Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Larutan

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetauan alam yang mempelajari

tentang materi dan perubahannya. Perubahan materi meliputi sifat dan energi yang

menyertai perubahan tersebut. Konsep pada pembelajaran kimia larutan merupakan

suatu abstraksi atau gagasan tentang suatu perubahan (Azhar, 2017: 74).
Dalam Istilah kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua

atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut

atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam

larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan

dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut

dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi

(Roni, Herawati, 2020: 5).

Larutan adalah campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya

merta atau serba sama (homogen). Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut

atau lebih dari satu macam, tetapi umumnya terdiiri dari satu jenis zat terlarut dan

satu pelarut. Pelarut (solven) sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika
larutan terbentuk sedangkan terlarut (solut), sebagai semua komponen yyang larut

dalam pelarut (Rusman, dkk, 2018: 1-2).

Larutan pekat sering di simpan di laboratorium salam ruang penyimpanan

stok bahan kimia yang digunakan sesuai dengan keperluan. Dalam menegencerkan

larutan perlu diingat bahwa jumlah zat pelarut itu harus lebih banyak di bandingkan

dengan jumlah zat terlarut, karemna definisi dari pengenceran adalah menjadikan

sebuah larutan pekat menjadi larutan yang kurang pekat. (Chang, 2003 : 108).

1
2

B. Konsentrasi Larutan

Sifat larutan sedikit menyimpanng dari zat pelarut, karena adanya zat

terlarut. Penyimpangan itu semakin besar jika komposisi zar nya

ditambahkan. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif di sebut

konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan

pelarut (Alfan, 2014: 4).

1. Molaritas (M)
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah konsentrasi molar

atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu M. Molaritas digunakan untuk

mendapatkan konsentrasi larutan secara kuantitatif. Dinyatakan sebagai jumlah mol

suatu Solut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter

(Rusman dkk, 2018: 5)

n
M=
V (1)

2. Molalitas (m)
Molalitas adalah suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol
senyawa atau zat setiap kilogram pelarut (Solvent)(Rusman dkk, 2018: 13).

g 1000
m= x (2)
Mr mL

3. Normalitas (N)
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu
zat per liter larutan (Rusman dkk, 2018 :17).

massa zat x e
N=
Mr x volume
(5)
3

4. Fraksi Mol
Fraksi mol digunakan untuk menyatakan mol suatu zat per jumlah mol
keseluruhan (Rusman dkk, 2018: 19).

np
Xp=
nt +np
(6)

5. Konsentrasi dalam Persen


Untuk menyatakan konsentrasi larutan sering digunakan istilah persen.
Persen dalam konsentrasi larutan dapat dinyatakan menjadi tiga bentuk, yaitu
persen berat (%W/W), persen volume (%V/V), dan persen berat volume
(%W/V). Persen berat sering digunakan karena persen ini tidak bergantung
pada temperatur suhu
(Rusman dkk 2018: 21).

6. PPM
Part Per Million Konsentrasi parts per million merupakan bagian per
satu juta (Rusman dkk, 2018: 23).

massa zat terlarut (mg)


ppm=
volume larutan( L) (7)

7. Keformalan (F)
Keformalan adalah perbandingan antara jumlah massa rumus zat
terlarut dalam setiap liter larutan. Keformalan dapat disebut sebagai
konsentrasi sesungguhnya yang berasal dari zat terlarut atau ion terlarut yang
ada di dalam larutan. Karena hal tersebut, maka muncul perbedaan sekaligus
persamaan antara keformalan dan kemolaran (Rusman dkk, 2018: 25).

mol zat terlarut


keformalan=
liter larutan (8)
4

C. Faktor Pengenceran

Larutan induk umumnya mempunyai aktifitas yang lebih tinggi. Untuk

mem,buat aktifitas yang lebih kecil maka perlu dilakukan pengenceran. Dalam

penegenceran dipakailarutann pengenbang atau larutan carrier yang sesuai. Bentuk

kimia dari larutan pengembang sama dengan zat radioaktifnya atau larutan yaitu

dengan mengikat atom- atom di dalam larutan (Candra, Juita, 2004: ).


Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan

cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu

larutan senyawa kimia yangpekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas

dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi padapengenceran asam sulfat pekat. Agar

panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekatyang harus ditambahkan

ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalamasam sulfat

pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan

airmendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di

dekatnya,percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990: 1).

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu

senyawa dengan jalanmenambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu.Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan

berakibat menurunnya kadar kepekatan atautingkat konsentrasi dari senyawa yang

dilarutkan/diencerkan. Penyiapan/ pembuatan larutan merupakan aktivitas yang

sering sekali dilakukan dalam bekerja di laboratorium, baik dalam analisis kimia

secara konvensional (volumetri dan gravimetri maupun dalam analisis secara

instrumentasi (spektrometri, kromatografi, dsb). Dalam analisis konvensional

misalnya adalah pembuatan larutan standar yang digunakan untuk titrasi, sedangkan
5

dalam analisis instrumentasi misalnya adalah pembuatan serangkaian larutan standar

untuk memperoleh grafik standar (Kulon, 2020: 1).

Pengenceran digunakan untuk membuat Larutan dengan konsentrasi yang

lebih rendah dari konsentrasi yang lebih toingggi/ pekat. Perhitungan yang digunakan

adalah :

M 1 . V 1=M 2 . V 2
(8)
Keterangan :

M1 = Konsentrasi larutan asal/ pekat

V1 = Volume larutan asak yang diencerkan

M2 = Konsentrasi larutan standar yang akan di buat

V2 = Volume larutan standar yang akan dibuat.

Dari peramaan di atas dapar di ketahui konsentrasi asal larutan dapat

diketahui. Jika volume dan konsentrasi larutan yang akakn di buat juga diketahi,

maka dapat diketahui berapa volume larutan asal yang diperlukan untuk

pengenceran.

Faktor pengenceran dapat dinyatakan dengan :

Jumlah yang akan di buat


FP=
jumlah larutan yang akan dipipet
(9)

Keterangan :

Fp = Faktor Pengenceran.
6

D. Integrasi ayat

Surah Al- Mu’minun ayat 18

ِ ْ‫َر فَأ َ ْس َكنَّاهُ فِي اأْل َر‬


ٍ ‫ض ۖ َوإِنَّا َعلَ ٰى َذهَا‬
َ‫ب بِ ِه لَقَا ِدرُون‬ ٍ ‫َوأَ ْنز َْلنَا ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء بِقَد‬
Terjemahan:

“ Dan kami turunkan air hujan dari langit menurut suatu ukuran.

Lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya kami benar-

benar berkuasa menghilangkannya ”.


(Dan kami turunkan air hujan dari langit menurut suatu ukuran)

berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi,

dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika

demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka

karena kehausan (Tafsir Jalalain).


7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 November 2021 pukul

15.00- 17.00 WITA Yang bertempat di Laboratorium Kimia Organik,

Fakultas Sains dan Teknologi Univversitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunkan pada percobaan ini, yakni :

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu labu takar 100 mL,

pipet tetes 25 mL, pipet tetes ,gelas kimia, corong dan tissu.

2. Bahan

Bahan yang digunkan pada percoobaan ini yaitu Larutan HCl 0,01 M

Dan larutan CuSO4 0,05 M.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada pengenceran larutran HCl 0,01 M Dan

larutan CuSO4 0,05 M.

1. Pengenceran HCl 0,01 M ke 0,001M dalam 100 mL

Pengenceran senyawa HCl 0,001 M dalam 100 mL dengan cara

menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Mempipet HCl sebanyak 10 mL

menggunakan Pipet Skala 5 mL dengan bantuan Bulp (Proses mempipet

sebanyak 2x). Memindahkan hasil mempipet ke dalam Labu Takar.

Menambahkan Aquades ke dalam larutan sebanyak 100 mL menggunakan

Botol Semprot. Menghimpitkan larutan jika telah sampai pada tanda batas,

8
menggunakan Pipet Tetes. Menghomogenkan larutan, lalu melabel Labu

Takar untuk diambil datanya.

9
2. Pengenceran CuSO4 0,05 M ke 0,001 dalam 100 mL

Pengenceran senyawa CuSO4 0,001 M dalam 100 mL dengan cara

menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Mempipet CuSO4 sebanyak 50 mL

menggunakan Pipet Skala 5 mL dengan bantuan Bulp (Proses mempipet sebanyak

10x). Memindahkan hasil mempipet ke dalam Labu Takar. Menambahkan

Aquades ke dalam larutan sebanyak 100 mL menggunakan Botol Semprot.

Menghimpitkan larutan jika telah sampai pada tanda batas menggunakan Pipet

Tetes. Menghomogenkan larutan lalu melabeli Labu Takar untuk diambil datanya.

10

Anda mungkin juga menyukai