Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PATOFISIOLOGI

KELAINAN SISTEM ENDOKRIN

KELOMPOK 10

DISUSUN OLEH :

Dwi Annisha 20330093


Nurhikmah juliyanti 20330095
Ocky Feryanto 20330097
Celin Gracela Tanama 20330744
Baiq intan faradila rahman 20330751

Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi


Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Patofisiologi “Kelainan Sistem Endokrin”
ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Patofisiologi di Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jakarta.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak Kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Jakarta, Mei 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan salah satu sistem pengatur kelenjar yang terdapat

pada tubuh manusia dan berguna melakukan sekresi atau menghasilkan hormon.

Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang

merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Hormon yang diproduksi

dalam sistem endokrin dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang nantinya akan

disalurkan melalui darah dan digunakan untuk proses kerja pada tiap organ-organ

dalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia yang khusus diproduksi oleh kelenjar

endokrin tertentu. Terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon

setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf

parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan

diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan

kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga

timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

Pelepasan hormon bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor

yang spesifik. Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu

sendiri (autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di

organ lain melalui darah (endokrin). Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor

dan memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal

selular. Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya

menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus

pengaturan dengan umpan balik negative.


Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang

terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan

sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila

pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa

rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar

penghasil hormon.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu sistem endokrik

2. Bagaiamana penyebab gangguan sistem endokrin

3. Bagaimana gangguan sistem endokrin

4. Bagaimana komplikasi gangguan sistem endokrin

5. Bagaiman pencegahan primer, sekunder dan tersier sistem endokrin

6. Bagaimana prinsip legal dan etis pada pasien gangguan endokrin


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Endokrin

Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting yang

mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh dalam tubuh

adalah kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tersusun atas susunan sel

mikro yang sangat sederhana yan terdiri atas jaringan ikat halus yang mengandung pembuluh

kapiler.

Kelenjar endokrin adalah sebuah organ yang memproduksi zat aktif (hormone), yang

dilepaskan melaluai darah. Zat aktif ini akan mengatur kerja sebuah organ atau bahkan

beberapa organ sekaligus. Sifat kerja hormone adalah bekerja sebagai control umpan balik,

bekerja pada spesifik target, dan memiliki mekanisme kerja tertentu.

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk

melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan

organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil

sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa harus

melalui saluran (duktus).

Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu

kesatuan disebut denngan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari

beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang mengahasilkan satu

macam hormon tunggal, dan juga menghasilkan beberapa hormone ganda.

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis

selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai
dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis. Dimana

sistem saraf bertindak cepat (hamper seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem

endokrin memiliki respon lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf.

Sistem endokrin mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan

menambah kapasitas tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis. Secara keseluruhan,

masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi yang berbeda-beda

tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar

endokrin adalah:

1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai

macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan

oleh jaringan tubuh tertentu.

2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas

dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.

3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang

aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan

menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.

4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan

jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.

5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur

metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk

meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.


6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi

metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga

dalam tubuh untuk agar optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

1. Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolism, proses

oksidatif, perkembangan seksual.

2. Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

3. Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan denagn

pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di

dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek metabolisme sel

lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi.

B. Penyebab Gangguan Sistem Endokrin

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:

1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang

disebut ketidakseimbangan hormon.

2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau

tidak memengaruhi kadar hormon.

C. Gejala Gangguan Sistem Endokrin

1. Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi

ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:

a) Haus atau lapar yang berlebih.


b) Kelelahan.

c) Sering buang air kecil.

d) Mual dan muntah.

e) Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.

f) Perubahan pada penglihatan.

2. Akromegali

Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon

pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama

pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:

a) Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.

b) Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.

c) Perubahan struktur tulang muka.

d) Nyeri pada tubuh dan sendi.

e) Suara yang dalam.

f) Kelelahan dan kelemahan.

g) Sakit kepala.

h) Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.

i) Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.

j) Sleep apnea.

k) Gangguan pada penglihatan.

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron

akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:


a) Depresi.

b) Diare.

c) Kelelahan.

d) Sakit kepala.

e) Hiperpigmentasi pada kulit.

f) Hipoglikemia.

g) Nafsu makan rendah.

h) Tekanan darah rendah.

i) Periode menstruasi yang terlewat.

j) Mual dengan atau tanpa muntah.

k) Ingin mengonsumsi garam.

l) Penurunan berat badan.

m) Kelemahan.

4. Sindrom Cushing

Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh

kelenjar adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:

a) Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).

b) Diskolorasi kulit seperti memar.

c) Kelelahan.

d) Merasa sangat haus.

e) Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).

f) Sering buang air kecil.

g) Gula darah tinggi (hiperglikemia).

h) Tekanan darah tinggi (hipertensi).


i) Mudah marah dan perubahan mood.

j) Obesitas pada bagian atas tubuh.

k) Wajah bundar.

l) Kelemahan.

5. Penyakit Graves

Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang

mengakibatkan produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:

a) Mata menonjol.

b) Diare.

c) Kesulitan tidur.

d) Kelelahan dan kelemahan.

e) Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).

f) Intoleransi terhadap panas.

g) Detak jantung yang tidak teratur.

h) Mudah marah dan perubahan mood.

i) Detak jantung berdebar cepat (takikardia).

j) Kulit yang tebal atau merah pada betis.

k) Tremor.

l) Penurunan berat badan.

6. Hashimoto’s Thyroiditis

Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem

imun yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.

Gejalanya meliputi:
a) Intoleransi terhadap dingin.

b) Konstipasi.

c) Rambut kering dan rontok.

d) Kelelahan.

e) Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).

f) Nyeri sendi dan otot.

g) Periode menstruasi yang terlewat.

h) Detak jantung yang melambat.

i) Pertambahan berat badan.

7. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang

overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:

a) Diare.

b) Kesulitan tidur.

c) Kelelahan.

d) Goiter.

e) Intoleransi terhadap panas.

f) Mudah marah dan perubahan mood.

g) Detak jantung yang cepat (takikardia).

h) Tremor.

i) Penurunan berat badan tanpa penyebab.

j) Kelemahan.

8. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan

terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:

a) Intoleransi terhadap dingin.

b) Sembelit.

c) Menurunnya produksi keringat.

d) Rambut kering.

e) Kelelahan.

f) Goiter.

g) Nyeri pada sendi dan otot.

h) Periode menstruasi yang terlewat.

i) Detak jantung yang melambat.

j) Muka membengkak.

k) Kenaikan berat badan.

9. Prolaktinoma

Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional

menghasilkan hormon prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin

berlebih dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:

a) Disfungsi ereksi.

b) Kemandulan.

c) Kehilangan libido.

d) Periode menstruasi yang terlewat.

e) Produksi ASI tanpa penyebab.


D. Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin

Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk

menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat

dilakukan untuk membantu menunjukkan lokasi bintil atau tumor.

E. Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin

Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:

1. Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)

2. Koma (pada hipotiroidisme)

3. Depresi (pada banyak kondisi tiroid)

4. Penyakit jantung

5. Kerusakan saraf

6. Kerusakan atau gagal pada organ

7. Kualitas hidup yang tidak baik.

F. Pencegahan primer, sekunder dan tersier

1. Primer

Terjadi sebelum reaksi terhadap stressor ,meliputi promosi kesehatan dan

mempertahankan kesehatan. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah

terindentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup pendidikan

kesehatan dan perubahan gaya hidup.

Tindakan : pendidikan kesehatan misal :Penyuluhan pada masyarakat tentang

pencegahan penyakit gangguan sistem endokrin ,pengenalan tentang gejala awal

gangguan sistem endokrin ,penanganan segera setelah ditemukan tanda dan gejala

untuk dibawa ke pelayanan kesehatan.

2. Sekunder
Meliputi tindakan yang dimulai Setelah ada gejala Stressor ,pencegahan

sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance ,mengurangi

reaksi dan meningkatkan faktor faktor resistens sehingga melindungi struktur dasar

melalui tindakan yang cepat sesuai gejala .

Tujuan : mencegah terjadinya komplikasi yang berat dari penyakit sistem

endokrin dengan perawatan intensif agar tidak memperburuk penyakit.

Tindakan : Mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis klien dalam

menghadapi terapi Pengobatan.

3. Tersier:

Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi strategi pencegahan

sekunde .Pencegahan tersier ini difokuskan pada perbaikan kembali kearah stabilitas

sistem klien secara optimal.

a) Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan banyak

berolahraga.

b) Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid.

G. Prinsip Legal Etik pada pasien gangguan sistem endokrin

Aspek legal etik Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab pada berbagai tatanan

Pelayanan ,termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang -undang

keperawatan. (Kozier, 2010).

Prinsip -prinsip Legal Dan Etis adalah :

1. Autonomi (Otonomi)

Prinsip Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan

mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan berbagai keputusan atau berbagi pilihan yang harus

dihargai orang lain. Prinsip Otonom merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau

dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

2. Beneficience (Berbuat baik)

Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik .Kebaikan ,memerlukan pencegahan

dari kesalahan atau kejahatan ,penghapusan kesalahan, atau kejahatan dan peningkatan

kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan terjadi konflik antara

prinsip ini dan otonom.

3. Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang

menjunjung prinsip prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam

praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai dengan

hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.

4. Non-maleficience (Tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Veracity (kejujuran)

Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai yang diperlukan oleh pemberi pelayanan

kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa

klien sangat mengerti.

6. Fedellity (Menepati Janji)


Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang

lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.

Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca

dalam rangka pengobatan klien.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai

dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa kecuali.

9. Informed consent

"Informed consent" terdiri dari dua kata yaitu" informed" yang berarti telah mendapatkan

penjelasan atau keterangan (informasi). Dan" consent "yang berarti persetujuan atau memberi

izin .Jadi informed Consent mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah

mendapatkan informasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan

memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk

mempertahankan homeostasis tubuh.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,

membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,

pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan

reproduksi.

B. Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena

bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.

Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-sistem-endokrin

https://hellosehat.com/?amp

https://www.academia.edu/34666337/Makalah_sistem_endokrin

https://id.scribd.com/document/364820852/PRINSIP-LEGAL-ETIK-PADA-PX-G3-

ENDOKRIN-docx

Anda mungkin juga menyukai