Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Penyakit Sistem Endokrin

Nama Kelompok :4
Siti Asih Mutmainah (30140118017)
Vani Andriyani (30140118018)
David Leonard
Florentina Adetya

DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES SANTO BORROMEUS
Tahun Ajaran 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua.Syukur Alhamdulillah kami dapat mengerjakan tugas
makalah di mata Kuliah Keperawatan Gawat darurat dan Manajemen Bencana yang
berjudul “Penyakit Pada Sistem Endokrin” kami juga mengucapkan terimakasih kepada
dosen mata Kuliah keperawatan gawat darurat dan menejemen bencana ibu Ns. Lidwina
Triastuti Listianingsih.,S.Kep.,M.Kep. Dengan ini kami belajar lebih memahami terkait judul
yang telah ditugaskan untuk kelomok kami.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran ,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
makalah kami selanjutnya, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
umumnya dan khususnya pada pembaca.

Padalarang, 10-10-2020
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II Pembahasan
A. Konsep Dasar Keperawatan
2.1 Definisi Sistem Endokrin
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
2.3 Etiologi Sistem Endokrin
2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin
2.5 Pathway Sistem Endokrin
2.6 Faktor Resiko Sistem Endokrin
2.7 Fungsi Sistem Endokrin
2.8 Klasifikasi Sistem Endokrin
2.9 Penatalaksanaan Sistem Endokrin
2.10 Tes Diagnostik Sistem Endokrin
2.11 Komplikasi Pada Sstem Endokrin
B. Nama-nama Penyakit yang berkaitan dengan sistem Endokrin
1. Tiroid (Siti Asih Mutainah )
2. Hipoglikemi (Vani Andriyani)
3. (Kak Tya )
4. (Kak Dafid)
C. Asuhan Keperawatan
1.1 Pengkajian
1.2 Diagnosa
1.3 Intervensi
1.4 Implementasi
1.5 Evaluasi
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunanakndi dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap
beredar dan bekerjadidalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar
endokrin tertentu. terdapathormon setempat dan hormon umum. contoh dari
hormon setempat adalah: Asetilkolin yangdilepaskan oleh bagian ujung-ujung
syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yangdilepaskan oleh dinding
duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untukmenimbulkan sekresi
pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkutkekandung
empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehinggatimbul
sekresi enzim.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewatiduktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormon.Secara umum sistem endokrin adalah sistem
yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh.
Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,kelenjar pankreas,
kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan
kelenjarbuntu.
 Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam
hormon (hormontunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan
lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise
sebagai pengatur kelenjar yang lain.Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan
sistem saraf, mengontrol dan memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengankarakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika
keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsidari kedua kelenjar ini
s ebagian diambil alih oleh sis tem saraf. Bila sis tem
endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yangdihasilkan oleh ujung-ujung saraf.Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Kelenjarendokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan
endokrin), payudara, dankelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinyakedalam duktus pada
permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti
lapisantraktusintestinal. Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi,
maka kadar hormon di dalamd a r a h b i s a m e n j a d i t i n g g i a t a u
rendah, sehingga mengganggu fungsi t u b u h . Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus
diatur dalambatas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke
waktu apakah diperlukan lebihbanyak atau lebih sedikit hormon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan sistem endokrin?
2. Apa Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin?
3. Apa saja Etiologi Sistem Endokrin ?
4. Apa Patofisiologi Sistem Endokrin ?
5. Bagaimana Pathway Sistem Endokrin ?
6. Apa saja Faktor Resiko Sistem Endokrin ?
7. Apa Fungsi Sistem Endokrin ?
8. Bagaimana Klasifikasi Sistem Endokrin?
9. Bagaimana cara pengobatan atau pencegahan pda sistem endokrin?
10. Apa yang bis akita lakukan untuk menegtahui apakah ini termasuk penyakit
yang menyerang sistem endokrin atau bukan?
11. Apa saja komplikasi pada gangguan sistem endokrin?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem endokrin
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem endokrin.
3. Untuk mengetahui etiologi dari sistem endokrin.
4. Untuk mengethaui patofisiologi atau perjalanan penyakitnya sistem endokrin.
5. Untuk mengetahui bagaimana pathway sistem endokrin.
6. Untuk mengetahui factor-faktor resiko dari sistem endokrin.
7. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin.
8. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari sitem endokrin.
9. Untuk mengetahui bagaimana car akita mengobatai dan mencegah dari
gangguan penyakit yang menyerang sistem endokrin.
10. Untuk mengetahui hal apa yang bisa lakukan untuk mengetahui tes apa yang
bisa lakukan untuk mengetahui apakah kita terkena penyakit pada sistem
endokrin.
11. Untuk mengetahui komplikasi apa yang bisa menyebabkan gangguan pada
sistem endokrin
1.4 Manfaat
1. Supaya kita memahami sitem endokrin pada manusia.
2. Untuk mengetahui suapay kita paham hormon apa saja yang ada dalam tubuh
manusia.
3. Supaya kita paham penyakit apa saja yang dapat mengganggu manusia pada
sistem endokrin.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Endokrin
Kelenjar Endokrin yaitu Organ yang menghasilkan hormon yang tidak
memiliki duktus / pembuluh / saluran (duct), sehingga hormon yang dihasilkan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunanmikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-
sel, lempengan ataugumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem Endokrin adalah sistem yang terdiri dari kelenjar endokrin buntu
atau tanpa saluran yang tersebar pada bagian tubuh (Sherwood,2010).
Kelenjar endokrin ini melaksanakan fungisnya dari dalam tubuh dengan
cara memproduksi hormon yang hasil sekresinya
langsung ke dalam darah tanpa melalui saluran. Sementara hormon merupakan
zat kimia hasil dari sekresi oleh suatu sel yang mempengaruhi sel lainya.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar- kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin berasala dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke
arah pengikat sel epitel yang telah berproliferasi dan akhirnya membentuk
sebuah kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang ke
dadlam pembuluh kapoler dan zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
dialirkan ke dalam darah karena tidak mempunyai saluran khusus (tanpa
saluran).

B. Anatomi Dan fisiologi Sistem Endokrin


a. Anatomi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai


susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan
sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus
yang banyak mengandung pembuluh kapiler.Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsni tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla
adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.Kelenjar endokrin tidak
memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapidari
selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawake sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek
hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui
saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.

b. Fisiologi Sistem Endokrin


Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, adayang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya
hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal,
kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar
tiroid,kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. 
Selain itu ada beberapa organendokrin yang menghasilkan zat lain selain
hormon yakni:

1. Kelenjar hipofisis (Pituitari)


Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan
dapat memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya.
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya
menghasilkan hormon yang berbeda-beda, yaitu:
a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:
1) Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin.
2) Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk
memproduksi kortikosteroid.
3) Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus
seminiferus dan spermatogenesis.
4) Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi estrogen.
5) Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi testis dalam
menghasilkan testosteron.
6) Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
b. Lobus intermedia, menghasilkan hormon:
1) Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.
2) Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen
dalam perubahan warna kulit.
c. Lobus posterior, menghasilkan hormon:
1) Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.
2) Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah
banyak.

2. Kelenjar tiroid (Gondok)


Terletak di daerah leher, dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya pembuluh
darah.Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu:
1. Tiroksin, untuk membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik,
perkembangan mental, dan kematangan seks.
2. Triidotironin, untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
3. Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.
Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikeldan terdapat di depan trakea.
1. Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri
daridua buah lobus.
2. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4)
danTriiodontironin (T3).
3. Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin)
yangmengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid
daridarah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka
waktu yanglama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.

3.Kelenjar paratiroid (Anak gondok)


Terletak di daerah kelenjar gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan kadar kalsium
dalam darah.Kelenjar paratiroid menghasilkan satu hormon, yaitu:
1. Parathormon, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
2. Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk
mengaturkonsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur : absorpsikalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan
pelepasan kalsium dari tulang.
4. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsikalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel.
5. sel tulang osteoklas untukmerombak matriks bermineral pada osteoklas
untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan
kalsium ke dalam darah.
6. Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur
pada ginjal.
7. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
8. Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga
fungsinyamenurunkan kalsium darah.Fungsi umum kelenjar paratiroid
adalah:1. Mengatur metabilisme fosfor2. Mengatur kadar kalsium darah.

4. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)Terletak di atas ginjal, kelenjar ini terdiri dari dua
bagian, yaitu:
a. Korteks, menghasilkan hormon:
1) Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur
reabsorpsi air di ginjal.
2) Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah
glikogen menjadi glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
3) Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
b. Medula, menghasilkan hormon:
1) Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa
dalam darah.
Terdapat sepasang melekat di sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya dapat
dibedakan menjadi korteks, medula dan seludang.Korteks terdiri atas tiga
bagian yaitu :
1) Zona glomerulosa, menghasilkan hormon mineralokortikoid,
fungsinya untuk mengatur keseimbangan kadar natrium, dalam tubuh,
hormonnya yang penting ialah aldosterone.
2) Zona Fasikulata, menghasilkan hormon glikokortikoid, fungsinya
dalam metabolisme karbohidrat dan protein, hormon yang penting
adalah hidrokortison.
3) Zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks, yaitu hormon-
hormon derivat steroid, seperti estradiol dan sebagainya

Medulla
Sel-sel penyusun medula berkelompok atau membentuk pita. Dalam sel-sel ini
mengandung butir-butir halus (granula) yan terwarna oleh pewarna garam garam
krom yang menimbulkan warna coklat. Hormon ini pertama kali diketemukan
oleh Oliver dan Schafer pada tahun 1894. Pada tahun 1901 dan ektralnya dapat
dibuat kristal murni yang ternyata dari hasil penelitian lebih lanjut mengandung
dua hormon yaitu adrenalin atau epinefrin, dan noradrenalin atau norepinepfrin,
keduanya mempunyai fungsi :
a. Mempengaruhi denyut jantung, jadi berpengaruh terhadap tekanan darah.
b. Mempengaruhi limpa, dengan kontraksi darah yang terdapat dalam
limpam dipompa ke pembuluh darah.
c. Meningkatkan kadar glukosa darah, mengubah glikogen menjadi glukosa.

5. Kelenjar pankreas (Pulau-pulau Langerhans)

Terletak di dekat ventrikulus atau lambung, kelenjar ini menghasilkan dua hormon, yaitu:

1. Insulin, untuk mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati. Karenanya,


kadar gula darah akan turun.
2. Glukogen, untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Karenanya, kadar
gula darah akan naik.

Fungsi endokrin pankreas terdapat pada pulau-pulau Langerhans yang


tersebar di seluruh organ. Pada Pulau-pulau Langerhans ini dapat dijumpai tiga
macam sel yaitu :

a. Sel alfa, sel ini menghasilkan Glukagon juga dihasilkan oleh sel-sel alfa
ekstrapankreas (di luar pankreas), seperti pada lambung dan saluran
pencernaan.
b. Sel beta, menghasilkan hormon insulin yang berperan untuk mengubah glukosa
darah menjadi glikogen dalam hati.

c. Sel delta, menghasilkan hormon somatotropin atau Growth Hormone Releasing


Inhibiting Factor (GH-RIF) seperti dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsinya
untuk menghambat produksi hormon insulin maupun glukagon.
6. Kelenjar gonad (Kelamin)
Terletak di daerah perut (wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki),
kelenjar ini juga menghasilkan hormon berbeda bagi wanita dan laki-laki.

Pada wanita, kelenjar gonad menghasilkan dua hormon:


1) Estrogen, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.
2) Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki dinding uterus.

Estrogen merupakan hormon yang dihasilkan sel-sel folikel pada masa


pertumbuhan, sedangkan korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Baik
estrogen maupun progesteron keduanya mempunyai peranan yang menyiapkan
mukosa uterus bekerja menghambat sekresi FSH, agar tidak merangsang
pertumbuhan folikel promodial menjadi masak. Pengaruh hormon estrogen
lainnya adalah merangsang perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder wanita, seperti
penimbunan lemak pada tempat tertentu; membesarnya kelenjar mammae, serta
tumbuhnya rambut pada tempat tertentu. Kelebihan produksi hormon estrogen pada
masa pertumbuhan akan menyebabkan gejala yang disebut “precirus puberty”
yaitu kondisi dimana terjadi proses pendewasaan dini. Sedangkan bila kadar estrogen
kurang kadarnya sampai dewasa akan terjadi apa yang disebut “eunuchoidism” yaitu
bentuk tubuh kehilangan ciri-ciri kelamin sekunder, dan terjadi atropi pada organ-organ
asesori. Progesteron, selain dihasilkan oleh korpus luteum dihasilkan juga oleh plasenta.
Progesteron mempengaruhi perkembangan yang luas dari endometrium, menyaipkan
uterus untuk menerima embrio dan memberi makannya.

Pada laki-laki, menghasilkan satu hormon:

1) Testosteron, untuk menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder.


Testis merupakan kelenjar tubuler yang mempunyai 2 fungsi yaitu reproduksi
dan hormonal. Diantara tubulus-tubulus seminiferous yang mempunyai fungsi
reproduksi terdapat sel-sel leydyg ini yang mengahsilkan hormone testosterone.
Hormone testosterone bertugas untuk bekerja sebagai perkembangan sifat
kelamin pria.
Regulasihormon wanita

Regulasi Hormon Pria


7. Kelenjar timus (kacangan)

Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan satu hormon: Thymosin, untuk membantu
sistem kekebalan tubuh.
C. Etiologi Sistem Endokrin
1. Kurangnya kelenjar adrenal. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar adrenal
melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol atau aldosteron. Gejalanya meliputi
kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah
jenis insufisiensi adrenal.
2. Penyakit Cushing. Produksi hormon kelenjar hipofisis yang berlebihan
menyebabkan kelenjar adrenal terlalu aktif. Kondisi serupa yang disebut sindrom
Cushing bisa terjadi pada anak-anak yang minum obat kortikosteroid dosis tinggi.
3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya. Jika
kelenjar pituitari menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan, tulang dan
bagian tubuh anak dapat tumbuh dengan cepat melebihi batas normal. Jika kadar
hormon pertumbuhan terlalu rendah, anak juga bisa berhenti bertambah tinggi.
4. Hipertiroidisme. Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid,
yang menyebabkan penurunan berat badan, detak jantung yang cepat, berkeringat,
dan gugup. Penyebab hipertiroidisme paling umum adalah gangguan autoimun
yang disebut penyakit Grave.
5. Hipotiroidisme. Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup,
sehingga menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar
yang kurang aktif menyebabkan perkembangan yang lambat pada anak-anak.
6. Hipopituitarisme. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari melepaskan sedikit
atau tidak ada hormon. Wanita dengan kondisi ini dapat berhenti mendapatkan
menstruasi.
7. Multi-endokrin neoplasia I dan II. Kondisi genetik langka ini umumnya
diturunkan melalui keluarga. Multi-endokrin neoplasia menyebabkan tumor pada
paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan produksi hormon
yang berlebihan.
8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kelebihan hormon androgen dapat
mengganggu perkembangan telur dan pelepasannya dari indung telur. PCOS
adalah penyebab utama infertilitas pada wanita.
9. Pubertas sebelum waktunya. Pubertas dini abnormal yang terjadi ketika kelenjar
memberitahu tubuh untuk melepaskan hormon seks terlalu dini.
D. Patofisiologi Sistem Endokrin
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya bergantung pada
perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik. Hormon dapat bekerja
didalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri (autokrin), mempengaruhi sel
sekirtar(parakrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui darah (endokrin).Di sel
target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan pengaruhnyamelalui
berbagai mekanisme transduksi sinyal selular.
Hal ini biasanya melalui penurunanfaktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan
berkurangnya pelepasan hormone tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan
umpan balik negatif. Pada beberapa kasus,terdapat umpan balik positif (jangka yang
terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga
meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon
dipengaruhi secara bebas dari efekhormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan
pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.

Berkurangnya pengaruh hormone dapat disebabkan oleh gangguan sintesis dan


penyimpanan hormone.Penyebab lain adalah gangguan transport di dalam sel
yangmensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika
kelenjarhormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel
penghasilhormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel
panghasilhormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).Berbagai penyebab yang
mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu cepatatau kecepatan pemecahannya
meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan protein plasma, lama kerja hormon
bergantung pada perbandingan hormon yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon
tidak dapat menunjukkan efeknya, pada sisi lain, hormon akan keluardengan dipecah atau
dieksresi melalui ginjal.Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif
di tempat kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya
defek enzim, hormon tidakakan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi
karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau
kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target.

Penyebab meningkatnya pengaruh hormone meliputi, yang pertama peningkatan


pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan tunggal yang
berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak jumlah sel penghasil
hormon(hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan oleh
pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar
hormonnya (pembentukan hormonektopoik).Peningkatan kerja hormon juga diduga
terjadi jika hormone dipecah atau diinaktifkanterlalu lambat, missal pada gangguan
inaktivasi organ (ginjal atau hati). Pemecahan dapatdiperlambat dengan meningkatnya
hormon ke protein plasma, tetapi bagian yang terikatdengan protein.
E. Pathaway Sistem Endokrin
F. Faktor Resiko Sistem Endokrin
1. Meningkatnya kadar kolesterol.
2. Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.
3. Inaktivitas.
4. Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.
5. Pola makan yang tidak baik.
6. Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).
7. Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.
G. Fungsi Sistem Endokrin

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.

2. Menstimulasi urutan perkembangan.

3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.

4. Memelihara lingkungan internal optimal

5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

H. Klasifikasi Sistem Endokrin

1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam


perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.

2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh


bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.

3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yaknikelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH).

4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroiduntuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Hormone Yang menghasilkan Fungsi


Aldosterone Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan
garam dan air dengan cara
menahan garam dan air
serta membuang kalium.
Antidiuretic (Vasopresin) Kelenjar Hipofisa Menyebabkan ginjal
menahan air Bersama
dengan aldosterone,
membantu mengendalikan
tekanan darah
Kortikosteroid Kelenjar Adrenal Anti peradangan
mengendalikan pelepasan
kalsium dan fosfat
progresteron indung telur
mempersiapkan lapisan
Rahim untuk penanaman
sel telur yang telah di buahi
mempersiapkan kelenjar
susu.
Prolactin Kelenjar Hipofisis Memulai dan
mempertahankan
pembentukkan susu kelejar
susu.
Renin dan Angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan
darah
Hormon Tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan dan kecepatan
metabolisme.
TSH (Tyroid Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukkan
Hormon) dan pelepasan kelenjar
tiroid.
LH (Luteinizing Hormone) Kelenjar hipofisa Mengendalikan fungsi
reproduksi (pembentukkan
sperma dan smentum,
FSH (Follicle Stimulating pemnatangan sel telur ,
Hormone) siklus menstruasi),
mengendalikan ciri seksual
pria dan wanita
(penyebaran rambut,
pembentukkan otot, tekstur
dan ketebalan kulit , suara
dan bahkan mungkin sifat
kepribadian).
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi
otot Rahim dan saluran
susu di payudara .
Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan
Memiliki efek yang luas di pembentukkan tulang.
seluruh tubuh. Mempertahankan kadar
gula darah, tekanan darah
dan kekutan otot membantu
mengendalikan tekanan
darah.
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan
pembentukkan dan
pelepasan hormone oleh
korteks adrenal.
Eritropoetin Ginjal Merangsang pembentukkan
sel darah merah.
Estrogen Indung telur Mengendalikan
perkembangan ciri seksual
dan sistem reproduksi pada
wanita.
Insulin Pancreas. Menurunkan kadar gula
darah mempengaruhi
metabolism glukosa,
protein dan lemak di
seluruh tubuh
I. Penatalaksanaan Sistem Endokrin
Pencegahan Gangguan Sistem Endokrin
Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin:
a. Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan banyak
berolahraga.
b. Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid.

c. Mengonsumsi pola makan yang sehat dan seimbang


d. Memiliki gaya hidup yang sehat, seperti aktivitas fisik yang rutin.
J. Tes Diagnostik Sistem Endokrin
Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk
menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat
dilakukan untuk membantu menunjukkan lokasi bintil atau tumor.
1. Anti TPO IgG= Pemeriksaan sensitif untuk diagnosis penyakit tiroid autoimun dan
penanda awal pada perkembangan hipotiroidisme akibat tiroiditis Hashimoto.
2. ATA   (Thyroglobulin Antibody)= Triglobulin merupakan pemeriksaan untuk
mengetahui konsentrasi triglobulin di dalam serum. Triglobulin adalah protein yang
diproduksi oleh jaringan tiroid normal dan berperan penting pada sintesis hormon
tiroid. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 90 % sebagai penanda tumor.
3. BETA HCG SERUM= Untuk mengetahui kadar beta HCG dalam serum.
4. CORTISOL= Evaluasi fungsi adrenocortical
5. FSH   ( Follicle Stimulating Hormon )= Pemeriksaan untuk mengukur kadar Folicle
Stimulating Hormone .yaitu suatu hormon yang berperan dalam reproduksi. FSH
disebut juga gonadotropin, dihasilkan oleh sel-sel gonad yang berada pada kelenjar
pituitari di dasar otak dan pengeluaran hormon ini dirangsang oleh gonadotropin
releasing hormone (GnRH).
6. LH= Pemeriksaan untuk mengukur kadar Luteinizing Hormon (LH). Bila LH >FSH
adalah indikasi PCOS.
7. PROGESTERON (P4 )= Pemeriksaan progesteron merupakan pengukuran kadar
hormon progesteron yang diproduksi di ovarium dan berfungsi untuk memberikan
pasokan darah serta nutrisi ke dinding rahim hingga maksimal.
8. PROLACTIN= Pemeriksaan prolaktin merupakan pengukuran kadar hormon
prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi pada wanita dapat menyebabkan ovarium
bereaksi melawan stimulasi gonadotropin, sedangkan pada pria dapat mempengaruhi
sekresi hormon seks yang berakibat terganggunya spermatogenesis atau impotensi..
9. TESTOSTERON= Pemeriksaan testosteron merupakan pengukuran kadar hormon
testosteron yang paling penting dalam proses repoduksi dan pada pria dihasilkan oleh
sel Leydig (testis).
K. Komplikasi Pada Sistem Endokrin
Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:

1. Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)

2. Koma (pada hipotiroidisme)

3. Depresi (pada banyak kondisi tiroid)

4. Penyakit jantung

5. Kerusakan saraf

6. Kerusakan atau gagal pada organ

7. Kualitas hidup yang tidak baik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukanfungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankanhomeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapatdibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatumensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual
dan reproduksi
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan.Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
Daftar Pustaka
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran.Tangerang : Binarupa Aksara.
Price & Wilson. 2006.Patofisiologi.Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem.Jakarta : EGC.
http://4.bp.blogspot.com/_UrJKIId2Id8/Sdr5L37caPI/AAAAAAAAAGQ/BCeqQfATAR8/s160
0-h/hipofisa+%28pituitary%292.JPG
http://www.bionet-skola.com/w/images/9/9c/Hipofiz.jpg
scribd.com/doc/146434283/Anfisman-endokrin
http://www.tribunnews.com/foto/bank/images/Tiroid.jpghttp://www.biyoloji

Anda mungkin juga menyukai