TINJAUAN PUSTAKA
A. Larutan
tentang materi dan perubahannya. Perubahan materi meliputi sifat dan energi yang
suatu abstraksi atau gagasan tentang suatu perubahan (Azhar, 2017: 74).
Dalam Istilah kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
merta atau serba sama (homogen). Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut
atau lebih dari satu macam, tetapi umumnya terdiiri dari satu jenis zat terlarut dan
satu pelarut. Pelarut (solven) sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika
larutan terbentuk sedangkan terlarut (solut), sebagai semua komponen yyang larut
stok bahan kimia yang digunakan sesuai dengan keperluan. Dalam menegencerkan
larutan perlu diingat bahwa jumlah zat pelarut itu harus lebih banyak di bandingkan
dengan jumlah zat terlarut, karemna definisi dari pengenceran adalah menjadikan
sebuah larutan pekat menjadi larutan yang kurang pekat. (Chang, 2003 : 108).
1
2
B. Konsentrasi Larutan
Sifat larutan sedikit menyimpanng dari zat pelarut, karena adanya zat
1. Molaritas (M)
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah konsentrasi molar
atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu M. Molaritas digunakan untuk
suatu Solut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter
n
M=
V (1)
2. Molalitas (m)
Molalitas adalah suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol
senyawa atau zat setiap kilogram pelarut (Solvent)(Rusman dkk, 2018: 13).
g 1000
m= x (2)
Mr mL
3. Normalitas (N)
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu
zat per liter larutan (Rusman dkk, 2018 :17).
massa zat x e
N=
Mr x volume
(5)
3
4. Fraksi Mol
Fraksi mol digunakan untuk menyatakan mol suatu zat per jumlah mol
keseluruhan (Rusman dkk, 2018: 19).
np
Xp=
nt +np
(6)
6. PPM
Part Per Million Konsentrasi parts per million merupakan bagian per
satu juta (Rusman dkk, 2018: 23).
7. Keformalan (F)
Keformalan adalah perbandingan antara jumlah massa rumus zat
terlarut dalam setiap liter larutan. Keformalan dapat disebut sebagai
konsentrasi sesungguhnya yang berasal dari zat terlarut atau ion terlarut yang
ada di dalam larutan. Karena hal tersebut, maka muncul perbedaan sekaligus
persamaan antara keformalan dan kemolaran (Rusman dkk, 2018: 25).
C. Faktor Pengenceran
mem,buat aktifitas yang lebih kecil maka perlu dilakukan pengenceran. Dalam
kimia dari larutan pengembang sama dengan zat radioaktifnya atau larutan yaitu
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi padapengenceran asam sulfat pekat. Agar
panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekatyang harus ditambahkan
ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalamasam sulfat
airmendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalanmenambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu.Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
sering sekali dilakukan dalam bekerja di laboratorium, baik dalam analisis kimia
misalnya adalah pembuatan larutan standar yang digunakan untuk titrasi, sedangkan
5
lebih rendah dari konsentrasi yang lebih toingggi/ pekat. Perhitungan yang digunakan
adalah :
M 1 . V 1=M 2 . V 2
(8)
Keterangan :
diketahui. Jika volume dan konsentrasi larutan yang akakn di buat juga diketahi,
maka dapat diketahui berapa volume larutan asal yang diperlukan untuk
pengenceran.
Keterangan :
Fp = Faktor Pengenceran.
6
D. Integrasi ayat
“ Dan kami turunkan air hujan dari langit menurut suatu ukuran.
Lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya kami benar-
berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi,
demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu labu takar 100 mL,
pipet tetes 25 mL, pipet tetes ,gelas kimia, corong dan tissu.
2. Bahan
Bahan yang digunkan pada percoobaan ini yaitu Larutan HCl 0,01 M
C. Prosedur Kerja
Botol Semprot. Menghimpitkan larutan jika telah sampai pada tanda batas,
8
menggunakan Pipet Tetes. Menghomogenkan larutan, lalu melabel Labu
9
2. Pengenceran CuSO4 0,05 M ke 0,001 dalam 100 mL
Menghimpitkan larutan jika telah sampai pada tanda batas menggunakan Pipet
Tetes. Menghomogenkan larutan lalu melabeli Labu Takar untuk diambil datanya.
10