Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PERTANIAN

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

Oleh :

Nama : Purwita Sari Nugraini

NIM : A1D016035

Rombongan :2

Asisten : Ibroh Muttaqin

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,


berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium


(disingkat lab) adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-b ahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan


alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan
informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,
barograph.

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau


mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum
tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan
percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Alat
kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun
atau deterjen sintetik. P ipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan
larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam alat dan bahan kimia yang sering
dipakai dalam analisis atau percobaan serta penggunaannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan fatal maupun
sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya di dalam laboratorium yang aman
bebas dari rasa khawatir ak an kecelakaan dan keracunan. Seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efisien. (khasan, 1990)

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya dengan memahami cara kerja dan fungsi
masing-masing alat praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
(Walton, 1998)

Praktikum di laboratorium merupakan bagian dari pengajaran. Dalam


memulai praktik di laboratorium kita harus mengenal dan memahami cara
penggunaaan semua peralatan dasar yang biasanya digunakan dalam laboratorium
kimia beserta menerapkan di laboratorium. (arif, 2012)

Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan


sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan
praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat
laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya
pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang
kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian yang tinggi (Prabowo, 2009)

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang


digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi
normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian (Waltor, 2010).

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam


laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat
berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila
tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja dalam
laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat
disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain
yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan
alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap
kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009).

Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam


prosespeneitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-
alatlaboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai
fungsidan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha
untukmembebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan (soetarto,
dkk).

Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia
dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar
analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri.
Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan
dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga
menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan
kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan
penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day &
Underwood, 1998).

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat,
alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan
tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam
penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang
mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran
dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat yang biasa digunakan dalam praktikum adalah buret, pipet seukuran, pipet
tetes, labu ukur, gelas ukur, labu Erlenmeyer, labu didih labu destilasi, kuvet,
eksikator atau desikator, tabung reaksi, gelas arloji, prop, cawan porselin, mortar,
spatula, filler, statif, oven listrik, water bath, pH-meter, timbangan analiti, DHL-
meter, muffle furnace, spektrofotometer, shaker, centrifuge, absorption atom
spectrophotometer, deep freezer, flamefotometer, kompor listrik, biosafety
cabinet.

Sedangkan bahan- bahan yang biasa digunakan adalah natrium carbonat, asam
asetat, magnesium oksida, kalium klorida, ammonium nitrat, natrium hidroksida,
ammonia, saccaharose reinst, ammonium florida, asam oksalat, asam klorida,
asam oksalat dihidrat.

B. Prosedur Kerja

a. Alat-alat dan bahan kimia yang ada di laboratorium diamati.


b. Nama alat dan kegunaannya ditulis sesuai dengan nomornya.
c. Nama bahan kimia, rumus kimia, bobot molekul, derajat kemurniannya
dan keterangan lain yang ada pada label kemasan ditulis.
d. Hasil pengamatan ditulis dalam bentuk table.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. H asil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan alat-alat laboratorium

No Nama alat Merk Kegunaan Gambar


1. Buret Arsistent Untuk
mengukur
volume cairan
yang akan
dikeluarkan
atau
dipindahkan
secara akurat
sesuai dengan
keinginan.
Biasanya
digunakan
dalam titrasi.
2. Pipet seukuran Arsistent Memindahkan
larutan atau
zat cair dalam
satu ukuran
volume
tertentu
3. Pipet tetes - Memindahkan
larutan dengan
cara
meneteskan
larutan atau
zat cair tanpa
memperhatika
n volumenya
4. Volumetric Pyrex Mengencerka
flask (labu n larutan,
ukur) menampung
larutan atau
zat dengan
volume yang
tepat,
membuat
larutan standar
dengan tepat
dan teliti
5. Gelas ukur Pyrex Mengukur
volume
larutan atau
zat cair
dengan tepat

6. Labu Pyrex Menampung


Erlenmeyer larutan pada
saat titrasi
atau
menampung
larutan hasil
destilasi
7. Labu didih Pyrex Untuk
mendidihkan
larutan.
Biasanya
dalam
destruksi
jaringan
8. Labu destilasi Pyrex Untuk
penyulingan
(destilasi)

9. Kuvet (cuvet) Pyrex Menampung


larutan yang
akan diukur
dengan
spektrofotome
ter
10. Eksikator atau - Menyimpan
desikator bahan atau
benda agar
tetap kering,
terutama
untuk bahan
yang
higroskopis
11. Tabung reaksi - Untuk
mereaksikan
zat
12. Gelas arloji Pyrex Alas untuk
penguapan
atau
pengeringan
zat terlarut
13. Prop (tutup - Tututp botol
karet) atau labu
biasanya
dilubangi
untuk pipa
destilasi
14. Cawan porselin - Penguapan
atau
pengeringan
padatan dalam
bentuk tepung
15. Mortir - Untuk
menghancurka
n zat dalam
bentuk
padatan
16. Sendok porselin - Untuk
(spatula) mengaduk dan
mengambil
bahan kimia
berbentuk
tepung atau
padatan
17. Filler D&N Untuk
menyedot dan
mengeluarkan
larutan

18. Statif - Untuk


memegang
buret atau
gelas lainnya

19. Oven listrik BINPER Untuk


menghilangka
n atau
menguapkan
air
20. Water bath Thermostatic Untuk
memanaskan
larutan tanpa
kontak
langsung
dengan
sumber panas
21. pH-meter Hanna Untuk
mengukur
tingkat
keasaman atau
kebasaan
larutan
22. Timbangan Metter rocedo Untuk
analitik menimbang
berat larutan

23. DHL-meter - Untuk


mengukur
daya hantar
listrik

24. Muffle furnace Thernolyne Untuk


peleburan
logam

25. Spektrofotomet Milronray Untuk


er company menentukan
kadar atau
logam dari
suatu larutan
atau zat
26. Shaker Katerman Untuk
mengocok
larutan dengan
jangka waktu
dan
percepatan
tertentu
27. Centrifuge - Memisahkan
bahan
tersuspensi
dari medianya

28. Deep freezer Huarre Mendinginkan


larutan,
mengawetkan
larutan atau
zat
29. Flamefotometer Jenway Menentukan
kandungan
logam dari
larutan atau
zat
30. Absorption Hitachi 2000 Pengukuran
atom serapan suatu
spectrophotome sinar oleh
ter suatu atom
dengan
menggunakan
panjang
gelombang
31. Kompor listrik Gerhart Memanaskan
larutan atau
bahan

32. Biosafety - Untuk


cabinet inokulasi dan
inkubasi

Tabel 2. Hasil pengamatan bahan kimia

No. Nama Bahan Bahan Kimia Bobot Derajat Keterangan


Kimia Molekul Kemurnian Lain
1. Natrium karbonat Mg2CO3 105,99 P.A Serbuk,
gr/mol putih
2. Asam asetat CH3COOH 60,05 P.A Cair,
gr/mol korosif
3. Magnesium oksida MgO 40,30 USP Serbuk,
gr/mol putih
4. Kalium klorida KCL 74,55 P.A Serbuk,
gr/mol padatan
putih
5. Ammonium nitrat NH4NO3 80,04 P.A Lunak,
gr/mol putih
6. Saccharose reinst C12H22O8 342,30 Ph eur, Ph Butiran,
gr/mol nand putih
7. Natrium NaOH 40,00 P.A Butiran,
hidroksida gr/mol putih
8. Amonium flourida NH4F 34,04 P.A Serbuk,
gr/mol putih
9. Amonia NH3 0,91 kg 25% Cair
10. Asam oksalat N2C2O4 38,37 P.A Kristal
gr/mol
11. Asam klorida HCL 1,19 37% Cair
gr/mol
12. Asam oksalat C2H2O42+H2O 23,09 P.A Putih,
dihidrat gr/mol serbuk

B. Pembahasan

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun


campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai
yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran


radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa
untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu
pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip
dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang
gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh
atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars,
plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm
dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau
plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal
listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum
penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer
akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke
intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan
biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar
absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
Prinsip dasar dari pengukuran secara AAS ini adalah, proses penguraian
molekul menjadi atom dengan batuan energi dari api atau listrik. Atom yang
berada dalam keadaan dasar ini bisa menyerap sinar yang dipancarkan oleh
sumber sinar, pada tahap ini atom akan berada pada keadaan tereksitasi. Sinar
yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor,
kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur. Panjang gelombang sinar
bergantung pada konfigurasi elektron dari atom sedangkan intensitasnya
bergantung pada jumlah atom dalam keadaan dasar, dengan demikian AAS dapat
digunakan baik untuk analisa kuantitatif maupun kualitatif.

Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki
masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam.
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam
sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi
sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi.
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-
atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground
state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.
Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi
sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan. Hukum absorpsi sinar
(Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet,
sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom
(SSA).

Bagian-Bagian pada AAS

Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000K, dan ada juga
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran
suhu 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan
banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung.
Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang
berada di dalam tabung.

Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah
sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.

Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat
iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS,
pada waktu pembakaran atom.

Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata.
Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada
lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.
Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS.
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian
rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini
terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran
sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk.

Spektrofotometer dengan merk Milronray company berfungsi Untuk


menentukan kadar atau logam dari suatu larutan atau zat. Biosafety cabinet
berfungsi Untuk inokulasi dan inkubasi. Kompor listrik dengan merk Gerhart
berfungsi untuk memanaskan larutan atau bahan. Absorption atom
spectrophotometer dengan merk Hitachi 2000 berfungsi untuk Pengukuran
serapan suatu sinar oleh suatu atom dengan menggunakan panjang gelombang.
Flamefotometer dengan merk Jenway berfungsi untuk Menentukan kandungan
logam dari larutan atau zat. Centrifuge berfungsi untuk Memisahkan bahan
tersuspensi dari medianya. DHL-meter berfungsi Untuk mengukur daya hantar
listrik. Water bath dengan merk Thermostatic berfungsi untuk Untuk memanaskan
larutan tanpa kontak langsung dengan sumber panas. Gelas ukur dengan merk
pyrex berfungsi untuk Mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat. Labu
Erlenmeyer dengan merk pyrex berfungsi untuk Menampung larutan pada saat
titrasi atau menampung larutan hasil destilasi.

Natrium karbonat dengan rumus molekul Mg2CO3 mempunyai berat


molekul 105,99 gr/mol serta derajat kemurnian P.A dengan keterangan lain nya
berbentuk serbuk dan berwarna putih. Asam asetat dengan rumus molekul
CH3COOH memiliki berat molekul 60,05 gr/mol dengan derajat kemurnian P.A
serta bersifat cair dan korosif. Magnesium oksida dengan rumus molekul MgO
dengan berat molekul 40,30 gr/mol serta derajat kemurnian USP bersifat Serbuk,
putih. Kalium klorida dengan rumus molekul KCl dengan berat molekul 74,55
gr/mol serta derajat kemurnian P.A bersifat serbuk, padatan putih. Ammonium
nitrat dengan rumus molekul NH4NO3 serta berat molekul 80,04 gr/mol memiliki
derajat kemurnian P.A serta bersifat lunak dan berwarna putih. Saccharose reinst
memiliki rumus molekul C12H22O8 dengan berat molekul 342,30 gr/mol serta
derajat kemurnian Ph eur, Ph nand bersifat butiran dan berwarna putih. Natrium
hidroksida dengan rumus molekul NaOH berat molekul 40,00 gr/mol derajat
kemurnian P.A bersifat butiran dan berwarna putih. Amonium flourida dengan
rumus molekul NH4F berat molekul 34,04 gr/mol derajat kemurnian P.A
berbentuk serbuk dan berwarna putih. Ammonia dengan rumus molekul NH3 berat
molekul 0,91 kg derajat kemurnian 25% berbentuk cair. Asam oksalat dengan
rumus molekul N2C2O4 berat molekul 38,37 gr/mol derajat kemurnian P.A
berbentuk Kristal.

Alat alat yang digunakan dalam praktikum kimia terbuat dari berbagai
macam bahan. Ada yang terbuat dari logam, karet, gelas, dan dari porselin.
Sedangkan untuk bahan bahan kimia yang biasa digunakan masing - masing
mempunyai berat molekul, tanda bahaya, dan derajat kemurnian yang berbeda-
beda.

Hubungan antara alat dan bahan kimia dalam pertanian kaitannya erat
karena apabila kita akan melakukan sebuah percobaan tentang pertanian maka kita
akan membutuhkan alat-alat dan bahan-bahan kimia yang berkaitan dengan
percobaan yang kita lakukan.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dapat diketahui bahwa alat-alat kimia yang biasa digunakan terbuat dari
gelas, logam, karet, ukuran, fungsi, dan bentuk yang beragam. Seperti
contoh tabung reaksi, gelas ukur, buret, dan lain-lain.
2. Derajat kemuliaan meliputi BP, DAB, IR, dan Ph.

B. Saran

Saat praktikum kita sebagai praktikan diharuskan menjaga kondusifitas di


dalam ruangan laboratorium agar praktikum dapat berjalan dengan aman dan
lancer.
Daftar Pustaka

Prabowo E., 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung


Mangkurat. Banjar baru.

Setiawati, 2009. Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Waltor M., 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta. Jakarta.

Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi
Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.

Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah

Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.


Lampiran

Bahan bahan kimia

Ammonium nitrat

Ammonium flourida Nitric acid

Anda mungkin juga menyukai