NURUL FADHILAH
H041221065
KELOMPOK 6
PENDAHULUAN
pertolongan terhadap kecelakaan yang diakibatkan oleh desain, sistem, proses dan
kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan tidak diduga sebelumnya yang dapat
menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda, peralatan maupun korban jiwa
yang terjadi dalam suatu proses kerja. Enam puluh persen kecelakaan kerja
disebabkan oleh kesalahan manusia hal ini antara lain karena keterbatasan
keselamatan kerja termasuk penggunaan alat pelindung diri (Dwi, dkk, 2019).
ketertarikan pada bidang yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting
dari kurikulum. Adanya pemahamam yang keliru bahwa keclinya potensi bahaya
penyakit akibat kerja dan lebih buruk lagi menyebabkan kematian karena
laboratorium penelitian adalah perusahaan dalam skala kecil (Dwi, dkk, 2019).
1.2 Maksud dan Tujuan
fungsi masing-masing.
Adapun prinsip dalam percobaan kali ini yaitu mengamati langsung fungsi
bahan kimia, alat keselamatan kerja pada laboratorium kimia dan membangkitkan
TINJAUAN PUSTAKA
untuk terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja yang paling sering dialami oleh
bahan kimia serta mengeluh pusing akibat menghirup bahan kimia pada saat
melakukan pengujian. Tidak ada hubungan antara penerapan SOP dan tingkat
di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan, polusi, bahan yang
mudah terbakar, asam dan basa kuat. Potensi bahaya bisa berasal dari darah dan
cairan tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan percobaan, maupun pekerja
lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi ion dan non ion,
ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan, listrik, api (Dwi, dkk, 2019).
Kecelakaan tidak akan terjadi jika bersikap hati-hati. Jika terluka dan cedera
dan tidak terlalu serius, cuci area tersebut dengan air. Jika ada pendarahan yang
serius, berikan tekanan langsung dengan membalut yang bersih dan steril. Untuk
luka bakar ringan, biarkan air dingin mengalir di atas area yang terbakar. Untuk
luka bakar pada area mata atau kulit, bilas area tersebut dengan air yang banyak.
Dalam setiap kasus, pergi ke dokter jika kasus yang dialami serius (James, 2019).
Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi,
atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. Kesehatan kerja adalah kondisi
yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu
yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental emosi yang dapat
kondisi fisik, mental dan stabilitas secara umum (Abdurrozaq Hasibun, dkk, 2020).
1. Keadaan dan kondisi karyawan keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaaan
yang dialami oleh karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktivitas dalam
bekerja.
2. Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang
3. Pelaksanaan P3K.
Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di laboratorium.
Keselamatan kerja adalah kondisi Kesehatan yang bebas dari risiko kecelakaan dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup bahan kimia yang berbahaya
baik jika kualitas, kompetensi dan prosionalisme sumber daya manusianya juga
kerja. Data menunjukkan bahwa di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta
pekerja menderita penyakit akibat kerja, 2,1 juta pekerja meninggal dunia dan
kerugian yang dialami sebesar 1,25 triliun USD. Sementara itu, data PT. Jamsostek
(Persero) menunjukkan bahwa dalam periode 2002-2005 telah terjadi lebih dari 300
ribu kecelakaan kerja. 5000 kematian, 500 cacat tetap dan kompetensi lebih dari
kerja diatur dalam pasal 27 ayat (2) tentang K3 yany menyatakan bahwa tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
keterampilan dan kemampuannya agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan
sehingga risiko menurun dan menjadi risiko yang dapat diterima bagi satu
efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan hirarki yang kedua. Hirakri pengendalian
ini memiliki dua dasar pemikiran dalam menurunkan risiko yaitu melalui
1. Eliminasi
2. Subtitusi
3. Pengendalian Teknik
4. Pengendalian administrative
kerja. Penyakit akibat kerja dapat juga berpengaruh langsung atau tidak langsung
kepada keluarga pekerja di rumah atau kerabat Ketika selesai melakukan sebuah
METODE PERCOBAAN
3. 1 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pipet tetes, Corong, Spatula,
Botol semprot, Gelas piala 100 mL, Gelas ukur 50 mL, Labu ukur 100 mL, Pipet volume
dari larutan CuSO4 2M dengan cara disiapkan alat yang akan gigunakan terlebih
dahulu, lalu dicuci alat hingga bersih, dan dibilas dengan aquadets kemudian
4. Sianida Beracun
Klem:
Digunakan untuk
menjepit buret pada
proses titrasi atau pipa
U pada proses
elektrolisis.
paket yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran kimia. Materi kimia
Pada sub materi ini akan dipaparkan satu percobaan yaitu pengeceran
prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap. Pada percobaan
pipet volume 10 mL. Penggunaan pipet volume dilakukan agar volume larutan yang
menambahkan aquadest hingga sampai batas miniskus bawah labu ukur tersebut.
bening. Setelah larutan ditambahkan hingga mendekati batas miniskus bawah maka
digunakan pipet tetes untuk menghimpitkan larutan lalu leher labu ukur
dikeringkan. Pengeringan leher labu ukur dilakukan untuk memastikan tidak adana
larutan yang dapat menambah volume larutan. Kemudian langkah terakhir, larutan
dihomogenkan dengan cara ibu jari menutup tutup labu ukur lalu labu ukur dibolak-
balikkan ke atas dan ke bawah sampai larutan tersebut homogen. Pada percobaan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan dalam
upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya
2). Selama melakukan kegiatan percobaan, praktikan dituntut untuk selalu waspada,
biasanya diberi simbol tertentu sebagai tanda peringatan dengan makna, seperti
3). Alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia yaitu mulai dari alat
5.2 Saran
kegunaan alat lebih rinci dan dapat bekerja sama dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Zubrick, J.W., 2019, The Organic Chemical Lab Survival Manual. Husdon Vallery
Community College, New York.
Hasibuan, A., Purba, B., Marzuki, I., Sianturi, M.E., Armus, R., Gusti, S., Sitorus,
M.C.E., Khairi., Bachtiar, E., Susilawati, S. dan Jamaluddin, 2020, Teknik
Keselamatan da Kesehatan Kerja. Yayasan Kita Menulis, Medan.
Cahyaningrum, D., Sari, H.T.M. dan Isawandari, I., 2019, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(2): 41-47.
Yang, Y., Reniers, G., Chen, G. dan Goerlandt, F, 2019 A bibliometric review of
laboratory safety in universities. Safety Science, 120(1): 14-24.
Lampiran 1. Perhitungan
V1 × C1 = V2 × C2
V1 × M1 = V2 × M2
V1= V2 × C2
M1
V1 × C1 = 100 mL × 0,2 M
2M
V1 = 10 mL
V1 × C1 = V2 × C2
V1 × M1 = V2 × M2
V1= V2 × C2
M1
V1 × C1 = 100 mL × 0,5 M
2M
V1 = 25 mL
Lampiran 2. Sumber