NIM : 11219043
Pada Chapter ini hal-hal yang akan diamati secara lebih mendalam adalah mengenai
permasalahan-permasalahan seperti masalah emisi karbon global yang terkait dengan
ketergantungan bahan bakar fosil yang terus meningkat dan merupakan akar penyebab utama
perubahan iklim, cara untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil,
peningkatan penggunaan bioproduk yang akan membantu mengurangi ketergantungan kita
pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dan tujuan akhirnya adalah agar
semua karbon dioksida yang dihasilkan dapat ditangkap kembali menjadi biomassa terbarukan,
sehingga menutup siklus karbon.
1. Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui, emisi karbon yang terkait dengan ketergantungan bahan bakar
fosil merupakan pendorong utama terjadinya perubahan iklim. Selain itu, Revolusi Industri
juga telah mengubah sumber energi yang digunakan untuk kehidupan sehari- hari dari yang
berasal dari bioproduk menjadi minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya. Penggunaan bahan
bakar fosil ini ternyata sangat merugikan bagi lingkungan karena pembakaran bahan bakar fosil
ini menghasilkan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Gambar 1 Emisi karbon dari waktu ke waktu. (Dari: Boden et al. (2015))
Seperti yang dapat kita lihat dari data, antara tahun 1950 dan 2010 emisi karbon global
meningkat sekitar enam kali lipat. Jika pertambahannya terus seperti ini, diperkirakan pada
tahun 2036 bumi akan mengalami permasalahan pemanasan global yang sangat serius.
Selain itu, IPCC juga menunjukkan bahwa jenis gas rumah kaca terbanyak pada tahun 2010
adalah karbon dioksida yang berasal dari bahan bakar fosil dan proses industry, yaitu sebesar
65% dari total gas rumah kaca. Lalu disusul oleh kegiatan pertanian, peternakan,
pembangunan dan aktifitas manusia lainnya. Penebangan hutan juga mengurangi
penyerapan karbon di udara yang menyebabkan berubahnya intensitas pemantulan radiasi
ke yang disebut albedo.
Gbr. 2 Menggunakan biomassa untuk energi dapat menutup siklus karbon. (a) Pembakaran bahan
bakar fosil menghasilkan pelepasan lebih banyak karbon daripada yang dapat digunakam. (b)
Hanya menggunakan biomassa untuk energi menutup siklus. (Diadaptasi dari Primer on
Bioproducts(2004).
Baru-baru ini ada juga usaha dalam menghasilkan penyerap karbon skala besar untuk
menangkap karbon dioksida dari atmosfer. Misalnya, dalam kasus penangkapan dan
penyimpanan karbon. karbon dioksida ditangkap, dikompresi menjadi cairan dan disuntikkan
ke dalam reservoir dalam untuk penyimpanan permanen (Haszeldine 2009; Alberta Energy
2016). Namun tidak jarang malah terjadi produksi metana akibat aktivitas mikroba. Sehingga
terlintas produksi energi dengan metana namun dianggap beresiko bagi lingkungan. Selain
itu, ada juga usaha penggunaan mikroalga untuk menangkap karbon dioksida yang berasal
dari proses industri yang sedang diselidiki secara ekstensif (Sayre 2010). Dimana mikroalga
memliki potensi untuk menangkap karbon membentuk Biochar dengan pirolisis dalam
keadaan anaerobik yang bisa mengandung carbon hingga 90% dan dapat disimpan dalm yaktu
yg sangat lama tanpa resiko perubahan.
4. Penutup
Penggunaan bioproduk berbasis tumbuhan yang dilakukan bersama penggunaan
energi alternatif lain seperti hidroelektrik, sel bahan bakar nitrogen, nuklir, gelombang, angin,
solar, dan geotermal dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi sehingga
menghasilkan keuntungan bagi lingkungan karena mengurangi emisi gas rumah kaca yang
sangat merugikan bagi lingkungan. Bioenergi dapat diproduksi dari tumbuhan yang hasil
pembakarannya akan diserap lagi oleh tumbuhan dan diubah menjadi biomassa baru dan
diubah lagi menjadi bioenergi. Selain itu, Bioproduk berbasis tumbuhan juga memiliki potensi
yang besar sebagai pengganti berbagai macam biomaterial, ekstrak bahan kimia, dan bahan
baku industri lainnya. Penggunaan bioproduk berbasis tanaman juga dapat menutup siklus
karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.Oleh karena itu, bioproduk ini
harus kita kembangkan dengan baik.