PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari komposisi,
struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam prosesproses
adalah akan bereaksi secara hebat dengan natrium dan akan menghasilkan gas
hidrogen dan suatu zat yang disebut natrium hidroksida (Juwita, 2017: 6-7).
campuran. Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi mrnjadi zat yang
lebih sederhana. Senyawa adalah zat murni yang dengan proses kimia yang lebih
sederhana. Campuran adalah gabungan dari beberapa zat murni.campuran itu di bagi
atas dua yakni campuran Homogen dan Heterogen. Campuran homogen atau biasa
dii sebut larutan itu memiliki komposisi yang sama sedangkan campuran heterogen
Larutan adalah campuran homogen yanng terdiri dari dua atau lebih zat yang
komposisnya itu dapat diatur dan sifat masing- masing zat penyusunya masih
tampak. Larutan itu terdiri dari pelarut yang digunakan sebagai media untuk
melarutkan zat, dan zat terlarut merupakan zat yang melarut dalam sebuah pelarut.
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, tersususn atas
partikel- partikel yang sangat kecil yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang.
Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah- ubah dan volumenya tetap
1
2
larutan yang akan digunakan pada tujuan tertentu. Larutan sendiri memiliki dua zat
yaitu zat yang dilarutkan (solute) dan zat pelarut (solvent). selain itu, larutan juga
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat denagn konsentrasi tertentu. Adapun satuan yang digunakan
dapat diketahui reaksi apa saja yang terjadi jika zat terlarut saling bercampur
Dari uraian di atas bahwa yang melatar belakangi Pembuatan larutan yakni
dapat diketahui konsentrasi dari larutan yang akan dibuat. Pembuatan larutan
merupakan hal yang penting untuk dipelajari, sebab pembuatan dan pengenceran
termaksud dalam hal dasar yang harus dikuasai oleh seorang praktikan sebelum
melakukan sebuah praktikum. Maka dari itu, percobaan ini dilakukan agar kita dapat
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana tekhnik
pembuatan larutan ?
C. Tujuan percobaan
A. Larutan
Konsep dalam pembelajaran ilmu kimia terdiri dari sifat konkret serta konsep
yang bersifat abstrak. Pada pendekatan analogi, suatu konsep abstrak dianalogikan
dengan objek atau peristiwa dalam dunia nyata. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu
pembelajaran kimia larutan merupakan suatu abstraksi atau gagasan tentang suatu
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut atau yang memebari gambaran perbandingan jumlah zat terlarut dan
Dalam Istilah kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
4
5
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk
dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat
dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solut dan pelarut pada suhu,
tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu
sedikit demi sedikit solut pada pelarut sampai solut tersebut mengendap, tidak dapat
sama (homogen) di sebut dengan larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat
terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis
terlarut dan satu pelarut. Kata solven (pelarut) dan solute (zat yang terlarut) dalam
larutan. Solven sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan
berbentuk, sedangkan solute sebagai semua komponen yang larut dalam pelarut.
Menurut (Haris, 2014: 4). Larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat
- Larutan encer adalah larutan yyang mengandung sejumlah kecil zat terlarut
terlarut.
- Larutan lewat jenuh adalah larutann yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau
- Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat
B. Pembuatan Larutan
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika tidak bereaksi
akann mennghasilkan zat yang baruu yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat
dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksinya itu ditentukan
oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu campuran dapat dibagi atas gas-gas,
tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri.
Mungkin bagi orang yang biasa membuat larutan itu merupakan hal yang biasa
namun tidak bagi orang yang baru ingin melakukan pembuatan larutan. Misalnya
untuk menghomogenkan antara larutan asam pekat (HCl) dengan Aquades (H2O),
atau pun larutan berbentuk padatan (CuSO4) dengan Aquades (H2O). Tetapi sebelum
ketahui berapa banyak larutan atau padatan yang akan digunakan (Abrar, 2021: 1).
Menurut (Nisa, 2016: 80). Proses pembentukan larutan dapat mengikuti salah
1. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat baru.
Ada zat yang dapat bereaksi secara permanen dengan pelarut, sehingga terbentuk
Zat terlarut berinteraksi kuat dengan pelarut bila partikel zat tersebut bersifat ion,
atau polar dan pelarutnya. Gaya ini lebih besar dari gaya dipol- dipol antara
molekul pelarut. Akhir terjadi solvasi, yaitu pengurangan partikel zat terlarut
Suatu zat dapat larut dalam cairan walaupun daya tarik antar partikel zat dengan
pelarut lemah. Hal ini dapat terjadi bila molekul kedua zat bersifat polar. Antara
molekul zat terlarut dan pelarut hanya terdapat gaya London yang relative
lemah. Akibatnya proses pelarutan lebih lama dibandingkan solvasi. Jika kedua
zat (zat terlarut dan zat terlarut) berwujud cair, kedudukan satu molekul pelarut
dapat digantikan oleh molekul zat terlarut. Sehingga kedua zat dapat saling
melarutkan.
Sifat larutan sedikit menyimpanng dari zat pelarut, karena adanyya zat
terlarut. Penyimpangan itu semakin besar jika komposisi zar nya ditambahkan. Untuk
adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut (Alfan, 2014: 4).
Menurut (Rusman, dkk., 2018: 5-25). Ada beberapa satuan konsentrasi, yaitu
sebagai berikut :
1. Molaritas (M)
atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu M. Molaritas digunakan untuk
n
M=
V
………………………………………………..(1)
8
2. Molalitas (m)
Molalitas adalah suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol
g 1000
m= x
Mr mL
………………………………………..(2)
3. Normalitas (N)
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu zat per
liter larutan.
massa zat cair x e
N=
Mr x volume
……………………………..(3)
4. Fraksi Mol
Fraksi mol digunakan untuk menyatakan mol suatu zat per jumlah mol
keseluruhan.
np
Xp=
nt +np
………..………………………..(4)
dalam konsentrasi larutan dapat dinyatakan menjadi tiga bentuk, yaitu persen berat
(%W/W), persen volume (%V/V), dan persen berat volume (%W/V). Persen berat
sering digunakan karena persen ini tidak bergantung pada temperatur suhu.
6. ppm
Part Per Million Konsentrasi parts per million merupakan bagian per satu
juta.
massa zat terlarut (mg)
ppm=
volume terlarut (L)
……………………………(5)
9
7. Keformalan (F)
Keformalan adalah perbandingan antara jumlah massa rumus zat terlarut
sesungguhnya yang berasal dari zat terlarut atau ion terlarut yang ada di dalam
larutan. Karena hal tersebut, maka muncul perbedaan sekaligus persamaan antara
C. Larutan Hcl
Asam klorida merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl),
klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan
larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan
pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur
dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO)
Zat ini dapat menyebabkan batuk, tersedak, radang tenggorokan, hidung, dan
saluran pernafasan bagian atas, serta edema paru-paru jika terhirup. Selain itu, zat ini
dapat menyebabkan kegagalan peredaran darah, dan kematian. Jika tertelan, zat ini
dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan kerongkongan, dan saluran
pencernaan, mual, muntah, dan diare. Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat
menyebabkan kemerahan, nyeri, dan luka bakar pada kulit. Jika kontak dengan mata
D. Larutan CuSO4
Copper dalam bentuk copper sulfat (CuSO4) merupakan padatan kristal biru.
Digunkan pada skala industry senyawa ini di buaty dengan memompakan udara
melalui campuran tembaga panas dengan asam sulfat encer. Tembaga sulfat memiiki
banyak kegunaan dalam bidang industry, antara lain untuk membuat caump-uran
Bordeaux (suatu fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga
digunkan dalam penyepuhan dan pewarnaan testil serta sebagai bahan pengawet
kayu. Tembaga sulfat juga di kenal sebgai vitrol biru. (Wirawan, 2005: 13).
dan juga dikenal sebagai tembaga (II) Sulfat. Senyawa ini memiliki berat molekul
159,61 gram / mol dan umum digunakan dalam berbagai bidang seperti pertanian,
medis, dan juga industri (Adinda, 2020: 1). Zat ini dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan mata, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan. Beracun bagi ginjal dan
hati. Jika kontak terlalu lama dan berulang, zat ini dapat merusak organ
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini Yaitu Pipet Skala 10 Ml,
Labu Takar 100 Ml, Neraca Analitik, Bulp, Pipet Tetes, Botol Semprot,
Spatula, Corong, Botol Kaca, Tissu, Alu dan Lumpang, Kaos Tangan, serta
Batang Pengaduk.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
disiapkan alat dan bahan, catat di bon alat dan bahan. Alat dan bahan yang
digunakan yakni, pipet skala, bulp, labu takar, pipet tetes, batang pengaduk,
tissue, botol kaca, larutan HCl pekat, serta aquades. Setelah ditentukan
konsentrasi larutan yakni sebanyak 12,26 mL. Di isi sedikit aquades kedalam
11
labu takar, kemudian di pipet Asam Klorida (HCl) sebanyak 12,26 mL yang
12
13
labu takar yang berisi sedikit aquades, di pipet sebanyak 12,26 mL, kemudian
ditambahkan kembali Aquades hingga tanda batas (dihimpitkan), ditutup labu takar,
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunkan, kemudian catat di bon
alat dan bahan. Kemudian ditentukan massa (gr) CuSO4. Alat dan bahan yang
digunakan yakni, gelas kimia, labu takar, corong, botol semprot, alu dan lumpang,
neraca analitik, spatula, batang pengaduk, tissue, botol kaca, padatan CuSO4 dan
CuSO4 seberat 16 gr, kemudian dihaluskan padatan CuSO4 yang masih berbentuk
dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan Aquades sedikit demi sedikit agar
proses pelarutan lebih mudah dilakukan, setelah larut dimasukkan larutan ke dalam
labu takar menggunakan corong dan ditambahkan aquades menggunakan pipet tetes
agar volumenya sampai pada tanda batas (dihimpitkan), ditutup labu takar kemudian
di homogenkan, setelah itu dimasukkan larutan ke dalam botol kaca dan diberi label.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Pembuatan Larutan
2. Reaksi
a. Laruran HCl
HCl H+ + Cl-
b. Larutan CuSO4
3. Analisis Data
%=25 % (T ) , 37 % ( Pa )
Mr=36,5 g /mol
BJ=1,19 g/mol
Ditanyakan : M 1 danV 1 ?
Penyelesaian
% . BJ . 1000
M=
Mr
14
25 % . 1,19 g /mL .1000
M=
36,5 g /mL
15
16
Ar=1 60 g /mol
Ditanyakan : gr (CuS O4 ) ?
Penyelesaian
n
M=
V
g
Mr
M=
V
gr=M . Ar .V
gr=1 mol /mL .160 gr /mol . 100 mL
gr=16 gr .
B. Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen yanng terdiri dari dua atau lebih zat yang
komposisnya itu dapat diatur dan sifat masing- masing zat penyusunya masih
tampak. Larutan itu terdiri dari pelarut yang digunkan sebagai media untuk
melarutkan zat, dan zat terlarut merupakan zat yang melarut dalam sebuah pelarut.
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, tersususn atas
partikel- partikel yang sangat kecil yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang.
17
Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah- ubah dan volumenya tetap
semua alat untuk percobaan, gunakan pelindung diri terlebih dahulu hal ini
dilakukan agar zat kimia yang digunakan pada percobaan ini tidak terkontaminasi
secara langsung pada kulit. setelah semuanya siap maka ambilah larutan HCl
menggunakan pipet skala dengan bantuan bulp ,pengambilan cairan HCL dengan
menggunakan pipet skala hal tersebut berfungsi agar konsentrasi yang telah
ditentukan dapat terlihat jumlah dari ukuran volumenya. Setelah itu larutan pekat
HCl dimasukkan kedalam labu takar, menggunakan labu takar hal tersebut berfungsi
telah di tentukan. Setelah itu aquades ditambahkan, penambahan aquades hal tersebut
berfungsi sebagai bahan pelarut pada kedua zat yang ingin di larutkan atau
diencerkan. Akuades dimasukkan atau ditambahkan pada zat HCl yang telah ada
dalam wadah, hal ini bertujuan karena aquades sebagai penetral panas yang
dihasilkan oleh HCL sehingga tidak menyebabkan ledakan yang disebabkan oleh
panas cairan HCL. Himpitkan jumlah volume zat terlarut dan pelarut di labu takar
hingga tanda batas. Setelah zat pelarut dan yang akan dilarutkan telah ada dalam
labu takar maka langkah selanjutnya adalah menghomogenkan larutan hingga larutan
mencapai titik keseimbangan. Setelah itu masukkan hasil yang telah dihomogenkan
kedalam botol kaca lalu berikan label, pemberian label ini bertujuan guna untuk
mengetahui bahwa cairan yang ada dalam botol tersebut merupakan cairan hasil dari
Hal pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Kemudia cari berapa gram CuSO4 yang dibutuhkan. Setelah itu, timbang CuSO4
18
sesuai dengan hasil yang didapatkan pada timbangan neraca analitik. Setelah itu,
haluskan padatan CuSO4 dengan menggunakan lumpang dan alu agar mudah untuk
dilarutkan. Setalah halus masukkan CuSO4 ke dalam gelas kimia dan larutkan
dengan menambahkan aquadest sedikit demi sedikit agar proses pelarutan lebih
mudah untuk dilakukan. Setalah dirasa halus, masukkan larutan kedalam labu takar
dan tambahkan air menggunakan pipet tetes agar volumenya sampai pada tanda
batas. Setelah dihimpitkan, tutup labu takar dan kocok agar larutan menjadi
homogen. Kemudian masukkan kedalam botol dan beri label.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah
Tekhnik pembuatan larutan 100 ml, pada pereaksi dari bahan cairan
secukupnya. Kemudian, memipet HCl dan dimasukkan ke dalam labu takar. Lalu,
dihimpitkan dengan aquades hingga tanda batas dan dihomogenkan.
Tekhnik pembuatan larutan 100 ml, pada pereaksi dari bahan padatan
Kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan dengan aquades. Diaduk
hingga larut, lalu dimasukkan ke dalam labu takar. Setelah itu, dihimpitkan dengan
B. Saran
seperti Asam Sulfat H2SO4 agar bisa mendapatkan hasil yang lebih beragam.
19
DAFTAR PUSTAKA