Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

“HISTOLOGI KELENJAR”
Untuk memenuhi tugas Sitohistoteknologi oleh Dosen Pengampu: Dr. dr Masrifan Djamil MPH,
M Kes (MMR)

Disusun Oleh
Ismiati Khairunissa P1337434116003
Nisfi Dwi Wahyuni P1337434116009
Iffah Martiasari P1337434116014
Tyas Cahyaning Kartika P1337434116022
Popy Anjarsari P1337434116036

TINGKAT II REGULER A

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyalesaikan penulisan makalah Histology Kelenjar. Kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. dr Masrifan Djamil MPH, M Kes (MMR) dan Ibu Desi Amalia, M.Si. Med
selaku dosen Sitohistoteknologi yang telah memberikan materi histologi kelenjar kepada kami,
serta kami ucapkan terimakasih juga kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Sitohistoteknologi, selain itu kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun supaya tidak mengulangi kesalahan yang kami lakukan.

Semarang Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................................2
D. Manfaat ...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kelenjar..............................................................................................................3
B. Pertumbuhan kelenjar .........................................................................................................3
C. Kelenjar endokrin................................................................................................................4
D. Kelenjar eksokrin ................................................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................22
B. Saran ...................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kelenjar tersusun dari sel-sel epitel yang melakukan fungsi sangat terspesialisasi berupa
produksi bahan sekresi. Sel-sel mengambil bahan mentah dari cairan jaringan atau limpa,
bahan-bahan sekresinya dilepaskan pada permukaan bebas atau ke dalam pembuluh kompleks
darah-limpatik untuk didistribusikan ke tampat-tempat dimana produk-produk sekresi
digunakan. Beberapa sekresi kelenjar ditimbun sampai tuntutan organismenya memerlukan
bahan yang bersangkutan. Pada kelenjar lainnya, sekresi diuraikan dan dilepaskan secara
kontinu atau berselang-selang waktunya.
Eksresi, yang terkadang digunakan bergantian dengan sekresi adalah suatu proses dimana
produk akhir dari metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan mineral diambil dari bagian
dalam organisme. Demikianlah misalnya sel-sel hati dapat memindahkan produk-produk
pembongkaran hemoglobin dari darah dan mengubahnya menjadi garam empedu dan pigmen
empedu, yang kemudian dialirkan ke dalam sistem empedu dan akhirnya ke usus kecil. Garam-
garam empedu yang digunakan dalam absorpsi dan pencernaan lemak, kemudian diresopsi dan
digunakan kembali beberapa kali. Maka dari itu, garamempedu dapat dipandang sebagai produk
sekresi. Sebaliknya pigmen empedu yang tidak digunakan dalam tubuh, dibuang bersama
kotoran tinja. Pigmen-pigmen ini dapat dipandang sebagai suatu eksresi yang diproduksi oleh
mekanisme sekresi. Kelenjar keringat menghasilkan sekresi berupa cairan jaringan yang
mempunyai beberapa fungsi.

Kelenjar diklasifikasikan menjadi dua yaitu kelenjar Eksokrin dan kelenajar Endokrin. Kelenjar
Eksokrin mengeluarkan hasil sekresinya ke permukaan epitel saluran, sedangkan kelenjar
Endokrin mengeluarkan hasil sekresinya yang di sebut hormon langsung ke dalam badan
melalui kapiler darah tidak melalui saluran. Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi,
tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju

1
organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar
dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian kelenjar?
2. Bagaimana histologi kelenjar endokrin?
3. Apa saja klasifikasi kelenjar endokrin?
4. Bagaimana histologi kelenjar eksokrin?
5. Apa saja klasifikasi kelenjar eksokrin?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kelenjar
2. Mengetahui histologi kelenjar endokrin dan klasifikasinya
3. Mengetahui histologi kelenjar eksokrin dan klasifikasinya
4. Mengetahui struktur dari histologi kelenjar

D. Manfaat penulisan makalah


1. Bagi lembaga, dapat menambah referensi perpustakaan Poltekkes Kemenkes Semarang
khususnya dalam hal pengetahuan histologi kelenjar.
2. Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan dan pedoman mengenai histologi kelenjar.
3. Bagi masyarakat, menambah pengetahuan mengenai histologi kelenjar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelenjar
Kelenjar adalah organ tubuh yang mensintesa suatu zat untuk dikeluarkan, misalnya
hormone untuk sekresi ke dalam aliran darah (kelanjar endokrin) atau ke ruang-ruang di dalam
tubuh maupun permukaan luar tubuh (kelenjar eksokrin). Dengan kata lain kelenjar
diklasifikasikan menjadi dua yaitu kelenjar endokrim dan kelenjar eksokrin.
B. Pertumbuhan kelenjar
Kedua jenis kelenjar yang disebutkan di atas kesemuanya berasal dari membran epitel
yang menutupi permukaan, yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat di
bawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut selanjutnya
memperbanyak diri dan berdiferensiasi untuk membentuk kelenjar. Biasanya dalam
pembentukan kelenjar eksokrin masih tetap dipertahankan hubunganya dengan epitel
permukaannnya, sedang untuk kelenjar endokrin sudah tidak lagi berhubungan. Untuk jelasnya
dapat dipelajari pada gambar dibawah ini.

3
C. Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin atau kelenjar untuk sekresi bagian dalam, mempunyai saluran-saluran
dalam keadaan embrional, tetapi pada individu dewasa tidak terdapat saluran dank arena itu,
kelenjarnya diolongkan sebagai kelenjar tak bersaluran. Sekresi kelenjar endokrin dapat
ditimbun atau langsung dibawa ke dalam kapiler darah dan melalui kapiler-kapiler inilah sekresi
itu diangkut ke seluruh tubuh menuju kea rah apa yang dinamakan organ-organ sasaran. Sekresi
kelenjar endokrin disebut hormone. Dan dalam kerjasama yang selaras dengan sistem saraf,
hormon-hormon itu mengatur dan mengkoordinasi semua kegiatan sel dalam tubuh. Beberapa
hormon merangsang atau menekan kegiatan satu atau beberapa kelenjar atau organ tertentu.
Lain-lainnya seperti tiroksin, mengatur kegiatan dari banyak sel tubuh. Hormon mempunyai
susunan kimiawi yang bervariasi. Beberapa adalah protein (insulin), bebera merupakan asam
amino yang termodifikasi (tiroksin) dan lain-lain hormone adalah modifikasi sterol (steroid
adrenal, estrogen, androgen). Dalam kelenjar dengan fungsi endokrin yang diketahui terdapat
tiga susunan utama sel-sel yaitu rumpun, folikel, dan korda. Semua dari asosiasi sel-sel ini,
terspesialisasi untuk membawa sel-sel sekresi sedekat mungkin dengan suplai darah, karena
darah merupakan saluran pembagi untuk hormon.

a. Rumpun
Dalam jenis susunan rumpun, sekresi dan penggunaannya hamper sama besarnya.
Sekresinya ditimbun dalam sel-sel epiteloid sendiri dan dilepas menurut permintaan ke
dalan anyaman kapiler yang melimpah yan menembus rumpunnya. Contoh dari jenis ini
adalah pulau-pulau Langerhans dalam pankreas dan disebut sel-sel interstisial dalam
testes. Rumpun dapat tersusun dari kelompok kecil atau besar dari sel-sel berbentuk tak
teratur, tetapi mereka tidak membentuk bola-bola berongga atau pipa.
b. Folikel
Suatu folikel terdiri dari suatu silinder atau bola dari sel-sel yang membungkus suatu
rongga yang mengandung produk sekresi yang tertimbun. Dalam tiroid, terdiri dari banyak
folikel, sel-sel biasanya berbentuk kubis dan menunjukan sekresi yang berwarna gelap
dalam lumen, yang disebut koloid. Permintaan yang meningkat untuk sekresi berakibat
dalam pemindahan suatu hormon dari lumen ke anyaman kapiler yang melimpah yang
mengelilingi masing-masing folikel. Habisnya cadanan koloid mengakibatkan kollapsnya

4
folikel, diikuti oleh berkerumunannya sel-sel yang tampak torak dalam irisan melintang.
Karena habisnya cadanganmenyebabkan mulainya kegiatan sekresi aktif oleh sel-selnya,
maka bentuk torak bertalian dengan fase aktif atau fase sekresi dari kelenjar. Pada embrio
folikel asal mulanya sebagai tumpukan sel epitelioid. Sel-sel ini memproduksi sekresi
yang tersimpan dalam rongga yang terbentuk antara sel-sek, yang melahirkan ruang yang
dikenal sebagai “lumen” folikel.
c. Korda atau benang
Dalam benang sel-sel epiteloidnya tersusun dalam baris. Benang hati terdiri dari dua baris
sel yang berjajar rapat, sedangkan korteks adrenal menunjukan banyak baris sel yang sub-
paralel. Sekresi ditimbun dalam sel-sel dan dipindahkan keanyaman kapiler yang
melimpah, sesuai dengan kebutuhan. Susunannya menjamin agar tidak ada sel yang terlalu
jauh dari suatu kapiler yang dapat diserahi sekresinya.

Sel-sel epiteloid, menurut definisi, epitel itu melapisi rongga. Dengan perkecualian susunan
folikuler, sel-sel kelenjar endokrin tidak melapisi rongga. Sel-sel kubis atau polygonal dapat
dijumpai dalam kumpulan tak teratur kecil atau besar atau dalam benang, tetapi selau tak
mempunyai rongga. Untuk situasi khusus ini diperkenalkan istilah epiteliod (menyerupai epitel).
Jika terdapat sel-sel epitelioid, akan diduga adanya suatu fungsi endokrin, akan tetapi diperlukan
demontrasi fisiologis dari kegiatan endokrinnya, sebelum peranana endokrin dapat diberikan
pada sel-sel itu. Kelenjar endokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

5
1) Kelenjar Hipofisis

2) Kelenjar Tiroid

6
3) Kelenjar para tiroid

4) Pulau-pulau Langerhans Pankreas

7
5) Lambung

6) Ovarium

7) Testis

8
8) Timus

9) Duodenum

10) Kelenjar Suprarenal

9
D. Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin, atau kelenjar dengan sekresi keluar, memelihara hubungan dengan
permukaan. Kelenjar bersel satu, misalnya, sel-sel mukosa (sel-sel lender), melepaskan
sekresi mereka langsung pada suatu permukaan. Kelenjar bersel banyak, misalnya
kelenjar ludah, melepaskan sekresi mereka melalui suatu sistem saluran sederhana atau
yang bercabang. Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil
kelenjarnya dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara
morfologik kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan
jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam :
a. Kelenjar uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel
permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.

b. Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini
dibedakan menjadi:

10
 Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel
permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel
selaput lendir lambung dan rongga hidung.
 Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam
jaringan pengikat.

Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan secret.


b. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.

Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh dikenal
berbagai jenis kelenjar yaitu :

a. Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)


Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
b. Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)

11
Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis
brunneri).
c. Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan
kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula
meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .
d. Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya
yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.

12
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi
a. kelenjar monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat)
b. kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea).

Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :


a. Kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya
(misalnya testis dan ovarium)
b. Kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Kelenjar
nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu
 Kelenjar mukosa
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal
dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin
sebagai pembentuk lendir.
 Kelenjar serosa
 Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin.
Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas
dan parotis.
Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang
terletak agak ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic
reticulum sehingga pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya
tampak gambaran yang bergaris-garis.
 Kelenjar campuran
Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa.
Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk
gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar
ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.

13
Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :

a. Kelenjar merokrin
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel
yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).

14
b. Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam
disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar
(glandula axillaris dan glandula circumanale).

c. Kelenjar holokrin

Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga
sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea).

15
Secara umum kelenjar eksokrin dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Kelenjar parotis

2. Kelenjar submandibular

3. Kelenjar submaksila
Ketiganya merupakan kelenjar salivarius terbesar. Kelenjar salivarius merupakan kelenjar
merokrin dan bentuknya berupa kelenjar tubuloaciner atau tubuloalveoler. Bagian dari
kelenjar ludah yang menghasilkan secret ( bagian sekresi=asini) dapat berupa serous,
mucous atau campuran, dan sekresinya dialirkan melalui saluran (duktus).

16
 Saluran

Ada beberapa jenis saluran: sekretoris, eksetoris, dan sisipan.

1. Saluran sekretoris. Satu jenis saluran sekretoris dilapisi oleh sel-sel kelenjar yang
memproduksi sekresinya. Dalam kelenjar ludah terdapat jenis lain sekretoris dan ia
mengandung sel-sel kelenjar yang memberikan bahan tambahan pada sekresi yang
diproduksi pada beberapa jarak dari sel-sel utama kelenjarnya. Teknik tertentu
menunjukkan adanya corakan basal (basal striations) dalam sel ini, karena itu mereka
sering disebut saluran-saluran bercorak.
2. Saluran eksetoris. Terbentuk dari epitel selapis, diduga membawa sekresi tanpa ikut serta
dalam pembuatan sekresi utama
3. Saluran sisipan. Saluran ini tersisip antara unit-unit kelenjar dan bagian-bagian
pengangkutnya (misalnya, saluran berkerut atau eksetoris). Saluran sisipan itu dilapisi
delapisi sel-sel pipih yang diduga memproduksi sekresi, saluran ini hanyaterdapat dalam
kelenjar-kelenjar besar (misalnya, pankreas dan kelenjar ludah)

 Klasifikasi

Unit kelenjar yang paling sederhana adalah kelenjar bersel satu yang terdiri dari satu sel
yang merupakan bagian dari suatu epitel yang melapisi dan juga memproduksi sekresi. Sel-sel
piala terpencar dalam selaput pelapis usus dan saluran pernafasan.

Jenis yang paling sederhana selanjutnya adalah kelenjar intraepitel yang terdiri dari
suatujalur sel kelenjar berurutan yang membentuk suatu penebalan kecil atau kantong yang
sepenuhnya terletak didalam batas-batas epitel. Epitel pelapis usus mengandung tonjolan-
tonjolan menyerupai jari-jari atau pipa dari sel-sel kelenjar. Sel kelenjar ini berada dari tingkat
epitel dalam jaringan penyambung dibawahnya, dan yang memelihara hubungan dengan
permukaan melalui suatu saluran.

Caranya klasifikasi lain adalah menurut cara dan derajat percabangan pada saluran
eksresi atau saluran berkerut. Jika saluran itu tidak ada atau tidak bercabang maka kelenjarnya
diistilahkan sederhana. Jika salurannya bercabang, kelenjarnya disebut majemuk.

17
 Sekresi

Salah satu sekresi kelenjar eksorin adalah musigen yaitu suatu campuran karbohidrat dan protein
yang tidak cukup terkarak teriasi, zimogen (suatu pemula enzim) adalah sebagian berupa protein
dan merupakan komponen penting dari banyak sukrosa, sebum, dan kerumen mengandung
protein, karbohidrat dan banyak lemak. Sekresi yang diproduksi oleh keringat, kelenjar lakmiral
dan laktas sangat beragam dan rumit. Kelenjar-kelenjar seperti testes, ovarium, jaringan limfoid,
dan myeloid biasanta sitogen, karena kegitan utama mereka prduksi sel-sel hidup.

Cara sekresi digunakan dalam klasifikasi kelenjar-kelenjar tertentu. Sekresi holokrin , produk
sekresinya ditimbulkan dalam sel kelenjar, dan seluruh sel kelenjar didorong keluar dn
dihancurkan dalam proses sekresi (contoh: kelenjar sebaceosa). Pada kelenjar apokrin, sekresi
mengumpul dalam satu atau beberapa vakuola di bawah permukaan bebas selnya. Selama
sekresi, suatu film tipis sitoplasma dipermukaan dibuang bersama globula sekresi, tetapi selnya
sendiri biasanya tidak hancur dalam proses itu. Pada sekresi merokrin, terdapat suatu kenaikan
dan penurunan siklik dari produk sekresi, yang dilepaskan sedikit banyak secara kontinu ke
dalam lumen sitoplasmanya (contoh: kelenjar rongga mulut dan saluran pencernaan).

 Kelenjar bersel satu

Kelenjar yang paling sederhana terdiri dari satu sel dan wakil yang paling umum dari kelompok
ini adalah sel mukosa atau sel piala (goblet cell). Sel ini terdapat di dalam saluran pencernaan
dan bagian dalam saluran pernafasan. Sel ini tampak sebagai sel-sel toraks tinggi dengan nukleus
bulat-telur, dapat dibedakan pada sisinya tidak ada silia atau tepi yang berkerut. Dalam posisi
supranuklear, tampak butiran-butiran kecil, kemudian tetesan-tetesan musigen yang berpindah
dan mengumpul pada tepi bebas selnya. Semakin banyak tetesan musigen yang terkumpul dalam
sel, nukleus akan semakin terdorong ke arah dasar disertai perubahan bentuk dari bulat-telur
hingga bulat, dan bentuk kerucut berwarna gelap, hingga ia terlihat sebagai lempengan pipih
dekat dasar selnya. Puncak selnya meluas ke arah lateral dan merusak bentuk sel epitel
sekitarnya. Pada tahap ini sel akan tampak seperti piala batang dan suatu genta piala yang meluas
dan yang mengandung tetesa-tetesan musigen yang tidak berwarna. Dalam banyak hal, tetesan-
tetesan musige dilepas secara berangsur-angsur dan dipencarkan dalam cairan jaringan
termodifikasi, untuk membentuk cairan pekat yang dikenal sebagai mukus (lendir) dalam hal

18
lainnya, tetesan-tetesan musigennya dilepas dalam jumlah sangat besar, pialanya lalu kolaps dan
terlihat sebagai sel torak tinggi dengan garis keliling tidak teratur, sel ini terdiri dari jalur sempit
sitoplasma yang mengandung nukleus yang luas yang tipis dan berwarna gelap. Proses sekresi
bersifat siklik dan dapat terulang beberapa kali sebelum selnya diganti.

Adanya sejumlah besar musigen tak berwarna dalam preparat hematoksilin dan eosin,
memberikan kesan suatu vakuola besar dalam sel yang mengandung sekresi. Komponen utama
penyusun musigen adalah protwin yang mengandung polisakarida yang disebut musin (mucin).
Reaksi PAS menunjukkan polisakarida-moite sebagai suatu daerah yang menyerap warna merah
menjadi keunguan. Campuran-campuran warna tertenttu yang mengandung alumunium
(musikarmin, musihematin) memberi warna merah menyala atau biru pada tetesan musigen.

 Kelenjar bersel banyak

Cotohnya pada kelenjar ludah. Pada kelenjar ini sel-selnya berkelompok dalam saluran sekresi
dalam tiga jenis: mukosa, serosa, seromukosa (campuran). Tersusun dalam alvola (asinus) dan
tubula bercabang atau lurus.

Susunan mukosa tersusun dari jaringan epitel kubus, yang diletakkan sekeliling lumen kecil
sedemikian rupa sehingga sel-selnya mendapat bentuk piramida terpacung dan karena itu disebut
sel piramidal. Pada awal siklus sekresi, nukleus cenderung untuk berbentuk bulat atau lonjong
dan menduduki suatu posisi yang dekat dengan dasar sel daripada di tengah-tengah. Bila butiran-
butiran musigennya berakumulasi dekat dengan kelenjar, nukleusnya tergeser ke arah dasarnya
dan terhimpit begitu rupa sehingga mereka tampak seperti tongkat pipih berwarna gelap
berkontak dengan batas sel. Karena musigen menyerap terlalu banyakdari volume sitoplasma dan
tidak berwarna dengan hematoksislin dan eosin, maka sitoplasma sel-sel ini tidak tampak
eosinofil dan terkadang dapat memperlihatkan warna pucat kebiruan. Pada kelenjar ludah
tertentu, unit-unit mukosanya mudah ditemukan sebagai daerah-daerah pucat di bawah
perbesaran rendah dari mikroskop. Dngan PAS, musigennya berwarna merah keunguan tua
sehungga semua rincian selnya dapat digelapkan. Meskipun selnya menunjukkan aktivitas siklik,
namun pelepasan sekresinya terjadi berangsur-angsur dan khas untuk jenis sekresi merokrin.

Satuan serosa tersusun dari sel piramida tetapi berbeda dalam posisi nukleusnya yang selalu
sentral dalam selnya. Butiran-butiran selnya bersifat asidofil atau luar biasa asidofil, dan petama

19
bersifat protein. Karena sel ini sering membuat enzim (yang sebagian berupa protein), maka
tetesan-tetesan protein yang ada di dalamnya semua disebut granula zimogen. Dalam banyak hal
granula begitu kecil dan begitu luas penyebarannya sehingga seluruh puncaknya tampak seperti
sangat asidofil. Sedangkan, dalam keadaan lain granula sangat besar dan tersebar merata di
seluruh sel (sel-sel Paneth). Sel-sel ini memproduksi pemula-pemula yang tidak atif dari enzim
(zimgoen). Zimogen terkadang terangkut melalui jarak yang sangat jauh sebelum diaktivasikan.
Karena sel terlibat aktif dalam sintesis protein, kehadiran sejumlah besar RNA atau zat basofil
dalam posisi polinuklear, berkorelasi baik dengan fungsi mereka. Sel-sel serosa dari asinus
pankreas dalam preparat hematoksislin dan eosin yang berwarna baik, menunjukkan puncak
yang asidofil dan dasar yang basofil. Unit-unit serosa dari kelenjar ludah dappat dibedakan dari
unit mukosa karena posisi nukleus mereka lebih sentral dan afinitas mereka yang lebih besar
terhadap pewarna.

Unit campuran terdiri dari uit mukosa dan serosa. Unit campuran yang paling mudah
mendemostrasinya terdapat pada kelenjar submaksiler manusia. Pada satu jenis unit campuran,
sel mukosanya membentuk bagian berbentuk tubula yang menghubungkan salurannya, dan
bagian akhirnya terdiri dari sel mukosa yang berwarna gelap. Terkadang sel mukosa begitu
banyak sehingga terlihat berkerumun mendesak sel serosanya dari lumen dan membentuk suatu
tudung dar sel-sel yang berwarna gelap yang berbentuk bulan-sabit atau deminula (deminule).
Terkadang terdapat suatu sel yang terdorong ke dalam kompleks deminula ini. Pada irisan
tidaklah selalu mungkin untuk mebedakan antara unit mukosa “murni” dengan bagian ubula dari
unit campuran. Suatu serosa “murni” menunjukkan suatu lumen kecil tetapi jelas dalam
pusatnya. Dalam irisan yang baik melalui bagian terminal dari unit campuran, sel serosanya
terpisah dari lumen oleh sel mukosanya. Pada irisan tangensial dari suatu deminula, hanya dapat
diamati sel serosa saja, tetapi biasanya tidak ada sentral. Istilah kelenjar campuran digunakan
untk kelenjar yang melakukan fungsi endokrin maupun eksokrin.

Terkadang sel-sel kontraktil berbentuk bintang dapat dijumpai antara unit sekresi dan membran
basalnya. Sel-sel ini disebut sel keranjang atau sel myoepitel dan mengandung nukleus berbentuk
bulan-sabit yang tipis, mencolok dan berwarna gelap. Sel ini mendorong keluar sekresinya ke
dalam saluran kelenjar sebagai akibat dari kontraksi mereka.

20
Sejumlah sel serosa atau albuminosa dari kelenjar mulut tertentu bersifat sedikit PAS-positif dan
dai segi histokimia disebut sel-sel mukoserosa. Tetapi secara morfologi tidak dapat dibedakan
dari sel-sel serosa karena digolongkan dari sel serosa tersebut.

 Nodus limfa.

Nodus limfa terdiri dari korteks dan medula. Kerteksnya mengandung nodula yang mungkin
mempunyai pusat pembenihan, suatu sinus perifer, dan sinus-sinus yang mengelilingi trabekula.
Medulanya tersusu dari korda, sinus, trabekula. Kapsul dan trabekula terdiri dari jaringan
penyambung padat, dengan serat-serat otot polos terpencar dalam kapsul. Nodus limfa
menyaring limfa, memproduksi limfosit baru, mempunyai fungsi fagositosis untuk membuang
kotoran dari limfa, dan juga terlibat dalam kegiatan imunologis.

 Limfa.

Limfa tersusun dari pulpa merah dan putih, tetapi tidak mempunyai koreks dan medula. Pulpa
merahnya mengandung semua jenis sel darah dan sinus vena. Pulpa putih mengelilingi arteri
yang melipti nodula, yang tidak mempunyai pusat-pusat pembenihan pada orang dewasa.limfa
suatu penyaring darang yang bersifat fagositosis, membentuk limfosit baru, dan mempengaruhi
metabolisme dan distribusi eritrosit.

 Tonsil.

Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfa yang terbenam dalam dinding faring. Tonsil tertutup
oleh epitel berlapis gepeng, yang termasuk dalam substansi organ, sehingga membentuk lubang.
Nodula limfa dengan pusat pembenihan berkelompok mengelilingi lubang-lubang itu. Tidak ada
sinus-sinus.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulakan bahwa, kelenjar adalah organ tubuh yang mensintesa suatu zat
untuk dikeluarkan, misalnya hormone untuk sekresi ke dalam aliran darah (kelanjar
endokrin) atau ke ruang-ruang di dalam tubuh maupun permukaan luar tubuh (kelenjar
eksokrin). Klasifikasi dari histologi kelenjar ada dua yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin.
Kelenjar endokrin atau kelenjar untuk sekresi bagian dalam, mempunyai saluran-saluran
dalam keadaan embrional, tetapi pada individu dewasa tidak terdapat saluran dank arena
itu, kelenjarnya diolongkan sebagai kelenjar tak bersaluran.
Kelenjar eksokrin, atau kelenjar dengan sekresi keluar, memelihara hubungan dengan
permukaan.
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan calon tenaga kesehatan yang akan bekerja khususnya di
laboratorium patologi anatomi banyak membaca dan melihat atlas struktur histologi
kelenjar agar tidak terjadi kesalahan dalam membantu mendiagnosa pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso wisnu. 1988. Dasar-dasar Histologi. Jakarta: Erlangga
Tambayong jan, dkk. Praktikum Histologi Sediaan Fotografik.
Wonodirekso sugito, dkk. 2003. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Dian Rakyat
Subowo. 2009. Hitologi umum. Jakarta: Sagung Seto
Kennedy John. 2006. Atlas of Pathology International edition.

iii

Anda mungkin juga menyukai