Anda di halaman 1dari 21

PEMBUATAN LARUTAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah Kimia Dasar
Pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Praktikan : NABILA ANGREANI


NIM : 20500123039
Prodi : Pendidikan Biologi
Gol./Klp : C/5
Tgl Praktek : 30 September 2023
Asisten : Muh Ilham Rahman

LABORATORIUM KIMIA FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TA 2023/2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan

Pembuatan Larutan

disusun dan diajukan oleh:

Nama : Nabila Angreani


NIM : 20500123039
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas / Klp : B/5

telah diperiksa dan disetujui

serta dinyatakan memenuhi syarat/ACC.

Mengetahui,

Ka. Laboratorium Kimia, Asisten,

Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si Muh Ilham Rahman


NIP. 19760802 200501 1 004 NIM. 20500122028

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Peran larutan

sangat penting diantaranya ialah cairan tubuh kita yang mengandung komponen larutan

dari berbagai zat kimia, mineral yang terdapat di kulit bumi kebanyakan ditemukan dalam

bentuk larutan, serta reaksi kimia di laboratorium dan industri kebanyakan berlangsung

dalam bentuk larutan. Pembuatan larutan ini sangat penting karena larutan sering kali

digunakan sebagai reagen atau pereaksi. Pembuatan larutan juga didasari untuk

pembuatan larutan standar. Selain itu pembuatan larutan bertujuan untuk membuat

larutan yang baru dan menggantikan larutan yang lama atau yang telah kedaluarsa (tidak

layak pakai).

Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua atau zat lebih yang

tersusun atas komponen pelarut yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah zat terlarutnya. Pelarut yang paling umum digunakan adalah air karena jumlahnya

yang melimpah dan air memiliki kemampuan sangat besar untuk melarutkan berbagai

macam zat. Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting

untuk memahami sifat-sifat pada larutan. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi

manusia dan makhluk hidup pada umumnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan dengan judul “Pembuatan

Larutan” ini dengan tujuan agar dapat mengetahui cara membuat larutan dengan

konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi larutan, baik itu

larutan dengan zat terlarut berupa bahan padatan maupun dengan zat terlarut berupa

cairan.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:

1. Bagaimana cara mengetahui massa suatu larutan dengan konsentrasi larutan?

2. Bagaimana cara pembuatan larutan dalam fase padat ke cair?

3. Bagaimana proses pengenceran larutan cair ke cair?

C. Tujuan

Tujuan diadakan percobaan ini adalah:

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui massa suatu larutan dengan konsentrasi

larutan.

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses pembuatuan larutan dalam padat ke

cair.

3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses pengenceran larutan dari cair ke

cair.

D. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/tanggal : Sabtu, 30 September 2023

Waktu : 13.00 s.d 15.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran zat-zat terlarut dam pelarut yang komposisinya merata

atau serba sama (homogen). Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan

satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut.

(Rusman dkk, 2018, hal 1).

Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. suatu system homogen

yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa

dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut

campuran. Biasanya isitilah larutan dianggap sebagai airan yang mengandung zat terlarut,

misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat

dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen utama yang terdapat

dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut.

(Widayani 2018:625).

Dalam larutan ada juga yang dinamakan larutan penyangga. Larutan penyangga

ialah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH,

seperti penambahan asam, basa ataupun pengenceran. (Hidjrawan dkk, 2016, hal 155).

Larutan dibedakan menjadi larutan primer dan larutan sekunder dimana larutan

primer dan larutan sekunder yaitu :

1. Larutan Primer

(Molaritas atau Larutan primer adalah larutan yang telah diketahui

konsentrasinya normalitas) secara pasti melalui pembutan langsung larutan standar.

Syarat suatu bahan kimia yang dapat digunakan sebagai primer yaitu, memiliki

3
kemurniaan tinggi, bersifat stabil, bersifat anhidrat, dapat diperoleh dengan mudah,

tidak hiqroskopis, tisak bersifat toksik, selalu tersediah dan siap untuk digunakan,

mempunyai berat molekul tinggi dibandingkan dengan bentuk lainnya yang sama, dan

juga murah.

Menurut Rusman (2018:75). Syarat suatu bahan kimia yang dapat digunakan

sebagai larutan primer yaitu :

a. Memiliki kemurnian tinggi

b. Bersifat stabil

c. Bersifat anhidrat

d. Tidak higroskopis

e. Mempunyai berat molekul tinggi dibandingkan dengan bentuk lainnya yang sama

2. Larutan Sekunder

Larutan sekunder merupakan larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan

metode analitik yang dapat dipercaya (Darlina,1998 :78). Selain itu, larutan sekunder

dapat juga di definisikan sebagai larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara

mentitrasi dengan menggunakan larutan sekunder primer (Rusman, dkk, 2018 :75).

B. Pembagian Larutan

Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran dari dua

komponen atau lebih, yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan gas dibuat

dengan mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam

semua perbandingan maka setiap campuran gas adalah homogen.

Menurut (Harjono.2018:227) dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu :

1. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.

Jika sebagai cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair.

2. Larutan padatan adalah padatan padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak

4
beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya. Larutan padatan sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari dan dikenal sebagai alloy. Alloy dapat

didefinisikan sebagai campuran dua unsur atau lebih yang mempunyai sifat-sifat logam.

Sebagai contoh, mata uang perak Sterling adalah merupakan aloid yang terdiri dari

larutan padatan tembaga dan perak. Baja merupakan alloy dari besi dan karbon.

Pada pembagian larutan ini, kita juga akan membahas yang namanya konsentrasi

larutan. Dimana konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas

perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar kecil,

dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah

larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut

dari pada dalam keadaan jenuh ( Adha, S. D. 2015).

Konsentrasi larutan yaitu banyaknya jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam

larutan. konsentrasi larutan sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk:

A. Fraksi Mol (x)

Menurut (Mawarnis, 2021: 15) Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol

salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen-komponen dalam larutan.

Secara matematis fraksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝜼𝑨 𝜼𝑩
XA = XB = XA = XA + XB = 1
𝜼𝑨+𝜼𝑩 𝜼𝑨+𝜼𝑩

Keterangan : XA = fraksi mol zat terlarut

XB = fraksi mol zat pelarut

𝛈𝐀 = mol zat terlarut

𝛈𝐁= mol zat pelarut

5
B. Molaritas (M)

Menurut (Mawarnis, 2021: 14) Molaritas merupakan satuan yang

menunjukkan banyaknya zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah volume

pelarutan atau banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Contoh:

NaCl 0,1 M artinya dalam 1 L larutan terdapat 0,1 mol NaCl. Karena Mr NaCl = 58,5

maka dalam 1 L larutan terdapat 5,85 g NaCl. Molaritas dapat dicari dengan

menggunakan rumus :

𝜼
M=
𝝂

Keterangan :

M = molaritas (M)

qr = massa zat terlarut (gram)

v = volume larutan (mL)

Atau dengan menggunakan rumus :

𝒈𝒓 𝟏𝒐𝒐𝒐
M= X
𝑴𝒓 𝝂

Keterangan :

M = molaritas (M)

qr = massa zat terlarut (gram)

v = volume larutan (mL)

Molaritas atau kemolaran dapat diturunkan melalui proses pengeceran

dengan konsekuensi akan terjadi perubahan volume larutan. Proses pengenceran

6
dilakukan dengan cara menambah air murni (aquades) ke dalam larutan sehingga

didapat kemolaran yang diinginkan menurut (Wulandari.2018: 84). Proses pengeceran

dapat dilakukan dengan cara mengikuti formulasi sebagai berikut:

V 1 . M 1 = V2 . M2

Keterangan:

V1 = Volume larutan atau massa sebelum diencerkan

M1 = Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

V2 = Volume larutan atau massa setelah diencerkan

M2 = Konsentrasi larutan setelah diencerkan

C. Molalitas (m)

Menurut (Mawarnis. 2021: 16) Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang

penting dalam penentuan sifat-sifat yang tergabung dari jumlah partikel dalam pelarut.

Molalitas dapat didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut yang dilarutkan

dalam satu kg (1000 gram) pelarut atau massa pelarut. Secara matematis, Molalitas

dinyatakan dalam bentuk persamaan :

𝒈𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎
M= X
𝑴𝒓 𝒑

Keterangan : M = molalitas (mol )

gr = massa zat terlarut (gram)

Mr = massa molekul relative

P = massa pelarut (gram)

7
C. Sifat-Sifat Larutan

Pada dasarnya larutan merupakan campuran homogen sehingga setiap bagiannya

mempunyai perbandingan yang tetap antara zat terlarut dan zat pelarut. Zat pelarut

mempunyai jumlah lebih banyak dan dapat menguraikan zat terlarut menjadi ukuran lebih

kecil atau lebih sederhana. Larutan dapat berwujud cair, gas maupun padat. Banyak

dijumpai sifat larutan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang ditimbulkan oleh jenis dan

kepekatan zat atau jumlah partikel zat terlarutnya.

Sifat kologatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi

bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat kologatif larutan

terdiri atas dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolik dan sifat koligatif larutan non

elektrolit. Hal ini disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrlolit bertambah jumlahnya

karena ion-ion dengan hal tersebut. (Jumi, 2017) .

Menurut Suyanto, dkk (2007 :3). Sifat larutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Sifat larutan yang ditentukan oleh jenis zat terlarut, seperti rasa, warna, viskositas, dan

pH. Contoh: larutan gula terasa manis, larutan garam terasa asin.

2. Sifat larutan yang ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Hal ini

berarti larutan yang mempunyai konsentrasi sama akan mempunyai sifat yang sama

juga. Walaupun jenis zat terlarutnya berbeda. Sifat larutan tersebut adalah seperti

penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan

osmosis.

8
BAB III

METODOLOGI

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Batang Pengaduk 1 buah

2. Botol Larutan 2 buah

3. Botol Semprot Aquades 1 buah

4. Bulb 1 buah

5. Corong 1 buah

6. Gelas kimia 100 ml 1 buah

7. Kertas Penyangga secukupnya

8. Labu Ukur 100 ml 1 buah

9. Neraca Digital 1 unit

10. Pipet Tetes 1 buah

11. Pipet Ukur 25 ml 1 buah

12. Sendok 1 buah

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Aquades secukupnya

2. HCl 2 M 16 ,6 ml

3. Label secukupnya

4. NaOH 3 M 12 gram

5. Tissue secukupnya

9
C. Cara Kerja

1. Bahan Cair ke Cair (Pengenceran Larutan HCl)

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian masukan

pipet ukur kedalam botol larutan HCl dan di isap menggunakan pipet pengukur dengan

ukuran 25 ml sampai garis miniskus sebanyak 16,6 ml, selanjutnya masukkan larutan

kedalam labu ukur.

Langkah kedua, masukkan aquades kedalam labu ukur sampai garis miniscus,

setalah itu tutup labu ukur lalu kita homogenkan larutan dengan membolak-balikan

labu ukur minimal 12 kali. Langkah terakhir, masukkan larutan ke botol penyimpanan

dengan memberikan label sesuai dengan konsentrasinya.

2. Bahan Padat ke Cair (Pembuatan Larutan NaOH)

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya

menimbang gelas kimia kemudian menyalakan timbangan yang telah disediakan. Lalu

meletakkan gelas kimia ke atas timbangan, jika timbangan tersebut tidak menunjukkan

angka 0 (nol), maka tekan “tare”. Kemudian mengambil NaOH yang sifatnya padat

menggunakan sendok, lalu masukkan ke gelas kimia yang berada diatas timbangan

sebanyak 12 gram. Selanjutnya, ambil gelas kimia yang berisikan NaOH yang telah

ditimbang kemudian matikan timbangan tersebut.

Langkah kedua, kita melarutkan larutan NaOH dengan menggunakan aquades,

kemudian aquades tersebut dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisikan NaOH,

setelah itu diaduk menggunakan batang pengaduk secara perlahan-lahan, apabila

NaOH belum larut tambahkan aquades secukupnya.

10
Langkah ketiga, setelah NaOH telah larut pindahkan larutan dari gelas kimia

ke labu ukur dengan menggunakan corong, lalu bersihkan sisa-sisa di dalam gelas

kimia, corong, dan batang pengaduk menggunakan aquades sebanyak 3 kali agar

NaOH nya tidak berkurang. Kemudian menambahkan aquades sampai di garis

miniskus 100 ml dengan bantuan pipet tetes.

Langkah keempat yaitu, menutup labu ukur dan menghomogenkan dengan

cara menahan tutup labu ukur agar campuran larutan tidak tumbah. Lalu membolak-

balikan labu ukur minimal 12 kali. Terakhir menuangkan larutan yang telah terlarut

atau yang telah terhomogenkan kedalam botol penyimpanan lalu tutup dengan rapat

dan beri label sesuai dengan konsentrasinya.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Hasil Pengamatan Pembuatan larutan dari bahan cairan :

Bahan Berat / Volume Jumlah yang Konsentrasi

dibuat akhir (M)

HCl 16,6 Ml 100 mL 2M

Tabel 2: Hasil Pengamatan Pembuatan larutan dari bahan padatan :

Bahan Berat yang Jumlah yang Konsentrasi

Ditimbang dibuat akhir (M)

NaOH 12 gram 100 mL 3M

B. Analisis Data

Analisis data pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan Cair

Sebanyak 16,6 ml larutan HCl 2 M ditambahkan dengan aquades sebanyak 100 ml,

sehingga konsentrasi akhirnya adalah :

Dik. M1 = 12 M

M2 = 2 M

V2 = 100 ml

Dit. V1 = ………….. ?

12
Penyelesaian

V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 12 = 100 . 2

100.2
V1 =
12

V1 = 16,6 mL

2. Bahan Padat

Larutan NaOH 3 M (Mr = 40) dibuat dari campuran aquades sebanyak 100 ml dengan

padat NaOH sebanyak sebagai berikut :

Dik. M = 3 M

L = 1000 ml = 0,1 L

Mr = 40

Dit. g = …………. ?

Penyelesaian

g/Mr
𝑀=
L

g = M . L . Mr

= 3 . 0,1 . 40

g = 12 gram

C. Pembahasan

Pembahasan pada percobaan ini yaitu :

1. Bahan cair

Pada praktikum pembuatan larutan kali ini, dilakukan dua kali percobaan.

Percobaan yang pertama yaitu pembuaran larutan fase cair ke cair, dimana pertama kita

menyiapkan alat yang akan digunakan pada percobaan ini, kemudian sediakan pipet

ukur 25 ml lalu hisap HCl dengan menggunakan bulb dengan ukuran 16,6 ml, setelah

13
itu larutan HCl dipindahkan kedalam labu ukur, kemudian tambahkan aquades

secukupnya hingga sampai ke garis miniskus, setelah itu homogenkan dengan

membolak balikkan labu ukur minimal 12 kali. Satu tangan menutup labu ukur dan

satunya menahan bagian bawah labu ukur, setelah di rasa homogen sudah tercampur

pindahkan larutan tersebut ke botol larutan kemudian beri label.

Dalam menentukan konsentrasi pembuatan larutan cair ke cair, mengunakan rumus

yaitu:

M1.V1=M2.V2 Dimana:

M1: Konsentrasi larutan sebelum di encerkan

V1: Konsentrasi larutan atau massa sebelum di encerkan

M2: Konsentrasi larutan setelah di encerkan

V2: Konsentrasi larutan atau massa setelah di encerkan

2. Bahan Padat

Pada percobaan yang kedua yaitu pembuatan larutan pada fase padat ke cair dimulai

dengan Langkah awal yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan setelah itu

pastikan alat yang digunakan bersih agar nantinya larutan tidak bersatu dengan zat lain.

Kemudian sediakan gelas ukur dan timbang dalam keadaan kosong dengan

menggunakan neraca digital. Kemudian tambahkan NaOH sebanyak 12 gram

menggunakan sendok masukan kedalam gelas ukur dengan perlahan sampai neraca

menunjukan jumlah yang telah di tentukan, selanjutnya tambahkan aquades ke dalam

gelas ukur kemudian aduk perlahan hingga NaOH terlarut, kemudian dipindahkan

kedalam labu ukur dan tambahkan aquades hingga lengkungan pada bagian bawah

permukaan larutan sejajar dengan batas pada leher labu ukur. Homogenkan larutan

tersebut dengan cara membolak balikan labu ukur hingga benar benar tercampur dengan

sempurna. Selanjutnya larutan tersebut dipindahkan kedalam botol larutan dan diberi

14
label. Namun jika dalam proses percobaan praktikan melakukannya dengan teliti dan

berhati hati maka hasil percobaan akan sesuai dengan teori.

Dalam melakukan praktikum terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kegagalan

dalam suatu percobaan yaitu:

1. kesalahan saat mencampurkan suatu zat/larutan

2. tidak berhati hati saat melakukan praktikum

3. tidak mengukur atau menghitung bahan yang akan digunakan secara teliti

4. tidak memperhatikan arahan dari petugas laboratorium saat akan melaksanakan

praktikum.

Jika kesalahan kesalahan tersebut tidak terjadi dalam proses praktikum, maka hasil

dari percobaan dari percobaan itu sendiri akan sama dengan teori yang telah ditentukan

sebelumnya.

Pada praktikum kali ini terdapat perbedaan antara percobaan pertama dan kedua.

Perbedaan tersebut terletak pada bahan yang digunakan dimana pada percobaan yang

pertama menggunakan HCl berupa cairan dan pada percobaan kedua menggunakan

NaOH berupa padatan. Langkah pengerjaan kedua larutan juga berbeda beda,

menentukan konsentrasi juga terdapat rumus masing-masing pada setiap larutan padat

dan cair.

15
D. Dokumentasi Bukti Praktikum

1. Dokumentasi Pembuatan Bahan Cair

Gambar 4.1 Proses pengambilan HCl menggunakan bulb

Gambar 4.2 Proses menungkan aquades ke dalam labu ukur

Gambar 4.3 Larutan HCl

16
2. Dokumentasi Pembuatan Bahan Padat

Gambar 4.4 Proses menuangkan NaOH ke dalam labu ukur

Gambar 4.5 Proses pengadukan NaOH Gambar 4.6 Larutan NaOH

dengan menggunakan aquades

17
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Cara menentukan larutan dengan konsentrasi tertentu dilakukan dengan cara:

menetukan molaritas dan volume yang akan dibuat, lalu mencampurkan zat yang akan

dilarutkan dengan pelarut.

2. Pembuatan larutan dari bahan cair ke cair harus dilakukan dengan cara mencampurkan

kedua zat yaitu HCl dan auqades lalu homogenkan.

3. Pembuatan larutan dari bahan padat ke ciar dilakukan dengan cara mencampurkan zat

pelarut dan terlarutnya yaitu NaOH dan aquades lalu dihomogenkan

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan setelah percobaan ini adalah:

1. Diharapkan kepada anggota praktikan laboratorium agar kiranya lebih berhati-hati


dalam setiap tahap mengerjakan pembuatan larutan untuk menghindari kesalahan yang
fatal, dan kiranya lebih di perhatikan dokumentasinya setiap melakukan tahap-
tahapan.

2. Diharapkan kepada asisten praktikum agar kiranya memberikan waktu sedikit lama
lagi untuk mengumpulkan laporan, dan agar kiranya memberikan penjelasan yang
lebih luas mengenai praktikum.

3. Diharapkan kepada pengelolah praktikum agar kiranya menyediakan keran air di


setiap meja praktikum agar memudahkan praktikan pada saat ada alat yang ingin di
bersihkan sehingga tidak mengganggu kelompok lain memakai kran air, dan sebaiknya
laboratorium menyediakan neraca digital di setiap meja praktikum agar praktikan
tidak harus bolak-balik dan tidak perlu lagi membawa lagi alat-alat

18
DAFTAR PUSTAKA

Budiani, B., Permana, F., & Fadlisyah, H. (2020). STANDARISASI PELABELAN


LARUTAN PEREAKSI DI LABORATORIUM QUALITY CONTROL
MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE UNTUK MENGHINDARI
PENGGUNAAN LARUTAN KADALUARSA. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi
Terapan, 7(1), 36-40.
Dr. Elvy Rahmi Mawarnis, M. (2021). Kimia Dasar II. Yogyakarta: Deepublish.
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). PENGARUH KONSENTRASI
LARUTAN TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU LARUTAN. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 6(2), 147-153.
Rusman, Rahmayani, F. I., & Kuncoro , P. (2018). Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Tatik, W. (2018). Penerapan strategi quiz team untuk meningkatkan prestasi belajar larutan
mata pelajaran kimia SAngatta Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta, IV.
Wulandari, D. A., & Yulkifli. (2018). STUDI AWAL RANCANG BANGUN
COLORIMETER SEBAGAI PENDATEKSI PADA PEWARNA MAKANAN
MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA. Pillar Of Physics, 11(2), 81-87.
Jumi. (2017/Syawal 1438 H : 9). al-kimiya. Jurnal al-kimiya, 4(1), 9-16.

19

Anda mungkin juga menyukai