Nama Kelompok :4
Siti Asih Mutmainah (30140118017)
Vani Andriyani (30140118018)
David Leonard
Florentina Adetya
Padalarang, 10-10-2020
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II Pembahasan
A. Konsep Dasar Keperawatan
2.1 Definisi Sistem Endokrin
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
2.3 Etiologi Sistem Endokrin
2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin
2.5 Pathway Sistem Endokrin
2.6 Faktor Resiko Sistem Endokrin
2.7 Fungsi Sistem Endokrin
2.8 Klasifikasi Sistem Endokrin
2.9 Penatalaksanaan Sistem Endokrin
2.10 Tes Diagnostik Sistem Endokrin
2.11 Komplikasi Pada Sstem Endokrin
B. Nama-nama Penyakit yang berkaitan dengan sistem Endokrin
1. Tiroid (Siti Asih Mutainah )
2. Hipoglikemi (Vani Andriyani)
3. (Kak Tya )
4. (Kak Dafid)
C. Asuhan Keperawatan
1.1 Pengkajian
1.2 Diagnosa
1.3 Intervensi
1.4 Implementasi
1.5 Evaluasi
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakndi dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerjadidalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar
endokrin tertentu. terdapathormon setempat dan hormon umum. contoh dari
hormon setempat adalah: Asetilkolin yangdilepaskan oleh bagian ujung-ujung
syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yangdilepaskan oleh dinding
duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untukmenimbulkan sekresi
pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkutkekandung
empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehinggatimbul
sekresi enzim.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewatiduktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormon.Secara umum sistem endokrin adalah sistem
yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh.
Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,kelenjar pankreas,
kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan
kelenjarbuntu.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam
hormon (hormontunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan
lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise
sebagai pengatur kelenjar yang lain.Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan
sistem saraf, mengontrol dan memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengankarakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika
keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsidari kedua kelenjar ini
s ebagian diambil alih oleh sis tem saraf. Bila sis tem
endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yangdihasilkan oleh ujung-ujung saraf.Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Kelenjarendokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan
endokrin), payudara, dankelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinyakedalam duktus pada
permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti
lapisantraktusintestinal. Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi,
maka kadar hormon di dalamd a r a h b i s a m e n j a d i t i n g g i a t a u
rendah, sehingga mengganggu fungsi t u b u h . Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus
diatur dalambatas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke
waktu apakah diperlukan lebihbanyak atau lebih sedikit hormon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Endokrin
Kelenjar Endokrin yaitu Organ yang menghasilkan hormon yang tidak
memiliki duktus / pembuluh / saluran (duct), sehingga hormon yang dihasilkan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunanmikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-
sel, lempengan ataugumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem Endokrin adalah sistem yang terdiri dari kelenjar endokrin buntu
atau tanpa saluran yang tersebar pada bagian tubuh (Sherwood,2010).
Kelenjar endokrin ini melaksanakan fungisnya dari dalam tubuh dengan
cara memproduksi hormon yang hasil sekresinya
langsung ke dalam darah tanpa melalui saluran. Sementara hormon merupakan
zat kimia hasil dari sekresi oleh suatu sel yang mempengaruhi sel lainya.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar- kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin berasala dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke
arah pengikat sel epitel yang telah berproliferasi dan akhirnya membentuk
sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang ke
dadlam pembuluh kapoler dan zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
dialirkan ke dalam darah karena tidak mempunyai saluran khusus (tanpa
saluran).
4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)Terletak di atas ginjal, kelenjar ini terdiri dari dua
bagian, yaitu:
a. Korteks, menghasilkan hormon:
1) Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur
reabsorpsi air di ginjal.
2) Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah
glikogen menjadi glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
3) Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
b. Medula, menghasilkan hormon:
1) Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa
dalam darah.
Terdapat sepasang melekat di sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya dapat
dibedakan menjadi korteks, medula dan seludang.Korteks terdiri atas tiga
bagian yaitu :
1) Zona glomerulosa, menghasilkan hormon mineralokortikoid,
fungsinya untuk mengatur keseimbangan kadar natrium, dalam tubuh,
hormonnya yang penting ialah aldosterone.
2) Zona Fasikulata, menghasilkan hormon glikokortikoid, fungsinya
dalam metabolisme karbohidrat dan protein, hormon yang penting
adalah hidrokortison.
3) Zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks, yaitu hormon-
hormon derivat steroid, seperti estradiol dan sebagainya
Medulla
Sel-sel penyusun medula berkelompok atau membentuk pita. Dalam sel-sel ini
mengandung butir-butir halus (granula) yan terwarna oleh pewarna garam garam
krom yang menimbulkan warna coklat. Hormon ini pertama kali diketemukan
oleh Oliver dan Schafer pada tahun 1894. Pada tahun 1901 dan ektralnya dapat
dibuat kristal murni yang ternyata dari hasil penelitian lebih lanjut mengandung
dua hormon yaitu adrenalin atau epinefrin, dan noradrenalin atau norepinepfrin,
keduanya mempunyai fungsi :
a. Mempengaruhi denyut jantung, jadi berpengaruh terhadap tekanan darah.
b. Mempengaruhi limpa, dengan kontraksi darah yang terdapat dalam
limpam dipompa ke pembuluh darah.
c. Meningkatkan kadar glukosa darah, mengubah glikogen menjadi glukosa.
Terletak di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini menghasilkan dua hormon, yaitu:
a. Sel alfa, sel ini menghasilkan Glukagon juga dihasilkan oleh sel-sel alfa
ekstrapankreas (di luar pankreas), seperti pada lambung dan saluran
pencernaan.
b. Sel beta, menghasilkan hormon insulin yang berperan untuk mengubah glukosa
darah menjadi glikogen dalam hati.
Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan satu hormon: Thymosin, untuk membantu
sistem kekebalan tubuh.
C. Etiologi Sistem Endokrin
1. Kurangnya kelenjar adrenal. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar adrenal
melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol atau aldosteron. Gejalanya meliputi
kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah
jenis insufisiensi adrenal.
2. Penyakit Cushing. Produksi hormon kelenjar hipofisis yang berlebihan
menyebabkan kelenjar adrenal terlalu aktif. Kondisi serupa yang disebut sindrom
Cushing bisa terjadi pada anak-anak yang minum obat kortikosteroid dosis tinggi.
3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya. Jika
kelenjar pituitari menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan, tulang dan
bagian tubuh anak dapat tumbuh dengan cepat melebihi batas normal. Jika kadar
hormon pertumbuhan terlalu rendah, anak juga bisa berhenti bertambah tinggi.
4. Hipertiroidisme. Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid,
yang menyebabkan penurunan berat badan, detak jantung yang cepat, berkeringat,
dan gugup. Penyebab hipertiroidisme paling umum adalah gangguan autoimun
yang disebut penyakit Grave.
5. Hipotiroidisme. Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup,
sehingga menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar
yang kurang aktif menyebabkan perkembangan yang lambat pada anak-anak.
6. Hipopituitarisme. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari melepaskan sedikit
atau tidak ada hormon. Wanita dengan kondisi ini dapat berhenti mendapatkan
menstruasi.
7. Multi-endokrin neoplasia I dan II. Kondisi genetik langka ini umumnya
diturunkan melalui keluarga. Multi-endokrin neoplasia menyebabkan tumor pada
paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan produksi hormon
yang berlebihan.
8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kelebihan hormon androgen dapat
mengganggu perkembangan telur dan pelepasannya dari indung telur. PCOS
adalah penyebab utama infertilitas pada wanita.
9. Pubertas sebelum waktunya. Pubertas dini abnormal yang terjadi ketika kelenjar
memberitahu tubuh untuk melepaskan hormon seks terlalu dini.
D. Patofisiologi Sistem Endokrin
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya bergantung pada
perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik. Hormon dapat bekerja
didalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri (autokrin), mempengaruhi sel
sekirtar(parakrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui darah (endokrin).Di sel
target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan pengaruhnyamelalui
berbagai mekanisme transduksi sinyal selular.
Hal ini biasanya melalui penurunanfaktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan
berkurangnya pelepasan hormone tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan
umpan balik negatif. Pada beberapa kasus,terdapat umpan balik positif (jangka yang
terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga
meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon
dipengaruhi secara bebas dari efekhormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan
pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yaknikelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroiduntuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
4. Penyakit jantung
5. Kerusakan saraf
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankanhomeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapatdibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatumensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual
dan reproduksi
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan.Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
Daftar Pustaka
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran.Tangerang : Binarupa Aksara.
Price & Wilson. 2006.Patofisiologi.Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem.Jakarta : EGC.
http://4.bp.blogspot.com/_UrJKIId2Id8/Sdr5L37caPI/AAAAAAAAAGQ/BCeqQfATAR8/s160
0-h/hipofisa+%28pituitary%292.JPG
http://www.bionet-skola.com/w/images/9/9c/Hipofiz.jpg
scribd.com/doc/146434283/Anfisman-endokrin
http://www.tribunnews.com/foto/bank/images/Tiroid.jpghttp://www.biyoloji