Email: wulandaridianrizky@gmail.com
Abstrak
Meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil yang semakin mendesak dan
penggunaan kayu bakar untuk keperluan rumah tangga, menyebabkan semakin
melangkanya cadangan bahan bakar dan juga dapat menyebabkan dampak negatif bagi
kesehatan dan lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi problematika tersebut ialah
dengan mengembangkan briket sebagai ahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan
bersifat terbaharukan dan ramah lingkungan. Tujuan dilakukan studi litratur ini ialah untuk
mngtahui apakah penggunaan briket dengan metode pirolisis dapat mengatasi masalah
Kesehatan akibat asap pembakaran kayu bakar dan melangkanya bahan bakar fosil. Dari
studi literatur yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan briket dapat
menjadi Solusi untuk meminimalisi dampak negatif dari asap pada pembakaran kayu
bakar. Pembuatan briket dilakukan dengan metode pirolisis agar mengahasilkan kualitas
produk briket yang lebih baik yang dapat mengurangi kadar air pada briket. Selain itu
pembuatan briket dengan metode pirolisis juga dapat mengatasi penggunaan bahan bakar
fosil yang semakin medesak karena dapat menghasilkan karkteristik bio oil yang
memenuhi karakteristik bahan bakar seperti solar.
Abstract
The increasingly urgent increase in the use of fossil fuels and the use of firewood for household
purposes, causes fuel reserves to become increasingly scarce and can also cause negative impacts
on health and the environment. One way to overcome this problem is to develop briquettes as an
alternative fuel that is environmentally friendly and renewable and environmentally friendly. The
aim of this literature study is to find out whether the use of briquettes using the pyrolysis method
can overcome health problems caused by smoke from burning firewood and the scarcity of fossil
fuels. From the literature study that has been carried out, it can be concluded that the use of
briquettes can be a solution to minimize the negative impact of smoke on burning firewood.
Briquettes are made using the pyrolysis method to produce better quality briquette products which
can reduce the water content in the briquettes. Apart from that, making briquettes using the
pyrolysis method can also overcome the increasingly urgent use of fossil fuels because it can
produce bio oil characteristics that meet the characteristics of fuels such as diesel.
JFT | 1
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
1. PENDAHULUAN
JFT | 2
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
kardiovaskular dan pernafasan dalam jangka pendek dan menengah. Berdasarkan data dari
organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 4,3 juta orang meninggal
dunia akibat menghirup emisi asap pembakaran kayu bakar di seluruh dunia. Dalam
mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah mengeluarkan kebijakan produksi bahan
bakar yang lebih ramah lingkungan untuk keperluan memasak rumah tangga yaitu briket.
Briket merupakan padatan berpori mengandung karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan
hasil pemanasan pada suhu tinggi (Ode et al., 2023).
Pirolisis adalah konversi termokimia bahan organik dalam lingkungan oksigen
terbatas, yang menghasilkan arang padat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, untuk
perbaikan tanah atau diaktifkan untuk pengolahan air dan gas yang dapat digunakan dalam
pembangkit energi. Selain itu, pirolisis dapat berlangsung cepat atau lambat dan beroperasi
pada skala kecil hingga menengah, yang berperan untuk mengurangi masalah logistik
khususnya residu pertanian yang banyak tersedia secara global (David K et al., 2022).
Proses ini biasanya dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu pirolisis lambat, menengah dan cepat.
Dalam pirolisis cepat dilakukan pada suhu tinggi berkisar 600 – 700 C dan waktu
pemanasan singkat 15 menit (putri dan rahmatullah,2023). Pirolisis merupakan
dekomposisi termal matrik organik secara langsung tanpa oksigen untuk menghasilkan
cairan atau asap cair (bio-oil), gas dan padatan berupa arang (char) (Wiyoto dkk, 2016).
Hasil pengujian pirolisis menunjukkan bahwa suhu pirolisis akan meningkatkan
volume bio-minyak yang dibuat hingga tingkat yang ideal. Suhu optimal adalah antara 200
dan 300 °C, yang menghasilkan 1390 mL bio-oil. Namun, pada suhu antara 300 dan 350
°C, volume bio-oil yang dihasilkan menurun karena bahan baku terurai di dalam reaktor.
Arang yang dihasilkan merupakan bahan bakar bernilai kalori yang tinggi ataupun
digunakan sebagai karbon aktif. Asap cair yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat
additive atau bahan pengawet makanan atau produk tertentu. Sedangkan gas yang terbentuk
dapat dibakar secara langsung. Gas dari pirolisis dapat dibedakan menjadi gas yang tidak
dapat dikondensasi (CO, CO2, CH4, dll) dan gas yang dapat dikondensasi (tar) (Ridhuan
dkk 2019). Pirolisis dengan suhu lebih dari 100°C.Ini karena senyawa kimia bahan baku
belum terurai pada suhu di bawah 200°C; hemiselulosa terurai pertama pada suhu 200–
250°C. Kandungan lignin berubah menjadi fenol pada suhu pirolisis 300–350 derajat
Celcius (Subagyono, et al., 2021). Berdasarkan penelitian sbelumnya pada pirolisis
tempurung kelapa menghasilkan nilai kalor bio-oil 20-23 MJ/kg (Sasikumar, Sundaresan,
Negaraja, Shankar, & Karthikeyan, 2019) dan pirolisis kayu karet menghasilkan nilai kalor
28,88 MJ/kg (Nguyen, Duc, Vu, Nguyen, Vu, & Pattiya, 2020). Karakteristik fisik bio-oil
telah memenuhi karakteristik bahan bakar seperti solar. Oleh karena itu, bio-oil dapat
digunakan untuk berbagai tujuan.
JFT | 3
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diterapkan adalah studi literatur, yang melibatkan analisis
berbagai jurnal penelitian terkait dengan biobriket, implipikasi bahan bakar briket terhadap
kesehatan dan lingkungan dan metode pirolisis briket. Jurnal ditelusuri diinternet pada situs
google scholar.
JFT | 2
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT | 5
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
JFT | 2
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT | 7
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
JFT | 2
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
berbasis electric
furnace yang
memanfaatkan arus
listrik sebagai sumber
panasnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu pyrolisis merupakan faktor utama
yang mempengaruhi hasil dan sifat-sifat produk pyrolisis, sementara laju pemanasan dan
laju aliran gas pembawa memiliki dampak yang tidak signifikan. Peningkatan suhu
pyrolisis dari 410 hingga 650 °C secara signifikan mengurangi hasil arang, dengan
peningkatan produksi gas dan bio-oli. Kondisi pembriketan tidak memiliki dampak pada
hasil dan sifat-sifat produk pyrolisis. Arang yang dihasilkan pada suhu pyrolisis 530 °C
memiliki kandungan volatil < 20%, dengan tingkat degradasi yang lebih tinggi daripada
bahan baku mentah. Produk gas mengandung terutama CO dan CO2. Bio-oli yang berasal
dari briket memiliki pH rendah dan kandungan air yang tinggi, membatasi potensinya untuk
digunakan dalam produksi energi.
Hasil penelitian ini mencakup pengembangan dan karakterisasi briket dari sekam
padi dan kulit singkong sebagai sumber bahan bakar alternatif. Briket yang dikembangkan
menunjukkan nilai kalor tinggi, emisi rendah, dan efisiensi termal yang baik, sehingga
memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk
memasak. Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan mengenai sifat-sifat
pembakaran, kinetika, dan termodinamika dari briket yang dikembangkan, serta
karakteristik mekanik, nilai pemanasan tinggi, uji perebusan air, dan pengujian emisi.
Seluruh penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai potensi briket
dari biomassa sebagai sumber energi alternatif yang bersih dan berkelanjutan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat pirolisis berbasis electric furnace
berhasil mengubah limbah kayu karet dan tempurung kelapa menjadi bio-oil dan bio- char
pada suhu 200-350 °C. Suhu optimum untuk menghasilkan bio-oil adalah 200-300 °C,
dengan volume tertinggi sebanyak 1390 mL. Bio-char juga dihasilkan sebagai sisa bahan
baku yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Nilai kalor bio-oil dari pirolisis kedua
bahan baku sudah cukup mendekati solar. Alat pirolisis ini berhasil melewati pengujian
proses pirolisis dan dapat diaplikasikan secara langsung sebagai bahan bakar dengan
melakukan pengolahan lebih lanjut. Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan bahwa
kombinasi limbah kayu karet dan tempurung kelapa menghasilkan asap cair yang
memenuhi standar kualitas.
Berdasarkan hasil literatur dari jurnal-jurnal yang direview, diketahui bahwa
penggunaan bahan bakar fosil yang semakin mendesak dan penggunaan kayu bakar untuk
JFT | 9
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
keperluan rumah tangga, menyebabkan semakin melangkanya cadangan bahan bakar dan
menimbulkan asap yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan bahkan
kesehatan. Briket menjadi salah satu Solusi untuk meminimalisir dampak negatif tersbut.
Akan tetapi pembuatan briket juga tidak lepas dengan namanya pross pembakaran
(karbonisasi) Dimana proses karbonisasi menghasilkan briket dengan kadar air, zat terbang,
dan kadar abu yang belum memenuhi standar mutu briket, maka dari itu diperlukan proses
pembakaran dengan metode pirolisis agar mengahasilkan kualitas produk briket yang lebih
baik yang dapat mengurangi kadar air pada briket. Selain itu penggunaan metode pirolisis
juga dapat menghasilkan karkteristik bio-oil yang memenuhi karakteristik bahan bakar
seperti solar.
4. SIMPULAN
Pada study literatur ini disimpulkan bahwa penggunaan briket dapat menjadi Solusi
untuk meminimalisi dampak negatif dari asap pada pembakaran kayu bakar. Pembuatan
briket dilakukan dengan metode pirolisis agar mengahasilkan kualitas produk briket yang
lebih baik yang dapat mengurangi kadar air pada briket. Selain itu pembuatan briket dengan
metode pirolisis juga dapat mengatasi penggunaan bahan bakar fosil yang semakin
medesak karena dapat menghasilkan karkteristik bio oil yang memenuhi karakteristik
bahan bakar seperti solar.
5. DAFTAR PUSTAKA
Bazlina D. Afrah1, M. I. (2023). Perancangan pirolisis kayu karet (Hevea brasiliensis) dan
tempurung kelapa (Cocos nucifera) menggunakan rancangan alat berbasis electric
furnace. Jurnal Teknik Kimia, 71.
David K. Okot a,c, Paul E. Bilsborrow b , Anh N. Phan. 2022. Thermo-chemical behavio of
maize cob and bean straw briquettes. Journal Energy Conversion and Management.
Kalsum, U. (2016). Pembuatan briket arang dari campuran limbah tongkol jagung, kulit
durian dan serbuk gergaji menggunakan perekat tapioka. Jurnal Distilasi, 1(1), 41-
50.
Narzary, A., Brahma, J., & Das, A. K. (2023). Utilization of waste rice straw for charcoal
briquette production using three different binder. 5(1), 1–18.
https://doi.org/10.1016/j.cles.2023.100072
Nguyen, H., Duc, B., Vu, N., Nguyen, H., Vu, T., & Pattiya, A. (2020). Bio Oil From
Rubber Wood: Effect of Upgrading Condition. Vietnam Journal of Science and
Technology, 604-612.
Ode, L., Firman, M., Adji, R. B., & Rahman, R. A. (2023). Case Studies in Chemical and
Environmental Engineering Increasing the feasibility and storage property of
cellulose-based biomass by forming shape-stabilized briquette with hydrophobic
compound. Case Studies in Chemical and Environmental Engineering, 8(August),
100443. https://doi.org/10.1016/j.cscee.2023.100443.
JFT | 2
JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT | 11