DISUSUN OLEH
Kelompok 4
Kartika Indah Hapsari :20220114201069
Kristina Yesika :20220114201070
Lasmiani :20220114201071
Leony Shintya Merisa Sandra :20220114201072
Leony Wulandari :20220114201073
Nadya Nurpriana Pransiska :20220114201074
Nandha Verinica Cristiani :20220114201075
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hamdayani
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN….......................................................................................................
1.1 Latar Belakang….......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah…..................................................................................................
1.3 Tujuan….....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN…........................................................................................................
1.1 Pengertian Endokrin…...............................................................................................
1.2 Mekanisme Kelenjar Endokrin…...............................................................................
1.3 Kelenjar-kelenjar di Dalam Sistem Endokrin…........................................................
1.4 Macam-macam Obat Endokrin…..............................................................................
BAB III PENUTUP…................................................................................................................
1.1 Kesimpulan…............................................................................................................
1.2 Saran…......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA….............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunakan di dalam tubuh.Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan
bekerjadidalam tubuh.Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar
endokrin tertentu. terdapathormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat
adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf
rangka. Sekretin yangdilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju
penkreas untukmenimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus
halus, diangkutkekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas
sehinggatimbul sekresi enzim.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Endokrin
a. Sistem endokrin merupakan kumpulan jaringan yang sangat terintegrasi dan terdistribusi
secara luas untuk mengoordinasikan keseimbangan metabolisme (homeostasis) antar berbagai
organ tubuh. (Robbins dan Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta :
EGC. Halaman 644).
b. Kelenjar endokrin adalah organ-organ yang menghasilkan sekresi yang disebut hormon
yang dialirkan secara langsung kedalam aliran darah dan sel-sel glandular. (Roger Witson.
1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC. Halaman 177).
c. Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur
hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ii tumpeng tindih
dengan sistem saraf dan endokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolism pertumbuhan
dan perkembangan seksual. (kamuskesehatan.com/sistem-endokrin).
Kelenjar dari sistem endokrin meliputi hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, timus, pankreas,
adrenal, dan ovarium atau testis.
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
1. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triioditironin (T3) yang bertugas
mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel parafolikular di
kelenjar tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam pembentukan tulang.
2. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar kalsium
dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang dihasilkan tiroid.
3. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dala sistem endokrin. Kelenjar
pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar endokrin lainnya.
Termasuk didalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi ibu menyusui, dan hormon
luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen ada wanita dan testostrone pada pria.
4. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang memproduksi
hormon kortikostreroid. Hormon inj bertugas mengatur keseimbangan cairan dan kadar
garam di dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi metabolisme, sistem imun, respon
tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual. Kedua, bagian medulla yang
meproduksi hormon epinefrin atau adrenalin. Ketika yubuh mengalami stres, epinefrin
meningkatkan teknanan darah dan detak jantung.
5. Kelenjar Pankreas
Memproduksi dua hormon pentin, yaitu glukagon dan hormon insulin. Kedua hormon ini
bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara simpanan energi di dalam
tubuh.
6. Kelenjar Reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar reproduksi
wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis memproduksi hormon
testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon estrogen dan progeteron.
7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di atas rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan hormon timosin yang
berfungsi dalam pematangan limfosit T. Limfosit T merupakan jenis sel darah putih yang
berperan dalam kekebalan tubuh.
Indikasi
Obat ptu yang merupakan obat yang diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan pada
kelenjar tiroid. Obat propylthiouracil memiliki beberapa indikasi yang harus diperhatikan
terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya. Indikasi obat ptu di antaranya
adalah hipertiroidisme, penyakit graves, pembesaran tiroid, dan thyroidectomy (pengangkatan
tiroid). Pasien atau konsumen baru boleh diberikan obat ptu atau obat propylthiouracil
apabila telah terbukti memiliki beberapa indikasi tersebut.
Kontraindikasi
Dosis Propylthiouracil
Dosis awal 150-450 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa dosis. Pada kasus
yang parah, dosis dapat ditingkatkan menjadi 600-1200 mg per hari.
Dosis lanjutan bila kadar hormon tiroid sudah kembali normal adalah 50-150 mg per
hari, selama 1-2 tahun.
Anak-anak
Sama sepeti obat-obat lainnya, propylthiouracil juga dapat menimbulkan efek samping.
Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini:
Rambut rontok
Mual dan muntah
Sakit perut
Rasa terbakar di dada
Sakit kepala
Nyeri sendi dan otot
Jumlah urine berkurang
Hilangnya kemampuan indera perasa
Cara Mengatasinya
Segera temui dokter jika muncul gejala demam, sakit tenggorokan, ruam dan gatal di kulit,
mudah mengalami memar dan perdarahan, sesak napas, serta pembengkakan pada wajah dan
tenggorokan.
Obat insulin
1. Glibenclamide
Indikasi
Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.
Mekanisme obat anti diabetes tipe 2 yang termasuk golongan sulfonilurea. glibenclamide
menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan kalsium intraseluler dalam sel beta
pankreas sehingga menstimulasi produksi insulin. Glibenclamide dapat di gunakan sebagai
terapi tunggal atau kombinasi dengan obat anti diabetes oral lainnya. dalam penggunaan obat
ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Kontra Indikasi
Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militus juvenil, prekoma dan koma
diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil. Gangguan fungsi hati, gangguan
berat fungsi tiroid atau adrenal.
Dosis
Awal 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1 kaptab
sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai. Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari.
Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis terbagi
Efek Samping
Pada saluran pencernaan seperti : mual, muntah, diare, sembelit dan nyeri pada ulu hati. Obat
ini juga mempunyai efek samping seperti sakit kepala, demam, kenaikkan berat badan, dan
reaksi alergi pada kulit terutama pada orang-orang yang peka. Hati-hati dengan resiko
terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah), terutama jika digunakan
untuk jangka waktu lama dan dengan dosis yang lebih tinggi.
Cara Mengatasinya
Jika mengalami efek sampinh pada obat glibenklamid segera hubungi atau konsultasi pada
dokter.
2. Metformin
Indikasi
Para penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 yang juga memiliki berat badan berlebih
bisa menggunakan obat metformin apabil pola diet dan olahraga yang dilakukan
ternyata tidak dapat mengendalikan kadar gula darah.
Penderita diabetes mellitus tipe 1 yang ingin memiliki terapi tambahan bisa
menggunakan obat metformin karena penyakit DM tipe 1 tidak bisa diobati dengan
metformin. Selain itu penderita Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) juga bisa
menggunakan obat metformin sebagai terapi tambahan guna mengurangi dosis
insulin.
Mekanisme Kerja
Obat Metformin memiliki efek utama yakni dengan menurunkan glukoneogenesis dan
meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Obat metformin hanya bisa bekerja bila ada
insulin endogen dan hanya akan efektif bila masih ada fungsi sebagian pada sel islet
pankreas.
Kontraindikasi Metformin
Penggunaan obat metformin perlu diperhatikan terlebih bagi pasien atau konsumen
yang memiliki kontraindikasi. Beberapa kontraindikasi metformin di antaranya adalah
gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, dan ketoasidosis.
Pasien yang memiliki gangguan ginjal dan hati, tidak boleh dulu menggunakan obat
metformin sebelum ginjal dan hati kembali berfungsi secara normal. Pada pasien yang
akan menjalani proses pembedahan agar menghentikan penggunaan metformin 2-3
hari sebelum operasi dilakukan.
Wanita hamil dan menyusui memiliki kontraindikasi metformin. Hal ini dikarenakan
penggunaan obat metformin bisa mengganggu penyerapan vitamin B12 yang sangat
penting dan dibutuhkan oleh wanita hamil dan menyusui.
Dosis Metformin
Dosis metformin untuk orang dewasa dan anak berusia lebih dari 10 tahun adalah 3 x 500
mg/ hari sebagai dosis awal. Pemberian metformin dilakukan pada saat setelah sarapan,
setelah makan siang, dan setelah makan malam. Terapi ini berlangsung tidak kurang dari 1
minggu. Dosis maksimal untuk kasus ini adalah 2 gram sehari dalam dosis terbagi. Apabila
tujuannya adalah untuk pemeliharaan maka dosis metformin adalah 2 x 850 mg dalam sehari.
Pada umumnya, metformin memang memiliki efek samping terutama pada dosis awalan.
Efek samping metformin yang biasanya terjadi pada saat dosis awalan adalah gangguan pada
saluran cerna. Efek samping berupa gangguan saluran cerna lebih mungkin terjadi bila
pemberian dosis sangat tinggi yakni 3 gram/ hari. Selain itu, efek samping metformin dapat
menimbulkan terjadinya asidosis laktat. Efek samping ini terutama terjadi pada pasien yang
memiliki masalah pada ginjalnya. Beberapa efek samping metformin lainnya seperti
penurunan eritema, pruritus, penyerapan vitamin B12, urtikaria dan hepatitis.
Cara Mengatasinya
Segeralah mendapatkan bantuan medis darurat apabila Anda memiliki efek samping
metformin seperti pusing, mual, muntah, sakit perut, detak jantung melambat, gatal- gatal,
sulit bernapas, nyeri otot, dan pembengkakan pada wajah, bibir, dan lidah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapatdibedakan dengan
karakteristik tertentu.Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatumensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsusi makanan.Untuk
itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins dan Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC. Halaman
644)
Roger Witson. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC. Halaman 177
Kamus kesehatan.com/sistem-endokrin