Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

Disusun oleh: Kelompok 4


Atia Aryuni Putri (46417797)
Intan Suwanti (46417982)
Sulikah (47417032)
Zatanna Balqis (46417862)

Dosen:
Inti MulyoArti, STP.,MSc
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan sebuah praktikum kimia secara umum melibatkan alat dan bahan,
alat-alat tersebut memiliki fungsi tertentu dan apabila praktikan tidak mengetahui
fungsi dari alat-alat tersebut maka tidak dapat melakukan praktikum dengan baik
dan tepat .

Maka dari itu sangat penting mengenal atau mengetahui fungsi dan nama dari
alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia agar dapat melakukan
praktikum dan tidak salah dalam menggunakan alat maupun bahan yang akan
dipakai untuk praktikum.

Beberapa bahan kimia juga ada yang mengandung unsur-unsur berbahaya.


Oleh karena itu, kita harus mempelajari dan mengetahui unsur apa saja yang ada
dan juga kita harus mengetahui simbol-simbol berbahaya yang ada didalam
laboratorium kimia.

Simbol yang terdapat dalam bahan kimia berupa peringatan atau


pemberitahuan bahwa bahan ini mengandung unsur berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian.

1.2 Tujuan

- Mampu mengidentifikasi beberapa macam alat dan menggunakannya dengan


benar .

- Mengenalkan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) di laboratorium.

- Mengetahuai simbol-simbol berbahaya yang terdapat dalam bahan kimia.


BAB II
DASAR TEORI

Seorang praktikan dalam melakukan praktikum diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain itu juga untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,
praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya
alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas
air, dan alat-alat porselin (cawan porselin dan pinggang porselin). Selain itu juga digunakan alat-
alat gelas antara lain adalah gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas
ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. sebelum
digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Sedangkan alat-alat lain
seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain.
Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000).
Sebelum melakukan praktikum, praktikan wajib memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Dalam penggunaan alat-alat gelas diperlukan ketelitian dan kehati-hatian, seperti
praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak, untuk memindahkan zat-zat
kimia yang berwujud cair pratikan sering menghdapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan
oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat.
Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang digunakan untuk memindahkan volume
cairan (Arifin, 1996).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang terlihat
bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis, permukaan yang terlihat tidak ada
kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis tidak tampak yang berminyak.
Apabila air dituangkan dari suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam
dari permukaan kaca, tetapi menyisahkan tetesan yang kecil. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat
seperti backker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik.
Apabila permukaan kaca masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu
digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat.
Setelah dibersihkan alat tersebut dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan
sedikit air suling dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999).
Melakukan pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, seperti mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Apabila sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda, jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994).

Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :

A. Persiapan

Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal


berikut ini :
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium

4. Kertas kerja

B. Materi Praktikum

Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan
harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara
kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.

C. Keselamatan di Laboratorium

Selama berada di laboratorium praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan


diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu seperti mencampurkan bahan kimia yang
tidak anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap
kecelakaan yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan

Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap
kali melakukan percobaan. Perhatikan petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap
percobaan yang ada dikertas kerja, selain itu eksperimen dan praktek laboratorium
merupakan bagian dari pengajaran sains.

Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan
juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia
pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan
peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan
pembuatan teori.Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang
esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini.(Wahyudi, 2011)
BAB III

ALAT-ALAT KIMIA

No Nama Alat Fungsi Kelebihan Kelemahan


.
1. Gelas Kimia (Beaker Mengukur volume Menampung zat Tingkat
Glass) larutan yang tidak kimia secara keakurasian
memerlukan kuantitatif, rendah sehingga
tingkat ketelitian dilengkapi bibir tidak cocok
yang tinggi. tuang agar mudah digunakan untuk
untuk menuangkan mengukur volume
cairan. yang
membutuhkan
ketelitian yang
tinggi
2. Labu Erlenmeyer Untuk menyimpan Terbuat dari bahan Unit skala tidak
dan memanaskan khusus untuk terlalu teliti tetapi
larutan dan menghindari cukup memadai
menampung filtrat adanya reaksi untuk
hasil penyaringan. antara erlenmeyer penggunaan
dengan larutan pengukuran yang
tidak memerlukan
ketelitian tinggi.

3. Pipet a. Digunakan untuk a. Memiliki tabung a. Penggunaannya


a. Pipet seukuran mengambil cairan silinder, berfungsi sedikit sulit
dalam jumlah sebagai wadah karena harus
tertentu secara untuk menampung menggunakan
tepat. cairan. bantuan bulp
untuk menyedot
b. Pipet tetes b. Berguna untuk larutan.
Mengambil cairan b. Memiliki karet b. Tidak
dalam skala tetesan hisap diatasnya, dilengkapi
kecil. sehingga mudah dengan skala,
dalam sehingga pada
pengambilan saat mengambil
larutan cairan tidak dapat
langsung diukur
volumenya.
4. Buret Untuk Terdapat kran dan Harus hati-hati
mengeluarkan lubang yang lurus dalam mengontrol
larutan dengan untuk membuka keluarnya cairan
volume tertentu, dan menutup celah dari kran pada
biasanya digunakan pada ujung buret saat melakukan
untuk titrasi. untuk memperoleh titrasi
titik titrasi suatu
zat
5. Tabung reaksi Sebagai tempat Terbuat dari bahan Tidak dapat
untuk mereaksikan yang tahan akan menampung lebih
bahan kimia panas. banyak cairan
serta mudah
pecah.

6. Kaca arloji Sebagai penutup Sangat berguna Sangat mudah


gelas kimia saat untuk menampung rusak (pecah)
memanaskan kelebihan zat yang sehingga perlu
sampel, tempat saat ditimbang. perlakuan yang
menimbang bahan sangat berhati-
kimia hati ketika
menggunakannya.
7. Corong untuk menyaring Mudah digunakan Mudah pecah
campuran kimia untuk penyaringan karena terbuat
dengan gravitasi. pada tabung reaksi dari kaca, perlu
perlakuan yang
hati-hati saat
menggunakanya.

8. Cawan Adapula cawan Bahan yang Mudah pecah


petri untuk digunakan tahan karena terbuaat
menguapkan panas dan dapat dari kaca
larutan, dan dipanaskan dalam
menyimpan suatu oven
zat yang sudah
dihaluskan.
9. Mortar dan pestle Menghaluskan dan Alat ini adalah Membutuhkan
mencampurkan tidak mudah pecah, tenaga yang lebih
padatan kimia meskipun berbahan untuk
keramik. menghaluskan
bahan.

10. Spatula mengambil bahan Merupakan wadah Tidak dapat


kimia yang yang sangat bagus digunakan pada
berbentuk padatan dan cocok untuk tabung yang
dan dipakai untuk destilasi larutan. sempit, dan
mengaduk larutan Bentuknya yang harganya yang
ringan, mudah mahal
untuk dibawa (tapi
dengan berhati-
hati).
11. Spatula kaca mengaduk cairan di Pemakaiannya Susah digunakan
dalam gelas kimia. yang mudah dan bila ketika
praktis untuk mengaduk tabung
mengaduk wadah reaksi, dan mudah
yang ukurannya pecah bila tidak
sempit seperti diperlakukan
tabung reaksi. dengan hati-hati.
12. Kawat kasa Sebagai alas dalam Memudahkan Dalam
penyebaran panas dalam menggunakanya
yang berasal dari pembakaran, panas perlu hati-hati
suatu pembakar. akan tersebar rata dalam
pembakaran suatu
materi

13. Kaki tiga untuk menahan Meumdahkan Tidak untuk


kawat kasa dalam untuk pembakaran pembakaran yang
pemanasan suatu materi berbahan besar
dengan kawat kasa

14. Burner / pembakar memanaskan bahan Memudahkan Mudah pecah


spiritus kimia untuk pembakaran karena terbuat
larutan pada dari kaca, hanya
tabung reaksi untuk
pembakaran
dengan volume
tabung kecil

15. Desikator Untuk Menyerap jenis Silika gel harus


mendinginkan cairan berupa selalu dikontrol
bahan, kapur aktif dan
menghilangkan lainnya
kadar air suatu zat
16. Neraca analisis Menimbang bahan Alat ini memiliki Alat ini memiliki
kimia ketelitian tinggi batas maksimal
memudahkan yaitu 1 mg atau
dalam 210 g, dan
penimbangan harganya yang
karena otomatis, mahal.
sehingga lebih
efisien dalam hal
waktu dan tenaga.
17. Labu ukur membuat larutan Dapat menunjukan Sulit dalam
dengan konsentrasi dengan tepat membersihkan
tertentu dan volume cairan bagian dalam labu
mengencerkan pada suhu tertentu. ukur.
larutan.

18. Corong pisah untuk memisahkan Sangat mudah Mudah pecah


campuran larutan dalam karena terbuat
yang memiliki penggunaannya dari kaca.
kelarutan yang dan akurat dalam
berbeda melakukan
pemisahan
(ekstraksi)
komponen-
komponen
senyawa cairnya.

19 Cawan petri sebagai wadah Dapat digunakan Tidak dapat


menimbang dengan mudah digunakan pada
dan menyimpan untuk menimbang bahan kimia yang
bahan kimia, bahan kimia yang berukuran besar
mikrobiologi. berukuran kecil

20. Botol semprot sebagai tempat Memudahkan Tidak dapat tahan


menyimpan untuk menyimpan panas
aquades dan menyemprot
larutan

21. Statif menegakkan buret, Dapat diatur Kelemahan:


corong, corong sepahannya digunakan untuk
pisah dan peralatan (tingginya) sesuai alat-alat
gelas lainnya pada dengan keinginan. laboratorium
saat digunakan. tertentu saja.

22. Pemegang corong Untuk memegang Meudahkan dalam Harganya cukup


corong atau proses penyaringan mahal
Corong pisah yang sehingga tidak
dipakai pada proses perlu dipegang
penyaringan atau menggunakan
pemisahan. tangan

23. Kawat ose/ kawat nircom Mengambil bakteri Memudahkan Harganya yang
dan menanam dalam pengamatan mahal, dan cukup
bakteri di media mikrobiologi susah didapatkan
tanam.
24. Rak Tabung Reaksi Menyimpan tabung Alat ini Hanya tabung
reaksi memudahkan reaksi yang bisa
praktikan dalam muat di
meletakkan tabung dalamnya.
reaksi agar larutan
tidak tumpah.

25. Bulp (karet penghisap) Untuk menghisap Menyerap larutan Biaya pembelian
larutan yang akan (senyawa) dengan yang mahal dan
dari botol larutan. cepat dan teliti mudah rusak jida
hanya dengan terkena panas
menekannya secara serta
perlahan penggunaannya
yang sedikit
rumit.

26. Mikroskop. untuk melihat, atau Mengamati bentuk Dalam


mengenali benda- materi yang sangat pengamatanya
benda renik yang kecil yang tidak membutuhkan
terlihat sangat kecil dapat dilihat oleh ketelitian yang
menjadi lebih besar mata secara cukup tinggi.
dari aslinya, langsung. Harganya cukup
sehingga kita bisa mahal dan kurang
meng-identifikasi efisien untuk
benda tersebut dapat dibawa
dengan lebih tepat. kemana saja.

27. Labu distilasi (distillation proses pemisahan Merupakan wadah Alat ini mudah
flask). fisik, dan bukan yang sangat bagus rusak/pecah
reaksi kimia. dan cocok untuk karena terbuat
destilasi larutan. dari kaca dan
Bentuknya yang biaya
ringan, mudah pembeliaannya
untuk diangkat dan
dibawa (tapi
dengan berhati-
hati).

28. Termometer Mengukur suhu Jangkauan suhunya Tidak dapat


(temperatur), cukup lebar, digunakan untuk
ataupun perubahan mudah dilihat mengukur suhu
suhu. karena mengkilap, yang sangat
pemuaiannya rendah, raksa
teratur, tidak merupakan zat
membasahi beracun sehingga
dinding. sangat berbahaya
jika tabungnya
pecah
29. Penjepit Tabung Reaksi Menjepit tabung Sangat mudah Hanya dapat
reaksi selama dalam menjepit alat-alat
melakukan proses penggunaannya laboratorium
pemanasan dan tahan akan tententu saja,
panas (dilihat dari seukuran tabung
bahan dasar reaksi.
pembuatannya).
30. Klem Buret Memegang buret Memudahkan pada Harga yang mahal
yang digunakan proses titrasi suatu dan susah
untuk titrasi larutan didapatkan
31. Tanur Alat yang Dapat mengatur Tingkat bahaya
digunakan sebagai atau lebih besar,
pemanas mengendalikan mengingat tanur
temperatur lebih ini menggunakan
mudah energi listrik yang
besar

32. Pinset Sebagai penjepit Membantu Hanya dapat


dan memindahkan pengamat dalam memindahkan zat
suatu zat yang sulit memindahkan yang berukuran
dijangkau oleh suatu zat yang kecil, dan
tangan berukuran kecil pemindahanya
harus satu-persatu
PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI
LABORATORIUM

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh


melalui kegiatan praktikum.Di samping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi di
laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran,
keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).Di
samping itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada resiko yang cukup
besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan :

1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Dalam pelaksanaan praktikum untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium,


hal yang harus dilakukan pada saat bekerja di laboratoriumantara lain :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum
serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.
2. Tahap pelaksanaan

a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.


b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan

a. Mencuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke


tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Membersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Mencuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan.
Simbol-Simbol Bahan Kimia

Toxic (sangat Huruf kode: T+ Bahan ini dapat menyebabkan


beracun) Contoh bahan : kematian atau sakit serius bila
C02 , CI2 , benzena, Kloroform, masuk ke dalam tubuh
sianida dan sebagainya melalui pernapasan,
pencernaan atau melalui kulit

Corrosive(korosif) Huruf kode: C Bahan ini dapat merusak


Contoh bahan : anhidrida asam, jaringan
alkali, asam sulfat, fenol dan hidup, menyebabkan iritasi
sebagainya kulit, dan
gatal.

Explosive (bersifat Huruf kode: E Bahan ini mudah meledak


Mudah meledak) Contoh bahan : kalium klorat, dengan
Trinitrotaluen(TNT), natrium adanya panas, percikan bunga
nitrat, gas bertekanan tinggi, api,
campuran belerang,karbon guncangan atau gesekan.

Oxidizing Huruf kode: O Bahan ini dapat menyebabkan


(pengoksidasi) Contoh bahan : kebakaran. Bahan ini
natrium nitrit/nitrat, kalium menghasilkan
klorat, kaporit, asam sendawa, panas jika kontak dengan
alkena, alkilbenzena dan bahan organik dan reduktor
sebagainya
flammable (sangat Huruf kode: F Bahan ini memiliki titik nyala
mudah terbakar) Contoh bahan : rendah dan bahan yang
metanol, eter, aseton, heksana, bereaksi dengan air
benzena, uap ini dapat bergerak untuk menghasilkan gas yang
menuju api sejauh 3 meter. mudah terbakar.

Harmful (berbahaya) Huruf kode: Xn Bahan ini menyebabkan luka


Contoh bahan :Gas sulfur bakar pada kulit, berlendir
dioksida:SO2,Amonia:NH3,Feno dan mengganggu pernapasan.
l:C6H5OH,Asam
sulfat:H2SO4,Asam
klorida:HCl,Asam
Flourida:HF,Asam sianida:HCN
Polyacrylamide:C5H5NO,Alumi
num,Asam Fluorida:HF
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat dan budaya K3, pratikan sudah mulai
dapat mengetahui nama-nama, fungsi dan cara menggunakan alat-alat tersebut di
laboratorium. Serta dapat mengartikan simbol-simbol berbahaya yang biasanya terdapat
pada bahan-bahan kimia seperti beracun,mudah terbakar,dan lain sebagainya sehingga
dapat lebih berhati-hati saat melakukan kegiatan di laboratorium.

4.2 Saran

Dalam praktikum ini disarankan agar mencari referensi lebih banyak lagi sehingga
dapat lebih luas mengetahui alat-alat apa saja yang biasa digunakan dilaboratorium.
Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Analitik III. Laboratorium Kimia Analitik
Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Brawijaya. Malang.
Anonim.Diktat Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas
Brawijaya. Malang.
Day, R.A dan Underwood, A.L. 2001.Analisis Kimia Kuantitatif. Alih bahasa: Iis Sofyan.
Erlangga. Jakarta.
Fritz, J.S. and Schenk G.H. 1987.Quantitative Analytical Chemistry, 4th ed. Prentice Hall.
New Jersey.
Official Methods of Analysis. 1990. Association of Official Analytical Chemists,15th ed.
Skoog, Douglas A., Donald M. West and F.James Holler.1995. Fundamentals of Analytical
Chemistry 8th ed."Harcourt Brace College Publishers.
Vogel. 1994. Analisis Kimia Anorganik Kuantitatif. Alih bahasa: A.H. Pujaatmaka. Penerbit
buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai