektroda
8.      Isyarat Listrik Tubuh
9.      Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung

Anda mungkin juga menyukai