Anda di halaman 1dari 3

Beton Geopolimer: Masa Depan Industri yang Lebih Baik

Selli Indriani

Revolusi industri 4.0 menandai bahwa perkembangan industri semakin pesat.


Meskipun revolusi industri 4.0 lebih menekankan kepada artifical intelligence, tetapi
pembangunannya tentu tidak bisa dihindari. Salah satu aspek dalam revolusi industri yang
dikembangkan adalah sifatnya yang modern tetapi tetap ramah lingkungan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, dunia industrial di Indonesia harus segera beranjak dari berbagai hal
yang sifatnya konvensional menjadi lebih modern.

Salah satu aspek yang harus diubah dalam dunia industrial adalah bahan baku dalam
membangun berbagai jalan, gedung, dan lain sebagainya. Selama ini, masih digunakan bahan
konvensional yang mana turut menyumbangkan faktor dalam mempercepat pemanasan global.
Disampaikan oleh ASI (Asosiasi Semen Indonesia) bahwa faktanya industri semen telah
menghasilkan setidaknya 45,9 juta karbondioksida dalam proses penciptaan semen pada kurun
waktu satu tahun (Arief, 2019). Tentunya ini adalah hal yang sangat buruk karena gas
karbondioksida tersebut mampu membuat lapisan ozon menjadi semakin tipis.

Padahal, penipisan lapisan ozon akan berdampak buruk pada bumi. Lapisan ozon
adalah lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Apabila bumi tidak lagi
memiliki lapisan tersebut, maka sinar berbahaya akan mampu menyebabkan berbagai masalah
pada kulit manusia seperti kanker misalnya. Selain itu, tipisnya lapisan pelindung bumi akan
membuat kutub mencair karena bumi semakin panas.

Selain semen, kenyataannyaa ada banyak sekali bahan-bahan industri yang mampu
membuat keadaan lapisan pelindung bumi ini semakin tipis. Maka dari itu, perlu suatu inovasi
dalam bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan juga berkualitas. Hal ini juga harus
diimbangi dengan jumlahnya yang tersedia di alam secara banyak. Menjawab hal tersebut,
sebenarnya ada bahan yang mampu menjadi solusi. Bahan tersebut bernama beton geopolimer.

Beton geopolimer merupakan bahan bangunan yang memiliki kandungan utama silikon
dan juga alumunium. Selain itu, pada berbagai unsur yang ada di beton geopolimer juga
terdapat unsur bekas buangan hasil industri yang mana adalah fly ash sisa pembakaran batu
bara. Dengan begini, sudah jelas bahwa bahan baku yang satu ini bukan hanya ramah
lingkungan, tetapi mampu mereduksi polusi atau sisa-sisa pembakaran yang ada.
Ada beberapa kelebihan yang disebutkan dari beberapa penelitian yang sudah dibaca.
Kelebihan dari geopolimer ini antara lain adalah kekuatan awal yang sangat kokoh, penyusutan
bahan yang cenderung rendah, memiliki ketahanan yang kuat terhadap korosi, sulfat, asam,
dan lain sebagainya, serta mampu bertahan atas panas dan api hingga 600 derajat celcius. Tentu
dengan kelebihan yang seperti ini menjadikan gedung atau bangunan yang terbuat dari
geopolimer ini akan menjadi awet.

Meskipun begitu, ada juga kelemahan yang menyertai geopolimer ini. Di masa
mendatang ketika bahan ini digunakan, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pengguna bahan
ini harus menanggung lebih banyak biaya atau dengan kata lain bahan ini cukup mahal.
Meskipun demikian, apabila dibandingkan dari keawetannya, ketahanannya, serta keramah-
lingkungannya, maka tentu saja harga yang mahal tersebut sangat sepadan.

Hal ini dikonfirmasi oleh Prof Ridho Bayuaji ST MT PhD selaku dosen Departermen
Teknik Infrasturktur Sipil yang mana dalam pidatonya mengatakan bahwa yakin, dengan
pemakaian bahan geopolimer maka emisi gas karbondioksida dapat dikurangi secara drastis
(Itstri, 2020). Maka dari itu, mengembangkan geopolimer sebagai pengganti semen adalah hal
yang sangat baik. Ini bisa menjadi sebuah gerakan dan gagasan yang mampu merubah dunia
dengan lebih baik karena dimulai dari berbagai bahan yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. M. (2019). Kontraktor Diimbau Gunakan Semen Ramah Lingkungan. Bisnis.Com.


https://ekonomi.bisnis.com/read/20190729/257/1130035/kontraktor-diimbau-gunakan-
semen-ramah-lingkungan

Itstri. (2020). Gubes ITS Petakan Potensi Beton Geopolimer Ramah Lingkungan. ITS News.
https://www.its.ac.id/news/2020/12/11/gubes-its-petakan-potensi-beton-geopolimer-
ramah-lingkungan/
Biodata Penulis

Selli Indriani, lahir di Bogor pada 06 Juli 1997. Bekerja sebagai analis lab di perusahaan yang
bergerak dibidang water treatment and chemical serta berstatus mahasiswa di Universitas Nusa
Bangsa Bogor. Minat saya saat ini sedang fokus kepada proses pengembangan diri. Untuk
Alamat email bisa menghubungi selliindriani97@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai