Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

JARINGAN OTOT POLOS (NORMAL)

Dosen Pengampu :
Dr. dr. Masrifan Djamil, MPH., M.Kes (MMR)

Disusun oleh :
1. Febrian Dwi Hastantyo (P1337434116008)
2. Devi Mutiara Devi (P1337434116016)
3. Dwi Metha Sari (P1337434116020)
4. Shinta Restiana (P1337434116029)
5. Mircha Restiana Elen (P1337434116030)

D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Sitohistoteknologi “Jaringan Otot Polos (Normal)” ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sitohistoteknologi pada
jurusan Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Semarang.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh kerena
itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 7 oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................. ............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................... 2
D. MANFAAT............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JARINGAN OTOT…………………………………...... 3
B. PENGERTIAN OTOT POLOS……………………………..................... 3
C. CIRI-CIRI OTOT POLOS......................................................................... 4
D. TIPE PERSARAFAN................................................................................ 4
E. STRUKTUR OTOT POLOS…………………………............................. 5
F. STRUKTUR HALUS SEL OTOT POLOS............................................... 6
G. KONTRAKSI OTOT POLOS.................................................................... 7
KESIMPULAN............................................................................................... 9
SARAN............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang
fungsional. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan bahan
antar sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur serta aktivitas sel
merupakan dasar dari histologi.
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ
satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan
yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dan
system syaraf.
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Oleh karena itu bentuk selnya
memanjang. Berbeda dengan jaringan dasar yang lain, jaringan otot yang termasuk
kategori ke-3 dari jaringan dasar terdiri atas susunan sel-sel yang panjang tanpa
komponen lain. Agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek, sel otot
memiliki struktur filamen dalam sitoplasmanya.
Pada hewan menyusui dibedakan 3 jenis otot berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu : otot polos, otot seran lintang dan otot jantung.

A. Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut jaringan otot?
2. Apa yang disebut jaringan otot polos?
3. Apa sajakah ciri-ciri dari otot polos?
4. Apa sajakah tipe-tipe persarafan?
5. Bagaimana struktur otot polos pada setiap jenisnya?
6. Bagaimana struktur halus sel otot polos?
7. Bagaimana kontraksi kerja otot polos?

1
B. Tujuan
1. Mengetahui apa yang disebut jaringan otot
2. Mengetahui apa yang disebut jaringan otot polos
3. Mengetahui apa sajakah ciri-ciri dari otot polos
4. Mengetahui struktur otot polos pada setiap jenisnya
5. Mengetahui apa sajakah tipe-tipe persarafan
6. Mengetahui bagaimana struktur halus sel otot polos
7. Mengetahui kontraksi kerja otot polos

C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, yakni agar kita lebih mengetahui apakah yang
dimaksud dengan jaringan otot khususnya otot polos, serta sebagai media
pembelajaran bagi yang ingin mengetahui tentang jaringan otot.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Otot


Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya (Subowo, 2002). Otot sebagai
jaringan dibina atas sel-sel yang berfungsi untuk pergerakan suatu alat atau bagian
tubuh (Yatom, 1990).

B. Pengertian Otot Polos


Otot polos adalah otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh
darah, bekerja dengan pengaturan dari sistem syaraf tak sadar atau saraf otonom. Otot
polos dibentuk oleh sel-sel otot yang terbentuk dari gelendong dengan kedua ujung
meruncing, serta mempunyai satu inti tunggal,otot ini berfungsi untuk memberikan
gerakan yang diluar kemauan kita(bersifat involunter/gerak tidak sadar).

C. Ciri-ciri Otot Polos

Jenis otot ini didapatkan terutama pada alat-alat dalam sebagai komponen
dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran keluar kelenjar, pembuluh
darah, saluran dan kandung kemih, dinding uterus dan lain-lainnya. Sel-sel otot polos
dapat tersusun tersebar atau membentuk berkas memanjang atau lembaran, sel-selnya
tersusun rapat dengan cara ujung-ujung runcing sel akan menimpa pada bagian
tebalnya.

3
Sel otot berbentuk sebagai gelendong atau kumparan dengan bagian yang
menebal (“perut”sel) mengandung inti yang menempati ditengah. Kedua ujungnya
meruncing. Ukuran panjang otot polos berbeda-beda tergantung dari tempat dan
kondisi organ bersangkutan. Ukuran paling kecil yaitu sekitar 15-20 µm sampai
mencapai panjang rata-rata 0,2 mm dengan tebal 6 µm,. Pada dinding rahim yang
sedang mengandung sel-sel otot membesar dan memanjang sampai 0,5 mm.
Inti yang menempati bagian sel yang menebal berbentuk memanjang atau oval,
terletak agak eksentrik. Didalamnya mengandung 2 nukleoli dan khromatin halus.
Pada waktu sel otot memendek (kontraksi), selubung inti berkerut-kerut.
Sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma, didalamnya mengandung sepasang
sentriole. Pada sediaan biasa, misalnya dengan pewarnaan H.E. dalam sitoplasma sel
otot polos tidak tampak adanya struktur filamen yang merupakan komponen penting
untuk kontraksi. Oleh karena sel jenis ini dinamakan sel otot polos. Pada sediaan yang
dipersiapkan dengan asam trikhlor asetat, kadang-kadang dapat dilihat benang-benang
halus yang dinamakan miofibril. Beberapa miofibril tersebut berjalan sejajar
memanjang sumbu selnya. Dengan mikroskop cahaya biasa miofibril tersebut tampak
homogen tetapi dengan mikroskop polarisasi ternyata bersifat membias kembar.
Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber energi.
Seperti halnya sel-sel lainnya, sel otot pun diselubungi oleh membran plasma yang
mempunyai nama khusus sarkolema.
Potongan melintang sel-sel otot yang tersusun sebagai berkas akan
memperlihatkan gambaran susunan bulat-bulat dari berbagai ukuran. Gambaran
demikian sebagai akibat bidang sayatnya akan mengenai kelompok sel-sel otot polos
pada beberapa tempat yang berbeda. Bulatan besar jika bidang sayat mengenai bagian
yang meruncing, maka gambarannya sebagai bulatan kecil tanpa inti.
Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah yang bercabang-cabang
masuk di antara berkas-berkas otot.

D. Tipe Persarafan
Persarafan untuk jaringan otot polos, dibutuhkan untuk memberikan
rangsangan melalui ujung-ujung saraf. Rangsangan saraf diperlukan untuk kontraksi
otot. Berdasarkan cara penghantaran impuls saraf, oleh Bozler dibedakan 2 tipe
persarafan :

4
1. Tipe multi-unit, apabila tiap sel otot polos mendapatkan rangsangan dari ujung-
ujung saraf yang berasal dari sebatang serabut saraf, sehingga setiap sel otot
mendapat impuls dalam waktu bersamaan, akibatnya kontraksi dapat
berlangsung bersamaan. Tipe otot ini misalnya terdapat pada dinding Ductus
deferens.
2. Tipe visceral, dalam seberkas otot, tidak semuanya mendapatkan ujung saraf,
tetapi rangsangan akan diteruskan ke otot-otot yang berdekatan melalui
hubungan yang mirip gap junction

E. Struktur Otot Polos


1. Jenis-Jenis Otot Polos
Otot polos terbagi dua yakni otot polos unit ganda (multi unit) dan otot
polos unit tunggal (single unit), lihat penjelasan dari jenis-jenis otot polos
seperti yang ada dibawah ini..
A. Otot Polos Unit Ganda (Multi Unit)
Otot polos unit ganda adalah otot yang terdiri atas serabut yang berbeda-
beda dan setiap dari serabut-serabut ini bekerja secara tersendiri tampa
saling membantu dengan serabut-serabut pada otot polos lainnya.
Contohnya pada siliaris mata, otot piloerektor dimana otot ini
menyebabkan rambut berdiri ini tidak lain dari rangsangan simpatis
B. Otot Polos Unit Tunggal (Single Unit)
Otot polos unit tunggal adalah otot yang memiliki ratusan sampai jutaan
serabut yang saling berkontraksi dan membrane selnya melekat satu sama
lain pada tempat yang berbeda akibatnya memudahkan serabut dapat
disebarkan ke serabut lainnya.

5
F. Struktur Halus Sel Otot Polos
Dengan pengamatan ME, sarkoplasma didekat inti mengandung sejumlah
mitokhondria halus, mikrotubuli, granular endoplasmic reticulum dan kelompok-
kelompok ribosom bebas. Kompleks Golgi menempati didekat salah satu ujung inti.
Dalam sarkoplasma terdapat berkas-berkas filamen yang membentuk miofibril.
Sangat menarik adanya daerah-daerah yang tampak padat berbentuk sebagai
kumparan yang ditembusi oleh berkas filamen. Bangunan tersebut diduga merupakan
tempat bertumpunya miofibril.
Oleh Dr. Heumann dalam tahun 1970 telah dibuktikan bahwa dalam otot polos
tikus terdapat miofilamen yang tersusun demikian rupa sehingga dapat menyebabkan
kontraksinya. Dalam sitoplasmanya terdapat 2 jenis miofilamen, yaitu miofilamen
halus dengan diameter 60-70 Å yang tersusun dalam berkas yang ukuran besarnya
bermacam-macam. Jenis miofilamen kedua yaitu miofilamen kasar dengan diameter
130 Å yang membentuk berkas juga. Kedua jenis miofilamen tersebut berjalan sejajar
sumbu sel otot polos. Diantara berkas-berkas miofilamin terlihat mitokhondria antara
mifilamen halus dan kasar tersusun demikian rupa sehingga sebagian dari ujung-ujung
menyusup satu sama lain. Susunan demikian sangat penting untuk mekanisme
kontraksi. Pada waktu kontraksi sebenarnya tidak ada komponen fibriler yang
memendek, namun sesuai dengan mekanisme kontraksi pada otot seran lintang ujung-
ujung miofilamen halus bergeser menyusup lebih ke dalam celah-celah antara
miofilamen kasar. Pergeseran itu sendiri sebenarnya merupakan proses biokimiawi.
Hal ini akan dibahas lebih mendalam pada otot seran lintang.
Hubungan susunan antara berkas miofilamen halus dan kasar akan lebih dapat
dipahami apabila dipelajari potongan melintang berkas miofilamen. Disitu tampak
bahwa miofilamen kasar dikelilingi oleh miofilamen halus, demikian juga miofilamen
halus dikelilingi oleh miofilamen kasar.
Apabila dilihat berkas-berkas gabungan miofilamen halus dan miofilamen
kasar maka mereka tidak membentuk pola yang teratur, namun tersebar diseluruh sel.
Kelompok-kelompok berkas tersebut membentuk kesatuan kontraksi yang tidak
teratur. Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan pola yang terdapat pada otot
jenis lain.
Pada pengamatan dengan M.E. sarkolema menunjukkan lekukan ke dalam
yang dinamakan kaveola. Tentang fungsi kaveola belum begitu jelas, ada yang
mengusulkan bahwa kaveola sesuai dengan struktur yang ada pada otot seran lintang

6
yang dinamakan sebagai centrotubule yang berfungsi untuk merambatkan impuls
lebih cepat. Gabungan miofilamen pada pengamatan dengan M.E. ternyata
membentuk miofibril yang tampak pada pengamatan tingkat mikroskop cahaya.
G. Kontraksi Otot Polos

Otot polos tidak mempunyai susunan bergaris filamen aktin dan myosin yang
sama seperti yang dijumpai di otot rangka. Namun teknik mikrografi electron
memberikan kesan adanya susunan fisik, menunjukkan sejumlah besar filamen aktin
yang terlekat pada sesuatu yang disebut badan padat (dense bodies).
Beberapa dari badan ini melekat pada membrane sel, sedangkan yang lainnya
tersebar di dalam sel. Beberapa membrane badan padat dari sel-sel yang berdekatan
terikat bersama-sama oleh jembatan protein antarsel, melalui ikatan inilah kekuatan
kontraksi dijalarkan dari satu sel ke sel berikutnya.
Di antara filament-filamen aktin dalam serabut otot terdapat filament myosin
yang terletak bertebaran. Filamen myosin ini mempunyai diameter dua kali lebih besar
dari filamen aktin. Kebanyakan filament myosin mempunyai sesuatu yang disebut
jembatan silang ‘side-polar’ yang tersusun sehingga jembatan pada satu sisi berayun
ke satu arah dan yang lainnya berayun ke arah sebaliknya.

7
Hal ini menyebabkan myosin menarik filamen aktin ke satu arah pada satu sisi
ketika secara bersamaan menarik filamen aktin yang lain kea rah sebaliknya pada sisi
lain. Keuntungan dari susunan ini menyebabkan otot polos dapat berkontraksi hingga
80% dari panjangnya dibandingkan otot rangka yang kontraksinya terbatas, yaitu
kurang dari 30% panjangnya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Jaringan otot ada tiga
jenis, yaitu otot polos, otot seran lintang dan otot jantung. Otot polos adalah otot
yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan
pengaturan dari sistem syaraf tak sadar atau saraf otonom. Otot polos memiliki
ciri-ciri sel otot berbentuk sebagai gelendong atau kumparan dengan bagian yang
menebal mengandung inti yang menempati ditengah, kedua ujungnya meruncing,
panjang otot polos berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ
bersangkutan, inti yang menempati bagian sel yang menebal berbentuk
memanjang atau oval, terletak agak eksentrik. Didalamnya mengandung 2
nukleoli dan khromatin halus. Pada waktu sel otot memendek (kontraksi),
selubung inti berkerut-kerut. Terdapat dua jenis otot polos, yaitu : Otot Polos Unit
Ganda (Multi Unit) dan Otot Polos Unit Tunggal (Single Unit). Sitoplasma sel
otot disebut sarkoplasma. Berdasarkan cara penghantaran impuls saraf, oleh
Bozler dibedakan 2 tipe persarafan : Tipe multi-unit dan Tipe visceral. Dalam
sitoplasmanya terdapat 2 jenis miofilamen, yaitu miofilamen halus dengan
diameter 60-70 Å yang tersusun dalam berkas yang ukuran besarnya bermacam-
macam. Jenis miofilamen kedua yaitu miofilamen kasar dengan diameter 130 Å
yang membentuk berkas juga. Kedua jenis miofilamen tersebut berjalan sejajar
sumbu sel otot polos.

B. Saran
Saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,saya
harapa kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA
PROF. Subowo, dr. MSc.PhD. 2009. Histologi Umum. Jakarta: Sagung Seto.

Mukasipa. Jaringan Otot. Diposting pada 3 November 2015. Website :


http://debynoviyanti29.blogspot.co.id/2015/06/makalah-histologi.html

Subowo. (2002). Histologi Umum. 1st Ed. Jakarta: Bumi Aksara.

Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi . Bandung: Penerbit Tarsito.

Noviyanti, Debi. Makalah Histologi-Jaringan Otot. Diupload pada 17 Juni


2015.Website : http://debynoviyanti29.blogspot.co.id/2015/06/makalah-
histologi.html

http://www.biologiedukasi.com/2016/03/mekanisme-kontraksi-otot-polos.html

10

Anda mungkin juga menyukai