TEKNIK LABORATURIUM
“KONSENTRASI LARUTAN”
Disusun Oleh :
NIM : 2008086042
LABORATURIUM BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Laboraturium.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Praktikum Teknik Laboraturium.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Anif Rizqianti Hariz, S.T.,M.Si, selaku
dosen Praktikum Teknik Laboraturium yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam belajar untuk meraih prestasi yang
gemilang. Demikian yang dapat saya sampaikan. Saya menyadari bahwa dalam laporan
praktikum ini masih banyak kesalahan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan laporan ini.
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
n1 = n2
V1 = V2M2
M1
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang sama ada
tiga kemungkinan, yaitu zat tersebut akan bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur.
Jika zat tersebut bereaksi maka akan terbentuk zat baru yang sifatnya berbeda dari zat
yang semula. Kalau zat bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan
kembali dengan cara fisika, seperti dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi, dan
lain-lain. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu
ditentukan oleh wujud dan sifat zat nya. Oleh karena itu, campuran dapat dibagi
menjadi : gas-gas, gas-padat, cair-cair, cair-padat, dan padat-padat (Syukri S, 1999).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Untuk
mengetahui perubahan warna dipakai suatu indikator. Indokator adalah zat yang
warnanya berbeda dalam lingkungan yang sifatnya berlainan. Pada titrasi ini
digunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah senyawa organik
golongan pewarna yang mampu memberikan perubahan warna apabila pH dari suatu
larutan berubah. Ada beberapa indikator asam basa diantaranya adalah kertas lakmus,
larutan metil orange,phenophtalein. (Lusiana, 2012).
C. METODE
Alat: Bahan:
6. Corong
7. Erlenmeyer
8. Pipet tetes
9. Pengaduk
D. CARA KERJA
3. Masukkan HCl ke dalam labu ukur dan encerkan sampai tanda batas. Gunakan
pipet tetes ketika larutan sudah mendekati tanda batas.
2. Tuang larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong.
3. Bilas corong dan tambahkan akuades di bawah tanda batas. Tutup labu ukur dan
kocok hingga homogen.
5. Simpan NaOH yang telah dibuat ke dalam botol gelas. Tuliskan konsentrasi NaOH
yang dibuat, tanggal pembuatan, nama kelas, dan kelompok pada kertas label
kemudian
tempelkan pada botol gelas. Simpan dalam lemari.
Pengenceran H2SO4 pekat:
Penyaringan:
2. Lipat kertas saring, masukkan pada corong dan basahi dengan akuades.
4. Tuang larutan yang akan disaring melewati kertas saring. Penuangan dibantu
dengan menggunakan gelas pengaduk agar tidak ada cairan yang jatuh di luar kertas
saring. Penuangan dilakukan sedikit demi sedikit hingga semua larutan tersaring.
E. HASIL
Diket : M1= 1M
M2= 0,1 M
V2= 100ml
V1= ?
Dit : V1 ?
Penyelesaian
M1 x V1 = M2 x V2
1 x V1 = 0,1 x 100
1 x V1 = 100
V1 = 10/1 = 10
Diketahui
Valensi = 1
N1 = M1 = 0,1
Ditanya
Massa NaOH = ?
Penyelesaian
Massa = 4 gr
Massa NaOH yang harus dilarutkan untuk membuat 100ml larutan NaOH 0,1 M
adalah 4gr.
Pembuatan larutan H2SO4 0,1 M
Diket :
Mr H2SO4 = 98 gr/mol
L terlarut = 3 ml
M = 3 / 98 x 0,01
M = 3 / 0,98
M = 3,06 gr
Massa yang dibutuhkan untuk membuat 3ml larutan H2SO4 adalah 3,06 gram.
F. PEMBAHASAN
Larutan Merupakan Campuran zat-zat yang homogen, yaitu campuran yang
memiliki komposisi merata atau serba di seluruh bagian yang memiliki komposisi
merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua
komponen atau lebih yang disebut zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat
terlarut merupakan komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. Zat-zat yang
memiliki fase padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut (solute) sedangkan
yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut (solvent) (Ferdian, 2013)
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh,
dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Sementara
itu, secara kualitatif komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer atau pekat.
Larutan disebut encer, apabila mengandung zat terlarut yang jumlahnya lebih sedikit
dari pada pelarutanya, dan disebut pekat, jika mengandung pelarut yang jumlahnya
lebih banyak ketimbang zat terlarut. Bila larutan encer berarti larutan tersebut
mempunyai kosentrasi rendah, dan sebaliknya, bila larutan pekat berarti larutan
tersebut berkonsentrasi tinggi. Larutan dengan kosentrasi tinggi berarti memerlukan
lebih banyak zat terlarut darpada larutan dengan konsentrasi rendah (sahputra, 2012).
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya
antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau
pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun
kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kestimbangan fasa dengan gas,
padatan, atau cairan lain. Untuk menentukan sifat pelarut suatu senyawa dapat
diketahui dari perubahan temperatur air sebelum dan sesudah. Bila temperaturnya
naik, pelarut tersebut bersifat eksoterm. Sedangkan jika temperaturnya turun, maka
pelarutnya bersifat endoterm (Schaum,1998).
G. KESIMPULAN
larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih, yang
memiliki komposisi yang merata, ukuran partikelnya sama, tidak dapat dibedakan
secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut, partikelpartikel penyusunnya
berukuran sama dari dua zat atau lebih dan pembuatan larutan bergantung pada
kuantitas larutan (volum dan konsentrasi) dan kuantitas zat terlarut (massa zat
terlarut), serta larutan akan terbentuk jika sifat dan komposisi pelarut dan zat
terlarutnya sama (homogen).
H. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Petrucci, Ralph H, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern