Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM

“KONSENTRASI LARUTAN”

Nama : Risa Ristanti


NIM 2008086060
Kelas/Kelompok : PB 1-C (1)
Dosen pengampu : Anif Rizqianti Haris, S.T., M.Si

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2020
ACARA 7

KONSENTRASI LARUTAN

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan.
B. DASAR TEORI
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun
atas partikel-partikel yang sangat kecik yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat
partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud
zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap.
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih
zat dalam komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut zat pelarut. Sebagai contoh, jika
sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut
pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Styarini, L. W. 20012)
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan
yang menunjukan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N.
2015) Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan
energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan
tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap
jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada
permukaan cairan). (Wolke, 2003)
Konsentrasi menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang
terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Konsentrasi secara kualititatif dinyatakan dengan istilah larutan pekat
(concentrated)dan larutan encer (dilute). Kedua istilah tersebut menyatakan bagian
relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berati jumlah zat terlarut
relatif lebih besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih
sedikit. Biasanya kedua istilah ini digunakan untuk mebandungkan konsentrasi dua
larutan atau lebih. Konsentrasi secara kuantitatif dinyatakan dalam g/mol, namun
dalam perhitungaan stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol sehingga
dapat diperoleh mol/l.
Larutan pekat sering disimpan di laboratorium dalam ruang penyimpanan stok
bahan kimia untuk digunakan sesuai keperluan. Seringkali larutan “stok” ini
diencerkan sebelum bekerja dengan larutan tersebut. Prosedur untuk penyiapan
larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut pengenceran. Dalam
melakukan proses pengenceran, perlu diingat bahwa penambahan lebih banyak
pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi)
konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat t jumlah mol zat terlarut yang
terdapat dalam laruta erlarut yang terdapat dalam larutan. (Raymond Chang, 2004)
Larutan seringkali dibuat dengan mengencerkan larutan stok yang tersedia
dengan menggunakan pelarut air. Banyaknya larutan yang akan dibuat perlu
ditetapkan terlebih dahulu kemudian volume larutan stok yang harus diambil dapat
dihitung. Mol zat terlarut sebelum pengenceran (n1) sama dengan mol zat terlarut
sesudah pengenceran (n2). Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

n1 = n2

𝑉₂𝑀₂
V₁ = 𝑀₂

Dengan M adalah molaritas, V adalah volume larutan, notasi 1,2 menunjukan


sebelum dan sesudah pengenceran.

Banyak reaksi kimia berlangsung dalam larutan dimana zat-zat pereaksi atau
hasil reaksi kimia tersebut dalam pelarut yang sesuai. Oleh karena mol adalah suatu
satuan kimia yang penting, konsentrasi zat terlarut biasanya dinyatakan dalam jumlah
mol terlarut. Satuan konsentrasi yang kini sering digunakan adalah molaritas (M) atau
konsentrasi molar. Contoh beberapa satuan konsentrasi lainnya adalah lainnya adalah
molal dan bagian per juta (part per million, ppm), dan lain-lain. Sementara itu, secara
kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi trasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Proses pelarutan terjadi seperti berikut, molekul komponen-komponen larutan


berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan
antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut
dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut sama-sama terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu
sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat
terlarut dan pelarut tetap stabil.

Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat
volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama
deng murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Konsentrasi mempunyai peranan penting dalam stoikiometri larutan. Banyak


reaksi kimia berlangsung dalam larutan dimana zat-zat pereaksi atau zat hasil reaksi
kimia terlarut dalam pelarut yang sesuai. Oleh karena mol adalah suatu satuan kimia
yang penting, konsentrasi zat terlarut biasanya dinyataka biasanya dinyatakan dalam n
dalam jumlah mol zat jumlah mol zat terlarut. Satuan konsentrasi secara terlarut.
Satuan konsentrasi secara kuantitatif kuantitatif yang kini sering digunakan adalah
kemolaran (M). Selain itu ada juga fraksi mol, lain itu ada juga fraksi mol, persen
berat, molalitas, normalitas, dan bagian per juta (ppm). Sementara itu, secara
kualitatif, konsentrasi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

C. METODE
Alat :
1. Labu ukur 100ml 6. Corong
2. Pipet volume 10ml 7. Erlenmeyer
3. Gelas kimia 8. Pipet tetes
4. Neraca 9. Pengaduk
5. Kertas saring
Bahan :
1. Aquades
2. HCL 1 M
3. H2SO4 pekat
4. N2OH
5. Fe Cl3
Cara Kerja:
Pembuatan larutan HCl 0,1 M:
1. Hitung kebutuhan larutan HCl 1 M menggunakan persamaan: V1M1 = V2M2
2. Ambil larutan HCl 1 M dengan menggunakan pipet volume. Perhatikan bahwa
miniskus (permukaan cekung zat cair) harus tepat menyinggung garis tanda
pada pipet volume.
3. Masukkan HCl ke dalam labu ukur dan encerkan sampai tanda batas. Gunakan
pipet tetes ketika larutan sudah mendekati tanda batas. Apabila penambahan
akuades menyebabkan volume melebihi tanda batas, maka pengenceran gagal
dan harus diulang.
4. Tutup labu ukur dan kocok larutan agar homogen.

Pembuatan larutan NaOH 0,1 M:

1. Ambil 4 g padatan NaOH, larutkan dengan akuades secukupnya. Diamkan


sebentar.
2. Tuang larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong.
3. Bilas corong dan tambahkan akuades di bawah tanda batas. Tutup labu ukur
dan kocok hingga homogen.
4. Tambahkan kembali akuades menggunakan pipet tetes hingga tanda batas.
5. Simpan NaOH yang telah dibuat ke dalam botol gelas. Tuliskan konsentrasi
NaOH yang dibuat, tanggal pembuatan, nama kelas, dan kelompok pada kertas
label kemudian tempelkan pada botol gelas. Simpan dalam lemari.

Pengenceran H2SO4 pekat:


1. Ambil 10 ml akuades dengan menggunakan pipet ukur. Perhatikan bagian
bawah dari miniskus akuades harus tepat batas. Pandangan mata harus sejajar
dengan tinggi miniskus. Tuang ke dalam gelas beker.
2. Ambil 3 ml H2SO4 dengan pipet volume seperti cara di atas.
3. Tuang H2SO4 ke dalam akuades secara perlahan-lahan. Perhatikan perubahan
panas sebelum dan sesudah asam sulfat dituangkan. (Catatan: pengambilan
dan penuangan asam sulfat dilakukan di lemari asam)

Penyaringan :
1. Ambil 5 ml larutan FeCl3, masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan NaOH dari hasil pengenceran. Amati endapan yang terjadi. Catat
warna dari endapan.
2. Lipat kertas saring, masukkan pada corong dan basahi dengan akuades.
3. Pasang corong di atas erlenmeyer.
4. Tuang larutan yang akan disaring melewati kertas saring. Penuangan dibantu
dengan menggunakan gelas pengaduk agar tidak ada cairan yang jatuh di luar
kertas saring. Penuangan dilakukan sedikit demi sedikit hingga semua larutan
tersaring.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Larutan HCl 0,1 M

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih
zat dalam komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Proses pelarutan terjadi seperti
berikut, molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut antarpartikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut
dan dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zatzat terlarut sama-sama terlarut
sama-sama polar,polar, akan akan erbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat
terlarut; hal ini memungkinkan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat
terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.

Alat :

1. Labu ukur 100ml 4. Corong


2. Pipet volume 10ml 5. Erlenmeyer
3. Gelas kimia 6. Pipet tetes

Bahan : HCL dan Aquades

Cara pembuatan :
1. Zat yang akan dilarutkan dihitung terlebih dahulu supaya konsentrasinya
0,1 M

V1 = 𝑚2.𝑣2 v2 =
0,1𝑚.250
𝑚1 1𝑚
V2 =25ml
2. Larutan HCl 1 M diambil dengan menggunakan pipet volume. Perhatikan
bahwa miniskus (permukaan cekung zat cair) harus tepat menyinggung
garis tanda pada pipet volume. Pastikan larutan yang diambil tepat 25ml.

3. HCl yang sudah diambil tadi dimasukan kedalam erlenmeyer


menggunakan corong.

4. Setelah itu aquades ditambahkan sampai batas yang diinginkan, karena ini
akan membuat larutan sebanyak 250ml maka tambahkan aquades sampai
pada 250ml.

5. Gunakan pipet tetes ketika larutan sudah mendekati tanda batas. Apabila
penambahan akuades menyebabkan volume melebihi tanda batas, maka
pengenceran gagal dan harus diulang.
6. Setelah aquades ditambahkan erlenmeyer ditutup, dengan ujung jari
telunjuk memegang erlenmeyer kemudian sisanya memegang leher labu.
7. Kemudian kocok larutan agar homogen.

Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M

Alat :

1. Labu ukur 100ml 5. Corong


2. Pipet volume 10ml 6. Erlenmeyer
3. Gelas kimia 7. Pipet tetes
4. Neraca 8. Pengaduk

Bahan : NaOH 4 g dan Aquades

Cara pembuatan :

1. NaOH diambil sebanyak 4gram, larutkan dengan akuades secukupnya.


Diamkan sebentar.

2. Larutan NaOH dituangkan ke dalam gelas ukur.


3. Tambahkan akuades di bawah tanda batas. Aduk gelas ukur sampai
terlarut.

4. NaOH yang telah dibuat disimpan ke dalam botol gelas. Tuliskan


konsentrasi NaOH yang dibuat, tanggal pembuatan, nama kelas, dan
kelompok pada kertas label kemudian tulisan tersebut ditempelkan pada
botol gelas. Simpan didalam lemari.

Pengenceran H2SO4 pekat

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalanmenambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest
dalam jumlah tertentu.Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atautingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999)

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara


menambahkanpelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yangpekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal
ini terutama dapat terjadi padapengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam
sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990).

Alat :

1. Labu ukur 100ml 5. Erlenmeyer


2. Pipet volume 10ml 6. Pipet tetes
3. Gelas kimia 7. Pengaduk
4. Corong
Bahan : H2SO4 dan Aquades

Cara pembuatan :
1. 10 ml akuades diambil dengan menggunakan pipet ukur. Perhatikan bagian
bawah dari miniskus akuades harus tepat batas. Pandangan mata harus sejajar
dengan tinggi miniskus. Tuang ke dalam gelas beker.
2. 3 ml H2SO4 diambil dengan menggunakan pipet volume seperti cara di atas.
3. H2SO4 dituangkan ke dalam akuades secara perlahan-lahan. Perhatikan
perubahan panas sebelum dan sesudah asam sulfat dituangkan. (Catatan:
pengambilan dan penuangan asam sulfat dilakukan di lemari asam)

Penyaringan

Penyaringan adalah teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan


campuran yang ukuran zat-zat pertikel penyusunnya berbeda. Alat yang digunakan
pada proses filtrasi adalah penyaring/kertas saring. Hasil penyaringan disebut sebagai
filtrat, sedangkan zat yang tersisa dikertas sering disebut residu.

Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan
dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring. Proses
filtarsi banyak dilakukan di industri, misalnya pada pemurnian air minum, pemisahan
kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik kertas dan lain-lain. Untuk semua
proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda
tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum
filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan
zat cairnya (Oxtoby, 2016).
Alat :

1. Labu ukur 100ml 4. Kertas saring


2. Pipet volume 10ml 5. Corong
3. Gelas kimia 6. Erlenmeyer

Bahan : 5ml larutan FeCl3 dan NaOH

Cara Pembuatan :

1. 5 ml larutan FeCl3 diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,


kemudian tambahkan NaOH dari hasil pengenceran. Amati endapan yang
terjadi. Catat warna dari endapan.
2. Kertas saring dilipat dan dimasukkan pada corong setelah itu, basahi
dengan akuades.

3. Corong dipasang atas erlenmeyer dan basahi kertas saring.

4. Larutan yang akan disaring dituang melewati kertas saring. Penuangan


dibantu dengan digunakannya gelas pengaduk agar tidak ada cairan yang
jatuh di luar kertas saring. Penuangan dilakukan sedikit demi sedikit
hingga semua larutan tersaring.

E. KESIMPULAN
Konsentrasi mempunyai peranan penting dalam stoikiometri larutan.
Konsentrasi menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat
dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Konsentrasi secara kualititatif dinyatakan dengan istilah larutan pekat
(concentrated)dan larutan encer (dilute). Pembuatan larutan dilakukan dengan
memperhatikan bentuk zat yang akan dilarutkan seperti misalnya zat padat yang harus
ditimbang terlebih dahulu, sebelum melarutkan zat pastikan sesuai dengan takarannya
dengan menggunakan perhitungan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti.(Ed. Ke-3). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Gusmery, Ingrid. 2011. Konsentrasi Larutan.
https://id.scribd.com/document/67071278/Konsentrasi-Larutan.
diakses tanggal 27 November 2020 pukul 21.00 WIB

Petrucci, R.H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta :
Gramedia

Styarini, L. W. 2012. Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula


Menggunakan Metode Difraksi. Jurnal Teknik Pomits. Vol.1 (1) :
1-5.
https://www.youtube.com/watch?v=UaNDEMGP5rk diakses pada tanggal 28
November 2020, pukul 22.00 WIB.
https://youtu.be/Qmjmzv-DjcU diakses pada tanggal 28 November 2020, pukul 22.30
WIB.

Anda mungkin juga menyukai