Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya dapat melaksanakan dan menyusun Laporan Praktikum Histologi
Blok Sistem Endokrin dan Metabolisme yang berjudul “Patologi Anatomi Sistem
Endokrin” ini tepat pada waktunya. Laporan ini ditulis untuk memenuhi
persyaratan sebagai syarat nilai praktikum dalam Blok Sistem Endokrin dan
Metabolisme. Dalam penyusunan laporan ini, saya mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan laporan
ini dengan baik.
2. dr. Hilda Santos, Sp.PA., dan dr. I.G.M Sanies Ermawan, Sp.PA., selaku
Tutor serta Fasilitator praktikum Patologi Anatomi.
3. Bapak/Ibu dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar yang
memberikan masukan terkait laporan yang saya buat.
4. Kakak tingkat yang berkenan memberikan masukan terkait dengan laporan
yang telah saya buat.
5. Serta kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan masukan,
dukungan, dan motivasinya kepada saya.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata saya berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang akan menggunakannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan mengidentifikas histopatologi dari sel/jaringan/
organendokrin
2. Untuk menjelaskan struktur mikroskopik serta mengaitkan struktur tersebut
dengan histopatologinya
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikas histopatologi dari
sel/jaringan/ organ endokrin
2. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur mikroskopik serta mengaitkan
struktur tersebut dengan histopatologinya
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem endokrin merupakan salah satu sistem yang ada pada tubuh manusiayang
melibatkan kerja hormone dalam melaksanakan peranannya. Sistem endokrinini akan
memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, homeostastis tubuh,
hingga ke sistem reproduksi. Sistem saraf dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengoordinasi fungsi semua sistem yang ada pada tubuh. Sistem saraf bekerja melalui
impuls saraf atau potensial aksi yang dialirkan sepanjang akson-akson neuron. Pada
sinaps, impuls saraf mencetuskan pelepasan molekul mediator yang disebut dengan
neurotransmitter. Pada sistem endokrin juga mengontrol aktivitas tubuh dengan
melepaskan mediator yang disebut dengan hormon (Huether SE, McCance KL, 2019),
(DiFiore., 2017).
Terdapat beberapa organ endokrin yang ada di dalam tubuh. Mulai dari
hypothalamus, hipofisis, pineal gland, thyroid gland, paratiroid glands, suprarenal
gland, thymus, dan pancreas. Pada praktikum kali ini akan terfokus pada thyroid gland
yang merupakan kelenjar endokrin yang terletak di regio leher (DiFiore, 2017),
(Tortora, GJ, Derrickson, B. 2014).
Kelenjar tiroid adalah organ endokrin terbesar pada manusia yang mempunyai
fungsi untuk mengatur metabolisme sebagian besar sel tubuh. Kelenjartiroid ini juga
memainkan peranan yang penting pada perkembangan sistem saraf dan rangka.
Kelenjar tiroid terletak di bagian anterior dari trakea pada leher bagianbawah dan terdiri
atas 2 lobus yang dihubungkan dengan jaringan yang disebut dengan 'isthmus'.
Kelenjar tiroid memiliki media penyimpan pre-hormon yang secara mikroskopis
3
tersusun dalam saccus berbentuk bulat yang disebut dengan folikel tiroid. Kelenjar
tersebut juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan yodium, sebagai tempat produksi
hormon tiroid, bergantung pada ketersediaan yodium. Pelepasan hormon tiroid
diregulasi oleh kelenjar hipofisis anterior, di mana kelenjar tersebut menyekresi
thyroid-stimulating hormone (TSH). Kedua hormon yang disekresi oleh folikel tiroid
adalah:
• T4 yang merupakan prehormon yang berfungsi sebagai reservoir hormone di
dalam plasma darah
• T3 yang merupakan hormon bentuk aktif (Appleton, Vanbergen, O’Neill,
Murphy, editor, 2019).
4
a. thyrioidea inferior; namun, pada sebagian kecil individu memiliki arteri ketiga yang
disebut dengan a. thyroidea ima. Kelenjar tiroid didrainase oleh tiga pembuluh darah
vena, yakni V. thyroidea superior, V. thyroidea media dan inferior (Appleton,
Vanbergen, O’Neill, Murphy, editor, 2019).
Kelenjar tiroid tersusun oleh kurang lebih satu juta folikel yang berbentuk bulat.
Dinding dari masing-masing folikel dibentuk oleh sel epitel, yang disebut dengan sel
folikuler. Sel-sel tersebut mengelilingi sebuah ruangan yang terisikoloid. Sel folikuler
menyekresi thyroglobin, bentuk penyimpanan dari hormon tiroid, ke dalam koloid.
Ketika sel folikuler tidak sedang aktif menyekresi hormon,bentuknya bertransformasi
menjadi kuboid atau pipih, namun di bawah pengaruh TSH sel tersebut menjadi kuboid
atau silindris dan menyekresi hormon secara aktif. Ukuran penyimpanan koloid dan
folikel meningkat ketika tidak sedang menyekresikan hormon aktif. Ketika sel folikuler
dalam fase sekretorik aktif, bentuk microvili dari permukaan bagian dalam dan
thyroglobin diabsorbsi. Hal tersebut membuat ukuran penyimpanan koloid mengecil.
Thyroglobin kemudian diurai di dalam sel dan dilepaskan sebagai hormon tiroid. Tipe
lain dari selsekretorik terletak pada folikel, di dalam membran basal yang mengelilingi
folikel. Sel tersebut disebut dengan sel parafolikuler (sel C), yang mensintesis dan
menyekresi calcitonin (DiFiore, 2017), (Tortora, GJ, Derrickson, B. 2014).
Hipotiroid adalah kondisi yang disebabkan oleh setiap gangguan struktur atau
fungsi yang mengganggu produksi hormon tiroid yang adekuat. Hipotiorid dibagi
menjadi kelompok primer dan sekunder. Penyebab hipotiroid yag paling sering
adalah defisiensi yodium dalam makanan dan penyakit autoimun. Selain itu,
defek genetic juga mengganggu perkembangan tiroid itu sendiri atau sintesis
hormon tiroid. Pada hipotiroid, dapat dilakukan pengukuran kadar TSH.
Konsentrasi TSH tidak meningkat pada pasien dengan hipotiroid karena kelainan
perimer penyakit hipotalamik atau hipofisis. (Kumar, V., Abbas, A.K., Aster, J.C.
2018).
5
2. Hipertiroid
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu : 10.30-12.10
Tempat : Laboratorium Terpadu I
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
2. Hashimoto
Thyroditis
3. Papillary
Thyroid
Carcinoma
4.2 Pembahasan
Melalui praktikum kali ini, telah dilakukan pengamatan 8 preparat
jaringan dibawah mikroskop. Pembahasan mengenai jaringan yang telah
diteliti tersebut akan dibahas pada paragraf dibawah:
8
1. Multinodular Goiter/ Struma Adenomatosa
9
2. Hashimoto Thyroditis
10
3. Papillary Thyroid Carcinoma Classic Variant
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Aster. (2019). Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 10. Singapura: Elsevier
Saunders
DiFiore. 2017. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC PenerbitBuku
Kedokteran. Jakarta.
Dwita, L. F., Rahman, S., & Novianti, H. (2020). Diagnosis dan Penatalaksanaan Low
Risk Papillary Thyroid Carcinoma. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(2), 269-275.
13