Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SISTEM ENDOKRIN

Dosen Pengampu : dr. Nian Lusiana


DISUSUN OLEH
Kelompok 9 :
1. FERA RATNA LISTI (1915401116)
2. SITI NUROH (1915401125)
3. DISSA MUTHIA (1915401138)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG KEMENTERIAN


KESEHATAN TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Endokrin Pada Manusia” tepat pada waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pendidikan Anatomi


Fisiologi selain itu untuk mengetahui dan memahami Sistem Endokrin Pada
Manusia. Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bandar Lampung, 24 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..……….....…………………………............……………i
DAFTAR ISI.......……...…………..……………………………....................…..ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………...…...………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah...............…...………………………………………………2
1.3 Tujuan Penulisan…..……….......................…....……………………………..2
1.4 Manfaat Penulisan…..……………...…………...............…………………….3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Endokrin……...……………………………….…..........…4
2.2 Gambaran umum sistem endokrin.................. ..................................................5
2.3 Fungsi Sistem Endokrin……….................…........................................………6
2.4 Jenis – jenis kelenjar dalam system endokrin....................................................7
2.5 Struktur endokrin lain penghasil hormone………………………...................17
2.6 Mekanisme Kerja Sistem Endokrin ................................................................18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...………………………………………………...…..............…..20
3.2 Saran………...………………………………………………..……...............20

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan
hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid,
kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ endokrin
ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga
ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Kelenjar endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus
diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu
apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin ?

2. Mana saja yang merupakan bagian dari sistem endokrin ?

3. Apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin ?

4. Apa fungsi dari sistem endokrin ?

5. Bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh normal ?

6. Bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas perbaikan nilai Mata kulaih Ilmu Biomedik Dasar.

2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin.

3. Untuk mengetahui dan memahami mana saja yang merupakan bagian dari
sistem endokrin.

4. Untuk mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem
endokrin.

5. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin.

6. Untuk mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam


tubuh normal.

7. Untuk mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan.


1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem
endokrin.

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami juga dapat menunjukkan mana saja


yang merupakan bagian dari sistem endokrin.

3. Mahasiswa mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem
endokrin.

4. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dari sistem endokrin.

5. Mahasiswa dapat mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem


endokrin dalam tubuh normal.

6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami


kerusakan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin


Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sekret ke
dalam”. Kelenjar buntu menghasilkan sekret tidak melalui saluran tertentu , akan
tetapi langsung masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu hormon ( merangsang).
Kelenjar endokrin bukanlah kelenjar buangan, kelenjar endokrin memiliki
efek sekresi yang artinya setelah di keluarkan akan di proses dan di gunakan
kembali. Sekresi tersebut menghasilkan hormon yang akan di sekresikan melalui
peredaran darah lalu sampai pada target sel. Kelenjar endokrin ini bekerja dengan
mekanisme feed back yang artinya pasti akan ada timbal balik dari organ tujuan
tadi yang berupa efek.
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh
pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar
endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di bawa
melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul
protein yang memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal
tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari
pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian
penting yang mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki
pengaruh dalam tubuh adalah kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar
yang tersusun atas susunan sel mikro yang sangat sederhana yan terdiri atas
jaringan ikat halus yang mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas
untuk melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur
seluruh kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang
dibutuhkan organ tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke
dalam pembuluh darah manusia tanpa harus melalui saluran (duktus).
Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika
dalam satu kesatuan disebut denngan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin
merupakan gabungan dari beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu
sendiri ada yang mengahasilkan satu macam hormon tunggal, dan juga
menghasilkan beberapa hormone ganda.

2.2 Gambaran Umum Sistem Endokrin


Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh
pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar
endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di bawa
melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul
protein yang memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal
tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari
pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi
langsung ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin
biasanya mengsekresi lebih dari satu jenis hormon (kelenjar paratiroid yang hanya
mengsekresi hormon para tiroid merupakan suatu pengecualian). Dalam tubuh
manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon. Hormon-hormon
baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di saluran gastrointestinal,
sistem saraf pusat, dan saraf perifer.
Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi
dalam aliran darah hanya sedikit jika di bandingkan dengan zat aktif biologis
lainnya, seperti glukkosa dan kolesterol. Walaupun hormon dapat mencapai
sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor spesifik
yang dapat di pengaruhi.
Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Secara
mikrobiologis, kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sektori yang
dikelilingi banyak kapiler dan di topang jaringan ikat.
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari
dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun
sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan
puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal
yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon
paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh
untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju
aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya
mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan
fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain
dan diekskresi oleh ginjal.

2.3 Fungsi Sistem Endokrin


Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan
hemostasis selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja
sama unttuk memulai dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang
melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem saraf bertindak cepat (hamper
seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin memiliki respon
lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. Sistem endokrin
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah kapasitas
tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis.

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh


memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut
dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan


berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah
apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol
aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan
maksimal.

3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk


merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem
saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.

4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi


pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi
maksimal.

5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk


mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas
untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.

6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi


fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan
hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

 Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses


metabolism, proses oksidatif, perkembangan seksual.
 Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan


denagn pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan
reaksi kimia di dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-
aspek metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi.

2.4 Jenis-Jenis Kelenjar Dalam Sistem Endokrin


1. Kelenjar hipofisis anterior dan posterior
Hipofisis disebut juga kelenjar pituitary. Hipofisis merupakan kelenjar
kecil di rongga bertulang terletak di dasar otak dibawah hipotalamus sekitar 2cm.
Dihubungkan ke hipolalamus oleh tangkai kecil (infundibulum). Kelenjar
hipofisis disebut master gland karena dapat menghasilkan hormon dan hormon
yang dihasilkan oleh hipofisis dapat merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan
hormon lain.
a) Kelenjar hipofisis posterior
Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior berasal dari pertumbuhan
otak yang terdiri dari jaringan saraf (neurohipofisis). Hipofisis posterior di
hubungkan ke hipotalamus mealuil jalur saraf. Hipofise posterior membentuk
sistem neurosekresi yang mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. Pengeluaran
hormon dari hipofise posterior dikontrol oleh hipotalamus.
Hipofisis posterior terdiri dari hormon oxytosin yang berfungsi untuk
regulasi kontraksi rahim dan membantu dalam proses pengeluaran asi setelah
melahirkan, hormon relaxin yang berfungsi membukanya simphisis pubis, dan
ADH (Anti Diuretika Hormon) atau pitressin atua vasopressin yang berfungsi
untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak ( in put = out put)
b) Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang berasal
dari penonjolan atap mulut yang disebut adenohipofisis. Hipofisis anterior di
hubungkan melalui pembuluh darah. Pengeluaran hormon dari anterior dikontrol
oleh hipotalamus. Hormon yg dikeluarkan hipofise anterior yaitu:
1) Hormon Pertumbuhan ( growth hormon atau GH )
Hormon ini bekerja pada tulang, otot, tulang rawan, kulitdan bekerjanya
sangat terbatas. Pada pria sejak lahir sampai dengan 21 tahun dan pertmbuhan
drastisnya terjadi pada usia 13 sampai 16 tahun. Pada wanita sejak lahir hingga
usia 18 tahun, dan pertumbuhan drastisnya terjadi saat usia 9 sampai 12 tahun.
GH ini sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila
selesai makan kadar gula dlm darah akan meningkat, dan GH tidak bekerja. Bila
kadar gula dalam darah menurun, GH bekerja secara maksimal. Bila GH bekerja
normal maka tubuh akan normal. Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan
menjadi raksasa (giant). Bila hiposekresi maka tubuh manusia akan menjadi
kerdil/cebol.
2) Thyroid stimulating hormon ( TSH atau tirotropin)
Hormon ini mempengaruhi kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan
thyroksin (t4), liotironin (t3) dan kalsitonin.

3) Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH)


Hormon ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Glukokortikoid
sebagai penghasil gula, Mineralokortikoid fungsinya mengatur keseimbangan ion
Na dan ion K, dan Gonadokortikoid. Gonadokortiroid untuk wanita adalah
hormon estrone & progesterone, sedangkan untuk pria adalah hormon
testosterone.

4) Prolaktin (PRL)
Hormon ini berfungsi pada saat persiapan produksi air susu ibu (asi).

5) Gonadotropin hormon (GTH)


Hormon ini menghasilkan FSH (follicle stimulating hormon) dan LH
(luteinizing hormon) atau ICSH (interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita
FSH berfungsi untuk mematangkan sel telur sedangkan LH berfungsi menebalkan
dinding rahim dan mempertahankan implantasi janin. Sedangkan pada pria FSH
berfungsi mematangkan spermatogonium yang akan menjadi
spermatozoasedangkan LH atau ICSH akan menghasilkan sel leydig yang
memproduksi hormon testosterone.
Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting) hipotalamus
disalurkan ke hipofise melalui sistem porta hipotalamus - hipofisis untuk
mengontrol sekresi hormon hipofise anterior . Hormon pengatur hipotalamus
mencapai hipofise anterior melalui jalur vaskuler khusus ke sistem porta
hipotalamus – hipofise. Sekresi hormon anterior dirangsang atau dihambat oleh 7
hormon hipofisiotropik yang terdiri dari Thyrotropin releasing hormon
(TRH), Cortikotropin releasing hormon (CRH), Gonadotropin releasing hormon
(GNRH), Growth hormon releasing hormon (GHRH), Prolacting releasing
hormon (PRH) hormon ini menghambat, Prolactin -relasing hormon (PRH)
mengeluarkan, menghambat, dan Prolakting inhibiting hormon (menghambat).
Gambar 1 Kelenjar Hipofisis Anterior dan Posterior

2. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid yang menyatu di bagian tengah oleh bagian sempit
kelenjar yang berbentuk seperti dasi kupu-kupu dan yang melintasi trakea di
sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan
bawah, letaknya berada di atas trakea, tepat dibawah laring.
Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid ini dibagi
menjadi 2 jenis yaitu yang mengandung tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di
luar tiroid sebagian besar t4 yg disekresikan diubah jadi t3. Sebagian besar t3 dan
t4 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu.
Sel sekretorik utama hormon tiroid tersusun membentuk
gelembung berongga berisi koloid yang membentuk unit fungsional yaitu folikel
dan menjadi sel folikel. Di ruang interstisium diantara folikel terdapat sel
sekretorik ( sel c) yang menghasilkan hormon kalsitonin. Sel folikel memfagosit
koloid berisi tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon tiroid.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus
anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi
dari hormon tiroksin yaitu mengatur metabolisme tubuh baik metabolisme
karbohidrat, protein dan lipid. Hormon Liotironin yang merupakan bahan baku
thyroksin dengan syarat harus ada ion iodium yang terdapat di dekat laut atau
hasil dari laut seperti ikan, garam yang beriodium. Hormon Kalsitonin yang
merupakan bahan baku pembentukkan parathormon yang juga disekresikan oleh
kelenjar parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar kalsium (ion Ca2+)
dalam darah.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang
dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu Koloidae tiroid yang me-
ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari :
a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
b) Mengatur penggunaan oksidasi.
c) Mengatur pengeluaran karbondioksida.
d) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
e) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya hipofungsi dapat
menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema sedangkan
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter.

Gambar 2 Kelenjar Tiroid

3. Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar
ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon
atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira
6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik kelenjar ini
terlihat seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit
ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi paratiroid adalah
Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Contohnya pada keadaan
Hipoparatiroidisme terjadi kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya
pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat
diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada
otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga
dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan.
Contohnya pada keadaan Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut pautnya de-
ngan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu,
kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah.
Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian
kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang,
kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar
paratiroid.

Gambar 3 Kelenjar Paratiroid


4. Kelenjar Adrenal
Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada
bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata
5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri
dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar
suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang
disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona),
yaitu Zona glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron)
yang berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah,
Zona fasikulata ( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik ,
berperan dalam adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan
hormon kelamin / seks (gonadokortikoid).
b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi neuron
simpatis) yg bergerombol di sekitar kapiler darah dan sinusoid. Bagian ini
mensekresi katekolamin ( neuron pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu
Epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas metabolik dan
Norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi perifer dan tek darah.
Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah
guna melawan shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan
jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal
adalah Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat
dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air,
elektrolit dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang
dan protein, dan Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar
suprarenalis bagian medula terdiri dari Vaso konstriksi pembuluh darah perifer
dan relaksasi bronkus.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Sedangkan kelainan-kelainan
yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks
dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks
sekunder.

Gambar 4 Kelenjar Adrenal

5. Pankreas
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II
terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan
untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut
dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah
mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan,
memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak.
Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di
seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.Dalam tubuh
manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi
insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada
bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan Langerhans adalah Sebagai unit sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan
polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi glikogen. Pulau Langerhans ini
mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi hormon Glukagon untuk meningkatkan
kadar gula darah, Sel beta yang mensekresi hormon Insulin yang fungsinya
untuk menurunkan kadar gula darah, Sel delta mensekresi hormon Somatostatin
yang fungsinya menghambat pelepasan insulin dan glucagon, dan Sel f yang
menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk mengatur fungsi
eksokrin pancreas.

Gambar 5 Pankreas

6. Kelenjar Pineal
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil
merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui
dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas
dan kelenjar kelamin. Hormon yang dihasilkan adalah hormon melatonin yang
fungsinya untuk mengatasi jet lag atau perbedaan waktu antara negara bagi yg
bepergian. Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam hari, dan paling
rendah pada jam 12 siang .
Gambar 6 Kelenjar Pineal

7. Kelenjar Timus
Kelenjar ini terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum,
kelenjar timus ini hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar
timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan -
beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa
remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus ini merupakan
penghasil hormon peptida yaitu timosin dan timopietin yang berfungsi dalam
perkembangan normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang dihasilkan
kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan dan mengurangi
aktifitas kelenjar kelamin.

Gambar 7 Kelenjar Timus

8. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar Testika yang terdapat pada pria.
Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon
testosterone adalah menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis,
jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol
pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada
wanita dan terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi
pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar,
bahu sempit dan lain-lain.

Gambar 8 Kelenjar Testis dan Kelenjar Ovarium

2.5 Struktur endokrin lain penghasil hormon


1. Jantung, faktor atrial natriuretic yang menyebabkan urine bergaram
2. Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi untuk membantu dalam
proses gerak peristaltik yang teratur pada lambung, membentuk
makanan yang padat menjadi lunak atau dalam bentuk cair (chime)
sehingga mudah dicerna oleh usus halus
3. Plasenta, hormon estrogen dan hormon progesteron, HCG ( tes
kehamilan)
4. Ginjal, hormon eritropoietin yang produksi eritrosit
5. Kulit, kolekalsiferol yang menyebabkan Vitamin D tidak aktif dan sinar
matahari yang diaktifkan di ginjalmembuat vit d3 lalu absorpsi ion Ca
dari usus.

2.6 Mekanisme Kerja Endokrin


Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau
rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah
menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut
akan merespon misalnya insulin yang disekresikan pancreas apabila kadar gula
dalam darah tinggi.

Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :

1. Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan
system reseptor terikat membrane (pembawa pesan kedua).

a. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida


(pembawa pesan pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada permukaan
sel yang spesifik terhadap hormone tersebut.

b. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine 3,5 –


monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat
menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormone.

1) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane, yang
termasuk keluarga protein regulator pengikat nukelotida guanine.

2) G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat(GDP)


yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat
(GTP).

3) Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk


memproduksi cAMP.

c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen protein


kinase yang sesuai.
1) Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer
gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.

2) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang sesuai


dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormone
yang bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas enzim
intraseluler utama

d. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi
kimia, bergantung pada sifat bawaan sel.

e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan
membatasi durasi efek cAMP.

2. Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular

a. Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida,


menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan
dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel.

b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen


yang transkripsinya distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan
berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone.

c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi


mRNA yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

d. mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu


respons selular terhadap hormone.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.

2. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,


membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem
persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

3. Pada sistem endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya hipofisis


anterior posterior, kelenjar thyroid, empat kelenjar parathyroid, dua kelenjar
edrenal, pulau langerhans, dua ovarium, dua testis, kelenjar pineal, kelenjar
timus.

4. Mekanisme kelenjar endokrin pertama akan mengeluarkan hormone bila


ada stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian
diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian
tubuh yang sesuai tersebut akan merespon.

3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan,
baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Slonane.Ethel, 2004, Anatomi Fisiologi Untuk Pemula, alih bahasa James


Veldran, Jakarta: EGC
Gibson.John, 2003, Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, alih
bahasa dr.Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC
Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin.pptx , Bandung:
Poltekkes Bandung
Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI, Jakarta:
FMIPA UI
Syaifuddin (2009)., Anatomi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan,
edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Syaifuddin (2010)., Fisiologi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan,
edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Syaifuddin (2010)., Anatomi Tubuh Manusia (Atlas Berwarna Tiga Bahasa).,
edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
fkep.unand.ac.id/images/SISTEM_ENDOKRIN.doc
SOAL – SOAL SISTEM ENDOKRIN BESERTA JAWABAN

1. Testoteron, progesterone, estrogen, dan cortisol adalah jenis hormone yang


masuk ke dalam kelas hormone ...
a.peptida
b. steroid
c. derivate asam amino
d. testosteron
e. Insulin

2. Prolaktin adalah suatu hormon yang masuk ke dalam kelas hormon ...
a. testosteron
b. steroid
c. derivate asam amino
d. insulin
e. peptida

3. Thyroksin digunakan untuk beberapa metabolisme tubuh, antara lain ...


a. karbohidrat, lipid, vitamin
b. protein, lipid, vitamin
c. karbohidrat, lipid, mineral
d. karbohidrat, lipid, protein
e. protein, lipid, mineral

4. Dalam ACTH (Adreno Cortico Tropic Hormone) salah satunya terdapat


Gonadokortikoid, yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu...
a. ICSH dan TSH
b. LH dan TSH
c. FSH dan TSH
d. LH dan ICSH
e. FSH dan LH

5. Yang bertugas dalam mempersiapkan Produksi Air Susu Ibu (ASI) adalah...
a. GTH
b. Prolactine Hormone/LTH
c. LH
d. FSH
e. TSH

6. Salah satu fungsi hormon yaitu untuk ...


a. Mengkoordinasi fungsi organ
b. Mengontrol aktivitas berbagai organ tubuh
c. Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
d. Mensintetis protein
e. Membantu organ tubuh berfungsi dengan baik

7. Hormon bertugas untuk mengkoordinasi aktivitas berbagai organ tubuh


dengan cara...
a. Tidak mengubah permeabilitas membran sel terhadap bahan kimia
b. Menyeimbangkan cairan tubuh antara ion Na & ion K
c. Mengubah reaksi kimia dalam glukosa
d. Mengubah rekasi kimia dalam aliran darah
e. Mengubah reaksi kimia dalam sel

8. Mengubah reaksi kimia dalam sel dan mengubah permeabilitas membran sel
terhadap bahan kimia adalah pengertian fungsi hormon untuk...
a. Mengontrol aktivitas berbagai hormon
b. Menghasilkan gastrin
c. Menghasilkan thymus
d. Menghasilkan hormon progesteron
e. Menghasilkan sekretin

9. Hormon derivat asam amino terdiri dari ...


a. cartisol, insulin, prolaktin
b. thyroksin, testosteron, norepinephrin
c. esterogen, testosterone, progesterone
d. epinephrin, insulin, prolaktin
e. thyroksin, norepinephrin, dan epinephrin

10. Hormone yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim dan


mempertahankan implantasi janin yaitu ...
a. LH
b. Progesterone
c. FSH
d. Testosterone
e. Prolaktin

Anda mungkin juga menyukai