Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
BIOWASTETRANSFORMER: BAKTERI PINTAR DEGRADATOR SAMPAH
PLASTIK MENGGUNAKAN INSERSI PSEUDOMONAS SP. YANG
TERINTEGRASI SISTEM SENSOR pH SEBAGAI SOLUSI PENUMPUKAN
LIMBAH PLASTIK DI PARIT PERKOTAAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT

Diusulkan oleh :
M. Mualliful ilmi
(1414100059)
Angkatan 2014
Trisna bagus firmansyah
(1414100043)
Angkatan 2014
Agung bagus pambudi
(1414100067)
Angkatan 2014
Aditya prayugo hariyanto
(1114100068)
Angkatan 2014
Nanda rico famas putra
(1114100039)
Angkatan 2014
Kasyfil Albar
(1114100016)
Angkatan 2014
Ahmad Riziki Kurniawan
(1114100081)
Angkatan 2014

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
PKM-GT
1. Judul Kegiatan

: BIOWASTETRANSFORMER: Bakteri Pintar Degradator


Sampah Plastik Terintegrasi Sistem Sensor Ph

Sebagai Solusi
2.
3.

4.
5.

Penumpukan Limbah Plastik Di Parit Perkotaan


Bidang Kegiatan : ( ) PKM AI
( ) PKM GT
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Moh. Mualliful Ilmi
b. NIM
: 1414100059
c. Jurusan
: Kimia
d. Universitas
: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e. Alamat Rumah dan No. Telpon
: Bungah, Gresik /
085604572149
f. Alamat Email
: ilmi.kimia.its@gmail.com
Anggota Pelaksana Kegiatan
: 6 orang
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
:
b. NIP
:
c. Alamat Rumah dan No.Telpon
:
Surabaya, 10

Oktober 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan Kimia FMIPA ITS
,

()
NIP

Wakil Rektor Bidang akademik


Dan kemahasiswaan ITS

Ketua Pelaksana Kegiatan,

()
NIM

Dosen Pendamping,

()
NIP

()
NIP

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SSWT penulis panjatkan, atas segala rahmat
dan hidayah-nya sehingga proposal Program Kreativitas MahasiswaGagasan Tertulis (PKM-GT) dengan judul dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya ke akhir zaman.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan gagasan tertulis ini, yaitu Bapak
Muhammad Taufiq selaku pembimbing mata kuliah WASTEK, kedua orang
tua dan keluara yang telah memberikan motivasi dan dukungan, serta
teman temanJursan Kimia ITS angkatan 2014.
Penulisa menyadari bahwa proposal ini masih kurang sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Penulis berharap semoga proposal Program Kreativitas MahasiswaGagasan Tertulis (PKM-GT) ini dapat direalisasikan sehingga memberikan
manfaat bagi semua pihak

Surabaya, 10 Oktober 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
............................................................................................................ iv
RINGKASAN ..........................................................................................
............................................................................................................ v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 2
GAGASAN
Kondisi Terkini
................................................................................................................2
Solusi yang Pernah Diterapkan
Sebelumnya................................................................... 3
Seberapa Jauh Kondisi dapat
perbaiki................................................................................................ 3
Gagasan yang Diajukan...................................................................... 3
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan..................................................... 4
Langkah-Langkah Startegi Yang Dilakukan ........................................ 5
KESIMPULAN ............................................................................................
............................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 6

iii

RINGKASAN
Pada era modern sekarang ini, kebutuhan akan bahan plastik sangat
banyak dibtuhkan. Begitu banyak jenis bahan yang digunakan dalam
keseharian manusia seperti misalnya untuk mengemas makanan
diantaranya adalah berbagai jenis plastik, kertas, fibreboard, gelas,
tinplate, dan aluminium. Dari data konsumsi plastik dari berbagai belahan
dunia menunjukkan bahwa kebutuhan plastik dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Banyaknya penggunaan bahan plastik adalah
karena bahan Plastik jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam dan
tidak mudah pecah. Keunggulan yang dimiliki plastik, tidak seimbang
dengan kerugian yang akan dialami yaitu tidak dapat didaur ulang dan
tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga
terjadi penumpukan sampah plastik yang menyebabkan pencemaran dan
kerusakan bagi lingkungan. Faktor penyebabnya adalah sampah plastik
berbahan polimer sintetik yang tidak
mudah diurai organisme
dekomposer. penanganan sampah plastik di berbagai negara maju yang
sering digunakan thermal treatment seperti pembakaran, gasifikasi,
pirolisis. Penanganan seperti ini tidaklah efektif karena sampah tidak
terurai secara keseluruhan dan juga berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan.
Pendegradasian sampah menggunakan bakteri merupakan langkah
cerdik guna menangani masalah sampah di parit, apalagi bacteri tersebut
teintegrasikan oleh teknologi sensor dan terinsersi oleh genetic DNA.
Dengan adanya insersi genetic DNA, bakteri mampu berkembang 10x

iv

lebih cepat saat di di lepaskan untuk mendegradasi plastik. Akibatnya


proses pendegradasian akan semakin cepat.
Microba yang digunakan adalah biowastetransformer yaitu bakteri
pintar degradator sampah plastik yang dapat memotong rantai plastik
dan dapat mengubah plastik menjadi molekul yang lebih kecil yang larut
dalam air sehingga lingkungan lebih bersih dan tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan.
Pelaksanaan biowastetransformer ini perlu adanya kerja sama dari
berbagai pihak, terutama dengan pemerintah wilayah setempat dan juga
dari masyarakat sekitar.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini, ada banyak jenis bahan yang digunakan untuk mengemas
makanan diantaranya adalah berbagai jenis plastik, kertas, fibreboard,
gelas, tinplate, dan
aluminium ( Syamsir, E. 2008).
Intensitas
penggunaan plastik sebagai kemasan pangan makin meningkat. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya keunggulan plastik dibandingkan bahan
kemasan yang lain. Plastik jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau
logam dan tidak mudah pecah. Bahan ini bisa dibentuk lembaran
sehingga dapat dibuat kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk
sesuai desain dan ukuran yang diinginkan.
Dari data konsumsi plastik dari berbagai belahan dunia menunjukkan
bahwa kebutuhan plastik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Peningkatan
tersebut
dikarenakan
termoplastik
yang
menjadi
penyumbang terbesar konsumsi total plastik yaitu sekitar 80%, dan
digunakan untuk aplikasi khusus plastik contohnya pengemasan, tetapi

plastik digunakan pula pada aplikasi non-plastik contohnya textile fibres


dan coating (Dewil et al.,2006). Dalam berbagai produk yang tahan lama
plastik dapat ditemukan pada berbagai macam alat elektronik, furniture,
pelindung aki, mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, dan berbagai
produk lainnya.
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai
persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat
diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi
penumpukan sampah palstik yang menyebabkan pencemaran dan
kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat
plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin
menipis dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan persoalan ini, maka
penelitian bahan kemasan diarahkan pada bahan-bahan organik, yang
dapat dihancurkan secara alami dan mudah diperoleh.
Sampah plastik rata-rata memiliki porsi sekitar 10 persen dari total
volume sampah. Dari jumlah itu, sangat sedikit yang dapat didaur ulang.
Padahal, sampah plastik berbahan polimer sintetik tidak mudah diurai
organisme dekomposer. Struktur kimiawinya yang mempunyai bobot
molekul tinggi dan pada umumnya memiliki rantai ikatan yang kuat
sehingga plastik membutuhkan waktu yang lama terurai di alam. Butuh
300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna.
Membakar plastik pun bukan pilihan baik. Plastik yang tidak sempurna
terbakar, di bawah 800 derajat Celsius, akan membentuk dioksin.
Senyawa inilah yang berbahaya (Vedder, T. 2008).
Selama ini penanganan sampah plastik di berbagai negara maju
sering digunakan thermal treatment seperti pembakaran, gasifikasi,
pirolisis. Pembakaran sampah plastik akan menimbulkan masalah baru
yaitu pencemaran udara yang dihasilkan dari emisi gas pembakaran
plastik yang beracun. Sedangkan gasifikasi dan pirolisis akan
menghasilkan gas dan kemudian gas tersebut dikondensasi menjadi
cairan yang kaya akan campuran rantai karbon yang bisa digunakan
sebagai campuran bahan bakar apabila diproses lebih lanjut. Di sisi lain
proses pirolisis menimbulkan masalah baru yaitu sisa pembakaran dari
proses pirolisis yang berupa padatan. Padatan tersebut mencemari
lingkungan sekitar karena tidak mudah terurai, sehingga sisa padatan dari
proses pirolisis plastik tersebut tidak bisa langsung dibuang ke tanah
ataupun secara langsung digunakan sebagai produk.
Untuk itu, diperlukan suatu inovasi yang bisa meminimalisasi zat
buang hasil dari pengolahan sampah plastik, sehingga proses pengolahan
sampah plastik tidak berdampak negatif bagi lingkungan, proses tersebut

dilakukan dengan menggunakan mikroba yang direkayasa dengan


menginsersi gen yang dapat menguraikan sampah, sehingga mikroba
tersebut dapat memotong rantai plastik dan dapat mengubah plastik
menjadi molekul yang lebih kecil sehingga tidak lagi mencemari
lingkungan, sistem tersebut nantinya akan terintegrasi dengan sensor pH
untuk mengatur jumlah bakteri yang dibutuhkan dan penetralan air yang
asam.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan karya tulis ini adalah menyajikan sebuah gagasan untuk
mengatasi penumpukan sampah plastik dengan cepat dan tidak
menghasilkan zat buangan yang dapat terakumulasi di lingkungan, karena
menggunakan metode yang ramah lingkungan. diharapkan gagasan ini
dapat menjadi metode acuan dalam mengatasi limbah plastik, sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan penumpukan sampah plastik di paritparit yang ada di daerah perkotaan, selain mengganggu secara estetika
juga dapat menyelesaikan masalah penyumbatan selokan akibat
penumpukan sampah plastik yang berakibat banjir dan dapat menjadi
sarang penyakit.
GAGASAN
Kondisi Terkini
Parit adalah salah satu bentuk pengolahan sanitasi air yang
digunakan oleh masyarakat untuk mengelola dan membuang air yang
sudah tidak digunakan. Namun beberapa tahun terakhir,Bentuk sanitasi
air ini telah beralih fungsi menjadi tempat pembuangan akhir sampah
bagi masyarakat sekitarnya.Sehingga sungai dan parit tersebut dapat
dengan mudah meluap dan menggenangi rumah warga sekitar ketika
sedang musim hujan atau ketika air laut sedang pasang. Selain mudah
meluap, sampah yang berada di sungai dapat menyebabkan polusi dan
munculnya berbagai penyakit, seperti gatal, diare, disentri dan penyakit
lainnya.

Tingkah laku dengan membuang sampah pada sumber sanitasi


ditambah dengan dampak perubahan iklim juga telah menyebabkan
meningkatkanya kerentanan masyarakat, terutama mereka yang tinggal 2
di pesisir, potensi tenggelamnya pemukiman akibat naiknya permukaan
air laut merupakan dampak nyata yang akan dialami oleh masyarakat jika
tindakan pencegahan tidak segera dilaksanakan (Walhi:2011).
Selama ini pemerintah belum maksimal untuk mengatasi masalah
lingkungan dan kesehatan masyarakat, karena kendala intern dan kendala
dari masyarakat sendiri, khususnya kesehatan lingkungan kampung dan
keluarga nelayan di Indonesia. Masih banyak masyrakat sekitar pantai dan
terutama sekitar sungai yang acuh tak acuh dengan kebersihan dan
kesehatan lingkungan dengan masih membuang sampah ke sungai, baik
itu sampah rumah tangga maupun sampah industri. Mereka belum
mampu untuk mengolah sampah tersebut dengan benar.
Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya
Terdapat beberapa solusi yang pernah ditawarkan untuk mengolah
sampah tersebut dan mengatasi dampak yang ditimbulkan. penanganan
sampah plastik di berbagai negara maju sering digunakan proses thermal
seperti pembakaran, gasifikasi, pirolisis. Sampah plastik yang diolah
secara pirolisis akan terurai dan membentuk senyawa yang lebih kecil
yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar,akan tetapi
penggunaan cara ini menimbulkan masalah baru yaitu sisa pembakaran
dari proses pirolisis yang berupa padatan dan gas yang tetap mencemari
lingkungan dan tidak dapat terurai oleh alam.
Cara lain yang digunakan yaitu dengan membuat plastik yang dapat
terurai yaitu biodegradable platic,slah satunya pembuatan plastik
biodegradible dari pati dengan aditif senyawa limonen,akan tetapi
penggunaan senyawa organik yang dapat terurai ini juga menimbulkan
masalah baru yaitu pencemaran senyawa organik yang dapat
menurunkan kadar DO dalam air sehingga merusak ekositem yang ada.

Seberapa Jauh Kondisi dapat Diperbaiki


sampah dengan BIOWASTETRANSFORMER

melalui

degradasi

Melihat dari berbagai masalah yang disebabkan oleh penumpukan


sampah di daerah kota yang notabennya memiliki lahan sampah yang
relative sedikit, maka solusi alternative dengan digunakannya teknik
pendegradasian sampah dengan bakteri yang terintegrasi teknologi dan
terinsersi geneik DNA tentu sangat efisien. Mengingat dengan teknik ini
tidak perlu atau tidak dibutuhkan lahan yang luas serta tidak mencemari
lingkungan sekitar serta proses degradasi yang singkat sehingga mampu
menjadi opsi solusi atas permasalahan penumpukan sampah terutama di
daerah perkotaan.
Gagasan yang Diajukan
Masyarakat yang cendrung bersifat konsumtif, apatis terhadap
limbah yang mereka buang di lingkungan, menyebabkan terjadinya
berbagai pencemaran yang berujung pada bencana. Maka diperlakukan
solusi
penanganan
sampah
plastik.
Dengan
teknologi
BIOWASTETRANSFORMER: Bakteri Pintar Degradator Sampah Plastik
Terintegrasi Sistem Sensor pH Sebagai Solusi Penumpukan Limbah Plastik
Di Parit Perkotaan, sampah yang menumpuk diparit dialirkan ke suatu pipa
sebesar parit (dibuat tidak ada Makhluk hidup yang berada di wilayah
tersebut) yang memiliki penyaring untuk mencegah sampah lewat.
Kecepatan aliran air diatur dari hilir parit sedemikian dan sebelum 3
mencapai hilir (sungai), terdapat penyumbat terintegrasi sensor pH yang
tidak akan terbuka sebelum kondisi air aman untuk dialirkan ke sugai.
Diharapkan rancangan teknologi ini mampu mendegradasi semua
sampah. dalam waktu kurang dari 24 jam
Rancangan alat ini berupa 2 tabung pipa yang memiliki fungsi yang
bertahap. tahap pertama terdapat penyaring yang dipasang sensor
massa. Sensor ini memiliki batas maksimum sebesar 10 kg dan di atas
pipa terdapat tempat pembiakan bakteri yang telah mengalami rekayasa
genetik berupa peginsersian gen sehingga mampu mendegradasi lebih
cepat. Sistem kerja pada bagian ini dimulai dengan mengalirkan sampah
yang menumpuk di parit ke suatu pipa seukuran parit (dibuat tidak ada
Makhluk hidup yang berada di wilayah tersebut) yang memiliki penyaring
untuk mencegah sampah plastik lewat. Setelah massa sampah mencapai
10 kg maka sensor akan membaca dan bakteri pada tempat pembiakan
terbuka. Jumlah bakteri yang keluar disesuaikan dengan jumlah sampah
plastik dalam tabung. Setelah sampah plastik telah dihancurkan, maka
bakteri tersebut akan mengekskresikan zat toksik yang membunuh dirinya
sendiri sehingga menyebabkan turunnya pH air.

Air dengan dengan pH rendah dialirkan secara perlahan menuju


tabung 2, tabung ini didesain berkelak-kelok dengan sensor pH. Sensor
menerima data analog kemudian ditransmisikan menuju mikrokontroller
untuk membuka tempat yang berisi CaO (Kalsium Oksida) serbuk yang
ditempatkan di atas pipa. Jumlah CaO yang diturunkan tergantung tingkat
keasaman air. Proses penghitungan jumlah CaO yang dikeluarkan
menggunakan prinsip titrasi asidimetri. Tujuan pemberian CaO ialah
untuk menaikan pH air agar mendekati 7.
Sebelum aliran dilepas ke sungai, dipasang suatu penyumbat yang
terintegrasikan sensor pH. Prinsip kerja sensor ini adalah, ketika pH akhir
dari air dibawah 6, maka penyumbat tidak akan mengalirkan aliran parit
ke sungai. Ketika kondisi pH terpenuhi (pH mendekati 7). Penyumbat akan
otomatis membuka sehingga air dapat mengalir menuju sungai. Fungsi
penyumbatan dalam kasus ini adalah untuk menatur volume parit supaya
tetap sehingga proses titrasi (netralisasi) dapat dianalisis secara akurat.
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan guna Membantu
Mengimplementasikan Gagasan
BIOWASTETRANSFORMER
sebagai
upaya
untuk
mengatasi
problematika masyarakat dengan cara mendegradasi sampah plastik
berlimpah yang dapat menyebabkan banyak dampak negatif menjadi bahan
lain yang dapat larut dalam air. Pengimplementasian gagasan ini perlu
adanya peran dari berbagai macam pihak, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah , para peneliti yang ahli dalam bidangnya, media
massa, serta masyarakat khususnya masyarakat Surabaya.
Pemerintah
pusat
bertugas
dalam
pembuatan
kebijakan
kewenangan dalam pembangunan Tenologi BIOWASTETRANSFORMER
terintegrasi ini, sehingga pembangunan ini memiliki ijin yang sah.
Pemerintah daerah bertugas dalam pengawasan pembangunan
Tenologi BIOWASTETRANSFORMER ter integrasi
ini di wilayah
perkotaan. Selain itu pemerintah daerah juga sebagai pelaksana
dalam proses pembangunan ini, karena sebagai wujud pertanggung
jawaban kepada pemerintah pusat.
Para peneliti yang ahli dalam bidangnya bertugas sebagai
pengonsep rancangan bangunan menara kaktus ini agar dapat berfungsi 4
dengan baik.
Media masa bertugas dalam rangka sebagai sumber pemberitaan
kepada publik. Sehingga melalui media masa pemerintah daerah mampu
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang cara kerja serta
manfaat dari Tenologi BIOWASTETRANSFORMER ter integrasi ini melalui
media audio, media visual, media cetak, dan internet.
Masyarakat yang telah mengetahui tentang adanya Tenologi
BIOWASTETRANSFORMER ter integrasi ini harus berpartisipasi dalam
menjaga perkembangan teknologi ini.
Peran serta dari seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat

membantu berdirinya menara ini. Apabila pembangunan menara ini


berjalan dengan baik maka akan membantu mengatasi salah satu
permasalahan di wilayah perkotaan yaitu menumpuknya sampah plastik
di parit-parit dan menghapuskan opini bahwa sampah plastik merupakan
sampah abadi.
Langkah-Langkah Startegi Yang Dilakukan Untuk
Mengimplementasikan Gagasan
a. Membuat program pengembangan tekoloi
BIOWASTETRANSFORMER: Bakteri Pintar Degradator Sampah Plastik
Terintegrasi Sistem Sensor Ph Sebagai Solusi Penumpukan Limbah
Plastik Di Parit Perkotaan.
b. Menentukan wilayah atau tempat yang dapat menjadi sasaran
untuk pengimplentasian teknologi ini
c. Melakukan penelitian tentang kecepatan pertumbuhan dan
pendegradasian oleh bakteri degradator
d. Melakukan koordinasi lembaga penelitian dengan lembaga-lembaga
yang lain atau dengan indsutri terkait
e. Membangun kerjasama, memprioritaskan riset dan pengolaan dana
untuk tujuan membuat riset terpadu guna membangung
pengembangan teknologi BIOWASTETRANSFORMER secara mandiri.
KESIMPULAN
Penggunaan Biowastetransformer dapat menyelesaikan problem
penumpukan sampah plastik di parit perkotaan. Pengembangan metode
pengolahan plastik yang ramah lingkungan di Indonesia mempunyai
potensi yang sangat besar, hal itu disebabkan selama ini teknik
pengolahan sampah masih menggunakan teknik yang kurang ramah
lingkungan dan menghasilkan zat sisa yang dibuang kembali di
lingkungan.
Penguraian
sampah
plastik
dengan
menggunakan
biowastetransformer dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dari
pengumpulan sampah, pemberian bakteri pengurai, pengontrolan koloni
bakteri hingga proses penetralan air sisa pengolahan. Adapun Strategi
optimalisasi potensi pengembangan biowastetransformer di Indonesia
meliputi aspek riset biologi sintetik, aliran air sungai, infrastruktur
pendukung pengolahan limbah, ekonomi, dan sosial.
Pengembangan biowastetransformer di Indonesia melibatkan
berbagai stakeholder, Pemerintah pusat sebagai pihak pemberi ijin, dan
penyokong dana, pemerintah kota yang berperan sebagai mitra utama
penyedia lingkungan sehat bagi warga perkotaan, Para peneliti yang ahli
dalam bidangnya dapat berperan dalam pengembangan metode dan
peningkatan efisiensi metode, dan peran paling utama dilakukan oleh 5
Masyarakat yang bersinggungan langsung dengan wilayah parit.

Melalui biowastetransformer diharapkan permasalahan penumpukan


sampah plastik di parit-parit perkotaaan dapat segera terselesaikan,
karena selaama ini penumpukan sampah di parit seringkali menyebabkan
berbagai masalah mulai dari banjir, hingga akumulasi penyakit menular,
sehingga kualitas kesehatan masyarakat perkotaaan dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrados et al., 2011. Pyrolysis of Plastik Packaging Waste : A Comparison
of Plastik Residuals from Material Recovery Facities with Simulated
Plastik Waste. Waste Management (2011).
Chee, J. Y., Yoga S. S., Lau, N. S., Ling, S. C., Abed R. M. M., Sudesh K. L.
2010.
Bacterially
Produced
Polyhydroxyalkanoate
(PHA):
Converting Renewable Resources into Bioplastiks. Appl Microbiol &
Microbiol Biotech A Mendez Vilas (Ed)
Gupta, S. B., Ghosh, A., Chowdhury, T. 2010. Isolation of stress tolerant
plastik loving bacterial isolates from old plastik wastes. J of Agric
Sci 6 (2) : 138-140
Howard, G.T., 2002. Biodegredation of polyurethane: a review.
International Biodeterioration and Biodegradation 49 (1), 245
252.
Mulyadi,E.,2004, Termal Dekomposisi Sampah Plastik , Jurnal Rekayasa
Perencanaan, ISSN 1829-913x, Vol-1
Oakley Philip. 2010. Reducing the Water Absorption of Thermoplastik
Starch Processed by Extrusion [thesis]. Toronto: Graduate
Departement of Chemical Enginerring and Applied Chemistry,
University of Toronto.
Sahwan, F.L., Martono, D.H., Wahyono, S., Wisoyodharmo, L.A., 2005,
Sistem Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia, Jurnal Teknik
Lingkungan BPPT 6 (1), halaman 311-318

66

Anda mungkin juga menyukai