Disusun oleh :
Febriman Zendrato
15100025
Dosen Pengampu :
Mariana Br Surbakti, M.Si
Febriman Zendrato
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Biolistrik
2. Rumus atau Hukum dalam Biolistrik
3. Macam-Macam Gelombang Arus Listrik
4. Kelistrikan dan Kemagnetan dalam Tubuh
5. Isyarat Magnet Jantung dan Otak
6. Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
7. Magnetik Blood Flow Water
8. Syok Listrik
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Biolistrik
2. Mengetahui Rumus atau Hukum dalam Biolistrik
3. Mengetahui Macam-Macam Gelombang Arus Listrik
4. Mengetahui Kelistrikan dan Kemagnetan dalam Tubuh
5. Mengetahui Isyarat Magnet Jantung dan Otak
6. Mengetahui Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
7. Mengetahui Magnetik Blood Flow Water
8. Mengetahui Syok Listrik
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu
akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑉.𝐼.𝑇
𝐻 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒) = 3
6
serta tulang vertebralis (columna vertebralis). Berat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang
efektif.
Struktur dasar dari sistem saraf disebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi
menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.
b. Kelistrikan Saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam 3 bagian
yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf
dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin
banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun
apabila melewati serat saraf yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang
sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter 1 mm)
mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10 µm mempunyai
100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul ke
simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses
konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pada di dalam sel, di
dalam sel akan lebih negatif dibandingkan dengan di luar sel.
Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membran sel
ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membran istirahat -90 m Volt.
7
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter
absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus/rangsangan yang
kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru.
Sel membrane setelah mencapai potensial membran istirahat, sel membran tersebut
telah siap untuk menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi setelah mencapai
ujung dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan berhenti
dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya datang rangsangan.
1 T = 104 Gauss
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang yang
terlindung dan sangat peka terhadap detektor medan magnet (magnetometer). Detektor yang
dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja pada
suhu 5 K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-
balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
1) Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG.
Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi kode B, D, F,
8
H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai
dengan angka (1, 3, 5, 9).
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh karena
dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang mengenai otot dan saraf.
Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan
pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.
2) Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus
searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada ritme α, medan magnet berkisar 1 x 10-
13
T.
10
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri dikenal
dengan nama “Electric Convultion Teraphy”
Hukum-Hukum Biolistrik
a. Besaran Pokok
Medan Listrik
Medan listrik merupakan ruangan disekitar benda bermuatan listrik yang mengalami
gaya tarik atau tolak.
Jika suatu benda yang bermuatan listrik diletakan di suatu ruangan, maka ruangan
tersebut terdapat medan listrik. Jika benda lain yang bermuatan listrik di ruangan tersebut
maka kedua benda akan mengalami gaya.
Gaya Tolak
P
Q Gaya Tarik
Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita defenisikan sebagai
besar gaya coloumb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan
uji.
𝐹
𝐸= E = Kuat Medan Listrik (N/C)
𝑄𝑜
12
Arus listrik
Muatan listrik adalah sejumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampung kawat
dalam setiap sekon ketika arus satu ampere melalui kawat itu. Hubungan muatan elementer p
dengan coloumb adalah
1 p = 1,60 x 10-19C
Sifat-sifat muatan listrik :
a. Muatan listrik digolongkan menjadi 2 jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif.
b. Muatan listrik sejenis tolak-menolak dan muatan listrik tak sejenis tarik-menarik.
Potensial Listrik
Potensial listrik adalah perubahan energi potensial persatuan muatan ketika sebuah
muatan diuji dipindahkan diantara dua titik.
Untuk mengatur potensial listrik digunakan alat ukur voltmeter. Voltmeter harus
dipasang paralel dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur beda potensial
atau tegangannya.
𝑄
𝑉=𝑘
𝑟
V = Potensial listrik (Joule)
k = Tetapan (9 x 109 Nm2/C2)
q = Muatan listrik (C)
r = Jarak antara dua muatan (m)
Daya Listrik
Daya listrik adalah kecepatan melakukan usaha/kerja persatuan waktu.
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑊
𝐷𝑎𝑦𝑎 = → 𝑃=
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
P = Daya (watt)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)
13
b. Harga efektif arus dan potensial listrik
Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika ada beda potensial antara
dua titik. Oleh karena itu pada tahun 1826 George Simon Ohm menyelidiki hubungan arus
dan potensial listrik, beda potensial sebanding dengan kuat arus dan berbanding balik dengan
hambatan penghantar .
Hukum Ohm :
𝑉 = 𝐼𝑅
V = Beda potensial (v)
R = Hambatan (Ω)
I = Kuat arus (A)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Electricity dalam biofisika adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan
listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga.
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.
Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem
saraf di dalam tubuh mempunyai listrik.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/24110660?extension=doc&ft=15229289
04<=1522932514&user_id=307702731&uahk=ovx9hKNYd_VXi3G8Z43e_pEjdBs
https://www.convertworld.com/id/medan-magnet/tesla.html
https://www.slideshare.net/aalhardian/makalah-biolistrik
16