Alhamdulillah, Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Tujuan Penulisan makalah ini antara lain menyelesaikan tugas mata kuliah
Biomedik (Anatomi & Fisiologi). Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca demi penyempurnaan
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
C. TUJUAN.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. PENGERTIAN SISTEM ENDOKRIN........................................................5
B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN..........................................6
C. MACAM – MACAM SYSTEM KELENJAR ENDOKRIN........................6
D. FUNGSI SISTEM ENDOKRIN.................................................................15
E. SEL-SEL PENYUSUSN ORGAN ENDOKRIN.......................................15
F. MEKANISME KERJA SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA..........16
G. PENYAKIT DAN GANGGUAN DARI SISTEM ENDOKRIN...............17
H. CARA PENGOBATAN ATAU PENCEGAHAN PENYAKIT PADA
SISTEM ENDOKRIN........................................................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................30
A. KESIMPULAN...........................................................................................30
B. SARAN.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan jormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
“pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin (Manurung, 2014).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi sistem endokrin?
2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin?
3. Apa fungsi sistem endokrin?
4. Apa saja macam-macam system kelenjar endokrin?
5. Apa saja sel-sel penyususn organ endokrin?
6. Bagaimana mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia?
7. Apa saja penyakit dan gangguan dari sistem endokrin?
8. Bagaimana cara pengobatan atau pencegahan penyakit pada sistem
endokrin?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi sistem endokrin
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem endokrin
3. Untuk mengetahui macam-macam kelenjar endokrin
4. Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin
5. Untuk mengetahui sel-sel penyusun organ endokrin
6. Untuk mengetahui mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia
7. Untuk mengetahui penyakit dan gangguan pada sistem endokrin
8. Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahan sistem endokrin
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang
mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri
dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat
halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
6
Gambar 1. Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak .yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-
organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab
hornon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan
kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.
Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon
yang bekerja sebagai zat pengendali produksi :an semua organ endokrin
yang lain.
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin.
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks
keler jar suprarenal.
4. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone
(FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam
ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
5. Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial
Cell Stimulating Hormone (ICSH).
Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2
jenis hormone antara lain :
1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar
melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga
hormon pituitrin.
7
2. Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus
sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise
tulang spenoid.
b. Kejelenjar Tiroid
8
Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit
miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter.
Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan
metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan
mengatur pengeluaran karbondioksid.
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang
mengeluarkan sekret pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan
yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental
dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan
miksedema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk,
bertambah berat, geraknya lambat, cara berfikir dan berbicara lamban,
kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah
normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid
dimana semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu:
kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun,
gelisah, mudah marah, denyut nadi naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan
yang dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata
menonjol keluar, efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid,
ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.
c. Kelenjar Paratiroid
9
Gambar 3 . Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang
menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar
paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang
khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-
gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor)
kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium
dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum
darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas
beberapa bagian kropos.
Disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada
tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan
batu ginjal dan kegagalan ginjal. Fungsi paratiroid;
Mengatur metabolisme fospor.
Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi,
mengakibatkan kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot,
10
sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga
dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patch tulang
spontan. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar
paratiroid
d. Kelenjar Timus
12
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-
kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal
bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya
gangguan pertumbuhan seks sekunder. Fungsi kelenjar suprarenalis
bagian medula terdiri dari :
14
Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di
samping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan
estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta
memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit
dan lain-lain (Hartina, 2015).
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
1. Sel neusekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel
saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin
sehingga dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh
karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
neusekretori.sel neurosektori seperti yang terdapat pada hipotalamus akan
melepaskan hormon yang dihasilkannya kesirkulasi darah, dan
selanjutnya dibawa kesel sasaran. Kadang-kadang hormon yang
dihasilkan oleh sel neurosekretori tidak langsung dilepaskan kedalam
darah, tetapi disimpan terlebih dahulu dalam sel atau organ neurohemal
15
untuk sementara waktu.Hormon tersebut akan dilepaskan kedalam darah
pada saat tubuh memerlukannya. Organ neurohemal ialah organ yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dan pelepasan hormon
(neurohormon) yang dihasilkan oleh sel neurosekretori.
17
dua kategori utama diabetes mellitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 dulu disebut insulin dependent ditandai dengan
kurangnya produksi insulin. Diabetes tipe 2 dulu disebut non-insulin-
depedent disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh
tubuh(Kesehatan, 2013)
d. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan.
Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat menganggu
mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan
kegagalan tubuh dalam mengkonvensi air. Gejala dari diabetes isipidus
adalah polyuria dan polidipsida hal ini disebabkan defisiasi ADH dan
tidak sensitifnya vasopressin pada ginjal(Firdausy, 2016).Diabetes
insipidus memiliki gejala yang mirip dengan gejala diabetes melitus, tapi
penyebab kedua jenis penyakit tersebut berbeda. Diabetes mellitus
disebabkan oleh masalah insulin dan kadar gula darah yang tinggi.
Sedangkan diabetes insipidus disebabkan oleh masalah dipengaruhi kerja
hormon dan ginjal terhadap urine.
e. Penyakit Addison
Penyakit Addison (Addisons disease) adalah kelainan yang
disebabkan oleh ketidakmampuan korteks adrenalis memproduksi
hormon kortisol dan aldosteron. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh
insufisiensi adrenal primer seperti autoimun, infeksi dan tumor adrenal
atau insufisiensi adrenal sekunder karena tumor atau infeksi, kurangnya
aliran darah ke kelenjar hipofisis, radiasi kelenjar hipofisis, atau
pengangkatan bagian hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Penyakit
Addison ini sangat jarang terutama pada anak-anak. Penyakit Addison
dapat terjadi baik pada pria maupun wanita di semua usia. Frekuensi
penyakit Addison pada populasi manusia diperkirakan 1 dari 100.000.
(Sanjaya & Ayling, 2012)
18
f. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah kumpulan gejala yang muncul akibat
kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh. Kondisi ini dapat
terjadi seketika atau bertahap, dan bisa semakin memburuk jika tidak
ditangani. Hormon kortisol adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal, yaitu kelenjar yang berada di atas ginjal. Hormon kortisol
berfungsi mengontrol suasana hati dan rasa takut. Selain itu, hormon ini
juga berperan penting dalam sejumlah fungsi tubuh, di antaranya
mengatur tekanan darah, meningkatkan kadar gula darah, dan mengurangi
peradangan. Hormon kortisol juga dikenal sebagai hormon stres, karena
banyak diproduksi saat seseorang mengalami stres(Suastika, 2016).
g. Sindrom Adrenogenital
Gangguan adrenogenital adalah gangguan pada kelenjar adrenal
dan kelamin, seperti sindrom adrenogenital yang juga dikenal dengan
istilah hiperplasia adrenal kongenital (HAK). Kondisi ini merupakan
turunan, berarti gen tertentu diturunkan dari orang tua ke anak yang
memicu berkembangnya masalah ini. Namun, tidak berarti
adrenogenital langsung muncul dari saat si anak baru lahir. Bisa juga
terjadi saat usia kanak-kanak atau dewasa(Suastika, 2016)
21
c. diabetes mellitus
1. Obat diabetes tipe 1
Ketika Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh
akan menyerang sel yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin
yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka dari itu, dokter biasanya akan
diberikan obat diabetes berupa insulin yang akan disuntikkan pada
tubuh pasien setiap hari.
Beberapa jenis insulin tersebut antara lain:
Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat
Anda hanya memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin,
seperti saat kadar gula melebihi target.
Insulin dengan aksi lambat. Kebalikan dari insulin dengan aksi
cepat, insulin dengan aksi lambat biasa digunakan saat Anda
memiliki waktu yang lebih lama dalam menyuntikkan insulin. Tapi
dibandingkan dengan insulin aksi cepat, insulin aksi lambat lebih
jarang digunakan.
Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu
penyuntikkan insulin jenis ini relatif panjang, namun insulin aksi
intermediate biasanya dikombinasikan dengan aksi yang lebih cepat,
sehingga mampu memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.
2. Obat diabetes tipe 2
Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak
mampu menggunakan insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak
semua orang dengan penyakit kencing manis memerlukan obat. Dalam
beberapa kasus, dokter mungkin hanya meminta pasien
untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti rutin
olahraga dan menjalani diat khusus.
Ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan
meresepkan sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu
menurunkan gula darah. Beberapa obat diabetes melitus yang sering
22
diresepkan dokter adalah metformin, pioglitazone, sulfonilurea, agonis,
repaglinide, acarbose, gliptin, dan nateglinide.
Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat
menyebabkan sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar
baiknya, efek samping ini tidak selalu muncul pada setiap orang.
Diskusikan dengan dokter Anda bila Anda mengalami efek samping
obat tersebut.
3. Pengobatan rumahan
Menjaga pola makan dan asupan gizi
Makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama
dengan orang yang sehat-sehat saja. Bedanya, makanan Anda lebih
diatur dari mereka. Dokter biasanya akan meminta Anda untuk
lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak dan
kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darahAnda.
Berikut makanan yang harus dikonsumsi:
Jika Anda menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan
tetap ideal, kadar gula darah stabil, dan terhindar dari risiko penyakit
jantung.
Olahraga teratur
24
Pegang dan tahan ujung test strip sampai darah menetes
pada test strip, dan tunggu hasilnya.
Kadar glukosa darah Anda akan muncul di layar alat
26
Selama masa pengobatan, penderita penyakit Addison perlu
memeriksakan diri secara rutin tiap 6 bulan atau 1 tahun agar dokter dapat
memantau perkembangan kondisinya, serta menyesuaikan dosis obat bila
diperlukan.(Willy, 2017)
f. Sindrom Cushing
Pengobatan sindrom Cushing bertujuan mengurangi kadar kortisol
dalam tubuh. Namun demikian, metode pengobatan yang dipilih
tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode
pengobatan untuk sindrom Cushing adalah:
1. Mengurangi penggunaan kortikosteroid.
Metode ini digunakan pada pasien yang menggunakan
kortikosteroid dalam jangka panjang. Dokter bisa mengurangi dosis
kortikosteroid secara bertahap dengan menggantinya dengan obat-
obatan lain. Perlu diingat, jangan lakukan ini tanpa petunjuk dokter.
2. Bedah.
Sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor, dokter akan
melakukan bedah pengangkatan tumor, baik di kelenjar hipofisis,
kelenjar adrenal, pankreas, atau paru-paru. Setelah bedah, pasien akan
membutuhkan obat pengganti hormon kortisol secara sementara.
3. Radioterapi
Jika tumor pada kelenjar hipofisis tidak bisa diangkat sepenuhnya,
dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani radioterapi atau terapi
radiasi.
4. Obat-obatan
Jika bedah dan radioterapi tidak berhasil, dokter akan
menggunakan obat-obatan untuk mengontrol kadar kortisol. Obat juga
bisa digunakan sebelum bedah dilakukan.
Untuk mengontrol kadar kortisol di kelenjar adrenal, jenis obat
yang umumnya digunakan adalah ketoconazole, mitotane,
dan metyrapone. Sedangkan untuk penderita sindrom Cushing yang
memiliki diabetes, umumnya dokter akan menggunakan mifepristone.
27
Obat-obat tersebut dapat menimbulkan efek samping seperti mual,
muntah, sakit kepala, nyeri otot, serta hipertensi. Kadang juga muncul
efek samping yang lebih serius seperti gangguan fungsi hati.
Obat terbaru untuk menangani sindrom Cushing
adalah pasireotide, yang berfungsi menurunkan kadar ACTH akibat
tumor di kelenjar hipofisis. Obat ini diberikan melalui suntikan dua kali
sehari, dan disarankan untuk digunakan bila bedah tidak berhasil atau
tidak bisa dilakukan. Efek samping dari obat ini adalah diare, mual,
peningkatan gula darah, sakit kepala, tubuh mudah lelah, dan sakit
perut.
g. Sindrom Adrenogenital
Pengobatan dilakukan untuk mengurangi gejala yang dialami
pasien. Jika kondisi ini terdeteksi saat masa kanak-kanak, pasien perlu
dibawa ke dokter anak untuk diagnosa dan pengobatan. Di beberapa
negara, pemeriksaan HAK pada balita wajib dilakukan. Jika di negara
Anda tidak, dan Anda khawatir anak Anda mengalami kondisi ini,
Anda dapat meminta dokter melakukan pemeriksaan. Jika gangguan
adrenogenital baru muncul saat masa awal kedewasaan, pasien perlu
berkonsultasi pada dokter umum atau dokter anak. Jika dokter
mencurigai adanya HAK, pasien akan dirujuk ke spesialis lainnya
seperti dokter bedah plastik/rekonstruktif. Untuk mendiagnosa HAK,
serangkaian tes laboratorium akan dilakukan untuk memastikan dugaan
dokter. Tesnya akan mengukur kadar progesterone 17-OH, serum
DHEA sulfat, dan tingkat 17-ketosteroid pada air seni. Selain itu,
penurunan kadar aldosterone, kortisonal, dan 17-hidroksikortikosteroid
pada air seni. Jika kondisinya teridentifikasi saat masih bayi,
pembedahan semestinya dilakukan setelah anak berusia 1-3 bulan.
Tapi, pembedahan ini hanya akan membantu memperbaiki penampilan
yang abnormal pada kelamin. Terapi hormon juga dapat dilakukan
untuk memberikan hormon yang tidak dapat diproduksi kelenjar
adrenal. Kebanyakan pasien mendapatkan suntikan kortison dan
28
hidrokortison per hari. Tujuannya untuk menormalkan produksi hormon
androgen. Bayi dengan kondisi ini akan mendapatkan suntikan hingga
mencapai usia 18 bulan, setelah itu hormonnya dapat dikonsumsi.
Kebanyakan pasien HAK dapat hidup normal, selama pengobatan terus
dilakukan. Bayi yang tidak mendapatkan pengobatan biasanya tidak
dapat hidup lebih dari enam bulan. Perempuan penderita HAK
umumnya memiliki kondisi kesehatan normal, tapi tinggi badannya
lebih rendah daripada tinggi rata-rata, mengalami menstruasi tidak
teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali, juga dapat
mengalami masalah psikologis jika tidak menjalani operasi plastik.
Selain itu, umumnya mereka mengidap darah tinggi yang sulit diobati.
Pasien dengan HAK perlu mengonsumsi obat sepanjang hidupnya. Jika
tidak, kondisi akan memburuk dan menyebabkan komplikasi yang
dapat mengancam keselamatan jiwa(Willy, 2017).
29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
30
B. SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
31
DAFTAR PUSTAKA
Faizi, M., & EP, N. (2006). Penatalaksanaan Hipertiroid Pada Anak. Divisi
Endokrinologii Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSU Dr. Soetomo
Surabaya, 1–13.
Kesehatan, K. (2013, November). Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 161(5), 1058–1063.
https://doi.org/10.1002/ajmg.a.35913
Sanjaya, & Ayling. (2012). Penyakit Addison. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya
Kusuma, 1(1), 1–10.
32
1