Malikhatul Hidayah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenal-
kan dan mengetahui efektivitas Model Pembelajaran SCS
( Science Process Skills ) melalui kegiatan Laboratorium
Sebagai Wahana Pendidikan Sains yang cocok bagi siswa
MTs agar meningkatkan: penguasaan konsep kimia, ke-
mampuan berpikir kreatif, dan keterampilan sains siswa.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kelas,
dan difokuskan pada pokok bahasan asam basa. Penelitian
ini dilakukan di salah satu MTs Negeri di kota Semarang
dengan subyek sebanyak 40 siswa kelas III. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi model pembelaja-
ran, soal-soal tes, pedoman wawancara, pedoman obser-
vasi dan angket, sedang LKS digunakan pada saat kegiatan
laboratorium. Dalam model pembelajaran dikembangkan
empat jenis konsep yaitu konsep kongkret, konsep yang
menyatakan sifat, konsep yang melibatkan penggambaran
simbol, dan konsep berdasarkan prinsip. Model pembela-
jaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep pada
PENDAHULUAN
Pandangan terkini dari pendekatan SCS ( Science Process
Skills ) melalui kegiatan Laboratorium muncul dari National Sci-
ence Education Standards (NSES) (1996). Salah satu area dalam
standar pengajaran sains dan standar pengembangan profesion-
al adalah pengembangan program pembelajaran berbasis SCS
dan pembelajaran konten sains melalui SCS ( Science Process
Skills ). NSES mengesahkan kurikulum sains yang melibatkan
siswa secara aktif dalam sains menggunakan pendekatan SCS
( Science Process Skills ). Pendekatan ini telah mengubah fokus
pendidikan sains dari penghafalan konsep-konsep dan fakta-
fakta dalam mata pelajaran ke belajar berdasar SCS, selanjutnya
siswa mencoba menjawab untuk memahami dan/atau mem-
ecahkan suatu masalah (NRC, 1996 & 1999).
Pedagogi (cara mengajar) menganjurkan untuk suatu
pendekatan SCS, yang melibatkan siswa secara aktif menggu-
nakan sains dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif seperti
mereka menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan (Hebrank, 2000). Sementara itu, Hodson (1996) menge-
mukakan bahwa pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium
dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui:
1. belajar sains (learning science);
2. belajar tentang sains (learning about science); dan
3. belajar ‘mengerjakan’ sains (doing science).
B. Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
1. Bagi guru, hasil dari penelitian ini dapat memberikan
suatu alternatif model pembelajaran asam basa untuk
tingkat MTS disamping dapat juga diadopsi oleh guru
sains jenjang lainnya.
2. Bagi siswa, model pembelajaran ini diharapkan dapat
memotivasi belajar sains secara umum, aspek kimia se-
cara khusus.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian maupun beberapa keter-
batasan yang dihadapi dapat dijadikan salah satu ru-
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumban-
gan pemikiran mengenai pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis SCS ( Science Process Skills ) di Laboratorium Sebagai
Wahana Pendidikan Siswa MTS serta dalam Pengembangan
Kurikulum Sains Terintegrasi Untuk Jenjang MTS.
KERANGKA PEMIKIRAN
Tabel 1
Perubahan warna indikator buatan dalam larutan
Asam basa dan netral
METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini terdiri atas kajian teoritis dan studi eksperi-
men. Kajian teoritis berupa studi literatur dan pengembangan
model studi eksperimen. Metode yang digunakan dalam peneli-
tian ini adalah metode penelitian kelas. Penelitian ini difokuskan
pada pengembangan model pembelajaran kimia yang dapat me-
ningkatkan penguasaan konsep, keterampilan berpikir kreatif
dan keterampilan sains siswa.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian dalam penerapan Model SCS ( Science Process
Skills ) Melalui Kegiatan Laboratorium Sebagai Wahana Pendi-
dikan Siswa MTS dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan merancang model pembe-
lajaran, evaluasi, serta angket siswa. Pembuatan model pembe-
lajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan
berpikir kreatif dan keterampilan sains dimulai dengan mengk-
aji konsep-konsep sains-kimia yang sesuai untuk siswa MTs. Se-
lanjutnya menganalisis konsep untuk menentukan label konsep,
denisi konsep, jenis konsep, atribut konsep, dan hirarki konsep.
Selanjutnya dibuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada,
dan langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat model
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan penerapan model pembelajaran
yang telah dibuat. Dalam penerapan model pembelajaran terse-
but dilakukan oleh guru kelas, sedangkan peneliti dibantu dua
rekan sejawat bertindak sebagai observer yang mengamati ke-
giatan-kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlang-
sung.
3. Tahap Analisis
Setelah implementasi model pembelajaran selesai, data
yang telah terkumpul dianalisis dan diolah secara statistik un-
tuk data kuantitatif dan secara deskriptif untuk data kualitatif.
Adapun data yang diperoleh berasal dari:
a. Soal tes
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes obyektif bentuk pilihan ganda terdiri dari 20 butir soal.
Sebelum tes ini digunakan sebagai alat pengumpul data, ter-
lebih dahulu dilakukan uji coba untuk pengujian terhadap
daya pembeda (DP), taraf kemudahan (TK), validitas, dan re-
liabilitas butir soal.
b. Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digu-
nakan. Angket disusun dalam bentuk skala Likert.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Tes Tertulis
Lembar tes tertulis berisi 20 butir soal yang bertujuan
untuk mengukur penguasaan konsep asam basa, mengukur
keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan sains, baik
sebelum maupun sesudah pembelajaran.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa digunakan untuk membekali pemahaman
konsep, keterampilan berpikir kreatif siswa dan keterampilan
sains. Sebelum diimplementasikan, lembar kerja siswa ini
diujicobakan 2 kali pada lingkungan terbatas.
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai
model pembelajaran yang diimplementasikan, mengetahui
pendapat siswa terhadap pembelajaran sains kimia khususnya
pokok bahasan asam basa.
4. Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh tanggapan
guru dan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan.
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa secara terpisah,
dilakukan setelah pembelajaran.
5. Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat guru menerapkan
model pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pelaksanaan
observasi dilakukan oleh peneliti sebanyak tiga kali pertemuan
pembelajaran.
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan
melalui:
1. Tes tertulis sebelum pembelajaran (Pre Tes)
2. Tes tertulis setelah pembelajaran (Pos Tes)
3. Angket Siswa
4. Catatan lapangan, observasi dan wawancara.
A. Analisis Data
1. Penguasaan Konsep Siswa
Data yang dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang
penguasaan konsep siswa adalah hasil skor tes awal (Pre Tes)
dan skor hasil tes akhir (Pos Tes). Peningkatan penguasaan kon-
sep yang dicapai siswa menggambarkan peningkatan pemaha-
man masing-masing siswa tentang konsep yang telah dipelajari
dengan rata-rata skor sebesar 3,9 (19,5%) dan skor rata-rata total
4,3 (21,5%).
Peningkatan penguasaan konsep yang dicapai siswa dalam
Pre Tes dan Pos Tes digambarkan pada grak berikut.
Klpk. Tidak
Tinggi 5.0 4 berbeda
30 1.70 0.643 signikan
Klpk. 4.3 28
Sedang
Klpk. 3.9 8
Rendah
Klpk. Tidak
Sedang 4.3 28 berbeda
34 1.68 0.484 signikan
Klpk. 3.9 8
Rendah
Tabel 6 Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Tiap Konsep yang
tercantum dalam Kegiatan SCS Berbasis Laboratorium
No Rata-Rata
Denisi Konsep Gain
Soal PreTes PosTes
Asam mempunyai sifat
masam, dapat diuji den-
gan indikator; Basa mem-
1, 2, 3,
punyai sifat kelat, licin
8, 9, pada tangan, dapat diuji 2,80
10,12, dengan indikator; Netral
13,14 3,13 5,93
empunyai rasa tidak ma-
sam atau basa, dapat diuji
dengan indikator; dan
Indikator zat petunjuk
sifat larutan asam, basa
atau netral (KAB 1)
Reaksi asam dengan
4, 5, basa menghasilkan
6, 11, zatbaru, diuji dengan 3,10 3,88 0,78
15, 18 indikator bersifat ne-
tral.(KAB 2)
Reaksi asam dengan
karbonat menghasilkan 0,33
7, 17 zat baru dan meng- 1,10 1,43
hasilkan gas karbon
dioksida (KAB 3)
Reaksi asam dengan lo- 0,38
gam menghasilkan zat
16, 19 1,25 1,63
baru dan gas hidrogen
(KAB 4)
Reaksi basa dengan lo- 0
gam menghasilkan zat
20 0,85 0,85
baru dan gas hidrogen
(KAB 5)
Rata-Rata 1,88 2,74 0,16
Rata-Rata
No
Indikator Pre Pos Gain
Soal
Tes Tes
Membangkitkan keingin-
1, 2, 4 tahuan dan hasrat untuk 1,35 2,13 0,78
tahu (KBK 1)
Memandang informasi
yang sama dari sudut
7, 16 1,05 1,40 0,35
pandang yang berbeda
(KBK 2)
8,9, 11, Meramal dari informasi
1,10 2,23 1,13
12 yang terbatas (KBK 3)
Memilih hal-hal yang
3 mungkin tidak relevan 0,75 0,80 0,05
(KBK 4)
5, 6, 10,
Membangun konsep di
13, 14,
atas engetahuan yang
15, 17, 5,10 7,10 2,00
telah ada pada diri
18, 19,
siswa (KBK 5)
20
Rata-Rata 1,87 2,73 0,86
3. Keterampilan Sains
Beberapa butir soal dalam penelitian ini digunakan juga un-
tuk mengukur peningkatan keterampilan sains siswa. Indikator
keterampilan sains yang diukur disesuaikan dengan keterampi-
lan sains yang dikembangkan dalam model pembelajaran asam
basa.
Indikator keterampilan sains ini meliputi: melakukan pen-
gamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),
mengelompokkan (klasikasi) dan menerapkan konsep atau
prinsip.Nilai Pre Tes dan Pos Tes untuk setiap indikator Ket-
erampilan Sains diolah untuk menentukan peningkatan keter-
Tabel 8 Skor Pre Tes dan Pos Tes untuk Keterampilan Sains
Rata-Rata
No Soal Indikator Gain
PreTes PosTes
Melakukan pen-
1, 2 gamatan (observasi) 1,03 1,50 0,47
(KPS 1)
Mengelompokkan
3, 4 1,10 1,43 0,33
(klasikasi) (KPS 2)
7, 8, 9, Menafsirkan pen-
1,12, 16, gamatan (interpreta- 3,55 5,28 1,73
19, 20 si) (KPS 3)
5, 6, 10,
Menerapkan konsep
3, 4, 15, 3,75 5,48 1,73
atau prinsip (KPS 4)
17,18
Rata-Rata 2,36 3,42 1,06
4. Hasil Observasi
Dari hasil observasi dapat dikemukakan bahwa guru telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
rancangan model pembelajaran. Walaupun demikian guru tidak
terlalu terikat dengan apa yang tercantum dalam model pem-
belajaran, karena pertanyaan-pertanyaan atau arahan kegiatan
yang terdapat dalam rancangan pembelajaran dapat dikem-
bangkan oleh guru, sehingga dapat cepat dimengerti oleh siswa.
Dari hasil observasi ini Hasil pengamatan mengakses aspek
afektif yang dilakukan siswa selama kegiatan laboratorium ber-
Deskripsi
No Aspek yang Diakses
Ya Tidak
1 Kerjasama dalam kelompok √
2 Aktivitas dalam berdiskusi √
3 Kejujuran dalam menuliskan data √
4 Kecermatan dalam bekerja √
5 Menghargai pendapat teman √
6 Mengelola kebersihan alat √
a. Keterampilan Berpikir
Keterampilan berpikir yang dikembangkan dalam model
pembelajaran ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi
yaitu keterampilan berpikir kreatif. Pada awal kegiatan pembe-
lajaran, kepada siswa dimulai dengan ungkapan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan
agar siswa lebih terlatih dalam pikirannya bahwa banyak ma-
salah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharap-
kan timbul pertanyaan “mengapa”, “bagaimana” , “apa yang
menyebabkan” sampai akhirnya siswa mempunyai acuan untuk
dapat memecahkan masalah tersebut.
b. Bekerja Keras
Kegiatan laboratorium dalam Hasil pengamatanan ini di-
perlukan ketekunan dan keuletan.Pada kegiatan 5, yaitu pada
saat saat siswa menggelembungkan balon dari tekanan gas yang
berasal dari reaksi serbuk aluminium dengan larutan natrium
hidroksida, dan hasil gelembungnya besar sehingga balon berisi
gas hidrogen itu mampu terbang harus dilakukan berulang-
ulang dan penuh resiko, karena percobaan ini cukup berbahaya
dapat menghasilkan panas yang tinggi pada botol tempat reaksi
zat-zat yang direaksikan, atau khawatir balonnya meletus se-
hingga harus segera dicabut dari mulut botol.
c. Kejujuran
Kejujuran diperlukan dalam model pembelajaran ini, mu-
lai dari siswa mengerjakan Pre Tes, mencatat data pengamatan,
menjawab pertanyaan berdasarkan data dan pengamatan,
melaksanakan Pos Tes, mengisi angket ataupun ketika diwawa-
ncara.
d. Bekerjasama
Kerjasama antara siswa dan siswa dengan guru terjadi sebe-
lum kegiatan laboratorium dimulai sampai akhir kegiatan labo-
ratorium. Kegiatan laboratorium ini diikuti oleh 8 kelompok,
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Alat-alat
B. Keterbatasan
Model pembelajaran yang disusun ini memiliki keterba-
tasan antara lain :
1. Distribusi soal dan tingkat kesulitan soal yang tidak sama
untuk setiap aspek berpikir keatif dan keterampilan sains
sehingga menyulitkan dalam mengambil kesimpulan.
2. Keperluan tiap alat dan bahan (zat kimia) dari lingkungan
sekitar kita untuk pembelajaran sains berbasis SCS laborato-
rium tidak diuraikan secara rinci seperti halnya suatu kata-
C. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran berdasarkan hasil
analisis, temuan dan pembahasan :
1. Untuk mengatasi waktu pembelajaran yang dirasakan
kurang dalam melaksanakan model pembelajaran, guru
hendaknya mengatur bagian-bagian pembelajaran tertentu
yang dapat dikerjakan siswa di luar jam kelas.
2. Keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan sains sebai-
knya dikembangkan guru dengan menggunakan pokok ba-
hasan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA