Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDAHULUAN

“TERMOKIMIA”

NAMA : DIAN RIZKY WULANDARI K

NIM : 60400121032

SOAL

1. Jelaskan teori mengenai termokimia !


2. Gambar dan jelaskan kalorimeter sederhana sertakan bagiannya dan fungsinya
3. Jelaskan jenis-jenis perubahan entalpi
4. Jelaskan hukum-hukum termodinamika
5. Jelaskan apa yang dimaksud sistem dan lingkungan serta sistem terbuka, tertutup
dan terisolasi beserta contohnya

JAWABAN
1. termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor (panas) suatu zat yang
melibatkan proses kimia dan fisika. termokimia yang merupakan bagian dari
termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi
kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. partikel-partikel penyusun zat
selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. energi kinetik rata-
rata suatu objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya (0k). ini berarti
jika suatu objek dalam keadaan panas, atom-atom molekunya atau molekul
penyusun objek tersebut bergerak cepat, sehingga energi kinetik objek tersebut
menjadi lebih besar. 
2. pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam – basa/ netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap/ dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
qreaksi = – (qlarutan+ qkalorimeter)
qkalorimeter = ckalorimeter x dt
dengan :
Ckalorimeter  = kapasitas kalor kalorimeter (J/oC) atau (J/K)
DT  = perubahan suhu (oC atau K)
Beberapa fungsi kalorimeter antara lain:
a. Mengukur jumlah kalor suatu perubahan reaksi kimia
b. Mendeteksi kalor suatu perubahan reaksi kimia
c. Menghitung jumlah kalor suatu perubahan reaksi kimia
d. Sebagai alat peneliti percobaan pada kalor
e. Mendeteksi Suhu Pada Kalor
3. Berdasarkan Jenis Reaksi Yang Terjadi, Perubahan Entalpi Dibedakan Menjadi:
 Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf ° = Standard Enthalpy of
Formation). Entalpi pembentukan standar yaitu perubahan entalpi pada
pembenntukan  1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K
dan tekanan 1 atm.
 Entalpi Peruraian Standar (ΔHd  o  = Standard Enthalpy of Dissociation).
Entalpi Peruraian Standar  yaitu perubahan entalpi yang terjadi
pada  penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya  pada keadaan
standar. Jadi, entalpi peruarian merupakan kebalikan entalpi pembentukan,
yaitu:     ΔHd o = −ΔHf.
 Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc  o = Standard Enthalpy of
Combustion). Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi pada
pembakaran sempurna 1 mol zat yang diukur pada keadaan standar.
 Entalpi Penetralan Standar (ΔHn  o = Standard Enthalpy of Netralisation).
Entalpi Penetralan Standar adalah perubahan entalpi pada penetralan 1 mol
asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam membentuk 1 mol air. yang diukur
pada keadaan standar.
 Entalpi Penguapan Standar (ΔHv o = Standard Enthalpy of Vapour).
Entalpi penguapan standar adalah perubahan entalpi pada penguapan 1 mol
zat dari fasa cair menjadi fasa gas yang diukur pada keadaan standar.
 Entalpi Peleburan Standar (ΔHfus o = Standard Enthalpy of Fusion).
Entalpi Peleburan Standar adalah perubahan entalpi yang terjadi pada
pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair
pada keadaan standar.
 Entalpi Sublimasi Standar (ΔHsubo = Standard Enthalpy of Sublimation).
Entalpi Sublimasi Standar adalah perubahan entalpi yang terjadi pada
sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada
keadaan standar.
 Entalpi Pelarutan Standar ( ΔHosol = Standard Enthalpy of solibility).
Entalpi Pelarutan Standar Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada
pelarutan  1 mol  suatu zat dalam suatu pelarut pada keadaan standar.
4. Dalam termodinamika, terdapat empat hukum yang berlaku yakni :
a. Hukum Termodinamika 0
"Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga,
maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain"
Hukum ini membahas tentang kesetimbangan termal yang berlaku secara
universal. Artinya, zat dan materi benda apa pun akan memiliki
kesetimbangan termal yang sama jika disatukan. Ketika dua sistem berada
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, mereka berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain.
b. Hukum Termodinamika 1
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa
diubah bentuknya saja"
Hukum termodinamika ini menjelaskan tentang kekekalan energi. Energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, melainkan hanya dapat berubah
bentuk.
c. Hukum Termodinamika 2
"Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya"
Hukum ini berbicara tentang kondisi alami dari alur kalor pada suatu objek
dengan sistem. Kalor mengalir secara alami dari benda panas ke benda
dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda
panas tanpa dilakukan usaha.
d. Hukum Termodinamika 3
"Suatu sistem yang mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol."
Hukum termodinamika yang terakhir membahas tentang temperatur nol
absolut. Menurut hukum ini, ketika suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut (dalam derajat Kelvin), semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mencapai nilai minimum. Hukum ketiga ini turut menyatakan entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut juga bernilai
nol.
5. Review jurnal
a. Judul jurnal
“Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi Dengan Bahan Bakar U3Si2”
b. Penulis
Aslina Br. Ginting dan M. Husna Al Hasa
c. Publikasi
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir  BATAN, Serpong
d. Diakses pada/ vol. no
1 januari 2009/ vol. 5 no 1
e. Jumlah halaman
13-20 halaman
f. Latar belakang
Besarnya reaksi eksotermik atau entalpi reaksi pembentukan senyawa paduan
AlFeNi pada komposisi 6% sampai 15% sangat dipengaruhi oleh besarnya
lelehan Al yang berinteraksi dan bereaksi secara langsung dengan Fe dan Ni.
Lelehan Al secara langsung bereaksi dengan Fe dan Ni membentuk senyawa
AlFeAl3 dan Al-NiAl3 secara eksotermik dengan melepaskan panas yang
cukup besar yang menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas panas.
Fenomena ini dalam kelongsong bahan bakar tidak diinginkan karena dapat
mengurangi kekuatan mekanik dan mengubah sifat bahan kelongsong AlFeNi
karena dapat menyebabkan paduan AlFeNi yang berfungsi sebagai kelongsong
atau pembungkus bahan bakar menjadi tidak kompatibel.
g. Tujuan
Tujuan analisis tersebut adalah untuk mengetahui kompatibilitas panas kedua
paduan tersebut dengan bahan bakar U3Si2-Al jika nanti paduan AlFeNi
digunakan sebagai kelongsong bahan bakar
h. Hipotesis
Reaksi termokimia yang dialami oleh bahan bakar U3Si2-Al diduga akan
berpengaruh terhadap kompatibilitas bahan bakar dengan kelongsong.
i. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan bahan paduan AlFeNi dengan komposisi Fe 2,5%
dan Ni 1,5%, bahan bakar U3Si2-Al dengan tingkat muat uranium 2,96 g/cm3
dan kelongsong AlMg2 dari Batan Teknologi Persero. Alat yang digunakan
untuk mengerjakan penelitian ini adalah seperangkat peralatan Thermal
Gravimetry – Differential Thermal Analysis (TG-DTA) merk SETARAM dan
timbangan analitik.
j. Kesimpulan
Paduan AlFeNi pada komposisi Fe 2,5 % dan Ni 1,5 % dengan bahan bakar
U3Si2 mengalami reaksi endotermik pada temperatur 672,65 C dengan
membutuhkan panas sebesar ΔH = 108,1812 J/g. Pada temperatur 683,70 C
hingga temperatur 693,24 C terjadi reaksi termokimia eksotermik yang
menunjukkan terjadinya reaksi antara lelehan unsur Al dengan unsur Fe dan
Ni secara langsung membentuk senyawa Al-FeAl3 dan Al-NiAl3. Selain
terjadi pembentukan senyawa Al-FeAl3 dan Al-NiAl3 juga terjadi reaksi
pembentukan senyawa UAlx. Sedangkan kelongsong AlMg2 dengan bahan
bakar U3Si2 tidak mengalami reaksi termokimia hingga temperatur 600 C.
Namun pada temperatur 659,20 C bahan tersebut mengalami reaksi
endotermik yang menunjukkan terjadinya peleburan kelongsong AlMg2
dengan panas yang dibutuhkan sebesar ΔH = 235,4043 J/g. Selain terjadi
reaksi peleburan pada temperatur 702,37 C hingga temperatur 737,66 C,
terjadi pula reaksi termokimia eksotermik yang relatif kecil yang
menunjukkan adanya reaksi difusi antara lelehan Al dengan bahan bakar
U3Si2 membentuk senyawa U(Al,Si)x dengan mengeluarkan panas sebesar
ΔH = -47,4639 J/g. Dari kedua reaksi termokimia tersebut dapat diketahui
bahwa kompatibilitas paduan AlFeNi dengan U3Si2 sebagai kelongsong
bahan bakar hingga temperatur 600 C relatif baik dan cenderung relatif sama
dengan kelongsong AlMg2. Namun di atas temperatur 600 C, kompatibilitas
paduan AlFeNi dengan U3Si2 kurang baik karena telah terjadi interaksi
kelongsong AlFeNi dengan bahan bakar U3Si2 membentuk senyawa baru

Anda mungkin juga menyukai