Anda di halaman 1dari 22

ACC-1/26 Oktober 2020

ACC-2/29 Oktober 2020


ACC+/31 Oktober 2020

PEMBUATAN LARUTAN
85

Laporan Praktikum Kimia Dasar


Diajukan untuk Memenuhi Syarat Lulus Mata Kuliah Kimia Dasar pada Prodi
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Praktikan : NURUL NADZIFAH


NIM : 20500120030
Prodi : Pendidikan Biologi
Gol./Klp : E3
Tgl Praktek : 25 Oktober 2020
Asisten : Annisa Tri Damayanti

LABORATORIUM KIMIA FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TA 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan

PEMBUATAN LARUTAN

disusun dan diajukan oleh:

Nama : Nurul Nadzifah


NIM : 20500120030
Prodi : Pendidikan Biologi
Gol. / Klp : E3

telah diperiksa dan disetujui


serta dinyatakan memenuhi syarat/ACC.

Mengetahui,
Ka. Laboratorium Kimia, Asisten,

Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M. Si Annisa Tri Damayanti


NIP 19760802 200501 1 004 NIM 20500119035

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya larutan, karena

larutan memegang peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Makhluk hidup

menyerap mineral, vitamin, dan makanan dalam bentuk larutan.

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami

sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup

pada umumnya. Reaksi kimia di alam dan di laboratorium kebanyakan berlangsung tidak

dalam bentuk senyawa murni, melainkan dalam bentuk larutan. Untuk pembuatan larutan

pada umumnya digunakan pelarut air. Larutan merupakan campuran homogen yang

komposisinya sama, ukuran partikelnya sama, dan tidak bisa dibedakan secara langsung

antara zat pelarut dengan zat terlarut yang merupakan suatu komponen, komponen yang

terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau solven sedangkan komponen dalam

jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi adalah kuantitas suatu zat tertentu

di dalam larutan dan juga salah satu faktor penting untuk menentukan cepat atau lambatnya

reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan bahwa banyaknya zat terlarut yang

terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solute

relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi. Sebaliknya jika

mengandung sedikit solute maka konsentrasinya rendah atau encer. Konsentrasi dapat

dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.

Oleh karena itu untuk mengetahui cara pembuatan larutan lebih lanjut maka dilakukan

percobaan “Pembuatan Larutan” agar praktikan tidak hanya mengetahui teori tapi juga untuk

mengetahui cara pembuatannya.

3
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat larutan dari bahan padatan?

2. Bagaimana cara membuat larutan dari bahan cairan?

C. Tujuan

Tujuan percobaan ini sebagai berikut:

1. Mahasiswa diharapkan mampu membuat larutan dari bahan padatan

2. Mahasiswa diharapkan mampu membuat larutan dari bahan cairan

D. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat diadakannya kegiatan percobaan ini sebagai berikut:

Hari/tanggal : Ahad/25 Oktober 2020

Waktu : 10.00 s. d 12.00 WITA

Tempat : Online

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Larutan

Larutan adalah suatu campuran homogen yang komposisinya dapat berbeda, misalnya

sejumlah garam dalam sejumlah air yang diketahui, dapat berbeda dari satu larutan ke larutan

yang lain. Dalam larutan ada dua komponen yaitu solven dan solute. Solven disebut juga

sebagai pelarut, dimana secara fisika tidak berubah jika larutan terbentuk. Biasanya air

digunakan sebagai solven, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak,

kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi jika menggunakan air biasanya tidak

disebutkan. Semua komponen lainnya yang larut dalam larut dalam pelarut disebut solute (zat

yang terlarut). Larutan garam dalam air misalnya, air yang cair adalah pelarut (solven) dan

garam yang dapat larut dalam air disebut solute (zat yang terlarut). Jika ingin mengubah

menjadi jumlah relative solute dan solven dalam suatu larutan, maka digunakan istilah

konsentrasi. Suatu larutan yang mengandung sejumlah besar solute dalam suatu solven yang

diketahui jumlahnya disebut larutan solute yang pekat. Suatu larutan yang pekat adalah solute

yang relative konsentrasinya tinggi, dan larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis,

efek ion berlainan pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. (Pujiansyah, 2014: 1-2).

Faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu sebagai contoh campuran minyak dan air yang

tidak saling tercampur dengan alasan bahwa minyak bersifat non polar dan air bersifat polar,

hal ini yang menyebabkan jenis pelarut dan zat terlarut sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi kelarutan. Faktor selanjutnya yaitu suhu alasannya ialah sebagai contoh

ilustrasi garam dalam air, partikel garam akan menyerap kalor, sehingga gaya tarik menarik

antar partikel garam menjadi lemah dan mudah terlepas oleh molekul air itulah mengapa suhu

menjadi faktor yang mempengaruhi kelarutan. Selanjutnya faktor tekanan, kelarutan akan

5
meningkat jika temperatur meningkat dan akan berkurang jika temperatur berkurang.

(Nursanti, 2015: 1.192).

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan

kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar

sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan

menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui

dari massa volume larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang

dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif

rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi. (Padmaningrum, 2006: 1).

Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar larutan tersebut bisa memberikan

gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya.

Konsentrasi larutan yang sering dipergunakan di laboratorium di antaranya adalah molaritas

(M), molalitas (m), normalitas (N), fraksi mol (X). (Rusman, 2018: 5).

Adapun beberapa satuan konsentrasi sebagai berikut:

1) Molaritas

Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solute dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang

ditentukan di dalam liter

mol zat larut


Molaritas(M )=
Liter larutan

2) Molalitas

Molalitas merupakan suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol senyawa

atau zat setiap kilogram pelarut

6
m( zat larut )
Kemolalan( m)=
M m × kg pelarut

Umumnya konsentrasi larutan menyatakan perbandingan sejumlah tertentu zat terlarut dalam

suatu larutan. Apabila zat terlarut berupa padatan maka langkah pekerjaan yang dilakukan

sebagai berikut; (a)menimbang secara akurat zat terlarut dengan neraca, (b)memasukkan zat

terlarut ke dalam labu takar yang bersih dan kering (jika perlu dengan bantuan corong),

(c)menambahkan aquades, (d)melarutkan zat terlarut dengan cara pengocokan (e)setelah

aquades ditambahkan sampai mendekati tanda batas, pipet tetes digunakan untuk membantu

memasukkan aquades secara perlahan sampai volume larutan tepat pada tanda batas,

(f)setelah ditutup rapat larutan dikocok sampai benar-benar homogen. (Hernani, 2014 : 18).

Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan. Hasil dari pengenceran

adalah konsentrasi akhir lebih kecil dari pada konsetrasi awal. (Buku Tim Kompas Ilmu,

2019: hal 141).

V 1 . M 1=V 2 . M 2

V 1=volume mula−mula

V 2=volume akhir

M 1=konsentrasi mula−mula

M 2=konsentrasi awal

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat dengan cara menambahkan pelarut agar

diperoleh volume akhir yang lebih besar jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat

diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat

yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam

asam sulfat pekat panas akan dilepaskan besar. (Ervan Togatorop, 2014: 5).
7
BAB III

METODOLOGI

8
A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut:

1) Batang Pengaduk 1 buah

2) Botol Larutan 2 buah

3) Botol Semprot 1 buah

4) Corong 1 buah

5) Gelas Kimia 100 mL 2 buah

6) Kertas Penyangga 1 buah

7) Labu Ukur 100 mL 1 buah

8) Pipet Gondok 25 mL 1 buah

9) Pipet Tetes 2 buah

10) Sendok 1 buah

11) Timbangan Digital 1 buah

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut:

1) Aquades secukupnya

2) CuSO4 1M

3) Label secukupnya

4) NaCl 0,6 gram

C. Cara Kerja

1. Fase Padat ke Cair (NaCl)

9
Langkah awal yang harus disiapkan adalah alat dan bahannya yaitu, gelas kimia, timbangan

digital, pipet tetes, sendok, batang pengaduk, botol semprot, botol larutan, labu ukur, corong

dan serbuk NaCl. Langkah kedua ialah meletakkan gelas kimia di atas timbangan digital lalu

masukkan serbuk NaCl sebanyak 0,6 gram, kemudian campurkan cairan aquades kurang lebih

20 mL dan aduk pelan-pelan menggunakan batang pengaduk (posisi batang pengaduk lurus)

agar larutan tidak tumpah dan agar gelas kimia tidak pecah sambil ditambah aquades 50 mL.

Setelah larut langkah selanjutnya adalah mengambil labu ukur lalu buka penutup labu ukur

dan letakkan corong di atasnya menggunakan pengganjal agar saat dimasukkan udara ikut

keluar jadi tidak ada tabrakan antara cairan NaCl dengan udara. Cara memasukkan larutan

NaCl ialah batang pengaduk diletakkan di tengah-tengah labu ukur agar saat memasukkan

larutan, larutan tidak tumpah. Dan jangan lupa untuk membersihkan gelas kimia dan corong

setelah digunakan. Saat melepaskan corong dari labu ukur kita harus hati-hati agar labu ukur

tidak pecah. Pipet tetes digunakan untuk membersihkan corong dari sisa-sisa cairan NaCl, lalu

masukkan pipet tetes ke dalam labu ukur dengan hati-hati agar tidak melebihi batas leher labu

ukur setelah itu tutup kembali labu ukur. Untuk menguji bahwa larutan sudah tercampur ialah

dengan dibolak-balik atas ke bawah sebanyak 10 kali. Setelah itu masukkan larutan ke dalam

botol larutan lalu tutup dan berikan label NaCl 0,1 M.

2. Fase Cair ke Cair (CuSO4)

Langkah awal yang disiapkan sama seperti pada saat pembuatan larutan NaCl tadi.

Berdasarkan rumus yang didapat menghasilkan 10 mL, jadi dibutuhkan 10 mL larutan CuSO4

yang belum diencerkan. Untuk mengambil cairan tersebut yaitu dengan cara menghisap

larutan dengan pipet gondok. Cara agar mengetahui bahwa cairan telah sampai di garis

meniskus adalah membuka perlahan-lahan dan masukkan cairan ke dalam labu ukur. Langkah

selanjutnya adalah mengambil botol semprot yang berisi aquades dan campurkan dengan

10
larutan CuSO4 dalam labu ukur, hati-hati jangan sampai melewati batas garis kemudian tutup

dan bolak-balikan dari atas ke bawah agar tercampur. Langkah terakhir adalah masukkan

larutan yang telah tercampur ke dalam botol larutan dan beri label CuSO4 0,1 Mol.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

11
A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan ini sebagai berikut:

1. Hasil

Tabel 1: Hasil Pengamatan Pembuatan larutan dari bahan padatan

Bahan Berat yang Jumlah yang Konsentrasi

ditimbang dibuat akhir (M)


NaCl (s) 0,6 gram 100 mL 0,1 M

Tabel 2: Hasil Pengamatan Pembuatan larutan dari bahan cairan

Bahan Berat / Volume Jumlah yang Konsentrasi

dibuat akhir (M)


CuSO4 (1M) 10 mL 100 mL 0,1 M

2. Analisis Data

Analisis data pada percobaan ini sebagai berikut:

1) Fase Larutan Bahan Padat

Sebanyak 0,6 gram NaCl (Mr = 58 gram/mol) ditambahkan dengan aquades sebanyak 100

mL, sehingga konsentrasi akhirnya adalah?

Penyelesaian:

NaCl 0,1 M Mr: 58 gram/mol

V: 100 mL 0,1 l

mol gram . Mr
M= =
L V

gr=M × L × Mr

12
mol gr
gr=0,1 × 0,1 L ×58,5
L mol

gr=58,5 gram

gr=0,6 gram

gr 1000
M= ×
Mr V

0,6 1000 1000


¿ × =0,01 × =0,1 M
58 100 100

2) Fase Larutan Bahan Cair

Diketahui larutan CuSO4 1 M akan dibuat 100 mL larutan dengan konsentrasi akhir 0,1 M,

volume awal larutan CuSO4 adalah?

Penyelesaian:

V 1 . M 1=V 2 . M 2

V 2. M 2
V 1=
M1

100 mL . 0,1 M
V 1=
1M

V 1=10 mL

B. Pembahasan

Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya terlebih dahulu. Dalam

menghitung konsentrasinya dapat dinyatakan dengan molalitas, molaritas, normalitas dan lain

sebagainya. Sebelum menghitung konsentrasi terlebih dahulu kita perlu menentukan masa

atom relative, massa molekul relative, volume dari pelarut massa larutan tersebut. Dalam
13
pembuatan larutan juga perlu menggunakan ketelitian yang tinggi karena jika terjadi

kesalahan yang kecil saja larutannya tidak akan menjadi larutan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil praktikum dapat dijelaskan bahwa pada percobaan pertama pada

pembuatan larutan NaCl yang sudah ditimbang dengan tepat yaitu 0,6 gram, kemudian

dilarutkan dengan aquades di dalam gelas kimia dan diaduk dengan batang pengaduk setelah

itu dimasukkan ke dalam labu ukur ditambahkan aquades kembali hingga sampai garis batas

labu ukur dan di bolak-balik dari atas ke bawah untuk menghomogenkan larutan. Pada

percobaan pertama pelarutan NaCl menghasilkan 0,1 M dengan menggunakan serbuk NaCl

0,6 gram.

Berdasarkan hasil praktikum kedua dapat dijelaskan bahwa pembuatan larutan CuSO4

dilakukan dengan cara mencampur cairan CuSO4 dengan aquades ke dalam labu ukur.

Dihasilkan 0,1 M larutan CuSO4. Untuk mengetahui volume mula-mula dapat dirumuskan

sebagai berikut:

V 1 . M 1=V 2 . M 2

V 2. M 2
V 1=
M1

V 1=volume mula−mula

V 2=volume akhir

M 1=konsentrasi mula−mula

M 2=konsentrasi awal

C. Dokumentasi

14
Gambar 4. 1: Proses Pembuatan Larutan Bahan Zat Padat NaCl.

Gambar 4. 2: Hasil Pembuatan Larutan NaCl.

15
Gambar 4. 3: Proses Pembuatan Larutan Bahan Zat Cair CuSO4.

Gambar 4. 4: Hasil Pembuatan Larutan CuSO4.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:

1. Untuk membentuk suatu larutan dari bahan padatan dilakukan pencampuran dengan

larutan sesuai dengan perhitungan dan melakukan pencairan dengan menggunakan cairan

seperti aquades.

2. Untuk membentuk suatu larutan dari cairan dilakukan perhitungan volume yang akan

diencerkan sesuai dengan rumus perhitungan lalu di homogenkan dengan larutan aquades.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan setelah percobaan ini adalah:

1. Diharapkan pada saat praktikum (online) dilakukan semua persiapan sudah selesai dalam

artian aplikasi yang digunakan dapat menampung seluruh praktikan, karena pada saat

praktikum tadi ada beberapa teman yang tidak ikut dikarenakan kapasitas aplikasi

terbatas.

2. Diharapkan pada saat praktikum online agar membatasi pertanyaan para praktikan agar

supaya pertanyaan yang diajukan praktikan dapat terjawab semua, tidak seperti praktikum

tadi, terlalu banyak pertanyaan yang diajukan tapi karena kurangnya waktu jadi

pertanyaan tersebut tidak terjawab semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

Pujiansyah, 2014, Pembuatan Larutan. Yogyakarta: Academia

Abas, Nursanti, 2015, Jurnal Entropi. Gorontalo: Universitas Gorontalo

Rusman, dkk, 2018, Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah Kuala University

Ilmu, Tim, kompas, 2019, Pocket kimia. Jakarta: PT. Grasindo

Padmanigrum, Regita, 2006, Larutan Standar: Yogyakarta. UNY

Hernani, Dasar-dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka Repository

Togatorop, Ervan, Pengenceran. Makassar: Academia

18
REFERENSI

Pujiansyah, 2014, Pembuatan Larutan. Yogyakarta: Academia

19
Abas, Nursanti, 2015, Jurnal Entropi. Gorontalo: Universitas Gorontalo

Padmanigrum, Regita, 2006, Larutan Standar: Yogyakarta. UNY

20
Hernani, Dasar-dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka Repository

Rusman, dkk, 2018, Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah Kuala University

21
Ilmu, Tim, kompas, 2019, Pocket kimia. Jakarta: PT. Grasindo

Togatorop, Ervan, Pengenceran. Makassar: Academia

22

Anda mungkin juga menyukai